USULAN PENELITIAN
Oleh :
NPM. 111190025
NPM : 111190025
Fakultas : Pertanian
Dr. Endang Kantikowati, Dra., M.P. Dr. Endang Kantikowati, Dra., M.P.
Ketua
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Urea Terhadap Hasil dan
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Varietas Bisi 18 Di Lahan Kering”.
Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Endang Kantikowati, Dra., MP,. Ketua Komisi Pembimbing dan Ketua
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bale
Bandung
2. Karya, SP., MP. Anggota Komisi Pembimbing dan Sekretaris Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung
3. Yudi Yusdian, SP., MP, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bale
Bandung.
4. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2019 Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung dan semua pihak yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga semua kebaikan yang diberikan mendapat balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................4
1.4. Kerangka Pemikiran..................................................................................5
1.5. Hipotesis....................................................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................8
2.1. Klasifikasi Tanaman Kentang....................................................................8
2.2. Morfologi Tanaman Kentang......................................................................8
2.3. Syarat Tumbuh...........................................................................................9
2.4. Pupuk Kandang Ayam..............................................................................10
2.5. Pupuk Organik Cair..................................................................................12
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN...................................................14
3.1. Tempat dan Waktu Percobaan..................................................................14
3.2. Bahan dan Alat.........................................................................................14
3.3. Metode Penelitian.....................................................................................14
3.4. Pelaksanaan penelitian.............................................................................18
3.4.1. Pengolahan lahan dan pemasangan mulsa..........................................18
3.4.2. Persiapan Bibit....................................................................................18
3.4.3. Aplikasi Pupuk Kandang....................................................................19
3.4.4. Penanaman..........................................................................................20
3.4.5. Aplikasi Pupuk Organik Cair..............................................................20
3.4.6. Pemeliharaan.......................................................................................20
3.4.7. Panen...................................................................................................21
3.5. Pengamatan.................................................................................................21
3.5.1. Pengamatan penunjang.......................................................................21
3.5.2. Pengamatan utama.............................................................................21
iii
3.5.2.1. Tinggi Tanaman (cm)........................................................................22
3.5.2.2. Jumlah Batang (perumpun)................................................................22
3.5.2.3. Jumlah Daun (helai)...........................................................................22
3.5.2.4. Jumlah Umbi Pertanaman (umbi)......................................................22
3.5.2.5. Bobot Umbi Pertanaman (g)..............................................................22
3.5.2.6. Bobot Umbi Perpetak (kg).................................................................23
3.5.2.7. Kelas Umbi (%).................................................................................23
3.5.2.8. Volume umbi (cm3)...........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iv
DAFTAR TABEL
v
I. PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung
minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung
jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
telah di produksi sebagai bahan bakar bioetanol dan telah memproduksi 88% dari
dan air 2% (Rosmiati, 2008). Dilihat dari selulosa yang cukup tinggi maka
tingkat penggunaan yang belum berkembang seperti saat ini, apalagi dengan
bertambahnya produksi bioetanol sebagai bahan bakar. Hal ini karena jagung
Yasser, 2015)
Konsumsi jagung untuk pakan tahun 2012 mencapai 12,7 juta ton dan
dalam negeri sangat cepat. Konsumsi 136 PANGAN, Vol. 24 No. 2 Juni 2015 :
1
135-148 pakan terdiri dari pakan broiler sebesar 45 %, layer 44 %, breeder 9 %,
dan lainnya 2 % (Pusdatin, 2013). Kebutuhan ini semakin tumbuh cepat dewasa
ini dan di masa mendatang karena pertambahan penduduk (kapita konsumsi) dan
daging ayam dan telur yang dimulai tahun 2015. Realisasi peningkatan konsumsi
dan ekspor daging ayam dan telur membutuhkan tambahan bahan pakan terutama
jagung. Oleh karena itu, peningkatan produksi jagung menjadi faktor penentu
menjelaskan bahwa salah satu komoditi yang seharusnya dapat menjadi andalan
dalam bidang pangan, industri dan energi adalah jagung. Sebagai pangan, jagung
telah dikonsumsi menjadi bahan pangan pokok oleh penduduk di berbagai daerah
seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Sebagai bahan baku industri,
jagung dapat diolah menghasilkan pakan ternak, minyak, tepung jagung, gula dan
bahan baku produksi etanol untuk bahan bakar (biofuel). Semua potensi
terhadap jagung saat ini dan masa mendatang. Oleh karena itu, tidak ada pilihan
September 2020 mencapai 5,5 juta hektar (ha). Luas panen jagung nasional
2
Januari- Desember 2020 mencapai 5,16 juta ha. Beberapa sentra produksi jagung
saat ini sudah bisa mencapai target produktivitas 8 hingga 9 ton per hektare.
