Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN


“BUDIDAYA TANAMAN TEBU (RATOON CANE)”
(Saccharum officinarum L.)

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD PERMANA SIDIQ
NISN : 0040432368
XII ATP 1

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 TULANG
BAWANG TENGAH
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Proposal : Budidaya Tanaman Tebu (Ratoon Cane)


(Saccharum officinarum L)
2. Skala Usaha : 3 m2
3. Waktu Pelaksanaan : 11 Oktober – 11 Februari 2021
4. Kebutuhan Biaya : Rp.
a. Modal Sendiri : Rp.
b. Modal Pinjaman : Rp.
5. Disetujui Pada :
Hari :
Tanggal :

TB. Tengah, 2021


Pembimbing Penyusun

MENUK ESTRI WIJIATI, S.Pd.,Fis., M.T MUHAMMAD PERMANA SIDIQ


NIP. 197005211993032002 NISN. 004404432368

Penguji I Penguji II

(............................) (............................)

Menyetujui,
Ketua Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman

PENI MURNIATI, S.P.

ii
NIP. 19750113 200604 2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah Subhanu Wa Ta’ala. yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan
Proposal Uji Kompetensi yang berjudul “BUDIDAYA TANAMAN TEBU
(RATOON CANE) (Saccharum officinarum L)”, dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam selalu tercurah pada baginda Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam
pembuatan proposal ini, yaitu :
1. Bapak SUNGKOWOTITIS WH, S.Pd. M.M, selaku kepala SMKN 1
Tulang Bawang Tengah.
2. Ibu PENI MURNIATI, S.P., selaku ketua PSK Agribisnis Produksi
Tanaman.
3. Ibu MENUK ESTRI WIJIATI, S.Pd.,Fis., M.T. Selaku pembimbing
sekolah.
4. Bapak Penguji DU/DI.
5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan kepada
penyusun.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal.

Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penyusun
harapkan demi menyempurnakan proposal yang akan datang

Tulang Bawang Tengah, 30 Oktober 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI.................................................. 3


A. Klasifikasi Tanaman Tebu.................................................................... 3
B. Morfologi Tanaman Tebu..................................................................... 4
C. Syarat Tumbuh Tebu............................................................................ 6

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN......................................................... 7


A. Strategi Pelaksanaan............................................................................. 7
B. Tempat dan Waktu................................................................................ 7
C. Alat dan Bahan..................................................................................... 7
D. Tanaman Kepras (Ratoon).................................................................... 7
E. Teknik Pelaksanaan Merawat Ratoon Tebu......................................... 8
F. Keunggulan Tebu Kepras..................................................................... 9
G. Jadwal Kegiatan.................................................................................... 11

BAB IV PEMBIAYAAN DAN ANALISA USAHA...................................... 12


A. Rencana Anggaran Biaya (RAB).......................................................... 12
B. Taksasi Hasil Usaha.............................................................................. 13

iv
BAB V PENUTUP........................................................................................... 14
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
Harapan................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ratoon adalah Tanaman tebu yang berasal dari keprasan dongkelan. Hal
ini dilakukan untuk memacu keluarnya tunas keprasan dari dongkelan bagian
bawah. Apabila tebangan menghasilkan batang tebu sisa yang tidak tertebang
telah didesain tipis dipermukaan tanah akibat dati tebang "cut and go" maka
tidak dilakukan tindakan pengeprasan.
Keberadaan pertanaman tebu pada saat ini didominasi oleh pertanaman
ratoon (RC/Ratoon Cane) yang memiliki kecenderungan produktivitas yang
menurun seiring dengan bertambahnya periode ratoon. Petani lebih memilih
pertanaman ratoon disebabkan karena tanam tebu baru (PC/Plant Cane)
memerlukan biaya tinggi dari kegiatan bongkar ratoon dan pengadaan benih
tebu yang banyak mencapai 10 ton/ha bagal atau 17.000 budchip.
Tebu kepras atau ratoon perlu dilakukan pemeliharaan agar produktivitas
dan rendemennya tetap terjaga dengan baik. Salah satu kegiatan rawat ratoon
adalah kepras tebu agar didapatkan tunas baru yang tumbuh dari dalam tanah
sehingga pertunasan dan perakaran tanaman tebu lebih baik. Penyulaman
merupakan kegiatan penanaman untuk mengantikan benih tebu yang tidak
tumbuh, baik pada tanaman baru ataupun lama (kepras) dapat berupa benih
rayungan, seblangan, atau budchip agar diperoleh populasi tebu yang optimal
dengan jumlah batang terpanen mencapai 72.500-75.000 batang/ha. Pedot
oyot merupakan kegiatan pemutusan akar tebu RC yang sudah tua agar
didapatkan pertumbuhan akar baru sehingga serapan hara dan air tinggi, laju
pertumbuhan calon anakan lebih baik, cepat, dan seragam.
Pedot oyot adalah salah satu metode pengolahan lahan tebu terutama
untuk tebu keprasan atau ratoon cane (RC). Putus akar atau pedot oyot
merupakan kegiatan yang bertujuan merangsang pertumbuhan akar-akar dari
tunas barn dengan memotong perakaran tua dan membalik tanah disekitar
pangkal tanaman tebu. Pedot oyot juga bertujuan memperbaiki aerasi
perakaran dan meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara. Selain bertujuan

