Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

“BUDIDAYA TANAMAN TEBU RATOON CANE”

(Saccharum officinarum L.)

DISUSUN OLEH:

SETIYA AGUNG FAMUJI

0040314399

XII ATP 1

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) N 01 TULANG BAWANG TENGAH

2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Proposal : Budidaya Tanaman Tebu Ratoon Cane

2. Skala Usaha : 3 m2

3. Waktu Pelaksanaan : 11 Oktober 2021– 26 Februari 2022

4. Kebutuhan dana

a. Modal sendiri : Rp.52.800,-

b. Modal pinjaman : Rp.10.330,-

Total kebutuhan dana : Rp.63.130,-

5. Disetujui Pada

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Penyusun

MENUK ESTRI WIJIATI, S.Pd.,Fis., M.T SETIYA AGUNG F.


NIP. 197005211993032002 NISN. 0040314399

Penguji I Penguji II

(............................) (............................)

Menyetujui,

Ketua Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman

PENI MURNIATI, S.P.


NIP. 19750113 200604 2010

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah subhanahu waa ta ala yang telah memberikan hidayah

dan anugrah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal uji

kompetensi keahlian. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Bapak

Sungkowotitis WH, S.P.,M.M.

2. Ketua Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Ibu Peni Murniati,

S.P.

3. Pembimbing Uji Kompetensi Keahlian Ibu Menuk Estri Wijiati, S.Pd.,Fis., M.T.

4. Ayahanda Sarino dan Ibunda Partini yang senantiasa mendoakan dan mendukung

baik secara moral maupun materil.

5. Teman-teman jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan dan semua pihak yang telah

membantu dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan proposal uji kompetensi keahlian

masih jauh dari kata sempurna. Penyusun berharap proposal uji kompetensi keahlian ini

dapat digunakan sebagai sumber ilmu dan bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Tujuan.......................................................................................... 2

II. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

A. Klasifikasi.................................................................................... 3

B. Morfologi..................................................................................... 3

C. Syarat Tumbuh............................................................................ 4

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Strategi Pelaksanaan.................................................................... 7

B. Tempat Dan Waktu...................................................................... 7

C. Alat Dan Bahan........................................................................... 7

D. Teknik Pelaksanaan..................................................................... 8

E. Jadwal Kegiatan........................................................................... 10

iv
IV. PEMBIAYAAN DAN ANALISA USAHA

A. Rencana Anggaran Biaya............................................................ 11

B. Taksasi Hasil............................................................................... 12

V. PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 14

B. Saran............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup

penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) yang cukup besar yaitu

sekitar 12,27 persen pada tahun 2019 atau merupakan urutan ketiga setelah sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan

sepeda motor. Pada waktu krisis ekonomi, sektor pertanian sektor yang cukup kuat

menghadapai goncangan ekonomi dan ternyata dapat diandalkan dalam pemulihan

perekonomian nasional.

Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor

perkebunan. Kontribusi sub sektor perkebunan dalam PDB yaitu sebesar 3,27

persen pada tahun 2019 atau merupakan urutan pertama sektor pertanian,

peternakan perburuan dan jasa pertanian dan salah satunya adalah sektor pertanian

tebu (Badan Pusat Statistik, 2019).

Peningkatan luas panen tanaman tebu ini disebabkan oleh meningkatnya

pula luas panen tebu diperkebunan rakyat, yang merupakan mayoritas pengusaha

sebagian besar perkebunan tebu di Indonesia. Seiring peningkatan luas panen tebu,

meningkat pula produksi tebu berbentuk dalam bentuk gula.

Saat ini yang menjadi fokus utama dari sektor tebu adalah pengadaan bibit

tebu yang cukup mahal sehingga salah satu metode yang dapat digunakan adalah

kepras tebu atau Ratoon Cane. Metode Ratoon Cane adalah tanaman tebu yang

berasal dari keprasan dongkelan. Dikalangan petani Ratoon Cane lebih dipilih

1
dibanding dengan metode Plant Cane (tanaman baru) disebabkan karena

pengadaan tanaman baru memerlukan biaya yang tinggi.

