Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN

PANGAN UTAMA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nurfadillah (2012211076)
Rendi Prabowo (2012211077)
Rizki Wiranata (2012211078)
Rosin Anika (2012211057)
Siti Khania (2012211027)
Yobby Ardiansyah (2012211058)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2023

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang digemari
oleh masyarakat Indonesia, karena rasanya manis, aroma lebih harum,
mengandung sukrosa dan rendah lemak. Menurut Utami, (2023) bahwa
kadar gula jagung manis relatif tinggi, dan bermanfaat sebagai bahan
pangan, daunnya, batang bermanfaat sebagai pakan ternak. Budidaya
jagung manis berpeluang memberi keuntungan yang relatif tinggi bila
diusahakan secara efektif dan efisien ( Syofia et al. 2014).
Permintaan jagung manis baik untuk kebutuhan dalam negeri
maupun luar negeri dan cukup tinggi dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Permintaan yang tinggi ini tidak diimbangi dengan
ketersediaan, sehingga mengakibatkan permintaan tersebut menjadi
tidak terpenuhi. Usaha untuk menambah produksi tidak hanya melalui
perluasan lahan saja, tetapi juga harus dengan perbaikan dan
pengembangan teknik budidaya, seperti : penggunaan varietas unggul,
teknik penanaman yang baik, pengairan, pemupukan, dan perlindungan
tanaman dari gulma, hama dan penyakit ( Nengsih et al. 2016).
Salah satu faktor pembatas pertumbuhan tanaman jagung manis
adalah hara. Keadaan hara di dalam tanah sangat menentukan hasil
jagung manis. Unsur hara merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Produktivitas lahan dapat menurun akibat dari penggunaan pupuk
anorganik yang intensif. Alternatif untuk memperbaiki sifat fisika
tanah atau meningkatkan kesuburan tanah yaitu dengan pemberian
bahan organik ( Kamsurya & Botanri, 2022).
Pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik melalui
pembentukan struktur dan agregat tanah yang mantap dan berkaitan
erat dengan kemampuan tanah mengikat air, infiltrasi air,
meningkatkan kapasitas tukar kation dan pengatur suhu tanah yang
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pupuk organik dapat memperbaiki sifat kimia tanah yaitu pupuk
organik mengandung sumber hara makro dan mikro mineral secara
lengkap meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Pupuk organik
dapat menjaga kemampuan tanah bereaksi dengan ion logam untuk
membentuk senyawa kompleks. Pupuk organik dapat memperbaiki
sifat biologi tanah yaitu meningkatkan aktivitas berbagai
mikroorganisme dalam tanah. Aktivitas berbagai mikroorganisme di
dalam pupuk organik menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan,
seperti auksin, giberelin dan sitokinin yang memacu pertumbuhan dan
perkembangan akar-akar tanaman sehingga daerah pencarian nutrien
lebih luas ( Budiyanto et al. 2018).
Pupuk organik terdiri dari beberapa jenis, yaitu pupuk kandang,
pupuk kompos, pupuk hayati, dll. Pupuk kandang adalah pupuk
organik alami yang berasal dari kotoran hewan atau ternak peliharaan
seperti kotoran kambing, sapi, kerbau, domba dan ayam. Menurut
Ashlihah et al. (2020) bahwa Pupuk kandang bermanfaat untuk
menyediakan unsur hara makro dan mikro, mempunyai daya ikat ion
yang tinggi dan memperbaiki struktur tanah. Pupuk kompos
merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan dan
limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau
fermentasi. Manfaat penambahan kompos pada tanah adalah untuk
memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat tanah,
meningkatkan daya tahan dan daya serap air, memperbaiki drainase
dan pori-pori dalam tanah, menambah dan mengaktifkan unsur hara
dalam tanah ( Barokah et al. 2017).
I.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan
mempraktekkan budidaya jagung manis serta menganalisis
pertumbuhan dan produksi jagung manis.