1
memutus akar lama untuk merangsang terbentuknya akar muda/baru sehingga
pertunasan tanaman barn dapat terjadi, kegiatan tersebut juga bermanfaat
untuk menggemburkan tanah di barisan tebu, meluruskan arah rumpun
keprasan, dan membuat paliran untuk pemupukan. Putus akar dilaksanakan
segera setelah pekerjaan kepras selesai. Untuk mencapai hasil yang optimal
pada tanaman keprasan perlu dilakukan pedot oyot paling lambat 1 minggu
setelah dilakukan kepras. Jarak pedot oyot yang ideal adalah kurang lebih 15
cm dari tebu serta 15 cm untuk arah sebaliknya
Oleh karena itu, Siswa SMK N 1 Tulang Bawang Tengah dalam kegiatan
Uji Kompotensi melaksanakan perwatan ratoon tebu atau RC/Ratoon Cane di
bawah bimbingan guru yang kompeten dalam melakukan perawatan ratoon
tebu yang bermutu dan berkualitas.

B. Tujuan
Adapun tujuan kegiatan ini adalah:
1. Sebagai bagian dari Ujian untuk menentukan kelulusan peserta didik kelas
XII ATP SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan budidaya tanaman tebu
(Ratoon Cane) Saccharum Officinarum L.

2
BAB II
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

A. Klasifikasi Tanaman Tebu


Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan musim yang mempunyai
sifat tersendiri sebab di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu
berkembangbiak di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Berbagai
Varietas tebu diluncurkan oleh Kementrian Pertanian untuk meningkatkan
produksi petani. Kualitas bibit tebu merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan pengusaha tanaman tebu. Bibit tebu yang baik
adalah yang cukup 5-6 bulan, murni (tidak tercampur varietas lain), bebas dari
penyakit dan tidak mengalami kerusakan fisik. Tanaman tebu mempunyai
batang yang tinggi dan kurus, tidak bercabang dan tumbuh tegak. Tebu yang
tumbuh tinggi batangnya dapat mencapai 3-5m atau lebih. Batang tebu beruas-
ruas dengan panjang ruas 10-30cm. Daun berpangkal pada baku batang yang
berkedudukan yang berseling.
Klasifikasi Tananamn Tebu:
Kingdom : plantae (tumbuhan)
Sub kingdom : tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : spermatophyta (mengasilkan biji)
Divisi : mangholiophyta ( tumbuhan berbunga)
Kelas : magnoliopsida
Sub kelas : commelinidae
Ordo : poales
Famili : graminae atau poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : saccharum l.
Spesies : saccharum officinarum linn
Tebu (Saccharum Officanarium) merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang cukup penting di Indonesia. Pada umumnya tebu digunakan
sebagai bahan baku produksi gula. Pengolahan tanah yang diterapkan dalam
perkebunan tebu ini adalah sistem olah tanah intensif terus-menerus selama 35
tahun. Pengolahan tanah secara intensif dapat menyebabkan kerusakan stuktur
tanah, mempercepat terjadinya erosi tanah yang berpengaruh juga terhadap

3
keberadaan biota tanah, termasuk cacing tanah. Dalam evaluasi lahan dikenal
adanya suatu sistem klasifikasi yaitu klasifikasi yang kemampuan lahan yang
dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang menentukan daya guna lahan
kemudian mengelompokan penggunaan lahan sesuai dengan sifat yang di
milikinya.