B. Tujuan

Praktik kegiatan pemuliaan tanaman tebu bertujuan untuk sebagai berikut :

1. Kegiatan praktik pemuliaan tanaman tebu digunakan sebagai salah satu syarat

kelulusan.

2. Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pemuliaan tanaman tebu

dengan metode rawat Ratoon Tebu.

3. Menganalisis kebutuhan biaya yang digunakan dalam perawatan ratoon tebu.

2
II. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

A. Klasifikasi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum

officinarum L. Didaerah jawa barat disebut tiwu, di Daerah Jawa Tengah dan Jawa

Timur disebut tebu atau rosan. Sistematika tanaman tebu adalah :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : monocotyledone

Orrdo : Graminales

Famili : Graminae

Genus : Saccharum

Species : Saccarum officinarum

B. Morfolog Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

1. Batang

Batang tanaman tebu berdiri lurus dan beruas-ruas yang dibatasi dengan buku-

buku. Pada setiap buku terdapat mata tunas. Batang tanaman tebu berasal dari

mata tunas yang berada di bawah tanah yang tumbuh keluar danberkembang

membentuk rumpun. Diameter batang antara 3-5 cm dengan tinggi batang

antara 2 – 5 m dan tidak bercabang.

2. Akar

Akar tanaman tebu termasuk akar serabut tidak panjang yang tumbuh dari

cincin tunas anakan. Pada fase pertumbuhan batang batang, terbentuk pula

akar di bagian yang lebih atas akibat pemberian tanah sebagai tempat tumbuh.

3
3. Daun

Daun tebu berbentuk busur panah seperti pita, berseling kanan dan kiri,

berpelepah seperti daun jagung dan tak bertangkai. Tulang daun sejajar,

ditengah berlekuk. Tepi daun kadang-kadang bergelombang serta berbulu

keras.

4. Bunga

Bunga tebu berupa malai panjang antara 50-80 cm. Cabang bung pada tahap

pertama berupa karangan bunga dan pada tahap selanjutnya berupa tandan

dengan dua bulir panjang 3-4 mm. Terdapat pula benang sari, putik dengan

dua kepala putik dan bakal biji.

C. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu

1. Tanah

a. Sifat fisik tanah

Struktur tanah yang baik untuk tanaman tebu adalah tanah yang gembur

sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna, oleh karena itu

upaya pemecahan bongkahan tanah atau agregat tanah menjadi partikel-

partikel kecil akan memudahkan akar menerobos.

b. Sifat kimia tanah

Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH

6-7,5, akan tetapi masih toleran pada pH tidak lebih dari 8,5 atau tidak lebih

rendah dari 4,5. Pada pH yang tinggi ketersediaan unsur hara menjadi

terbatas. Sedangkan pada pH <5 akan menyebabkan keracunan Fe (Besi) dan

Al (Alumunium) pada tanaman, oelh karena itu perlu dilakukan pemberian

kapur CaCo3 agar unsur hara Fe dan Al dapat dikurangi.

4
2. Iklim

a. Curah hujan

Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan

berkisar antara 1000 – 1300 mm/tahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan

kering. Distribusi curah hjan yang ideal untuk pertanaman tebu adalah pada

periode pertumbuhan vegetatif diperlukan curah hujan yang tinggi (200

mm/bulan) selama 5 – 6 bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan

curah hujan 125 mm dan 4 – 5 bulan dengan curah hujan kurang dari 75

mm/bulan yang merupakan periode kering. Periode ini merupakan periode

pertumbuhan generative dan pemasakan tebu.

b. Suhu

Pengaruh suhu pada pertumbuhan dan pembentukan sukrisa pada tebu

cukup tinggi. Suhu ideal bagi tanaman tebu berkisar antara 24 – 34 oC dengan

perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 10 oC. Pembentukan

sukrosa terjadi pada siang hari dan akan berjalan lebih optimal pada suhu

30oC. Sukrosa yang terbentuk akan ditimbun atau disimpan pada batang

dimulai dari ruas paling bawah pada malam hari. Penyimpanan sukrosa ini

paling efektif dan optimal pada suhu 15oC.

c. Sinar matahari

Tanaman tebu membutuhkan penyinaran 12 -14 jam setiap harinya.