II. Tinjauan Pustaka

II.1. Klasifikasi Jagung Manis


Menurut Purwono & Hartono (2011), Tanaman jagung manis dapat
diklasifikasikan yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays sacchrata
sturt

II.2. Morfologi Jagung Manis


2.2.1. Akar
Tanaman jagung manis mempunyai akar serabut yang
sebagian besar berada pasar kisaran 2 m, dan terdiri dari tiga
macam akar yaitu akar seminal, akar adventif dan akar kait atau
penyangga. Akar seminar adalah akar yang berkembang dari
radikula dan embrio, sedikit berperan pada siklus hidup jagung.
Akar seminal tumbuh pada saat biji berkecambah titik-titik
pertumbuhan akar seminal pada umumnya menunjukkan arah
bawah, berjumlah 3 – 5 akar atau bervariasi antara 1 – 13. Akar
adventif dan akar kait berperan dalam pengambilan air dan hara.
Fungsi akar penyangga adalah penyangga tanaman agar tidak
roboh serta membantu penyerapan hara dan air. Pada tanaman
yang sudah dewasa muncul akar adventif dari buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
2.2.2. Batang
Batang tanaman jagung berbentuk silindris, tidak berlubang
dan beruas-ruas dengan jumlah 8 – 21 ruas. Panjang batang
jagung manis berkisar antara 60 – 300 cm atau lebih tergantung
tipe dan jenis jagung. Ruas bagian batang atas berbentuk
silindris dan ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak
pipih. Tinggi tanaman jagung manis antara 1,5 – 2,5 m
terbungkus pelepah daun yang berselang-seling yang berasal
dari setiap buku.
2.2.3. Daun
Daun jagung manis tumbuh dan melekat pada buku-buku,
dengan jumlah antara 8 – 48 helai. Daun terletak dengan posisi
silang dengan batang. Daun terdiri atas pelepah daun dan
helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung
meruncing dengan pelepah daun yang berselang-seling dan
berasal dari setiap buku daunnya lebar serta relatif panjang,
antara pelepah daun dibatasi spikula yang berguna untuk
menghalangi air hujan dan embun ke dalam pelepah, jumlah
daun berkisar antara 10 – 20 helai tiap tanaman. Epidermis daun
bagian atas biasanya berambut halus.
2.2.4. Bunga
Jagung manis termasuk tanaman monokotil yang berumah
satu (monoceus), yaitu benang sari dan putik terletak pada bunga
yang berbeda, tetapi dalam satu tanaman yang sama sehingga
penyerbukannya dilakukan dengan cara silang. Bunga jantan
berbentuk Malai longgar (tassel), terdiri bulir poros tengah dan
cabang lateral. Bunga jantan terdiri dari beberapa bagian yaitu
tepung Sari, sekam kelopak (glumae), sekam tajuk atas (palae),
sekam tajuk bawah (lemma) dan kantong sari bunga jantan
berjumlah tiga pasang yang panjangnya sekitar 6 mm. Bunga
betina terbentuk sebagai spikelet yang berpasangan pada poros
tengah batang lateral yang dikenal sebagai tongkol. Bunga
betina tersusun dalam tongkol, tumbuh di buku antara batang
dan pelepah daun. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau
benang yang terjuntai di ujung tongkol, sehingga kepala
putiknya menggantung di luar tongkol. Rambut pertama berasal
dari putik pada dasar tongkol dan ada satu helai rambut untuk
satu biji jagung yang terbentuk.
2.2.5. Buah
Tongkol jagung manis merupakan perkembangan dari
bunga yang tumbuh pada buku diantara batang dan pelepah
daun. Buah jagung manis terdiri atas tongkol, biji dan daun
pembungkus. Tongkol dibungkus dengan kelopak-kelopak
bunga (kelobot) diantara 6 – 14 helai.
2.2.6. Biji
Biji jagung manis terletak pada tongkol (janggel) yang
tersusun memanjang. Biji jagung manis yang tersusun erat
tersimpan pada tongkol dan pada buah jagung manis terdapat
rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari
pembungkus (kelobot). Jagung manis memiliki buah matang
berbiji tunggal yang disebut karyopsis. Tiap tongkol terdapat 10
sampai 14 deret biji jagung yang terdiri dari 200 sampai 400
butir biji. Biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu
kulit biji, endosperm dan embrio. Endosperm biji merupakan
tempat menyimpan gula dan Pati. Perbandingan antara gula dan
Pati pada jagung biasa adalah 1: 3, sedangkan pada jagung
manis jumlah patinya lebih sedikit dengan komposisi yang
berbeda.
II.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Tanaman jagung manis akan tumbuh optimal pada ketinggian 300
– 600 mdpl, dengan curah hujan antara 1200 – 1500 mm/tahun dan
bulan basah (>100 mm/bulan) selama 7 – 9 bulan dan bulan kering
(<60 mm/bulan) selama 4 – 6 bulan. Kelembaban udara antara 50 –
80% dengan suhu optimum berkisar antara 15 – 32°C dan pH yang
diperlukan Jagung manis untuk tumbuh yaitu antara 5,6 – 7,5. Jagung
manis dapat tumbuh pada tanah andosol, latosol dan grumosol namun
jagung manis akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur dan
kaya humus.

