Anda di halaman 1dari 6

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi dan Morfologi Jagung


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan
dan berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat,
sedikit berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m.
Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan.
Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae,
Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone,
Ordo: Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L.
(Paeru dan Dewi, 2017).
Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe
akar. yaitu akar seminal, akar udara, dan akar adventif. Akar seminal tumbuh
dari radikula dan embrio, akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau
lebih buku terbawah dekat permukaan tanah sedangkan akar adventif disebut
juga akar tunjang. Perkembangan akar pada tanaman jagung bergantung pada
varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah (Riwandi et al. 2014). Batang
tanaman jagung manis beruas - ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara 10 -
40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang kecuali pada jagung manis
sering tumbuh beberapa cabang (anakan) yang muncul pada pangkal batang.
Panjang batang jagung berkisar antara 60 - 300 cm atau lebih tergantung tipe
dan jenis jagung. Ruas bagian batang atas berbentuk silindris dan ruas-ruas
batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah
berkembang menghasilkan tajuk bunga betina (Hasibuan, 2004).
Bunga tanaman jagung termasuk monoecious, yaitu bunga jantan dan
betina terdapat pada satu tanaman. Bunga jantan terletak di ujung batang yang
berbentuk malai dan bunga betina terletak di pertengahan batang, berbentuk
tongkol. Jumlah baris biji dalam tongkol sebanyak 10 - 14, setiap tongkol
terdiri dari 200 - 400 butir. Tanaman jagung adalah protandri, dimana pada
sebagian besar varietas, bungacommit to user
jantannya muncul (anthesis) 1 - 3 hari sebelum

4
library.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

rambut bunga betina muncul (silking). Keadaan tercekam (stress) terjadi karena
kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda sedangkan
keluarnya malai tidak terpengaruh. Semakin besar interval antara keluarnya
bunga jantan dan betina semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan
penyerbukan terhambat sehingga hasil berkurang (Subekti et al. 2007).
Biji jagung terdiri atas empat bagian utama, yaitu: kulit luar (perikarp)
(5 %), lembaga (12 %), endosperma (82 %) dan tudung biji (tin cap) (1 %).
Kulit luar merupakan bagian yang banyak mengandung serat kasar atau
karobohidrat yang tidak larut (non pati), lilin dan beberapa mineral. Lembaga
banyak mengandung minyak. Total kandungan minyak dari setiap biji jagung
adalah 4 %. Sedangkan tudung biji dan endosperm banyak mengandung apti.
Pati dalam tudung biji adalah pati yang bebas sedangkan pati pada endosperm
terikat kuat dengan matriks protein (gluten) (Budiman, 2004).
B. Syarat Tumbuh Jagung
Jagung umumnya ditanam di dataran rendah, di lahan sawah tadah
hujan maupun sawah irigasi. Penanaman tetap dapat dilakukan di daerah
dataran tinggi pada ketinggian 1000-1800 mdpl. Tanah dengan kemiringan
sampai 8 % masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus
terhadap miringnya tanah, dengan tujuan untuk mencegah erosi yang terjadi
pada waktu turun hujan besar (Rukmana, 2007).
Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 0-1.300 mdpl dan dapat hidup baik di daerah panas maupun dingin.
Selama pertumbuhannya tanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari
yang cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Iklim diakhir bulan
kering akan berpengaruh terhadap kemampuan tanah menahan air sehingga air
tersedia untuk kebutuhan tanaman dan evaporasi. Tanah di lahan kering berupa
Ultisol atau Oksisol memiliki kemampuan menahan air rendah, sehingga
cekaman kekeringan juga menjadi kendala. Pengkajian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi pertumbuhan tanaman jagung untuk
terhindar dari serangan penyakit (Purwono, 2005).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6

Keadaan suhu yang dikehendaki tanaman jagung adalah suhu yang optimal
antara 27 ºC – 32 ºC. Suhu sekitar 30 ºC akan mengakibatkan perkecambahan biji
jagung lebih cepat dan suhu tinggi lebih dari 40 ºC akan mengakibatkan kerusakan
embrio sehingga tanaman tidak berkecambah. Keasaman tanah (pH) yang terbaik
untuk jagung manis adalah sekitar 5,5 –7,0. Faktor iklim yang terpenting adalah
jumlah dan pembagian sinar matahari, curah hujan, temperatur, kelembaban dan
angin (Iskandar, 2003).
Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak,
terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbung, dan saat pengisian biji.
Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun.
Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara
umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman per hari saat kondisi
panas dan berangin. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa kekurangan
air pada saat 3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil
hingga 30%. Sementara kekurangan air yang selama pembungaan akan
mengurangi jumlah biji yang terbentuk (Purwono dan Hartono, 2005).
C. Jagung Hibrida
Jagung hibrida merupakan hasil dari persilangan sepasang atau lebih tetua
(galur murni) yang mempunyai sifat unggul. Jagung hibrida merupakan keturunan
pertama (F1) dari hasil persilangan antara galur-galur, antara galur single cross
dengan varietas bersari bebas atau antar dua varietas bersari bebas. Langkah awal
yang dilakukan dalam program hibrida adalah mencari populasi-populasi superior
yang merupakan pasangan heterotik atau melakukan pembentukkan populasi baru.
Bertujuan untuk memaksimalkan karakter penting, selain mempertahankan
karakter lain pada tingkat yang sama atau di atas standar minimum untuk diterima
sebagai varietas komersial (Takdir et al. 2007).
Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui penggunaan benih
hibrida bermutu. Varietas hibrida merupakan varietas unggul hasil pemuliaan
tanaman yang terbukti mampu berproduksi 15% lebih baik dibandingkan varietas

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7

bersari bebas. Rata-rata hasil produksi benih jagung hibrida dalam beberapa
dekade terakhir masih tergolong rendah, walaupun jika dibandingkan dengan
varietas bersari bebas benih hibrida masih menempati posisi tertinggi dalam hal
produksi. Rata-rata hasil benih jagung hibrida yang masih terbilang rendah
menyebabkan harga benih hibrida F1 mahal. Perlu adanya upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan pertumbuhan tetua betina sehingga produktivitas dan mutu
benih jagung hibrida yang tinggi dapat dipenuhi (Sari et al. 2018).
Jagung hibrida berpotensi memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan
dengan jagung komposit (bersari bebas), karena hibrida mempunyai gen-gen
dominan yang mampu memberi hasil tinggi. Hibrida dikembangkan berdasarkan
gejala hybrid vigor atau heterosis dengan menggunakan populasi generasi F1
sebagai tanaman produksi. Varietas hibrida selalu diperbaharui untuk
mendapatkan generasi F1 (Ginting et al. 2013).
D. Pupuk Fosfat
Pemupukan merupakan suatu tindakan pemberian unsur hara pada
tanaman, baik pada tempat tumbuh atau pada bagian tanaman dengan tujuan untuk
mendapatkan pertumbuhan yang normal dan subur sehingga mampu memberikan
pertumbuhan dan produksi yang baik. Pupuk yang ditambahkan dapat berupa
pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pemupukan bertujuan untuk memelihara
atau memperbaiki kesuburan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat,
subur, dan sehat (Marvelia et al. 2006).
Daya hasil jagung hibrida akan semakin tinggi apabila pemupukan
dilakukan secara tepat dan benar. Terdapat 2 jenis pupuk yaitu organik dan
anorganik. Pupuk fosfat alam mengandung fosfor (P) merupakan salah satu dari
tiga unsur makro atau esensial selain nitrogen dan kalium, yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Sebagian besar tanah di Indonesia yaitu 68% dari total
lahan termasuk tanah yang memiliki defisiensi unsur hara P. Unsur hara P
merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan jagung. Upaya untuk

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8

mengatasi masalah defisiensi P dilakukan dengan pemupukan P (Puspitasari et al.


2018).
Serapan hara P yang tinggi membantu pembentukan inti sel, dan berperan
penting bagi perkembangan jaringan meristem. Ketersediaan P yang tinggi dalam
larutan tanah akibat dari pemupukan P memungkinkan penyerapan hara yang
tinggi oleh tanaman. Hasil tanaman jagung terus meningkat seiring dengan
meningkatnya dosis pupuk fosfat yang diberikan ke dalam tanah. Dosis anjuran
untuk tanaman jagung adalah pupuk N sebanyak 200-300 kg.ha-1, P sebanyak 150
kg.ha-1, dan K sebanyak 100 kg.ha-1 (Isrun, 2006).
Fosfor penting dalam penyimpanan dan transfer energi. Hal tersebut
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan merangsang pertumbuhan akar yang
memperhitungkan pemanfaatan nutrisi yang lebih baik. Di bawah kondisi sangat
asam, pembentukan mineral besi (Fe) dan aluminium (Al) fosfat menghasilkan
penurunan kelarutan P. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan
yang tinggi (p <0,05) antara perlakuan dalam hal P yang diekstraksi sebelumnya
dan setelah panen (Sabijon dan Sudaria, 2018).
Unsur P di dalam tanah berasal dari bahan organik (pupuk kandang dan
sisa tanaman), pupuk buatan, dan mineral-mineral di dalam tanah. Jenis P di dalam
tanah yaitu P organik dan P anorganik. Tanaman menyerap P dalam bentuk P
anorganik. Ketersediaan P anorganik dipengaruhi oleh faktor kemasaman tanah,
senyawa Fe, Al, dan Ca yan terlarut, tingkat dekomposisi bahan organik, dan
aktivitas mikroorganisme (Hardjowigeno, 2007).
Fosfat alam bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kondisi asam
dengan kadar P2O5 dan kelarutannya bervariasi, lambat melepaskan P (slow
release), dan mengandung hara Ca dan Mg cukup tinggi dan unsur mikro Mg, Zn,
Cu, B, Mn, 8 Al, Fe, serta logam berat Cd, Pb, As, Ni, dan Co. Kualitas fosfat
alam ditentukan oleh kelarutan dan efektivitasnya. Tingkat kelarutan fosfat dapat
diketahui melalui pelarutan dalam asam sitrat 2%, amonium sitrat pH 7, dan asam
format 2%. Persentase kelarutan P2O5 dalam asam sitrat terhadap kadar P2O5

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9

pada mineral apatit juga dapat diketahui melalui uji efektivitas agronomis. Uji
efektivitas agronomis dilakukan untuk mengetahui respons tanaman terhadap
pemberian pupuk fosfat alam, yang ditunjukkan oleh nilai relative agronomi
effectiveness (RAE) (Hartatik, 2011).
Pupuk fosfat mengandung fosfor (P) yang merupakan salah satu dari tiga
unsur makro atau esensial selain nitrogen (N) dan kalium (K). Pupuk fosfat
umumnya dibuat dari batuan fosfat alam melalui proses industri, meskipun
sebenarnya batuan fosfat alam dapat diaplikasikan langsung ke tanah, tetapi
lambat dalam menyediakan hara. Pupuk SP-36 merupakan pupuk anorganik
berbentuk butiran yang memiliki kandungan P2O5 total dengan kadar minimal
36%, P2O5 larut asam sitrat minimal 34%, P2O5 larut dalam air minimal 30%,
kadar air maksimal 5%, serta asam bebas sebagai H2PO4 maksimal 6% (Suciati,
2004).
Hipotesis
Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Pemberian pupuk fosfat 150kg/ha akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil
jagung hibrida (Zea mays)

commit to user

Anda mungkin juga menyukai