Proses asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun tanaman

memperoleh radiasi penyinaran matahari secara penuh sehingga cuaca yang

berawan pada siang hari akan mempengaruhi intensitas penyinaran dan

berakibat pada menurunnya proses fotosintesa sehingga pertumbuhan

terhambat.

5
d. Angin

Kecepatan angin sangat berperan dalam mengatur keseimbangan

kelembaban udara dan kadar CO2 disekitar tajuk yang mempengaruhi proses

fotosintesa. Angin dengan kecepatan < 10 Km/Jam di siang hari berdampak

positif bagi pertumbuhan tebu, sedangkan angin dengan kecepatan > 10

Km/jam akan mengganggu pertumbuhan tanaman tebu bahkan tanaman tebu

dapat patah dan roboh.

6
III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Strategi Pelaksanaan

Uji kompetensi dilaksanakan secara individu dengan didampingi oleh guru

pendamping. Dimulai dengan menyusun proposal, praktik lapangan, pelaporan

dan ujian oleh penguji dari DU/DI.

B. Tempat dan waktu

Kegiatan uji kompetensi akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2021 – 26 Februari

2022. Dilaksanakan pada lahan praktikum SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

C. Alat dan bahan

1. Alat-alat yang digunakan antaralain sebagai berikut :

a. Cangkul

b. Rol meter

c. Tambang/tali

d. Gembor

e. Golok

f. Ember

2. Bahan-bahan yang digunakan antaralain sebagai berikut :

a. Bibit tebu

b. Pupuk KCl

c. Pupuk Urea

d. Pupuk Dolomite

7
e. Pupuk SP36

f. Furadan

D. Teknik Pelaksanaan

1. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan dilakukan dengan membersihkan sisa sampah tebu yang

terdapat disekitar areal.

2. Kepras Tebu

Kegiatan kepras tebu dilakukan dengan mengepras satu ruas dibawah

permukaan tanah dan diukur 5 cm dari permukaan tanah.

3. Pedot Oyot

Pedot oyotadalah salah satu metode pengolahan lahan tebu terutama untuk

tebu keprasan atau Ratoon Cane. Pedot oyot merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar-akar dari tunas baru dengan

memotong perakaran tua dan membalik tanah disekitar pangkal tebu. Pedot

oyot dilakukan pada kedalaman 15 – 20 cm ditengah barisan tanaman (30 cm)

lalu ditaburi dengan Furadan dengan dosis 17 Kg/ha.

4. Pemupukan

Pemupukan tanaman tebu dilakukan dengan memberikan pupuk Urea dengan

dosis 245 Kg/ha, SP36 280 Kg/ha dan pupuk KCl 525 Kg/ha. Pemupukan

dilakukan sebanyak 2 kali. Pada saat pedot oyot umur 1 bulan diberi dosis 0,5

dosis N, 1 dosis P dan 1 dosis K.

8
5. Klentek Dan Pembumbunan

Kegiatan klentek merupakan kegiatan perawatan tebu dengan cara mengelupas

daun tebu yang berwarna kuning dan mengering. Tujuan dari kegiatan klentek

adalah untuk memudahkan dalam kegiatan pengontrolan, kebersihan serta

menghindari kebakaran dan memudahkan pekerjaan selanjutnya.

Pembumbunan merupakan kegiatan membersihkan rerumputan, membalik

guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu menambahkan tanah ke

tanaman sehingga tertimbun tanah.