III. METODE PRAKTIKUM


III.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan dari bulan September hingga bulan
November bertempat di Kebun Penelitian dan Percobaan (KP2),
Jurusan Agroteknologi, Universitas Bangka Belitung.
III.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, ajir,
cakar, tugal, meteran, penyiram tanaman, parang dan gunting. Bahan
yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung manis,
pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk N, P, K, kapur, reagent,
pestisida, herbisida, tali rafia dan lahan ukuran 2,5 m × 4 m.
III.3. Cara Kerja
1. Mempersiapkan lahan untuk budidaya tanaman jagung manis yaitu
dengan mengolah dan menggemburkan lahan serta membersihkan
lahan dari gulma
2. Lahan diolah sampai tanah gembur dan mempunyai kedalaman 30
– 35 cm dengan cangkul.
3. Setiap kelompok membuat dua petakan masing-masing berukuran
1 × 4 m, dengan tinggi ±20 cm. Satu petakan menggunakan pupuk
kandang dan satu petakan lagi menggunakan pupuk kompos.
4. Berikan kapur/dolomit pada petakan (dosis 1 ton/ha) dengan cara
ditebar secara merata di atas bedengan. Setelah itu dibiarkan
selama 1 – 2 Minggu.
5. Pupuk kandang dan kompos diberikan pada bedengan secara
merata dengan dosis sebanyak 5 ton/ha yang dilaksanakan pada
saat satu minggu sebelum penanaman.
6. Benih yang akan ditanam dilumuri dengan reagent terlebih dahulu
secara merata.
7. Membuat lubang tanam dengan jarak tanam yang digunakan adalah
75 × 25 cm, sehingga total dari tanaman untuk satu petakan 32
lubang tanam.
8. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 2 – 3 cm, benih
yang dimasukkan ke dalam setiap lubang sebanyak 2 benih jagung.
9. Dosis pupuk anorganik yang diberikan 500 kg Urea/ha, 350 kg
SP36/ha dan 300 kg KCl/ha yang diaplikasikan sebanyak 2 kali,
yaitu pertama ½ dosis pada saat tanam dan aplikasi kedua ½ dosis
pada 30 hst, pemberian pupuk anorganik dilakukan dengan cara
tunggal atau pembuatan lubang ± 10 cm di samping tanaman lalu
ditutup dengan tanah.
10. Melakukan penyiraman secara teratur setiap harinya.
11. Melakukan penyulaman jika ada tanaman yang tidak tumbuh/mati,
paling lambat dua minggu setelah penanaman.
12. Melakukan pemeliharaan tanaman dari gulma, hama dan penyakit
penyakit.
13. Penyiangan dilakukan dua minggu sekali selama masa
pertumbuhan tanaman jagung, yaitu pada umur 15 hst sampai pada
6 Minggu setelah tanam.
14. Melakukan pemanenan tanaman ketika waktu panen tiba (sekitar
50 hst).
15. Jika yang ditanam adalah varietas jagung satu tongkol, maka 10
hari sebelum panen utama, sebaiknya dilakukan panen jagung
muda. Jika tumbuh dua tongkol jagung, maka petik tongkol yang
paling bawah.
16. Selain memetik tongkol muda, papa setelah daun bagian bawah
sebanyak 2 – 3 helai. Apabila muncul kembali tunas-tunas buah
muda sebelum panen utama, maka dapat dipetik sebagai panen
tambahan.
17. Hasil panen dimasukkan dalam kantung plastik/kertas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
4.1.2 Tinggi Tanaman
Perlakuan M1 M2 M3 M4
Pupuk kotoran sapi 0,8m 1,43m 1,9m 2,3m
Kompos 0,6m 1,43m 1,6m 2m
4.1.3 Diamter Batang

