Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu & Tempat

Penelitian ini dilakukan di Taman Eksperimental Greenhouse Fasilitas Pertanian


Universitas Kadiri Kediri, Jawa Timur, dari 2021 hingga 2021 April 2021

3.2 Bahan & Alat

1. Bahan

Bahan yang saya gunakan dalam review ini antara lain benih jagung merk Talenta
F1 ukuran 500 gram diambil dari gudang terdekat, NPK kompos yang digunakan dalam
review ini adalah pupuk NPK Mutiar 15-15-15. Semprotan serangga yang digunakan
adalah semprotan serangga alami dan racun serangga sintetis dengan porsi dan perlakuan
yang disetujui.
2. Alat

Perlengkapan yang saya siapkan untuk penelitian seperti penggali, penggaruk,

tugal, tangki, hand sprayer, penggaris, meteran, sketsa, wadah, timbangan logika, kertas

nama, tali rafia, perangkat keras penyusun dan masih banyak lagi digunakan untuk

penelitian di pembibitan .

3.3 Rancangan Percobaan

Konfigurasi pengujian yang digunakan dalam eksplorasi ini adalah Rancangan

Acak Kelompok (RAK) faktorial 5x2, dengan 3 ulangan. Ada 2 variabel yang diteliti,
yaitu jenis semprotan serangga dan konvergensi racun serangga.Faktor macam

Insektisida ( I ) tediri atas 4 taraf, yaitu :

M1 = Bt Plus (Bacillus sp)

M2 = Metarizep (Bauveria s.)

M3 = Proclaim (Emmamectin Benzoat 5%)

M4 = Sidasat (Asefat 75%)

M5 = Winder ( Imidakloprid 75%)

Faktor konsentrasi larutan insektisida ( K ) terdiri dari 2 taraf , yaitu :

K1 = 1 gram/liter

K2 = 3 gram/liter

Jumlah ulangan dianggap telah cukup baik bila memenuhi persamaan berikut :

Dari penjelasan diatas terdapat 30 unit satuan perlakuan. Susunan pada kombinasi

perlakuan dapat dilihat di tabel 1.

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan antara macam insektisida dan dosis insektisida

Table 1 Susunan Kombinasi Perlakuan

no. Kombinasi Perlakuan Insect Dosis Insect


Perlakuan
1 M1K1 Bacillus sp. 1gr/l
2 M1K2 Bacillus sp. 3gr/l
3 M2K1 Bauveria sp 1gr/l
4 M2K2 Bauveria sp 3gr/l
5 M3K1 Emmamectin Benzoat 1gr/l
6 M3K2 Emmamectin Benzoat 3gr/l
7 M4K1 Asefat 1gr/l
8 M4K2 Asefat 3gr/l
9 M5K1 Imidakloprid 1gr/l
10 M5K2 Imidakloprid 3gr/l

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.1.1. Pengolahan Tanah


Proses olahan tanah dicoba memakai cangkul, tanah yang diolah cuma bagian Top Soil
dengan kedalaman kurang lebih 20 centimeter. Tanah dibiarkan sepanjang seminggu, setelah
itu dicoba pembuatan plot perlakuan luas 13x8( meter).
3.1.2 Penanaman
. Penanaman dicoba bertepatan dengan pembuatan lubang tumbuhan dipakai jarak

tanam ialah 20 x 70 centimeter dengan luas bedengan 1x1, 5 m.

3.1.3 Aplikasi Pupuk


Dalam setiap masa tanam, jagung manis harus dipupuk sebanyak 3 kali. Pemupukan lebih
awal, terutama pada saat menabur. Kedua, pemupukan setelah batch pertama saat tanaman
berumur 15 hari. Ketiga, terapkan tahap kedua saat pohon berumur 30 hari.
1. Pemupukan Esensial Dalam persiapan dasar, porsi perlakuan yang tepat untuk tanaman

jagung manis adalah 500 kg, phonska 150 kg dan urea 75 kg untuk setiap hektar.

Perlakuan dikembangkan dengan cara meletakkannya langsung di dekat biji dalam kolom

tanaman dengan jarak 10-15 cm. Motivasi pupuk kandang ini adalah untuk memberikan

suplemen yang memadai bagi perkembangan benih jagung manis.

2. Persiapan Ekstra Awal Perlakuan awal berikut dapat dilakukan ketika tanaman jagung
manis telah tiba pada umur 15 hari setelah tanam. Kompos juga digunakan, termasuk 150

kg phonska dan 75 kg urea untuk setiap hektar. Dengan beredarnya kedua kompos ini,

pengembangan jagung manis diandalkan tetap sangat bermanfaat. Tidak hanya itu,

tanaman jagung manis juga memiliki perlindungan yang lebih baik dari serangga dan

infeksi.

3. Pola Persiapan Kedua Perlakuan pola kedua selesai pada saat tanaman jagung tiba pada

umur 30 hari setelah tanam. Interaksi ini tergantung pada kompos spesifik yang

bermanfaat untuk mendukung perkembangan tanaman, misalnya urea dalam ukuran

hingga 150 kg untuk setiap hektar. Selain pemberian kompos yang tepat, tanaman jagung

manis juga harus disiram secara rutin untuk memenuhi kebutuhan air dan kelembapannya.

Usahakan untuk tidak membiarkan tanaman mengering karena kondisi tanah yang sangat

kering tulang.(Pusluhtan Kementan, 2019).

3.1.4 Aplikasi Insektisida

Pengaplikasian insektisida sesuai dengan perlakuan dan konsentrasi yaitu 5 macam

insektisida yaitu Bt Plus, Metarizep, Proclaim, Sidasat, winder dengan Konsntrasi 1gram/liter

dan 3gram/liter. Penyemprotan spray dimulai 14HST dengan interval 14 hari sekali sampai

dengan umur 45 HST. Penyemprotan dilaksanakan tiap pagi hari.

3.1.5 Pemeliharaan

a. Penyulaman

Pesulaman dilakukan saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam. Tanaman yang

tumbuh 2 batang setelah berumur empat belas hari, harus dihilangkan 1 batangnya dengan

cara memotong salah satu tanaman yang tidak berkembang baik.

b. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan pertama dilakukan pada umur 3 minggu setelah tanam. Penyiangan kedua

saat tanaman berumur 6 minggu setelah tanam. Penyiangan kedua ini dilakukan pada saat
penanaman, yaitu dengan menggerogoti atau menyiangi dengan tangan gulma yang tumbuh

dan mengikis dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak mengganggu akar.

3.1.6 Panen

Panen dicoba pada usia 70 hari sehabis tanam. Panen dilakukan memetik tongkol dari

batangnya dengan metode dipatahkan.

3.5 Pengamatan

Beberapa parameter yang diamati dalam penelitian ini, antara lain:

1. Tinggi Tanaman ( centimeter)

Ukuran tanaman diukur dari pangkal batang sampai daun paling atas menggunakan

meter dalam sentimeter. Pengamatan dilakukan pada umur 15, 30 dan 45 DAP.

2. Jumlah Daun

Hitung jumlah ilustrasi pohon berdaun. Pengamatan dilakukan pada umur 15, 30 dan

45 DAP.

3. Diameter Batang( milimeter)

Diameter pangkal batang diukur 10 cm dari permukaan tanah menggunakan

pengukur milimeter. Pengamatan dilakukan pada umur 15, 30 dan 45 DAP

4. Berat Tongkol tanpa kelobot( gram)

Berat tongkol tanpa kelobot dihitung pada dikala panen dengan memakai timbangan

dalam satuan gr, dengan metode menimbang tongkol tumbuhan sample.

5. Diameter Tongkol Tanpa Kelobot( milimeter)

Diameter tongkol tanpa cangkang diukur saat panen menggunakan penggaris dalam

milimeter.

6. Panjang Tongkol Tanpa Kelobot( centimeter)

Panjang buah tanpa klobot diukur pada saat panen. Dengan mengukur tongkol yang
sudah dikupas dari pangkal sampai ujung tongkol.

7. Persentase Serangan Hama Ulat Grayak


Pengamatan presentase hama ulat grayak dilakukan pada saat tanaman berumur 14HST
sampai dengan 40HST sesuai umur hidup ulat grayak dengan mengamatai 5 sampel tanaman
pada masing-masing unit plot. Daun yang terserang dicatat kemudian di hitung jumlahnya .
adapun rumus yang digunakan untuk mnghitung :

Keterangan :
P = Presentase Serangan (%)
a = Jumlah daun yang terserang
b = Jumlah daun yang diamati .
menurut (Busniah, Munzir; Syahrawati, 2009) penilaian pada tingkat serangan
persentase tanaman terserang dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Penilaian terhadap persentase serangan hama pada tanaman Jagung Manis
Persentase Klasifikasi Tingkat Serangan

<10% Sangat Rendah


10-50% Rendah
51-75% Sedang
.75% Tinggi

3.6 Analisis Data

jika hasil uji F membuktikan pengaruh yang berbeda nyata maka akan dilanjutkan

dengan uji beda rata yaitu uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% dengan persamaan sebagai

berikut:

BNT0,05 = t 0.05; dbg

Dimana :

BNT0,05 = Beda Nyata Terkecil pada taraf 5 % t0,05

( dbg ) = Nilai baku t pada taraf 5 %;

KT g = Kuadrat tengah galat


r = Jumlah ulangan

Anda mungkin juga menyukai