OLEH:
CINDY LESTARI
08220190032
1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN
Mengetahui:
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Hijau (Vigna radiata L.) dan Penerapan Pola Tanam Tanaman Hortikultura di
Tak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, asisten,
teman-teman, serta semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh
penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
Cindy Lestari
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGEANTAR............................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ii
DAFTAR GRAFIK...................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan Praktikum.................................................................................... 4
Pola Tanam.............................................................................................. 20
Pelaksanaan Praktikum........................................................................... 27
Pengamatan............................................................................................. 29
Kesimpulan.............................................................................................. 43
Saran........................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR GAMBAR
9. Tanaman Kentang..................................................................................... 39
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GRAFIK
7
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
melihat dan melaksanakan secara langsung teknik penanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.) antara satu dan dua dan tiga tanaman per lubang yang dilakukan di
kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung bentuk pola tanam yang
pertanaman sayuran yang ada di Malino untuk melihat secara langsung teknik
Banyak produk nasional yang berasal dari sektor pertanian seperti tanaman
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan gizi dan kebutuhan pasar domestik
akan hasil tanaman pangan sangat tinggi. Salah satu tanaman pangan di Indonesia
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein nabati.
Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan ketiga setelah
kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau mengandung asam amino cukup tinggi dan
beberapa vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yakni asam amino, tryptofan
dan lysin. Dalam 100 gram biji kacang hijau mengandung tryptofan 96 mg, lysine
197 mg, asam amino glutamat 297 mg juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin B1, B2, B3, B5, B12, D, E dan vitamin K. Atas dasar indikator tersebut
maka mengonsumsi kacang hijau sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung dan
1
mengurangi gangguan kesehatan orang yang mengonsumsi lemak tinggi (Yusuf,
2014).
nilainya lebih tinggi dibandingkan kandungan karbohidrat pada kedelai dan kacang
tanah. Thippeswamy dkk., (2015) dan Kaur dkk., (2017) menyatakan selain sebagai
sumber karbohidrat, kacang hijau merupakan sumber protein dan mineral. Hasil
penelitian Hussain (2011) menjelaskan bahwa kacang hijau memiliki nilai gizi tinggi
yang bijinya mengandung protein 24,2%, 1,3% lemak dan 60,4% karbohidrat.
Selain itu kacang hijau juga berperan penting dalam meningkatkan kesuburan
Nitrogen tersedia (Yasmeen dkk., 2012). Tanaman ini juga memiliki umur panen
yang singkat dan memiliki toleransi terhadap kondisi kekeringan (Liu dkk.,
dkk., 2014). Pusat data dan sistem informasi pertanian menjelaskan rata-rata
penggunaan kacang hijau selama tahun 2011-2015 adalah 307,69 ton, sedangkan
produksi kacang hijau yang diperoleh menunjukkan nilai 268,25 ton dan impor
melaporkan bahwa salah satu penyebab rendahnya produksi kacang hijau adalah
kekeringan di Indonesia
2
3
melanda 56,334 ha lahan pertanian yang menyebabkan 18,516 ha lahan pertanian
lain alih fungsi lahan, faktor iklim tidak mendukung, praktik budidaya tidak tepat
dan kesuburan tanah rendah akibat penggunaan pupuk kimia secara terus
dan tumpang sari. Pada pola tanam monokultur, tanaman yang dibudidayakan
dalam satu lahan hanya satu jenis sehingga lebih mudah dalam perawatannya
namun rentan terserang hama penyakit. Sedangkan pada pola tanam tupangsari,
terdapat beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan dalam satu lahan sehingga
yaitu memperoleh hasil panen yang beranekaragam, dan jika suatu tanaman
kesuburan tanah (Kementerian Pertanian, 2020). Selain itu pola tanam tumpang sari
2016).
Pola tanam menjadi salah satu landasan diversifikasi tanaman dan untuk
3
pola tanam adalah efisiensi tenaga kerja lebih tinggi, hasil tanaman lebih
banyak dan beragam, variasi komoditas sumber protein dan gizi juga beragam,
pemanfaatan sumber daya air dan energi sinar matahari lebih tinggi, dapat
2. Tujuan Praktikum
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan komoditas pangan yang sangat
kedelai dan kacang-kacangan (Handika dkk., 2016). Menurut Sulistyo dan Yuliasti
(2012) kacang hijau umumnya ditanam di lahan sawah sesudah panen padi, ketika
diperkirakan air tidak cukup lagi untuk menanam padi atau palawija lain. Hal ini
dilakukan karena kacang hijau dikenal sebagai jenis tanaman yang relatif toleran
terhadap kekeringan.