Perlakuan M1 M2 M3 M4
Pupuk kotoran 17,8mm 25mm 42,8mm 63,3mm
sapi
Kompos 13,6mm 25mm 49,3mm 70,2
4.1.4 Jumlah Daun

Perlakuan M1 M2 M3 M4
Pupuk kotoran 10 11 12 14
sapi
Kompos 10 11 12 13

IV.2. Pembahasan
Tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan
tanaman yang mudah diamati sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh
lingkungan atau pengaruh perlakuan terhadap tanaman. Tabel menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang sapi menghasilkan tinggi
tanaman yang berbeda nyata.
Perlakuan menggunakan pupuk kompos diperoleh tinggi tanaman 2m pada
minggu ke-4 sedangkan hasil paling tinggi terdapat pada perlakuan penggunaan
pupuk kotoran sapi dengan menghasilkan 2,3m pada minggu ke-4. Hal ini diduga
kandungan unsur hara dalam pupuk kandang sapi dosis 1kg mengandung hara N
yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan vegetatif. Umumnya pupuk kandang
sapi mengandung Nitrogen (N) 2 - 8 %, Fosfor (P2O5) 0,2-1 %, Kalium (K2O) 1 - 3 %,
Magnesium (Mg) 1,0 - 1,5 % dan unsur mikro (Donahue et al., 1977).
Sesuai dengan pernyataan Azwarta (2020) bahwa faktor pertumbuhan,
perkembangan akar serta kemampuan akar menyerap unsur hara dipengaruhi
oleh struktur tanah halus, tekstur tanah yang remah dan ketersediaan unsur
hara makro dan mikro yang sesuai.
Diameter Tanaman
Berdasarkan data hasil praktikum menunjukkan bahwa pemberian
pupuk kompos dengan dosis 1 kg secara signifikan mampu meningkatkan
pertumbuhan diameter batang tanaman jagung manis,yakni dengan hasil
70,2mm pada minggu ke-4,sedangkan pemberian pupuk kotoran sapi dengan
dosis 1 kg tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan diameter batang tanaman jagung manis, yakni dengan hasil
63,3mm pada minggu ke-4. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
pengaplikasian pupuk kompos kotoran sapi dengan dosis 1kg belum mampu
untuk memacu pertumbuhan diameter batang tanaman jagung manis, diduga
karena dosis tersebut belum mampu menyediakanhara secara optimal bagi
pertumbuhan tanaman.Hal ini sesuai dengan pernyataan Hawayanti dkk.
(2020) yang menyatakan apabila unsur harakurang dari kebutuhan yang
optimal makapertumbuhan tanaman juga tidak optimal. menurut Roli (2013)
pupuk kompos mengandung unsur hara kalium yang cukup memadai untuk
membantu tanaman jagung manis membentuk batang yang kokoh dan
besar,unsur hara kalium juga dapat meningkatkan sintesis dan translokasi
karbohidrat. Lebih lanjut Utomo dkk. (2015), mengutarakan
bahwapemberian pupuk yang mengandung kalium mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman jagung manis terutama melalui peningkatan ukuran
diameter batang dan tanaman tinggi tanaman.
Jumlah Daun
Perlakuan pupuk kandang sapi menghasilkan jumlah daun jagung
manis yang berbeda nyata dengan hasil paling tinggi terdapat pada minggu
ke-4 dengan hasil 14 daun. sedangkan jumlah daun pada perlakuan kompos
hanya sebanyak 13 daun pada minggu ke-4. Hal ini diduga pupuk kandang
yang digunakan sudah dalam kondisi matang sehingga unsur hara sudah
mengalami mineralisasi yang dapat diserap oleh tanaman.
Menurut Mpapa (2016), pertumbuhan dan hasil suatu tanaman juga
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara, karena unsur hara tersebut sebagai
sumber aktivitas enzim dan metabolisme tanaman. Namun, ketersediaan
unsur hara makro dan mikro dalam tanah berbeda-beda dikarenakan setiap
tanah memiliki faktor pembentuk yang berbeda-beda seperti bahan induk,
iklim, topografi, organisme dan waktu. Pupuk kandang sapi memiliki
kemampuan untuk menyediakan keadaan yang sesuai untuk penetrasi akar
tanaman karena pupuk kandang berfungsi menyediaakn unsur hara,
memperbaiki pori makro dan mikro tanah serta meningkatkan kemampuan
tanah untuk menjaga kelembapannya. Pupuk kandang sapi dapat
meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air yang nantinya
berfungsi untuk mineralisasi bahan organik menjadi hara yang dapat
dimanfaatkan langsung oleh tanaman selama masa pertumbuhannya
(Prasetyo, 2018).