(Suwandi, 2015).
Untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan berkualitas baik, jagung
hibrida memerlukan pemeliharaan yang baik diantaranya suplai unsur hara. Unsur
hara yang tersedia dalam tanah jumlahnya kurang mencukupi untuk kebutuhan
tanaman jagung hibrida, untuk mengatasi itu maka perlu ditambah dari luar yaitu
dengan pemupukan.
zat hara secara buatan diperlukan agar produki tanaman tetap normal atau
keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang terangkut oleh
hara ke dalam tanah ini disebut pemupukan. Pemupukan pada umumnya diartikan
sebagai penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah agar tanah menjadi lebih
menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan dan
3
unsur hara tanaman akan menjamin pertumbuhan tanaman yang baik dan akan
Unsur esensial seperti nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) dibutuhkan
tanaman jagung dalam jumlah yang cukup banyak. Kekurangan salah satu atau
banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan
mengering.
umumnya tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Hal ini karena
unsur hara di dalam tanah mengalami proses pencucian, penguapan, dan tererosi
sehingga ketersediaan unsur hara semakin berkurang. Selain itu, unsur hara di
yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman jagung. Karena Nitrogen (N)
merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat berperan dalam
merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada daun. Adapun peranan
Nitrogen yang lain bagi tanaman adalah : Berperan dalam pertumbuhan vegetatif
Tetapi kelebihan unsur hara Nitrogen (N) pun mempunyai dampak yang sangat
4
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Efektivitas Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.) Varietas Bisi 18 Di Lahan Kering.
5
2
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung hibrida (Zea mays L.) Varietas Bisi
18.
paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang jagung hibrida
pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung hibrida (Zea mays L.)
Varietas Bisi 18 dan untuk memperoleh dosis pupuk urea yang dapat memberikan
pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung hibrida
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung hibrida (Zea mays L.) Varietas Bisi 18,
dimensi penggunaan yang luas seperti pakan ternak (langsung atau olahan),
3
pangan pokok bagi sebagian penduduk (berpotensi untuk masyarakat yang lebih
luas) dan jajanan, bahan baku industri (pati, gula, pangan olahan), dan energi
(bioetanol). Separuh dari penggunaan saat ini adalah sebagai bahan baku utama
industri pakan ternak. Penggunaan lain meliputi bahan pangan langsung, bahan
baku minyak nabati non kolesterol, tepung jagung dan makanan kecil.
ketersediaan sarana produksi seperti : benih, pupuk dan pestisida (saprodi). Benih
yang digunakan harus benar-benar yang baik dan unggul. Benih yang baik atau
unggul memiliki daya tumbuh yang tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit,
berkembang cepat dan merata serta mampu menhasilkan tanaman dewasa yang
normal dan hasil panen tinggi seperti jagung hibrida varietas BISI 18.
dengan alasan unsur hara yang disediakan dalam jumlah yang terbatas. Sewaktu-
waktu unsur hara akan berkurang karena tercuci kedalam lapisan tanah, terbawa
erosi bersama larutan tanah, hilang melalui proses evaporasi (penguapan) dan
diserap oleh tanaman. Apabila keadaaan tersebut dibiarkan terus menerus tanpa
adanya perbaikan, maka makin lama persediaan unsur hara dalam tanah makin
kandungan hara dalam tanah, sehingga tanaman akan tumbuh subur dan
oleh tanaman untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman (Sarief, 1993).
I.5. Hipotesis
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung hibrida (Zea mays L.) Varietas
Bisi 18.
2. Salah satu pemberian dosis pupuk urea yang diuji dapat memberikan
3.
II. TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminae
Genus : Zea
2.2.1. Daun
16.000/cm2. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 12-18 helai. Duduk daun
bermacam-macam tergantung dari genotype mulai dari mendatar samapi dengan
vertical (Fathan, 2018).
2.2.2. Batang
2.2.4. Bunga
Hal yang unik dari tanaman jagung dibandingkan dengan tanaman serealia
lain adalah karangan bunganya. Jagung merupakan tanaan berumah satu
(monoecious) dimana bunga jantan (staminate) terbentuk pada ujung batang.
Tanaman jagung bersifat protrandy dimana bunga jantan umumnya tumbuh 1-2
hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina. Oleh karena bunga
jantan dan bunga betina terpisah ditambah dengan sifatnya yang protrandy, makan
jagung mempunya penyerbukan silang. Produksi tepung sari (polen) dari bunga
jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman. Bunga jantan
terdiri dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Adapun bagian-
10
bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji, calon
janggel, penutup kelonot, dan tambut-tamut (Fathan, 2018).
Agar tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanama jagung harus ditanam
dilahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam sehari (Redaksi
Agromedia, 2008)
pada umumnya tanah di Lampung miskin hara dan rendah bahan organiknya,
maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun
pupuk kandang) sangat diperlukan (Andrias, Ratna, 2008).
pupuk urea berkadar N 45-46 %, artinya dalam setiap 100 kg pupuk urea terdapat
dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya mempunya takaran
hara yang pas. Sehingga kebutuhan hara tanaman dapat di penuhi dengan
Adapun fungsi dari hara Nitrogen yang terkandung dalam urea adalah
Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat 700 meter diatas permukaan laut, jenis
tanah Andosol Curah hujan 2.904 mm/tahun termasuk curah hujan tipe C2
menurut Oldeman (1975). Percobaan dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih jagung hibrida
varietas Bisi 18, pupuk NPK Phonska 15:15:15 (sebagai pupuk dasar), Urea
WP.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu cangkul, meteran, tali
rafia, plang penanda, handsprayer, gelas ukur, timbangan digital, alat hitung dan
terdapat 5 petak percobaan dengan ukuran per petak 3.5 m x 1.5 m. Jarak antar
petak 100 cm dan jarak antar ulangan 100 cm. Jarak tanam 75 x 20 cm dengan
jumlah benih 1 biji per lubang tanam. Jumlah tanaman seluruhnya 125 tanaman
15
dengan jumlah tanaman per plot 25 tanaman. Jumlah tanaman sampel per petak 9
U2 U5 U0 U0 U0
U0 U1 U0 U0 U0
U5 U1 U0 U0 U0
U3 U4 U0 U0 U0
U0 U2 U0 U0 U0
U1 U1 U1 U1 U1
U1 U1 U1 U1 U1
U1 U1 U1 U1 U1
U1 U1 U1 U1 U1
U1 U1 U1 U1 U1
U2 U2 U2 U2 U2
U2 U2 U2 U2 U2
U2 U2 U2 U2 U2
U2 U2 U2 U2 U2
U2 U2 U2 U2 U2
U3 U3 U3 U3 U3
U3 U3 U3 U3 U3
U3 U3 U3 U3 U3
U3 U3 U3 U3 U3
U3 U3 U3 U3 U3
16
U4 U4 U4 U4 U4
U4 U4 U4 U4 U4
U4 U4 U4 U4 U4
U4 U4 U4 U4 U4
U4 U4 U4 U4 U4
Dimana :
Ykhr = Hasil pengamatan pada satuan percobaan yang memperoleh perlakuan
taraf ke-k pada dosis pupuk kandang dan taraf ke-h pada konsentrasi
pupuk hayati dan ulangan ke-r
µ = Nilai rata-rata umum
αk = Pengaruh dosis pupuk kandang pada taraf ke-k
βh = Pengaruh konsentrasi pupuk hayati pada taraf ke-h
(αβ) kh = Pengaruh interaksi dosis pupuk kandang pada taraf ke-k dan
konsentrasi pupuk hayati pada taraf ke-h
Σkhr = Pengaruh galat penelitian, pengaruh dosis pupuk kandang taraf ke-k
dan konsentrasi pupuk hayati taraf ke-h dan ulangan ke-r
Sumber
DB JK KT Fhit F0,05
Ragam
¿ ∑ X .i (X …)2 ¿ JK Ulangan ¿ KT Ulangan
2
Perlakuan (t-1) −
r r . k . h DB Perlakuan KT Galat 2,59
(9-1) = 8
¿ ∑ X . a2 (X …)2 ¿ JK K ¿ KT K
Pupuk (K-1) − DB K KT Galat
r .H r .k .h 3,63
Kandang (3-1) = 2
(K)
17
¿ ∑ X . b2 ( X …)2 ¿ JK H ¿ KT H
Pupuk (H-1) − DB H KT Galat
r.K r .k .h 3,63
Hayati (H) (3-1) = 2
¿ JK KH ¿ KT KH
Interaksi (K-1) (H-1) JK Perlakuan – JK K DB KH KT Galat 3,01
KH (3-1) (3-1) = 4
−¿JK H
¿ JK Galat
Galat (r-1) (t-1) JK Total – JK DB Galat - -
(3-1) (9-1) =
Ulangan
16
– JK Perlakuan
Total (r x t) -1 ( X …)
2
∑ X .iab − r . k . h
2 - - -
(3-9) -1 = 26
taraf nyata 5% apabila terdapat keragaman yang nyata maka dilanjutkan dengan
Uji Lanjutan Jarak Berganda Duncan untuk perbedaan diantara perlakuan dengan
S x=
√ KT Galat
r
Jika tidak terjadi interaksi maka uji dilanjutkan dengan Uji Main Effect
S x K=
√ KT Galat
r.H
S x H=
√ KT Galat
r .K
Keterangan :
LSR 0,05 = Least Significant Range
SSR 0,05 = Studentized Significant Range
dbg = Derajat Bebas Galat
Sx = Galat Baku rata-rata
r = Ulangan
KT Galat = Kuadrat Tengah Galat
K = Jumlah taraf pupuk kandang
H = Jumlah taraf pupuk hayati
α = Taraf nyata 5%
p = Jarak antar perlakuan
Hipotesis :
Jika F Hitung ≤ F 0,05 maka perlakuan tidak berpengaruh nyata.
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lahan yang digunakan dalam
percobaan ini dibersihkan, kemudian diratakan dan dibuat lima blok (ulangan)
dengan ukuran petak (blok) 3 m x 3 m dengan jarak antar petak 30 cm dan jarak
jumlah benih 1 biji perlubang tanam. Dengan jumlah tanaman per plot sebanyak
dilaksanakan pemeliharaan terhadap benih, dalam hal ini dilakukan seleksi untuk
membuang benih yang rusak atau sakit secara visual atau terlihat oleh mata
sehingga akan diperoleh benih yang berkualitas baik dan dapat berproduksi tinggi
serta memberikan keuntungan yang besar. Benih yang di gunakan adalah benih
kering. Dan dimasa penghujan bisa mencapai 9,3 ton/ha pipil kering
organic yang lebih mudah didapatkan. Pemberian pupuk kandang ayam yang
mengandung cukup kapur dan unsur Nitrogen sekitar 2-3 % diaplikasikan sebagai
pupuk dasar sebanyak 2 ton/ha 7 hari sebelum tanam. Dengan rekomendasi Balai
Pupuk kandang yang digunakan adalah yang telah matang karena pupuk
menghasilkan energi panas sampai 75°C. Dalam kondisi ini, akar tanaman tidak
kuat menahan panas sehingga tanaman dapat mengalami kematian. Ciri pupuk
kandang yang telah matang adalah tidak berbau dan mirip tanah. Setelah kering
20
3.4.4. Penanaman
membuat lubang pada bedengan yang telah disiapkan dengan kedalaman 10 cm,
kemudian benih dimasukkan dan ditimbun kembali dengan tanah tipis. Benih
tanam.
3.4.5. Pemeliharaan
untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas, hasil yang maksimal, dan tanaman
10 hari.
mekanis.
21
ataupun penyakit.
pompa air dan jumlahnya disesuaikan dengan keadaan seperti curah hujan dan
kelembaban.
kualitas biji jagung yang baik. Jika tanaman sudah mencapai matang fisiologis
atau kelobot mulai menguning. Jagung dapat dipanen jika biji mengkilap atau
apabila ditekan dengan kuku tidak membekas (biji sudah mengeras) panen
dilaukan dicuaca yang cerah dengan kadar air biji lebih kurang 30 %. Jagung
hibrida varietas BISI 18 dapat dipanen pada umur 100 - 115 hari setelah tanam.
Kemudian tongkol jagung hasil panen segera dijemur atau dikering anginkan
dengan cara di gantung apabila hujan. Apabila kadar air biji telah dibawah 20 %
makan bisa dilakukan pemipilan dengan menggunakan alat pemipil atau manual.
3.5. Pengamatan
pertumbuhan tanaman, gangguan hama, penyakit dan gulma, serta analisis tanah
sebanyak 3 kali yakni pada 28 HST, 42 HST, dan 56 HST. Pengukuran dimulai
dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran
menghitung jumlah daun dari tanaman sampel yang telah ditetapkan pada setiap
petak.
sebanyak 3 kali yakni pada 28 HST, 42 HST, dan 56 HST. Pengamatan dilakukan
dengan menghitung luas daun menggunakan meteran atau kertas berpetak dari
sebanyak 3 kali yakni pada 28 HST, 42 HST, dan 56 HST. Pengamatan dilakukan
dengan mengambil gambar daun dari arah ‘eagle angle’ menggunakan kamera
dan aplikasi pada tanaman sampel yang telah ditetapkan pada setiap petak.
