Oleh:
Evi Setyaningsih
A1L014054
Oleh:
Evi Setyaningsih
A1L014054
Oleh:
Evi Setyaningsih
A1L014054
Mengetahui:
Wakil Dekan Bidang Akademik,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rapa L.) pada Tiga Nilai Daya Hantar Listrik (DHL) Menggunakan
dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu perkenankan penulis untuk
3. Bapak Dr. Ir. Noor Farid, M.Si., selaku pembimbing I pelaksanaan penelitian.
penelitian.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan
6. Rekan penelitian, Dini, Fadila, Atika dan Sulasih atas segala bantuan dan
1
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat dimanfaatkan dan dapat
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA.................................................................................................... i
LAMPIRAN................................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
C. Manfaat Penelitian............................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 18
3
LAMPIRAN
No Halaman
1. Denah Percobaan.................................................................................. 19
2. Deskripsi Varietas................................................................................. 21
4
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semestinya. Bahkan hingga saat ini jumlah petani yang ada di Kabupaten
Banyumas hanya sekitar 100 ribu orang saja. Kepala Dinas Pertanian dan
sedikit dan risikonya cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
perikanan dan perkebunan sebanyak lebih dari 39 juta jiwa atau 31,8%.
Pemuda saat ini lebih berminat untuk bekerja di sektor lain, selain tidak
perlu kotor dan tidak perlu keahlian khusus seperti bertani, juga lebih
pertanian semakin lama semakin sedikit, karena itu sekarang kita rangsang
1
Tanaman hortikultura diantaranya buah-buahan, obat-obatan, tanaman hias
ini disebabkan nilai gizi pada sayuran sangat tinggi karena merupakan
sumber vitamin, mineral, protein nabati, dan serat. Salah satu jenis sayuran
ton/tahun pada tahun 2013 menjadi 602,468 ton/tahun pada tahun 2014
pakcoy sangat tinggi tidak hanya untuk keperluan rumah tangga tetapi juga
menjadi permasalahan utama sehingga perlu ada media tanam yang dapat
2
cara budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah melainkan
menggunakan air sebagai medianya. Pada sistem ini, unsur hara mineral
yang dibutuhkan bagi tanaman berasal dari larutan nutrisi yang dilarutkan
dalam air.
hidroponik, karena tanpa nutrisi tentu saja tidak bisa menanam secara
hidroponik. Nutrisi merupakan hara makro dan mikro yang harus ada
al., 2012).
Menurut puspitasari (2011) menyatakan bahwa sayuran daun
listrik (DHL) sekitar 1,5-2,5 mS/cm. Jika kepekatan larutan nutrisi dengan
DHL terlalu tinggi, maka tanaman sudah tidak sanggup menyerap hara lagi
karena telah jenuh. Aliran hara hanya lewat, tanpa diserap akar. Batasan
jenuh dari kepekatan larutan nutrisi untuk sayuran daun adalah dengan
3
untuk tanaman pakcoy yang dapat tumbuh dengan baik pada tiga nilai
daya hantar listrik (DHL) yang berbeda pada teknik hidroponik rakit
apung.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui korelasi antar karakter morfologi tanaman pakcoy dengan sistem
tanaman pakcoy.
3. Mengetahui varietas tanaman pakcoy terbaik pada masing-masing nilai Daya
C. Manfaat Penelitian
pakcoy.
2. Memberikan informasi ilmiah tentang nilai Daya Hantar Listrik (DHL) terbaik
yang dapat digunakan supaya tanaman pakcoy dapat mendapatkan nutrisi yang
menghasilkan produksi dengan baik pada nilai Daya Hantar Listrik (DHL)
yang dianjurkan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TANAMAN PAKCOY
Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili
dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina,
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk jenis sayur sawi yang
mudah diperoleh dan cukup ekonomis. Saat ini pakcoy dimanfaatkan oleh
media tanam dalam polybag. Media tanam dapat dibuat dari campuran
Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat,
tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun
5
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna
putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15-30 cm.
mempunyai ketinggian 100 mdpl sampai 500 mdpl. Tanaman pakcoy dapat
Tanaman pakcoy cocok ditanam pada tipe tanah lempung, lempung berpasir,
lokasi terbuka dan drainase air lancar. Pakcoy ditanam dengan benih langsung
atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi yaitu sekitar 20-25 tanaman/m 2 , dan
bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur
40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam.
Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat
dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0 0C. Media tanam adalah tanah yang
cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur, banyak mengandung humus,
subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang
6
optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7 (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1999).
setinggi tanah dengan pisau. Tanaman yang sudah dipanen tidak boleh
dilakukan pada pagi hari (Kader et al., 1986 ). Pemanenan pakcoy dapat
dilakukan lebih awal yaitu sekitar tiga minggu setelah penanaman tetapi
ada juga yang pada umur antara 30 sampai 45 hari, tergantung pada
Hidroponik dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos
yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau
sebagai permaisuri. Taman gantung ini dibuat secara bertingkat dan tidak
7
Bangsa Cina telah menerapkan teknik bercocok tanam yang dikenal
dengan “Taman Terapung”. Bahkan di Mesir, Cina dan India juga sudah
gunakan sebagai suplai bahan makan untuk tanaman yang mereka tanam
di dalam bedengan pasir yang terletak di tepi sungai. Cara bercocok tanam
seperti ini dikenal dengan istilah “River Bed Cultivation” (Roberto, 2003).
Istilah hidroponik lahir sekitar tahun 1936, sebagai penghargaan
sehingga tomat tersebut mampu bertahan hidup dan dapat tumbuh sampai
dapat melakukan bercocok tanam tanpa media tanah sebagai media tanam,
(Roberto, 2003).
Saat ini teknik hidroponik sudah berkembang sangat pesat sejak
paling sederhana hingga yang cukup rumit. Ada beberapa macam teknik-
(NFT), Wick System, Floating System, Ebb and Flow, Drip Irrigation, dan
8
adalah teknikhidroponik sistem rakit apung (Floating System) (Jureni et
al., 2015).
Hidroponik jenis floating system bisa disebut juga dengan sistem
water culture atau deep water culture. Cara kerja dari teknik hidroponik
ini tanaman digantung pada baki atau wadah sehingga akar tanaman
terendam di dalam air yang telah tercampur dengan larutan nutrisi yang
air dan jangka waktu tanam yang relatif singkat (Sahat, 2006).
Floating system atau rakit apung dikenal juga dengan istilah raft
system atau water culture system. Prinsip sistem hidroponik ini adalah
banyak asupan yang didapat oleh tanaman, mudah dalam merawatnya, dan
cocok untuk jenis tanaman yang membutuhkan banyak air dengan jangka
waktu yang singkat dan tidak efektif untuk tanaman besar atau tanaman
9
C. DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)
Pada sistem hidroponik, air dan nutrisi diberikan secara terkontrol dan dalam
jumlah yang tepat. Hal ini dilakukan dengan cara mensirkulasikan nutrisi yang
terlarut dalam air. Pada tanaman, 80-90% bagian tanaman tersebut terdiri atas air,
Larutan nutrisi sebagai pasokan air dan mineral yang penting bagi
komposisi nutrisi, dan suhu. Pada umumnya kualitas larutan nutrisi ini
tinggi konsentrasi maka semakin tinggi arus listrik yang dihantarkan. Daya
dalam larutan nutrisi. Jika ion yang terlarut semakin banyak, maka
semakin tinggi DHL larutan nutrisi tersebut. Tinggi rendahnya DHL dalam
10
dengan mengukur nilai DHL menggunakan alat yaitu, EC meter. Setiap
Menurut penelitian Laelasari (2004) dalam Rahma dkk (2015), nilai DHL
larutan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan sayuran yaitu sebesar 1,5-2,0
mS/cm, dan nilai tolerannya sebesar 2,5 mS/cm. Selain itu, penggunaan
dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, bobotnya juga akan
kesegaran lebih terasa. DHL juga berpengaruh pada daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit. Secara umum nilai DHL 4,6 mS/cm adalah
ambang batas DHL larutan, nilai DHL yang melebihi ambang batas justru
11
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Banyumas, dengan ketinggian tempat ± 400 meter diatas permukaan laut (mdpl)
dan secara geografi terletak di koordinat 70 20’10” LS 1090 14’27” BT. Persiapan
varietas Nauli F1, Green, White, Flamingo dan Emone 26, Styrofoam
ukuran 1 x 2 meter, pupuk AB mix, rockwool, netpot dan air. Alat yang
Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari dua faktor yaitu tiga nilai daya
hantar listrik yaitu 1,5 , 2,5 , dan 3,5 mS/cm dan varietas pakcoy yang terdiri atas 5
varietas yaitu Nauli F1, Green, White, Flamingo dan Emone 26.
12
D. Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan dalam penelitian ini meliputi :
1. Tinggi tanaman (cm)
Parameter tinggi tanaman diukur dengan mistar. Pengukuran dilakukan dari
membuka sempurna.
3. Luas daun (cm2)
Pengukuran luas daun dilakukan setelah panen. Metode yang digunakan
untuk mengukur luas daun dengan metode panjang kali lebar. Perhitungan
luas daun dilakukan pada daun atas, tengah dan bawah, kemudian dicari luas
daun rata-ratanya.
4. Klorofil daun
Pengukuran klorofil daun menggunakan alat Soil Plant Analysis Development
kepala klorofil meter kemudian tekan ke bawah, saat kepala ditutup di atas
daun maka meteran akan berbunyi dan hasil pengukuran akan muncul di layar.
Tanaman sample dilakukan tiga kali pengukuran klorofil yaitu pada daun atas,
mistar yang dimulai dari leher akar sampai ujung akar primer dengan satuan
cm.
6. Volume Akar (ml)
Pengamatan dilakukan dengan cara memasukkan akar ke dalam gelas ukur
yang telah terisi air. Selisih volume air setelah akar dimasukan merupakan
13
Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang akar yaitu bagian leher akar
sore. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban yaitu
termohygrometer.
E. Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan uji homogenitas untuk mengetahui
data homogen atau tidak sebagai syarat dilakukannya uji ANOVA. Untuk
instalasi hidroponik rakit apung yaitu bak untuk larutan nutrisi dan melubangi
14
2. Tahap Pelaksanaan
dipindahkan pada instalasi hidroponik rakit apung yang sudah diberi larutan
3. Analisis Data
Setelah semua data diperoleh selanjutnya yaitu data dianalisis untuk mencari
nilai korelasinya dan dilanjutkan uji ANOVA untuk mendapatkan nilai DHL
c. Pengajuan proposal
d. Perijinan penelitian
2 Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
15
3 Tahap penyusunan
laporan
DAFTAR PUSTAKA
Jureni Siregar, Sugeng Triono dan Diding Suhandy. Pengujian Beberapa Nutrisi
Hidroponik pada Selada ( Lactuca Sativa L.) dengan Teknologi Hidroponik
Sistem Terapung (THST) Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian Lampung,
Vol. 4, No. 1, Maret 2015.
Kader, A.A., R.F. Kasmire, S.G. Mitchell, M.S. Reid, N.F. Sommer and J.F.
Thompson, 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops. University
of California. Division of Agriculture and Natural Resources.
M. Subandi, Nella Purnama Salam dan Budy Frasetya. Penaruh Berbagai Maca
Nilai EC (Electrical Conductivity Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Bayam(Amaranthus SP.) pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating
HydroponicSystem). Jurnal Agroteknologi UIN Sunan Gunung Jati Bandung,
Vol. IX, No. 2, ISSN 1979-8911, Juli 2015.
Perwitasari, B., Mustika T., Catur W. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica chinensis)
Dengan Sistem Hidroponik. Jurnal Agrovigor : 5 (1) : 14-25.
Puspitasari, D. A., 2011. Kajian Komposisi Bahan Dasar dan Kepekatan Larutan
Nutrisi Organik Untuk Budidaya Baby Kailan (Brassica oleraceae var.
alboglabra) dengan Sistem Substrat. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Prasasti, D., Erma, P., dan Munifatul, I. 2014. Perbaikan Kesuburan Tanah Liat
dan Pasir dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu untuk Pertumbuhan
dan Produktivitas Tanaman Pakcoy (Brassica rapa rar. Chinensis). Bul.
Anatomi dan Fisiologi. XXI(2) : 33-46.
Rahma, P.P., Subandi, M., dan Mustari, E. 2015. Pengaruh Tingkat Ec (Electrical
Conductivity) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)
Pada Sistem Instalasi Aeroponik Vertikal. Jurusan Agroteknologi Fakultas
Sains dan Teknologi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Agro Vol.2
No. 1 : 50-55.
16
Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. World Vegetable : Principles,
Production, and Nutrition Values. 2nd ed. Aspen Publisher, Inc. Gaithersburg.
Maryland. 843 p.
Roberto, Keith. 2003. How To Hydroponic. The Future garden Press, New York.
Susila, A.D. 2009. Fertigasi Pada Budidaya Tanaman Sayuran Dalam Green
House. Bagian Produksi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Tania, N., Astina, & Budi, S. (2012). Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi pada Tanah Podsolik Merah kuning.
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1(1), 10–15.
Tay, D.C.S., and H. Toxopeus. 1994. Brassica rapa L. cv. group Pakchoi, p 130-
134. In Siemonsma, J.S. and K. Piluek (Eds.). Plant Resources of South-East
Asia, Vegetables. PROSEA. Bogor. 412 p.
LAMPIRAN
KETERANGA
N
ULANGAN 1
ULANGAN 2
ULANGAN 3
17
V1 Nauli f1
V2 Emone
V3 Flamingo
V4 Green
V5 White
V4 V4 V4 V5 V5 V5 V3 V3 V3
V4 V4 V4 V5 V5 V5 V3 V3 V3
V4 V4 V4 V5 V5 V5 V3 V3 V3
V2 V2 V2 V1 V1 V1 V4 V4 V4
V2 V2 V2 V1 V1 V1 V4 V4 V4
V2 V2 V2 V1 V1 V1 V4 V4 V4
V1 V1 V1 V2 V2 V2 V5 V5 V5
EC1
V1 V1 V1 V2 V2 V2 V5 V5 V5
V1 V1 V1 V2 V2 V2 V5 V5 V5
V5 V5 V5 V4 V4 V4 V1 V1 V1
V5 V5 V5 V4 V4 V4 V1 V1 V1
V5 V5 V5 V4 V4 V4 V1 V1 V1
V3 V3 V3 V3 V3 V3 V2 V2 V2
V3 V3 V3 V3 V3 V3 V2 V2 V2
V3 V3 V3 V3 V3 V3 V2 V2 V2
V3 V3 V3 V5 V5 V5 V4 V4 V4
V3 V3 V3 V5 V5 V5 V4 V4 V4
V3 V3 V3 V5 V5 V5 V4 V4 V4
V2 V2 V2 V1 V1 V1 V3 V3 V3
V2 V2 V2 V1 V1 V1 V3 V3 V3
V2 V2 V2 V1 V1 V1 V3 V3 V3
V5 V5 V5 V3 V3 V3 V5 V5 V5
EC2
V5 V5 V5 V3 V3 V3 V5 V5 V5
V5 V5 V5 V3 V3 V3 V5 V5 V5
V4 V4 V4 V4 V4 V4 V1 V1 V1
V4 V4 V4 V4 V4 V4 V1 V1 V1
V4 V4 V4 V4 V4 V4 V1 V1 V1
V1 V1 V1 V2 V2 V2 V2 V2 V2
V1 V1 V1 V2 V2 V2 V2 V2 V2
V1 V1 V1 V2 V2 V2 V2 V2 V2
18
V3 V3 V3 V2 V2 V2 V1 V1 V1
V3 V3 V3 V2 V2 V2 V1 V1 V1
V3 V3 V3 V2 V2 V2 V1 V1 V1
V1 V1 V1 V1 V1 V1 V3 V3 V3
V1 V1 V1 V1 V1 V1 V3 V3 V3
V1 V1 V1 V1 V1 V1 V3 V3 V3
V2 V2 V2 V3 V3 V3 V5 V5 V5
EC3
V2 V2 V2 V3 V3 V3 V5 V5 V5
V2 V2 V2 V3 V3 V3 V5 V5 V5
V5 V5 V5 V5 V5 V5 V4 V4 V4
V5 V5 V5 V5 V5 V5 V4 V4 V4
V5 V5 V5 V5 V5 V5 V4 V4 V4
V4 V4 V4 V4 V4 V4 V2 V2 V2
V4 V4 V4 V4 V4 V4 V2 V2 V2
V4 V4 V4 V4 V4 V4 V2 V2 V2
19
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 25-27 cm
Warna daun : Hijau tua
Bentuk daun : Semi bulat
Panjang daun : + 17 cm
Lebar daun : + 11 cm
Ujung daun : Membulat
Panjang tangkai daun : ± 11 cm
Lebar tangkai daun : ± 3,5 cm
Warna tangkai daun : Hijau muda
Rasa : Tidak pahit
Berat 1.000 biji : ± 4,2 g
Daya simpan pada
suhu kamar : ± 4 hari
Hasil : + 30 ton/ha
Keterangan : Beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai
18-27°C
Pengusul : PT. Winon Intercontinental
Peneliti : Denichi Takii (Takii Seed & Co.Ltd.) dan
Tinggi tanaman : 25 cm
Ketahanan terhadap
Hama dan Penyakit : Tahan terhadap serangan ulat dan penyakit busuk
dan basah
20
Anjuran : Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi
21
Peneliti : Novia Sriwahyuningsih, Chrysant
Kusuma Ananda
bulat
Keunggulan varietas : Rasa tidak pahit, produksi tinggi (28-57
musim hujan
Pemohon : PT. Primasid Andalan Utama
Pemulia : Tom Kudo
Peneliti : Matius Raharjo, Asep Nana, Saman
22
23