Kacang hijau dapat tumbuh diberbagai jenis tanah yang mengandung bahan
organik dan sistem drainase yang baik, jenis tanah yang dikehendaki oleh tanaman
kacang hijau yaitu tanah liat berlempung atau tanah lempung seperti podsolik
merah kuning atau latosol. Kemasaman tanah yang baik sebagai syarat tumbuh
tanaman kacang hijau yaitu pada kondisi pH tanah berkisar anatar 5,5- 6,5
(Bimasri, 2014).
(Cahyono, 2015).
5
Menurut Cahyono (2015) ada beberapa cara dalam melakukan budidaya
a. Persiapan benih
Pengadaan benih kacang hijau dapat dilakukan melalui dua cara, yakni
membeli benih yang siap tanam dan dengan cara mengadakan pembenihan
sendiri. Penggunaan benih varietas lokal maupun varietas unggul hasil panen
atau varietas.
pengadaan benih dilakukan dengan cara membeli benih yang siap tanam.
pembenihan memiliki daya hasil tinggi, benih memiliki bentuk dan ukuran
beberapa jenis hama dan penyakit, seperti penyakit karat, virus dan hama
6
Pengadaan benih dengan cara membeli benih yang siap tanam,
kualitasnya.
b. Persiapan lahan
Hal kedua yang harus dilakukan dalam budidaya tanaman kacang hijau
hara yang cukup. Pada lahan pasir pantai yang akan dilakukan untuk
c. Pengapuran tanah
dari 5,8. Apabila tanahnya telah sesuai dengan syarat tumbuhnya tanaman
7
kacang hijau (pH tanah 5,8-6,5), maka tidak perlu dilakukan pengapuran
6) Setelah pH tanahnya diketahui dan nilainya kurang dari 5,8 maka segera
kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok. Kapur tohor juga dikenal
dengan sebutan kapur sirih. Sedangkan kapur karbonat dikenal ada dua
macam yaitu kalsit dan dolomit. Kalsit atau kalsium karbonat (CaCo3)
8
bercampur rata dengan tanah. Untuk menaikkan pH tanah sebesar 0,1
d. Penanaman
Benih atau biji kacang hijau dapat langsung ditanamdi kebun tanpa
melalui persemaian terlebih dahulu. Agar benih yang ditanam tumbuh baik,
maka benih yang akan ditanam harus utuh (tidak cacat, luka, atau pecah),
dengan varietas lain, tidak keriput dan bentuknya normal. Selain itu,
Tanaman kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik pada kondisi
tanah becek atau tergenang air secara terus menerus dalam jangka waktu
mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil dan curah hujan yang tinggi pada
beririgasi teknis bekas padi dilakukan bulan April-Mei dan atau bulan
Juli-Agustus.
9
Pemilihan waktu tanam kacang hijau yang tepat tersebut juga
berkaitan dengan waktu rotasi tanam dengan tanaman padi, yakni kacang
2) Jarak tanam
tanaman per satuan luas lahan berkaitan dengan jarak tanam yang
ditetapkan.
Jumlah tanaman untuk areal tanah seluas 1 hektar pada jarak tanam 40 cm
menggunakan tali rafia yang telah diberi tanda sesuai dengan jarak
3) Cara penanaman
10
Penanaman benih kacang hijau dengan cara tugal adalah sebagai
berikut: dengan menggunakan alat tugal, tanah dilubangi sedalam 3-5 cm.
Lubang tanam dibuat tepat pada titik-titik tanam yang telah ditetapkan
lubang tanam dan setiap lubang tanam diisi 4 biji, kemudian lubang
dengan cara tugal diperlukan tenaga kerja 8-10 HKSP. Tugal adalah alat
cepat dan efisien, karena dengan tenaga kerja 1 orang selama 1 hari (1
penggunaan mesin penanam dapat dicapai bila areal yang akan ditanami
sangat luas (minimal 100 ha), lahan datar, tanah tidak berbatu-batu dan
tidak bertunggul kayu, tersedia tenaga teknis yang cakap dalam mengelola
dan merawat mesin penanam dan harga komoditas yang cukup baik.
penanam hanya bisa diterapkan pada usaha tani kacang hijau yang
berskala besar
benih. Bila benih ditanam terlalu dangkal, maka benih tidak dapat
11
berkecambah. Sedangkan apabila benih ditanam terlalu dalam lebih
dari 5 cm, maka benih dapat menjadi busuk atau kalaupun berkecambah,
e. Pemberian mulsa
semut, rayap dan lain sebagainya, maka setelah benih ditanam, sebaiknya
juga diberikan furadan pada lubang tanam atau di sekitar lubang tanam.
Furadan diberikan bersamaan pada saat tanam dengan dosis 8 kg/ha yang
tanam.
Kacang Hijau yang tidak diberi mulsa. Pemberian mulsa jerami padi pada
pertanaman kacang hijau dapat meningkatkan laju tumbuh relatif dan produksi
polong sebagai akibat dari penekanan pertumbuhan gulma, serangan lalat bibit,
tanah.
kacang hijau ditanam dengan cara jerami dihamparkan hingga merata setebal
f. Penyulaman
12
Penyulaman pada usaha tani kacang hijau adalah merupakan kegiatan
mengganti benih yang mati (tidak tumbuh). Penyulaman benih (biji) pada
tanaman kacang hijau hanya dilakukan satu kali saja, yaitu dilakukan 4-15 hari
setelah tanam. Penyulaman ini hanya dilakukan bila benih yang tidak tumbuh
berkisar antara 10%-25%. Apabila benih yang tidak tumbuh sampai melebihi
40%, maka sebaiknya semua diganti. Kemudian penyiapan lahan dan seleksi
dibersihkan dan bila perlu diberi Furadan 0,5 g, misalnya apabila terlihat
banyak semut, rayap dan serangga lain di lubang tanam tersebut. Setelah
itu, benih yang baru dimasukkan pada lubang tanam tersebut sebanyak 4
biji, lalu lubang tanam ditutup tanah dan mulsa jerami. Selesai penanaman
g. Pengairan
tanaman. Kerusakan akibat kekeringan adalah daun-daun cepat tua dan mudah
rontok dan tanaman tumbuh kerdil. Kekurangan air pada fase generatif (saat
inisiasi bunga dan jumlah bunga yang terbentuk sedikit, dan selanjutnya
13
pengisian polong. Akibatnya produksi sangat rendah atau bahkan bisa terjadi
gagal panen. Kekurangan air pada fase perkecambahan menyebabkan benih tidak
hasil panen. Tanaman kacang hijau yang tergenangi air dalam jangka waktu
kekurangan air pada daun. Dalam keadaan parah, tanaman menjadi kurang
mampu menyerap zat hara, batang menebal, terbentuknya kalus pada akar,
daun cepat menua (senesen), daun-daun rontok dimulai dari daun bagian
kadar karbondioksida (CO2), sulfida, etilen, asam organik, besi dan mangan
yang tampak akibat air yang berlebihan pada pertanaman kacang hijau adalah
timbulnya bercak kuning pada daun atau daun menjadi hijau muda, kuning,
atau bahkan putih (gejala klorosis). Air yang berlebihan pada fase
banyak yang gugur. Sehingga dengan demikian tanaman kacang hijau sangat
14
Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman kacang hijau yang baik dan
produksinya tinggi memerlukan air dalam jumlah yang harus cukup. Untuk
air pengairan pada lahan sawah beririgasi teknis dapat dilakukan dengan
basah (dalam kondisi kapasitas lapang). Apabila air yang diberikan sudah
cukup, air segera dikeluarkan dari kebun melalui saluran pembuangan air
(selokan drainase).
bila tanah sedalam 5-10 cm telah kering. Pada kondisi tersebut, pertanaman
kacang hijau harus segera diairi. Apabila tidak ada hujan, pengairan dapat
h. Pemupukan
bekas padi umumnya kurang responsif, karena pada lahan bekas padi
sawah telah terus menerus dipupuk NPK. Dari beberapa hasil pemelitian
lahan sawah yang padinya telah mendapat pupuk NPK tidak menunjukkan
15
diperoleh data yang mantap tentang manfaat pemberian pupuk NPK untuk
tanaman kacang hijau di lahan sawah bekas tanaman padi, namun telah
disusun dosis anjuran pupuk NPK bagi tanaman kacang hijau pada lahan
sawah yang secara terus menerus padinya telah dipupuk NPK adalah
kgKcl/ha.
ketersediaan hara bagi tanaman kacang hijau agar tetap diperoleh hasil
panen.
tanah yang terlalu berat, tidak ada unsur hara yang terbuang, efisiensi
16
daun, tidak mencemari lingkungan, tidak mematikan musuh alami
Pupuk NPK Phonska, SP-36 dan Kcl diberikan 1 hari sebelum tanam
atau diberikan bersamaan pada saat tanam dan pupuk diberikan sekaligus.
Pemberian pupuk NPK Phonska, SP-36 dan Kcl dapat juga diberikan secara
terdiri atas setengah dosis NPK Phonska ditambah seluruh dosis SP-36
1) Pupuk daun diencerkan terlebih dahulu dengan air sesuai dosis yang
17
dilakukan dipermukaan daun bagian bawah, karena pada tempat tersebut
maka pupuk daun tidak akan atau sulit diserap daun sehingga pemupukan
3) Penyemprotan pupuk daun dapat dilakukan kapan saja (pagi, siang, atau
sore) selama tidak ada angin dan diperkirakan tidak akan jatuh hujan 2-3
ada angin kencang dan ada hujan sebelum 2-3 jam penyemprotan.
1) Pengendalian gulma
hijau dapat tumbuh baik dan produksinya tinggi apabila tanaman terbebas
cara, yaitu:
18
(kored) sedangkan gulma dan rumput diselokan (parit-parit) dilakukan
2) Pengendalian hama
diketahui ada 15 species hama serangga, yaitu hama yang ditemukan pada
ulat grayak (Spodoptera Litura F), ulat jengkal (Plusia Chalcites), ulat
wereng daun (Bemisia Tabaci Genn), wereng (Empoasca Sp), dan hama
19
kepik coklat (Riptortus Linearis F), penggerek polong, yaitu penggerek
menyerangnya.
inang lalat kacang, antara lain kedele, kacang tanah, kacang panjang,
jerami padi.
20
aktif Klorpirifos, misalnya Dursban 20 EC, Lentrek 400 EC, Profos
400 EC.
2. Pola Tanam
Pada prinsipnya pola tanam dapat diartikan sebagai pengaturan tata letak
tanaman pada sebidang lahan tertentu dalam satu periode pertanaman sehingga
memberikan hasil yang optimal serta meningkatkan pendapatan petani dalam sistem
sebidang lahan untuk kegiatan pertanaman pada suatu periode/waktu tertentu. Dalam
pengertian pola tanam ada tiga hal yang menjadi kata kunci keberhasilan penerapan
pola tanam dan perlu diperhatikan, yaitu: jenis tanaman, lahan dan kurun waktu
tertentu.
pertanian secara optimal dengan segala keterbatasannya yang dilakukan dengan cara
meningkatkan pendapatan petani dalam suatu sistem usaha tani serta dapat
efisiensi teknis yang tinggi sangat penting karena dapat meningkatkan hasil dan
akan mengalami peningkatan, hal ini dapat dicapai melalui penerapan pola
21
memanfaatkan sumber daya lahan secara optimal, efektif dan efisien untuk
menghindari risiko kegagalan panen dalam sistem usaha tani karena hanya
mengusahakan satu jenis tanaman saja dalam satuan waktu tertentu. Dengan
beragamnya jenis tanaman yang ditanam pada sebidang lahan, maka petani
penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada satu bidang lahan dalam
periode waktu yang sama, sehingga akan dihasilkan lebih dari satu jenis
sepanjang musim selama satu tahun tetap ada pekerjaan bagi petani.
tanah, maka dapat mengurangi biaya penyiapan lahan dan biaya usaha tani
22
d. Meragamkan sumber protein dan gizi bagi masyarakat. Program diversifikasi
pangan yang dihasilkan melalui penerapan pola tanam atau tumpang sari.
dari beragamnya komoditas pangan yang dihasilkan dan petani terhindar dari
Teknologi pola tanam supaya dapat diterapkan secara baik dan tepat serta
memberikan hasil yang maksimal sangat tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa
a. Iklim
Iklim sangat penting dan peranannya sangat besar pada sistem pertanian.
Kondisi iklim pada suatu tempat atau wilayah, iklim pada musim hujan ataupun
diperlukan tanaman. Pada musim hujan persediaan air untuk tanaman berada
dalam jumlah besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan
menurun atau terbatas. Pola iklim kadang kala bisa terjadi penyimpangan yang
b. Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut. Topografi juga
topografi lahan termasuk datar (flate) dan merupakan dataran rendah sehingga
23
c. Debit air yang tersedia
Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan debit air pada
musim kemarau, sehingga perlu diperhitungkan apakah debit air saat itu
mencukupi apabila ditanami dengan jenis tanaman tertentu. Pada lahan rawa
pasang surut dengan tipe luapan B pertanaman di musim hujan dapat dikatakan
air cukup, tetapi pada musim kemarau diperlukan pengelolaan air yang sesuai
dan tepat agar suplai air terhadap tanaman dapat terpenuhi dengan baik.
d. Jenis tanah
Karakteristik keadaan fisik, kimia dan biologi tanah, hal ini sangat
e. Sosial ekonomi
Sistem pertanian yang berkembang ada dua macam, yakni (1) sistem
pertanian monokultur, yaitu sistem pertanian atau pola tanam yang dikembangkan
hanya menanam satu jenis tanaman saja pada satu bidang lahan pada satu periode
tertentu; dan (2) sistem pertanian polikultur, yaitu sistem pertanian atau pola tanam
yang menanam berbagai jenis tanaman pada satu bidang lahan pada satu periode
24
Penerapan sistem monokultur terbukti dapat meningkatkan produksi,
pertumbuhan satu jenis tanaman utama dapat mencapai maksimal, namun sistem ini
memiliki risiko gagal panen lebih tinggi, akibatnya petani tidak mendapatkan hasil
mudah dan simpel (lebih sederhana) karena komoditas tanaman yang ditanam dan
dipelihara hanya satu jenis tanaman saja. Namun demikian, sistem pertanian
monokultur memiliki kelemahan yakni tanaman relatif mudah terserang hama dan
mengusahakan berbagai jenis tanaman pada tempat dan waktu (ruang/ space)
yang sama. Definisi lain dari sistem polikultur adalah bentuk pertanian
dengan berbagai komoditas tanaman pada satu bidang lahan yang disusun dan
tumbuhan tumbuh pada waktu dan ruang yang sama secara bersamaan. Sesuai
25
dengan pengertian dan pemahaman akan sistem pertanian polikultur, maka
lebih dari satu jenis tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama satu
menanam lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang tanah yang
memperhatikan kelestariannya.
di antara tanaman pokok pada waktu yang sama atau waktu yang berbeda.
dari dua jenis tanaman atau lebih yang ditanam secara bergiliran.
26
III. BAHAN DAN METODE
2022.
benih kacang hijau (Vignia radiata L.), campuran tanah dan air sedangkan alat
yang diperlukan pada praktikum di greenhouse yaitu sekop, polybag, alat tulis
27
dan kamera. Selain itu pada praktikum kunjungan lapangan memerlukan alat
3. Pelaksanaan Praktikum
a. Praktikum di Greenhouse
3) Penanaman
pupuk kompos.
4) Pemeliharaan
Benih kacang hijau disiram setiap hari pada saat pagi atau sore
dalam polybag.
5) Pemupukan
28
Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama dilakukan
6) Panen
3) Mengamati jenis tanaman, pola tanam dan jarak tanam tanaman yang
4. Pengamatan
a. Tinggi tanaman
batang yang berada diatas tanah hingga ujung batang. Tinggi tanaman
b. Jumlah daun
29
Jumlah daun diamati pada saat tanaman berumur 1 minggu sampai
tanaman berbunga.
c. Umur bunga
d. Perkembangan buah
pada saat buah siap untuk dipanen. Pemanenan berlangsung pada saat
1. Praktikum di Greenhouse
a. Tinggi tanaman
30
9. Minggu ke-9 82 cm 67 cm
Sumber: Data primer 2022.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7 M-8 M-9
Waktu Pengamatan (Minggu)
Tanaman I Tanaman II
mulai dari minggu pertama hingga minggu ke-5. Tetapi sebelum itu, pada
minggu pertama kacang hijau mulai berkecambah pada hari kedua dan
waktu biji berkecambah (biji berkecambah dan keluar dari permukaan tanah
sampai fase kotiledon sekitar 2-5 hari tergantung kelembaban dan dalamnya
penanaman.
31
Gambar 2. Tanaman Kacang
Hijau Pada Minggu ke-1
Pada hari ke 5, daun pertama tumbuh sekitar 9-11 hari setelah tanam pada
hari ke 10, daun berangkai tiga pertama keluar pada umur 13 hari dari waktu
tanam, daun berangkai tiga ke dua muncul pada umur ke16 hari, daun berangkai
tiga ketiga dan keempat muncul pada umur ke 24 hari, daun berangkai tiga
32
kelima dan keenam muncul pada umur ke 30 hari, daun berangkai tiga yang
ketujuh (tanaman mulai berbunga) muncul pada umur ke 34 hari, daun berangkai
tiga yang kedelapan dan pengembangan polong muncul pada umur ke 41 hari
Polong tua berwarna hitam pada umur ke 45 hari, polong mulai masak pada
menggunakan pupuk NPK Phonska sebanyak 1 tutup botol air mineral. Hal ini
pertambah sangat signifikan. Selain itu pada saat tanaman berumur 4 minggu
dilakukan lagi pemupukan kedua dengan pupuk NPK Phonska, hal ini dilakukan
33
Gambar 6. Tanaman Kacang Hijau
pada Minggu ke-5
b. Jumlah daun
34
18
16
14
12
Jumlah Daun
10
8
6
4
2
0
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7 M-8 M-9
Waktu Pengamatan (Minggu)
Tanaman I Tanaman II
hijau pada tanaman I dan tanaman II mulai dari minggu ke-1 hingga
minggu ke-5 sangat signifikan. Pada minggu ke-6 daun mulai berguguran
35
Fotomorfogenesis yaitu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
c. Pembungaan
Pembungaan pada tanaman I dan tanaman II terjadi secara
bersamaan pada minggu ke-5, dimana bunga pada tanaman kacang hijau
gambar 4). Tetapi sebelum itu, pada minggu ke-4 dilakukan lagi
pembungaannya.
d. Pembentukan buah
36
Sumber: Data primer 2022.
4
Jumlah Buah
0
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-7 M-8 M-9
tanaman kacang hijau pada tanaman I dan tanaman II mulai tumbuh pada
saat tanaman beumur 5 dan buah sudah mulai nampak jelas pada saat
kedua tanaman berumur 6 minggu, akan tetapi buah pada tanaman I lebih
37
Gambar 8. Buah pada Tanaman II
Setelah ditimbang
menjadi polong, hanya 23-25% saja yang akan menjadi polong sedangkan
dan pengisian polong terjadi antara 41-49 hst, pemasakan polong terjadi
2. Praktikum di Malino
Risal atau kerap dipanggil dengan bapak Heru. Adapun beberapa hal yang
38
1. Jenis tanaman
dengan tanaman selingan agar hama penyakit dari tanaman utama dapat
a) Waktu penanaman
bawang daun) pada saat bulan Februari, Maret, April dan Mei
39
bulan Juli, Agustus dan September. Kadar pH yang baik pada saat akan
ton, biasanya varietas yang paling baik untuk tanaman kentang yaitu
varietas G2-G4.
Adapun kriteria dari bibit wortel yang baik yaitu berbentuk sempurna
Pada saat menanam urutan tanam yang biasa pak Heru lakukan
c) Jarak tanam
40
sistem rotasi tanaman jadi bedengan bekas penanaman kentang digunakan
untuk tanaman yang lainnya juga, akan tetapi hanya menggunakan jarak
d) Pola tanam
Pola tanam yang digunakan ada dua jenis yaitu monokultur dan
persaingan unsur hara dan hasil produksi yang kurang maksimal, selain
41
itu tanamn kentang dan wortel memiliki tajuk yang tinggi sehingga
e) Pemupukan
kentang yaitu pupuk kandang, NPK, NPK Phonska, Phonska dan ZA.
sudah mulai tumbuh dimana pupuk NPK, NPK Phonska, Phonska dan
kalium.
gagal panen dan kerugian yang besar. Selain hama ulat, ada juga hama
adapula hama yang menyerang pada saat musim hujan tiba diantaranya
42
insektisida sebelum penanaman tanaman dan sebelum panen agar
g) Produksi
produksi dapat mencapai 15-17 ton dalam 1 ha. Di dalam 1 pohon hasilnya
1. Kesimpulan
memiliki hasil produksi yang lebih banyak daripada 1 tanaman saja, akan
tetapi persaingan unsur hara antar tanaman di dalam satu polybag terjadi
b. Jenis pola tanam yang diterapkan di lahan perkebunan Malino ada dua
2. Saran
43
Dalam pelaksanaan praktikum di Greenhouse untuk penyiraman
DAFTAR PUSTAKA
44
Cahyono, Bambang. 2015. Kacang Hijau. Semarang: CV. Aneka Ilmu. No. 2, hal
31-72. Diakses pada laman: http://webcache.googleusercontent.
com/search? q=cache:-
2Zzf8pgtUJ:ebook.pustaka.sumbarprov.go.id/index.php%3Fp%3 Dfstream-
pdf%26fid%3D459%26bid%3D437+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl =id.
Diakses pada tanggal 3 November 2015.
Fachrudin, L. 2012. Budidaya Kacang-Kacangan. Yogyakarta: Kanisius.. 118 hal.
Handika, Gian dan Prapto Yudono. 2016. Pengaruh Waktu Penyiangan terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) di
Lahan Pasir Pantai Samas Bantul. Vegetalika, Vol. 5(4): 25-36.
Hermawati Tri, D. 2016. Kajian Ekonomi Antara Pola Tanam Monokultur Dan
Tumpangsari Tanaman Jagung, Kubis dan Bayam. Inovasi, 18(1), 66–71.
Hussain, F., Malik, A. U., Haji, M. A., & Malghani, A. L. 2011. Growth and yield
response of two cultivars of mungbean (Vigna radiata L.) to different
potassium levels. J. Anim. Plant Sci, 21(3), 622-625.
Kaur, R., Toor, A. K., Bassi, G., & Bains, T. S. 2017. Characterization of
Mungbean (Vigna radiata L. Wilczek) varieties using morphological and
molecular descriptors. Int. J. Curr. Microbiol. App. Sci, 6(6), 1609-1618.
Kementerian Pertanian. (2020). Jenis-Jenis Pola Tanam. 2021. Diakses pada
laman: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/91711/JENIS-JENIS-
POLA-TA NAM/. Diakses pada tangga 4 April 2021.
Komalasari, W., B., Sri, W., Megawati, M., Sehusman, Rinawati, & Yani, S.
(2015). Buletin Konsumsi Pangan. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Manihuruk, dkk. 2018. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau
dan Kacang Panjang. Yogyakarta: Absolut. 133 hal.
Mustaqiman. 2010. Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Pradana, TA. 2017. Pengaruh Pencacahan Berbagai Mulsa Organik terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. Jurnal Produksi Tanaman,
Vol.3 No. 8, Hal: 658-665.
Rahmah, A., M. Izzati dan S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Var. Saccharata).
Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. 22. No. 1. Maret 2014.
Simatupang, R. Smith dan Eva E. Berlian Pangaribuan. 2016. Pola Tanam.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 212 hal.
45
Sulistyo, A. dan Yuliasti. 2012. Nilai duga heritabilitas galur-galur mutan kacang
hijau (Vigna radiata). Prosiding Seminar Nasional 2012. Buku 2.
Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran. hlm I-13I-16.
Tribun Timur. 2017. 7 Potret Kekeringan Berbagai Daerah di Indonesia. Diakses
pada laman: http://makassar.tribunnews.com/2017/09/19/7-potretkekerin
gan -berbagaidaerah-di-indonesia-tahun-ini-no2-dan-6-menyedihkan.
Diakses pada 23 Oktober 2017.
Trustinah, T., Radjit, B. S., Prasetiaswati, N., & Harnowo, D. 2015. Adopsi
varietas unggul kacang hijau di sentra produksi. Iptek Tanaman Pangan,
9(1).
Yasmeen, T., Hameed, S., Tariq, M., & Iqbal, J. 2012. Vigna radiata root
associated mycorrhizae and their helping bacteria for improving crop
productivity. Pak. J. Bot, 44(1), 87-94.
Yusuf. 2014. Pemanfaatan Kacang Hijau sebagai Pangan Fungsional
Mendukung Diversifikasi Pangan di Nusa Tenggara Timur. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
LAMPIRAN
46
Gambar 1. Hasil pengamatan.
LAMPIRAN
47
Gambar 1. Proses pengolahan Gambar 2. Memasukkan tanah
tanah kepolybag
48
Gambar 5. Pemberian pupuk Gambar 6. Proses penyiraman
kandang
49
Gambar 10. Pengamatan Kentang Gambar 11. Cara Memanen Kentang
50
LEMBAR ASISTENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
51