V. SIMPULAN DAN SARAN

V.1. Simpulan
Perlakuan pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada
setiap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman, dibandingkan dengan
pemberian pupuk kompos.
V.2. Saran
Untuk praktikum kedepannya lebih baik jika berada dilokasi yang
tanahnya tidak keras supayah bedengan yang dibuat bagus dan juga pemilihan
benih yang masih bagus dan belum rusak

DAFTAR PUSTAKA
Ashlihah, A., Saputri, M. M., & Fauzan, A. (2020). Pelatihan pemanfaatan limbah
rumah tangga organik menjadi pupuk kompos. Jumat Pertanian: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(1), 30-33.

Azwarta, S. (2020). Pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap


pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L). Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Muara Bungo.

Barokah, R., Sumarsono, S., & Darmawati, A. (2017). Respon pertumbuhan dan
produksi tanaman sawi Pakcoy (Brassica chinensis L.) akibat pemberian
berbagai jenis pupuk kandang (Doctoral dissertation, Fakultas Peternakan
Dan Pertanian Undip).

Budiyanto, A., Yuarsah, I., & Handayani, E. P. (2018). Peningkatan Kualitas


Lahan Menggunakan Pupuk Organik Untuk Pertanian Berkelanjutan. Jurnal
Wacana Pertanian, 14(2), 62-68.

Hawayanti, E., Palmasari, B., dan Ardiansyah, F.(2020). Respon pertumbuhan


danproduksi tanaman jagung manis (Zea mayssaccharata Sturt.) pada
pemberian pupukkandang sapi dan pupuk fosfat. JurnalKlorofil, 15 (2):
69- 73.

Kamsurya, MY& Botanri, S. (2022). Peran bahan organik dalam mempertahankan


dan perbaikan kesuburan tanah pertanian; review. Jurnal Agrohut, 13(1),
25- 34.

Mpapa, B.L. (2016). Analisis kesuburan tanah tempat tumbuh pohon jati (Tectona
grandis L.) pada ketinggian yang berbeda. Jurnal Agrista, 20(3), 135-139.

Nengsih YR, Marpaung & Alkori. (2016). Sulur Panjat Merupakan Sumber Stek
Terbaik Untuk Perbanyakan Bibit Lada Secara Vegetatif. Jurnal Media
Pertanian, 1 (1): 29-35.

Purwono, M. Dan R. Hartono. (2011). Bertanam Jagung Unggul. Penebar


Swadaya. Jakarta. 64.

Prasetyo, M. (2018). Petunjuk penggunaan pupuk. Jakarta: Redaksi Agromedia.


Roli. (2013). Respon beberapa varietas tanamanjagung (Zea mays L.) hibrida
padaberbagai dosis pupuk kalium terhadappertumbuhan dan hasil
beberapa varietastanaman jagung (Zea mays L.) hibrida.Skripsi. Program
Studi AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Gorontalo,Gorontalo.

Syofia, I., Munar, A., & Sofyan, M. (2014). Pengaruh Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Manis (Zea
Mays Saccharatasturt). Agrium: Jurnal Ilmu Pertanian, 18(3).

Utomo, M., Sudarsono, B., Rusman, T., Sabrina,dan Lumbanraja, R. (2015). Ilmu
tanah(Dasar-dasar dan Pengelolaannya).Prenadamedia. Jakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai