Anda di halaman 1dari 17

PROPOSALPENELITIAN

TINGKAT EFEKTIVITAS PERTANIAN PADA TANAMAN SAWI


(Brassica Juncea L.) BERTINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN
METODE IRIGASI PIPA VERTIKAL DI BPTP NTB

Oleh :

SABARAN HAENUN NABBIZ


J1B017073

Proposal Diajukan Untuk Menyusun Skripsi

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2020

i
USULAN PENELITIAN

TINGKAT EFEKTIVITAS PERTANIAN PADA TANAMAN SAWI


(Brassica Juncea L.) BERTINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN
METODE IRIGASI PIPA VERTIKAL DI BPTP NTB

Oleh :

SABARAN HAENUN NABBIZ


J1B017073

Menyetujui :

(Joko Sumarsono , S.TP., MP.) (Sirajuddin Haji Abdullah, S. TP., MP.)


NIP: 197203112006041002NIP: 197101012005011004
Pembimbing I Pembimbing II
Tanggal : Tanggal :

Mengesahkan :
Ketua Program Studi Teknik Pertanian

Murad, SP., MP.


NIP.197512312008011023

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
2.1 Sawi(Brassica Juncea L.)..................................................................... 6
2.2 Produksi Sawi (Brassica Juncea L.)..................................................... 7
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)........................ 8
2.4 Hipotesis............................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 19
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 19
3.2 Materi Penelitian................................................................................... 19
3.3 Bahan dan Alat Penelitian..................................................................... 19
3.4 Cara Penelitian...................................................................................... 21
3.5 Metode penelitian.................................................................................. 22
3.6 Variabel yang Diamati.......................................................................... 23
3.7 Analisis Data......................................................................................... 25
3.8 Jadwal Kegiatan.................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permintaan terhadap komoditas sayuran di Indonesia terus meningkat,
seiring dengan meningkatnya penduduk dan konsumsi per kapita. Disamping itu,
sebagian masyarakat juga menginginkan produk hortikultura yang lebih
berkualitas. Meningkatnya jumlah komoditas sayuran dari luar negeri
mengindikasikan bahwa permintaan pasar belum mampu dipenuhi oleh produksi
dalam negeri. Apabila kondisi ini terus berlangsung, maka Indonesia akan sangat
tergantung dari produk hortikultura impor. Konsumsi sayuran di Indonesia tahun
2010 adalah 37.30 kg/kapita/tahun. Hal ini masih rendah dari syarat minimum
yang direkomendasikan oleh FAO yakni 65 kg/kapita/tahun. Disisi lain produksi
sayuran masih rendah dari konsumsi yakni sebesar 35.30 kg/kapita/tahun.
(Deptan, 2011), dengan demikian peningkatan produksi tanaman sayuran masih
terbuka lebar untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat konsumsi sayuran nasional,
salah satu diantaranya adalah Sawi hijau.
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas
hortikultura sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang baik, sawi
digemari oleh masyarakat karena rasanya enak, mudah didapat, dan
dibudidayanya tidak terlalu sulit. Tanaman Sawi banyak mengandung vitamin dan
gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam setiap 100 gram bobot
segar sawi mengandung 2,3 gram lemak, 4 gram karbohidrat, 220 miligram Ca, 38
miligram fosfor, 6,4 gram vitamin A, 0,09 miligram vitamin B, 102 miligram
vitamin C, serta 92 gram air (Direktorat Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias,
2012).
Produksi sawi hijau di Indonesia meningkat antara 3-7%/tahun dalam
kurun waktu tiga tahun dari 2012/2014 dan kemungkinan akan terus mengalami
peningkatan setiap tahun (Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian. 2017).
Produktivitas sawi hijau pada tahun 2010 dengan luasan panen 59,450 (Ha) total
produksi yang dihasilkan 583,770 (Ton) dengan produktivitas 9,820 (Ton/Ha).
Data dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian (2017)

1
menunjukkan produksi sawi pada tahun 2012 semula sebesar 594,934 ton
kemudian mengalami peningkatan jumlah produksi pada tahun 2013 menjadi
635,728 ton, namun pada tahun 2014 produksi sawi mengalami penurunan
sebesar 33,26 ton, total produksi menjadi 602,468 ton.
Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat
setiap tahunnya, sehingga luas lahan yang tersedia dan dapat diolah untuk areal
pertanian juga semakin terbatas. Bahkan tidak sedikit pula lahan pertanian yang
telah beralih fungsi menjadi, seperti areal industri, perumahan dan gedung-gedung
perkantoran. Hal ini tentu menjadi peluang untuk mengembangkan vertikultur
secara intensif. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau
perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman
sebanyak-banyaknya. Metode yang dapat digunakan sangat beragam, diantaranya
dengan metode bambu, plempem, pipa, pot dan karung plastik. Tapi yang sering
digunakan adalah bambu dan pipa, alasannya karena kedua metode ini sangat
mudah untuk dilakukan dan mudah untuk mencari bahannya. Selain itu, dalam
pembuatan kerangka dapat menggunakan kayu, bambu, tali, paku (Nitisapto,
2003).
Metode irigasi pipa vertikal adalah salah satu metode yang sistemnya
mengeluarkan air secara kebawah akibat gaya kapilaritas dan gravitasi. Cara ini
bertujuan untuk memanfaatkan air dalam jumlah terbatas dalam budidaya tanaman
sayur-sayuran di lahan kering.
Tujuan diadakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat efektivitas
pertumbuhan pada tanaman sawi(Brassica juncea L.) dengan menggunakan
Metode irigasi pipa vertikal.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah tingkat efektivitas pertumbuhantanaman secara
bertingkatberpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi.

2
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
efektivitas pertumbuhan dan penggunaan air pada tanaman sawi(Brassica juncea
L.)dengan menggunakan metode irigasi pipa vertikal di BPTP-NTB.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai tingkat efektivitas
pertanian pada tanaman sawi (Brassica juncea L.) dengan menggunakan
metode irigasi pipa vertikal.
b. Hasil penelitian ini juga sebagai media informasi bagi masyarakat dalam
memanfaatkan lahan sempit, dan sebagai pembanding untuk peneliti
berikutnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)


Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu komoditas
hortikultura sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang baik, sawi
digemari oleh masyarakat karena rasanya enak, mudah didapat, dan
dibudidayanya tidak terlalu sulit. Tanaman Sawi banyak mengandung vitamin dan
gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam setiap 100 gram bobot
segar sawi mengandung 2,3 gram lemak, 4 gram karbohidrat, 220 miligram Ca, 38
miligram fosfor, 6,4 gram vitamin A, 0,09 miligram vitamin B, 102 miligram
vitamin C, serta 92 gram air (Direktorat Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias,
2012).
Sawi merupakan salah satu sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang
mempunyai nilai ekonomis dan dapat di budidayakan di dataran tinggi maupun
dataran rendah.Permintaan masyarakat terhadap sawi hijau
semakinmeningkat.Permintaan masyarakat terhadap sawi hijau semakin
meningkat.Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan konsumsi per kapita,
luasan panen dan produksi. Konsumsi sawi hijau mengalami kenaikan dari 1.304
kg/kapita/tahun pada 2013 menjadi 1.408 kg/kapita/tahun pada 2014 (Jenderal
Hortikultura Kementrian Pertanian, 2017).
Sawi memiliki banyak varietas, namun yang biasa dibudidayakan di
indonesia antara lain, sawi hijau, sawi putih, dan pakcoy. Bentuk dan ukuran
masing-masing varietas berbeda, bahkan umur panenpun berbeda. Umumnya sawi
memiliki daun yang lonjong, halus, tidak berkrop, dan tidak berbulu. Di
Indonesia, petani hanya mengenal dan biasa membudidayakan 3 jenis sawi yaitu
sawi putih, sawi hijau, dan pakcoy. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica
yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya
mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa) kelompok parachinensis, yang disebut
juga sawi bakso, caisim, atau caisin. Selain itu, terdapat pula sawi putih
(Brassicarapa) kelompok pekinensis, disebut juga petsai. Biasa dibuat sup atau
diolah menjadi asinan. Sawi sendok (pakcoy) merupakan jenis sayuran daun

4
kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia (Pracaya,
2011).

2.2. Produksi Tanaman Sawi


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015) produksi sayuran sawi di
Indonesia dari tahun 2011 sampai 2013 mengalami kenaikan dari 580.969 ton
menjadi 635.728 ton, namun tahun 2014 sampai 2015 telah mengalami
mengalami penurunan dari 602.468 ton menjadi 580.51 ton. Data tersebut
menunjukan bahwa terjadinya fluktuasi produksi sawi, bahkan telah mengalami
penurunan pada tiga tahun terakhir. Berdasarkan data statistik pertanian secara
nasional kemampuan produksi tanaman sawi Indonesia 8-10 ton/ha. Sementara
untuk Sulawesi Tenggara produksi sawi rata-rata 3,74 ton ha-1 dengan luas panen
165ha (BPS Sulawesi Tenggara, 2010).

2.3. Teknik Budidaya Tanaman Sawi


Teknik budidaya tanaman sawi meliputi :
2.3.1. Pembenihan
Satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor
pembenihan,karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki
pertumbuhan bagus. Pada umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat,
kecil, warna kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin
mengkilap. Benih sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus
memiliki kualitas yang baik. Jika benih tersebut membeli ditoko, maka saat
membeli harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan
tempat untuk menyimpan.Persemaian yang digunakan melalui bahan treas, lebar
25 meter, panjang 1 meter, benih di tebar di treas dan tutupi benih tersebut dengan
tanah halus setebal 1-2 cm perbandingan tanah dan pupuk organik 2-2
pembenihan dilakukan selama 1 hari.
2.3.2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya
sawi hijau yang dimaksud adalah melakukan penggemburan tanah di gambus
ukuran 20 cm-.Pemberian pupuk dasar pada tanah yang tujuannya untuk
menambah kesuburan pada tanaman. Maka diberi pupuk organik, seperti pupuk

5
kandang atau kompos jerami sebanyak 200 kg diberikan saat berlangsungnya
penggemburan tanah.Agar pupuk organik tersebut dapat cepat merata dan
bercampur dengan tanah yang akan digunakan, maka digunakan perbandingan
antara pupuk organik dan tanah sebesar 2:2.
2.3.3. Penyemaian
Menebarkan pupuk kandang ditambah tanah dengan perbandingan 2:2.
dimasukan di treas isi didalam treas lebar 25 meter, panjang 1 meter. Benih dan
tutupi benih tersebut dengan tanah halus setebal 1-2 cm. Pecah lembaga kurang
lebih 8 hari, penyemaian dilakukan selama 2 minggu.
2.3.4. Penanaman
Penanaman yang dilakukan dengan cara transplanting mencabut bibit dari
tempat persemaian dan dilakukan penanaman secara langsung di Treas 30-30.
dipilih terlebih dahulu bibit yang baik, bibit dipindahkan ke polybag. 1 polybag
untuk 1 tanaman, Untuk jarak tanam polybag adalah 25 x 25 cm. penanaman
dilakukan halaman belakang dinas pertanian.
2.3.5. Transplanting
Transplanting dilakukan dengan bertumbuh semaksimal dan mengisi sawi
pada media Tanah hingga penuh kemudian dibasahi dengan air. Jika benih sudah
berdaun 2-3 helai, tanaman sawi sudah dapat dipindah ke Tanah panel semai.
Untuk setiap satu lubang tanaman, isi dengan satu benih dan jangan lebih.
2.3.6. Penyiraman
Pertama yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah penyiraman.
Penyiraman tergantung pada musim. Jika musim penghujan datang dan curah
hujan berlebihan, maka pengurangan air harus dilakukan. Tetapi jika sebaliknya,
yakni jika air kurang karena datangnya musim kemarau, maka harus dilakukan
penambahan air, agar kecukupan bagi tanaman sawi Senantiasa terpenuhi jika
tidak terlalu panas, Penyiraman dilakukan sehari sekali pada pagi hari dan sore
hari awal tanam sampai panen.sedangkan jika cuaca tidak terlalu kering
penyiraman dapat itu dapat melakukan yang baik dan segar.

6
2.3.7. Pengendalian Hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit secara manual yang dilakukan dengan cara
yaitu membunuh hama secara langsung dan mencabut tanaman yang terserang
penyakit. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit secarakimia yaitu obat-
obatan contoh herbisida dan lain-lain Pengendalian hama yang dilakukan secara
prefentif yaitu dengan cara membunuh hama secara langsung dan mencabut
tanaman yang terserang penyakit.
2.3.8. Pemupukan
Sebelum menanam sudah diberi pupuk (urea kandang, kompos,), tanah
maka itu pada saat pertumbuhan tanaman tidak memberi pupuk lagi karena
mengandung unsur nitrogen (N) organik.
2.3.9. Panen
Panen ada 2 cara yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dengan
memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah. Pada Umur 30-40
hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat dipanen. Untuk tanaman yang
pertumbuhannya baik, disetiap polybag dapat menghasilkan sawi hijau, beratnya
175 gram.

2.4. Hipotesis
H0: 1. Tidakadaperbedaankualitasinternal telurpuyuh yang disebabkanoleh
perbedaan tingkatpenggunanan duckweed terfermentasi.
2. Tidakadaperbedaankualitasinternal telurpuyuh yang disebabkanoleh
perbedaan lama penyimpanan.
H1: 1. Semakintinggitingkat penggunaan duckweed terfermentasi
semakinbaikkualitas internal telurpuyuh.
2. Kualitas internal telur yang disimpan selama 10
harilebihrendahdibandingkandengan yang disimpan 5 harimaupun telur
segar.

7
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN

8
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dari Februari - Maret 2020.
Dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Desa Peresak,
Kecematan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

3.2. Materi Penelitian


Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.)yang berumur 1 minggu terdiri dari 3 perlakuan dan 3
ulangan, masing – masing ulangan terdiri dari

3.3. Bahan dan Alat Penelitian


3.3.1. Bahan Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
2. Sekam padi yang dicampur dengan kotoran ternak
3. Tanah
4. Air

3.3.2. Alat Penelitian


Adapun alat - alat yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Ember sebagai tempat pemberian air pada tanaman
2. Pipa paralon PVC 3 In sebagai media pemberian air pada tanaman
3. Karung Bekas sebagai media tumbuh bagi tanaman
4. Meteran
5. Gunting
6. Gergaji besi

3.4. Cara Penelitian


Tahap I: Persiapan

9
PembuatanPupukKompos
Pembuatan pupuk kandang ayam dilakukan denganmengumpulkan
kotoranayam secara terpisah pada suatu wadah.Masing-masing bahan
ditambahkan EM4yang telah diencerkan dengan air. Campuranbahan tersebut
diperam selama 1 bulan. Saat2 pekan pertama pemerahan dilakukanpengadukan
agar bahan tercampur merata.Selama pemeraman terjadi prosespembusukan yang
akan merubah sifat fisikdan kimia kotoran dari yang tidak dapatdiserap tanaman
menjadi bahan lapuk yangmengandung unsur hara yang dapatdimanfaatkan oleh
tanaman.
Persemaian Bibit Sawi
Benih sawi sebelum disemaikan terlebih dahulu direndam dalam air
hangat selama 1 jam, diambil dan kemudian ditiriskan. Benih disemai pada tray
yang telah diisi dengan media tanam campuran tanah dan kompos (50:50). Selama
persemaian dilakukan penyiraman pagi dan sore hari. Bibit siap dipindahkan ke
karung bekas pada umur 20 hari setelah tabur benih. Bibit yang ditanam yaitu
bibit yang sehat dan berukuran seragam, mempunyai 3 – 4 helai daun.
Tahap II:Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam tanah yang digunakan adalah tanah yang dicampur
dengan Pupuk kandang, kemudian dimasukkan ke dalam karung bekas. Setelah
itu, dibuatkan jarak tanam 20-30 cm setiap tanaman dengan kedalam lubang
tanam 6-10 cm.
Tahap III: Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Sawi
Bibit sawi ditanam masing-masing 1 bibit setiap lubang pada karung
bekas. Bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat dan berukuran seragam. Setelah
bibit sawi berumur 1 minggu setelah pindah tanam dan telah berdaun 3-4 helai,
dilakukan penjarangan dengan hanya meninggalkan 1 bibit yang sehat.
Penyiraman dilakukan sekali sehari pada pagi atau sore hari.
3.5 Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental dengan percobaan lapangan.
3.6. Parameter yang Diamati

10
Parameter pengamatan berupa kebutuhan air tanaman, debit air rata-rata
keluaran air pada pipa vertikal,jumlah penggunaan air,tinggi tanaman, jumlah
daun, berat tanaman, efisiensi pemakaian air, luas media tanam,dan produktivitas
tanaman.
1. Kebutuhan Air Tanaman Sawi
Menentukan kebutuhan air tanaman sawi ini sangat penting dilakukan
untuk menentukan jumlah air yang diberikan baik dari fase awal, tengah dan
akhir pertumbuhan. Penentuan kebutuhan air tanaman sawi juga berguna
untuk tahap awal dalam perancangan jaringan irigasi yang sesuai dengan
kebutuhan pengairan tanaman sawi yang akan diberikan. Penentuan
kebutuhan air tanaman sawi dilakukan dengan cara mengalikan antara data
penguapan perhari dengan koefisien tanaman. Penentuan ETc ditentukan pada
3 tahap pertumbuhan, yaitu tahap awal, tengah dan akhir. Nilai ETc
didapatkan dari perhitungan data iklim selama 10 tahun terakhir dari BMKG
menggunakan aplikasi CROPWAT. Kebutuhan air tanaman dapat dicari
dengan rumus di bawah ini:
ETc = Kc x Eto (1)
Dimana: Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Kc = Koefisien tanaman
Eto = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
2. Debit rata-rata keluaran Air Pada Pipa Vertikal
Diukur debit air yang ke luar dari emitter sebanyak 3 kali ulangan, tiap
ulangan selama 1 jam. Mengukur debit keluaran emitter ini berkaitan dengan
jumlah pemberian air yang akan diberikan kepada tanaman sawi.
3. Jumlah penggunaan air irigasi
Jumlah penggunaan air irigasi dihitung mulai dari hari pertama tanam
sampai hari terakhir (panen).
4. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur pada umur 1 minggu setelah pindah tanam.
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sawi sampai ujung daun
tertinggi.Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan interval 1 minggu
sekali sampai tanaman sawi panen.

11
5. Jumlah daun tanaman
Jumlah daun tanaman diamati bersamaan pada waktu pengamatan tinggi
tanaman. Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna.
Jumlah daun dihitung dengan interval 1 minggu setelah pindah tanam.
6. Berat tanaman
Sawi ditimbang daun, batang, dan akarnya.
7. Efisiensi pemakaian air
Efisiensi pemakaian dapat dihitung dengan rumus di bawah ini (Apriani,
dkk, 2015):
𝐸𝑎 =𝑊𝑠𝑊𝑓 x 100% (2)
Dimana: 𝐸𝑎 = efisiensi pemakaian air (%)
𝑊𝑠= air yang ditampung/diterima tanah (air yang disalurkan-
perkolasi) (ml)
𝑊𝑓= air yang disalurkan (ml)
8. Luas Media Tanam(karung)
Luas media tanam (karung) dihitung dengan persamaan di bawah ini:
𝐿 = 𝜋𝑟2 (3)
Dimana: L = luas lingkaran (cm2)
r = jari-jari
3.7.Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisis menggunakan
analisis of varians (ANOVA) dari rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial
dan perbedaan antara jarak perlakuan diuji signifikannya menggunakan uji
Duncan’s (Stele and Torrie, 1993 disitasi Hanartani, 2011).

3.8. Jadwal Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

12
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei

1 Persiapan
2 Penelitian
3 Penyusunan
skripsi
4 Ujian skripsi

DAFTAR PUSTAKA

13
Deptan. (2011). Tanaman Hortikultura dan Palawija. Depertemen Pertanian
Jakarta.
Nitisapto, L. (2003). Sistem Vertikultur. Bandung: Angkasa.

14

Anda mungkin juga menyukai