9
E. Jadwal Kegiatan

BULAN

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Keterangan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal 

2. Pemeliharaan

a. Pembabatan 

b. Pengeprasan 

c. Pedot Oyot 

d. Pemupukan  

e. Klentek   

f. Pembubunan 

g. Pembersihan Gulma           

10
IV. PEMBIAYAAN DAN ANALISA USAHA

A. Rencana Anggaran Biaya

Harga Jumlah
No Uraian Vol Satuan Ket
Satuan (Rupiah)

1 Biaya Tetap

a. Sewa Alat 1 Set 5.000 5.000

b. Sewa Lahan 3 m2 500 1.500

Jumlah Biaya Tetap 6.500

2. Biaya Variabel

a. Urea 0,2 Kg 2.400 480

b. SP-36 0,2 Kg 3.400 680

c. KCL 0,4 Kg 5.800 2.320

d. Furadan 0,02 Kg 17.500 350

Jumlah Biaya Variabel 3.830

3. Tenaga Kerja

a. Perawatan

1) Pembabatan 0,21 HOK 80.000 16.800

2) Pengeprasan 0,08 HOK 80.000 6.400

3) Pedot oyot 0,07 HOK 80.000 5.600

4) Pemupukan 0,20 HOK 80.000 16.000

5) Klentek 0,03 HOK 80.000 2.400

6) Pembumbunan 0,07 HOK 80.000 5.600

Jumlah Tenaga Kerja 52.800

Jumlah Biaya Total 63.130

11
A. Taksasi Hasil

1. Hasil produksi : 110 kg

2. Harga Jual : Rp. 800/kg

3. Biaya Produksi : Rp. 63.130

4. Penerimaan : Harga Jual x Hasil Produksi

: Rp. 800 x 110 kg

: Rp. 88.000,-

5. Keuntungan : Penerimaan – Biaya produksi

: Rp. 88.000 – 63.130

: Rp. 24.870,-

Penerimaan
6. R/C :
Biaya Produksi

Rp .88 .000
: Rp .63 .130

: 1,39

Biaya Produksi
7. BEP : Hasil Produksi

Rp . 63.130
: 110 kg

: 573 kg

Biaya Produksi
8. BEP (Produk) : Harga Jual

Rp .63 .130
: Rp .800/kg ;

:78,9 Kg

12
Keuntungan
9. RTT : Biaya Produksi ×100 %

Rp .24 .870
: Rp.63 .130 ×100 %= 39,39%

Modal Sendiri
10. Solvabilitas : Jumlah Modal × 100 %

Rp.52 .800
: Rp .63 .130 × 100 %

: 83,63%

13
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan proposal ini dapat saya simpulkan bahwa hasil budidaya

tanaman Tebu keprasan ini cukup berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase keuntungan mencapai 39,39 %. Pembersihan lahan, pembentukan

lahan/ pembumbunan, pencarian bibit unggul, pemupukan, pembersihan

gulma yang dilakukan secara maksimal akan dapat menghasilkan tebu

keprasan kualitas tinggi dan mampu memperoleh keuntungan yang lebih

optimal.

B. Saran

1. Pembimbingan ini hendaknya dilakukan secara intensif sehingga

pelaksanaan berjalan dan memperoleh hasil yang baik.

2. Tanaman tebu atau (ratoon cane) harus dirawat dengan baik supaya

tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

3. Proposal ini dapat disetujui dan diterima ole Ketua Program Studi

Keahlian Agribisnis Tanaman karena proposal ini merupakan panduan

untuk melaksnakan Kegiatan Uji Kompetensi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, Wiwit. 2018. Analisis Perbandingan Biaya dan pendapatan Usaha


Tani Tebu Sistem Rawat Ratoon pada Lahan Sawah dan Lahan Tegal di
Jawa Timur. Malang: Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis JEPA. 2(2) :
102-110
https://www.kampustani.com/cara-merawat-ratoon-tebu/amp/, diakses pada 31
Oktober 2021 pukul 19.55

15

Anda mungkin juga menyukai