Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung

Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah

salah satu jenis tanaman biji - bijian yang menurut sejarahnya berasal dari

Amerika. Orang-orang Eropa yang datang ke Amerika membawa benih jagung

tersebut ke negaranya. Melalui Eropa tanaman jagung terus menyebar ke Asia dan

Afrika. Baru sekitar abad ke-16 tanaman jagung ini oleh orang Portugis dibawa ke

Pakistan, Tiongkok dan daerah-daerah lainnya di Asia termasuk Indonesia

(Wirawan, 2007).

Di Indonesia daerah - daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah,

Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa

Timur dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain

tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung

(Warisno, 2007).

Menurut Tjitrosoepomo, (2000) tanaman jagung dalam tata nama atau

sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea
4

Spesies : Zea mays L.

Secara morfologi bagian - bagain tanaman jagung yaitu ada akar, batang,

daun, bunga dan tongkol. Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim.

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah

cukup dewasa muncul akar adventif dari buku - buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman. (Burhanuddin, 2009).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak

tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang tanaman jagung bulat

silindris, tidak berlubang, dan beruas – ruas (berbuku – buku) sebanyak 8 – 20

ruas. Jumlah ruas tersebut bergantung pada varietas yang ditanam dan umur

tanaman. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung

cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin (Irfan, 2012).

Daun jagung adalah daun sempurna. Struktur daun tanaman jagung terdiri

atas tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Bentuknya memanjang. Antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang

daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun

jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata

dikelilingi sel - sel epidermis berbentuk kipas. Jumlah daun setiap tanaman jagung

bervariasi antara 8 – 48 helai, namun pada umumnya berkisar antara 18 - 12 helai

tergantung pada varietas dan umur tanaman. Daun jagung berbentuk pita atau

garis dengan letak tulang daun di tengah - tengah daun sejajar dengan daun,
5

berbulu halus, serta warnanya bervariasi. Daun tanaman jagung dan keluar dari

buku – buku batang. Daun terdri dari tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun

dan helai daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang (Parmin, 2005).

Tanaman jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious), bunga

jantan dan bunga betina terletak dalam satu tanaman. Bunga jantan terletak pada

ujung tanaman dan bunga betina terletak pada tongkol pada ketiak daun. Bunga

jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan bunga betina yang bersatu dengan

tongkol membentuk benang sari yang akan muncul keluar dari tongkol jika sudah

siap untuk dibuahi. Setiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku

Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang

glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa

karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.

Bunga betina tersusun dalam tongkol. (Sinuraya, 2009).

Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada

umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif

meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa

varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut

sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan

2 - 5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya protandri. Pada tongkol terdiri atas

10-14 deret, sedang setiap tongkol terdiri kurang lebih 200 - 400 butir, Tongkol

jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih

besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 1016

baris biji yang jumlahnya selalu genap (Syafruddin, 2013 ).


6

Menurut Asran, (2005) ada beberapa syarat pertumbuhan tanaman jagung

diantaranya sebagai berikut:

Curah hujan ideal pada tanaman jagung sekitar 85 - 200 mm/bulan dan

harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan

cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim

kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,

pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal.

Suhu optimum antara 230 ˚C - 300 ˚C. Jagung tidak memerlukan persyaratan

tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan

berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6 - 7,5. Aerasi dan ketersediaan air

baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan

lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian

antara 1000 - 1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50 - 600 m dpl.

Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih

hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih ± 20 - 30 kg/ha.

Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2 - 4

cc/lt air semalam).

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan - bahan organik

yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan

unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Bahan - bahan yang termasuk dalam pupuk organik, antara lain pupuk

kandang, kascing, sekam padi, kompos, limbah kota dan lain sebagainya. Pupuk

organik juga memiliki kelebihan yaitu sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan
7

biologi tanah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas

lahan. Serta sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas

maupun kuatintas, dan mengurangi pencemaran lingkungan (Simanungkalit,

2006).

Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang

mengandung satu atau lebih senyawa anorganik. Fungsi utama pupuk anorganik

adalah sebagai penambah unsur hara atau nutrisi tanaman. Beberapa manfaat dan

keunggulan pupuk anorganik antara lain yaitu mampu menyediakan hara dalam

waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman,

dan kandungan jumlah nutrisi lebih banyak (Sutandi, 2004).

Anda mungkin juga menyukai