23
Berat bobot tongkol (dengan kelobot) dihitung pada saat panen (100-115
yang dihasilkan dari tanaman sampel yang telah ditetapkan pada setiap petak.
Berat bobot tongkol (tanpa kelobot) dihitung pada saat panen (100-115
yang dihasilkan dari tanaman sampel yang telah ditetapkan pada setiap petak.
yang dihasilkan dari tanaman sampel yang telah ditetapkan pada setiap petak.
Pengamatan berat pipil kering dilakukan pada saat jagung telah dilakukan
pengeringan hingga kadar air biji dibawah 20 % seluruh tongkol yang dihasilkan
Aqil. M., Firmansyah. I., U., Akil., M. 2007. Pengelolaan Air Tanaman Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2007. ISBN 978-979-3595-56-6
Bantacut. T., Akbar. M., T., Firdaus. Y. R. 2015. Pengembangan Jagung Untuk
Ketahanan Pangan, Industri dan Ekonomi. Artikel IPB. Bogor.
Fadly. A., F., Tabri. F., 2007. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia. 2007. ISBN 978-979-3595-56-6.
Lingga dan Marsono, 2019. Panduan Lengkap Memupuk Tanman Organik dan
Anorganik. Penebar Swadaya. Jakarta
Margaretha., Efendy., R., Azrai. M., 2018. Kelayakan Usaha Tani Jagung
Hibrida. Seminar Nasional IV Pagi 2018. UMI.
Murai. A., M., Arief. R., W., 2008. BBPPTP. Teknologi Budidaya Jagung. Bogor.
ISBN: 978-979-1415-25-5.
Purwandari. S., E., Anto. A., Suriansyah. Teknologi Budidaya Jagung Dengan
Pendekatan PTT. BPTP Kalimantan Tengah. ISBN: 978-979-156-503-5.
Sarief, S. 1993. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. CV. Pustaka
Buana
25
Syafrudin. Akil. M., Faesal, 2007. Pengelolaan Hara Pada Tanaman Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2007. ISBN 978-979-3595-56-6
Saragih, D., Hamim, H., Nurmauli, N., 2013. Pengaruh Dosis Dan Waktu
Aplikasi Pupuk Urea Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil
Jagung (Zea mays. L) Pioneer 27. J. Agrotek Tropika, ISSN 2337-4993
Vol.1, No 1:50-54. Januari 2013.
Subekti, N. A., Syafruddin, Efendi, R., Sunarti, S,. 2007. Morfologi Tanaman dan
Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2007.
ISBN 978-979-3595-56-6
Wangiyana. W., Hanan. H., Ngawit., Peningkatan Hasil Jagung Hibrida Var.
Bisi-2 Dengan Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Peningkatan Frekuensi
Pemberian Urea dan Campuran SP-36 dan KCl. Universitas Mataram.
Mataram.
Essien, O.E. 2011. Effect of varying rates of organic amendments on porosity and
infiltration rate of sandy loam soil . The Journal of Agriculture and
Environment Vol:12, Jun.2011.
Huda, Muhammad Khoirul. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dai Urin Sapi
Karjadi dan Buchory. 2008. Pengaruh komposisi media dasar, penambahan BAP
dan pikloram terhadap induksi tunas bawang merah. Jurnal hort. 18(1): 1-
9
Mansur, 2015. Pengaruh Perbedaan Jumlah Ruas dan Jenis Pupuk Organik
terhadap pertumbuhan bibit tanaman tebu (Saccharum officinarum L)
dipolybag. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Palembang. (Tidak dipublikasikan).
Mujiyati dan Supriyadi. 2009. Pengaruh Pupuk Kandang dan NPK terhadap
Populasi Bakteri Azotobacter dan Azospirillum dalam Tanah pada
Budidaya Cabai (Capsicum annum). Jurnal Bioteknologi 6(2):63-69.
27
Samadi. 2007. Kentang dan analisis usaha tani. Yogyakarta: Kanisius 117 hal.
Suparta, I Nyoman Yogi. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman
Padi Sinstem Pertanian Organik. E-jurnal Agroteknologi Tropika ISSN:
2301-6515 Vo;1 No2.
Wijayanti, Erna. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Ayam dan Kotoran
Kambing terhadap Produktivitas Cabai Rawit (Capsicum Frustescens L.).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah.Surakarta.