B. Morfologi Tanaman
1. Morfologi Batang Tebu
Bagian tanaman pertama yang bisa dilihat adalah batangnya. Saat melihat
tanaman tebu, maka yang terlihat pertama jelas batangnya yang tinggi dan
kokoh.
Tanaman ini berbentuk bulat, dengan diameter beragam mulai dari 4-
10cm. Setelah itu tanaman tumbuh tegak, dengan tekstur berbuku ataupun
beruas. Masing-masing buku ataupun ruas adalah 3-5cm. Setelah itu,
panjang batang tanaman hingga 5 meter dan minimal 2 meter saja. Di
tambah lagi, tanaman ini akan melindungi cairan gula dengan kulitnya
yang tebal, keras dan warna beragam. Apabila akan panen, batang akan di
potong menggunakan gergaji atau alat khusus agar bisa tumbang. Setelah
itu satu atau dua ruasnya akan ditanami kembali sehingga lebih murah dan
mudah.
2. Morfologi Akar Tebu
Morfologi yang ada pada tebu adalah bagian akarnya. Jika dilihat dari
fisiknya akar tanaman tebu memiliki tipe serabut ditambah dengan bagian
tunggang yang utama dengan panjang menembus tanah kurang lebih 30cm
selain itu warna dari akarnya sendiri keputihan kotor hingga kecoklatan.
Tujuan dari tanaman tebu sendiri memiliki akar yang dalam karena
tanaman ini memiliki tinggi melebihi standar tanaman yang lain sehingga
akar haruslah bersifat kokoh. Selain itu akan juga dapat menembus tanah
lebih dari 20 cm bahkan lebih tergantung dengan pertumbuhannya.
Sehingga saat ingin nenanam tanaman ini, maka harus memastikan bahwa
tanah yang digunakan memang cukup bagus dan bisa ditembus oleh tebu.

4
Apabila dilihat berdasarkan pertumbuhannya, sebenarnya akar ini bisa di
lakukan dengan dua cara pertama anda bisa melakukan akar stek batang
dan juga memperbanyaknya. Kemudian yang kedua adalah akar tunas.
Khusus untuk akar stek berasal dari stek batang dan tidak berumur panjang
serta hanya berguna ketika tanaman masih berumur muda. Untuk akar
tunas berasal dari tunasnya dan dapat berusia panjang. Serta tetap ada
selama tanaman masih hidup khusus untuk tanah yang sesuai. Agar tubuh
sendiri bisa mencapai 1 meter ke dalam baik untuk pertumbuhan akar
tunas ataupun akar stek.
3. Morfologi Daun Tebu
Morfologi yang dapat dilihat adalah dari tanaman daun tebu . Jika dilihat
daun tanaman ini, sebenarnya masuk ke dalam daun tidak lengkap. Karena
hanya terdiri dari satu pelepah dan juga beberapa helai daun, sedangkan
untuk daun pada tanaman tebu tidak memiliki tangkai panjang. Tetapi
langsung daun memanjang di bagian ruas dan panjang kurang lebih 1
hingga 2 meter, dan ini juga memiliki garis memanjang. Jika dipegang
akan terasa seperti bulu-bulu sehingga teksturnya sedikit unik. Sayangnya
apabila daun tersebut mengenai kulit terlalu dalam, maka kulit kita akan
terluka. Umumnya daun ini tumbuh di bagian ketiak-ketiak dan juga
warnanya mulai dari hijau muda hingga hijau tua. Daun tumbuh sendiri
tidak terlalu rindang seperti halnya bambu atau beberapa tanaman lain.
Karena pertumbuhan tanaman fokus penebalan batang dan juga
mengumpulkan gula.
4. Morfologi Bunga Tebu
Tanaman tebu memiliki bunga majemuk yang tersusun dari beberapa
masalah yang terbatas. Selain itu kurang dari bunga tanaman memang
kasar kurang lebih 90cm. Dengan memiliki 3 daun kelopak, 1 daun
mahkota, 3 benang sari, dan juga 2 kepala putik. Berdasarkan
morfologinya bunga dari tanaman tebu ini memang cukup jarang terlihat
atau bahkan sangat rentan berguguran atau jatuh selama masih muda, dan
proses pertumbuhan berjalan, sehingga alasan inilah yang menyebabkan
para pembudidaya jarang melihat bunga tanaman tebu.

5
Tebu semakin tua semakin matang, dan gula akan terbentuk dengan cara-
cara proses yang berlangsung dengan dari satu ruas ke ruas lain. Di dalam
batang sehinga tingkat kematangan tergantung pada umur 2 semakin ke
bawah ruas tersebut. Maka semakin tua sehingga tingkat kandungan dari
gulanya akan semakin lebih banyak, dibanding dengan bagian atas yang
lebih muda.

C. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu


1. Iklim
Tanaman tebu tergolong tanaman y ang dapat di tanam di daerah dengan
iklim tropis dan sub tropis. Tanamans tebu memerlukan curah hujan
sekitar 1500 – 2500 mm/tahun untuk dapat ttumbuh.
2. Media Tanam
Tanaman tebu akan tumbuh lebih baik bila ditanam pada tanah yang
memliki tekstur lempung berpasir dengan drainase yang baik. Untik pH
tanah, tanaman tebu akan dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada
tanah denga pH 6 – 7,5 dan masih dapat tumbuh bila pH di bawah 8,5.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman tebu dapat ditanam baik itu di dataran rendah maupun dataran
tinggi dengan ketinggian maksimum 1400m di atas permukaan air laut,
namun pada tempat dengan ketinggian 1200m dpl, tanaman tebu akan
sedikit lambat dari segi tumbuhnya.
4. Angin
Angin dengan kecepatan kurang dari 10km/jam adalah baik bagi
pertumbuhan tebu karena dapat menurunkan kadar CO2 di sekitar tajuk
tebu sehingga fotosintesis tetap berlangsung dengan baik. Kecepatan angin
yang lebih dari 10km/jam disertai hujan lebat bisa menyebabkan robohnya
tebu yang sudah tinggi.
5. Suhu
Suhu sangat menentukan kecepatan pertumbuhan tanaman tebu sebab suhu
terutama mempengaruhi pertumbuhan menebal dan memanjang tanaman
ini. Suhu siang hari yang hangat atau panas dan suhu malam hari yang
rendah diperlukan untuk proses pertumbuhan sukrosa pada batang tebu.

6
Suhu optimal untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 24 – 30oC, beda
suhu musiman tidak lebih dari 60oC dan beda suhu siang hari dan malam
hari tidak lebih dari 100oC.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan Budidaya Tanaman Tebu (Ratoon Cane) dilaksanakan untuk
menguji Kompetensi peserta didik kelas XII ATP, kegiatan ini dilaksanakan
secara mandiri dan didampingi oleh guru pembimbing di bidangnya.
Pembimbingan dimulai dari pembuatan proposal, kegiatan di lahan dan
diakhiri Ujian Kompetensi Keahlian (UKK). Kegiatan dilakukan kurang lebih
5 bulan untuk memenuhi syarat Kelulusan Tahun 2021/2022.

B. Tempat dan Waktu


Kegiatan Uji Kompetensi dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2021 sampai
dengan bulan Februari 2022 , bertempat di lahan praktik SMK Negeri 1
Tulang Bawang Tengah.

C. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
a. Cangkul
b. Sabit
c. Golok / parang
d. Gembor

2. Bahan yang digunakan


a. Kapur dolomit
b. Sp - 36
c. KCL
d. Pestisida
e. Urea

7
D. Tanaman Keprasan (Ratoon Cane)
Terdapat dua jenis pengusahaan tanaman tebu di Indonesia, yaitu tebu
sawah dan tebu lahan kering. Budidaya tebu khususnya di lahan kering
dilakukan cara pengelolaan tebu keprasan karena terdapat keuntungan seperti
kelestarian tanah. Tebu keprasan tidak memerlukan pengolahan tanah
sehingga kelestarian organisme yang menguntungkan di dalam tanah tetap
terjaga. Metode keprasan  juga adalah suatu cara untuk menekan biaya dan
tenaga kerja untuk memperoleh hasil panen tebu yang tidak jauh berbeda
dengan tebu tanam ( plant cane) bahkan  bila pemeliharaan tanaman ratoon
optimal produksi dapat lebih tinggi. Tanaman tebu harus dikepras paling lama
seminggu setelah ditebang.
Hasil Penelitian (Rahmad, 1992) menunjukkan bahwa hasil tebu PC
( plant cane ) jika dibandingkan dengan tebu keprasan pada keprasan pertama
lebih mengalami peningkatan produksi sebesar 259 kuintal. Data penelitian
tersebut menerangkan bahwa produksi tebu keprasan dapat meningkat apabila
melalui pemeliharaan yang optimal

E. Teknik Pelaksanaan Merawat Ratoon Cane


Rawat ratoon tebu dilakukan setiap habis panen, yang dimulai dengan
membersihkan sisa tebangan, mengepras tanaman tebu, pedot oyot atau
pemutusan akar, pemupukan dan kletek.
1. Pembersihan Sisa Tebangan
Setiap selesai panen biasanya akan menyisakan sisa tebangan berupa daun-
daun tebu yang kering, daun-daun tersebut harus segera dibersihkan
dengan cara dikumpulkan diantara tanaman tebu kemudian dibakar,
setelah dibakar maka lahan akan terlihat bersih dan siap untuk dilakukan
kepras.
2. Kepras

8
Mengepras satu ruas dibawah permukaan tanah ( 5cm dari permukaan
tanah). Kepras dilakukan 1 minggu setelah panen dengan menggunakan
cangkul dan sebaiknya sampai mendekati pangkal rumpun tebu, jika tidak
sampai pangkal rumpun tebu, pertumbuhan batangnya cenderung lebih
kecil dan berpotensi menurunkan rendemen gulanya.
3. Pedot Oyot
Penyedot oyot kedalaman 15-20 cm ditengah-tengah barisan tanaman (30
cm) dan ditabur puradan dosis 17 kg/ha. Pedot oyot atau pemotongan akar
disamping tanaman tebu dilakukan maksimal 1 bulan setelah panen untuk
meremajakan akar, pedot oyot dapat dilakukan dengan cangkul atau
menggunakan bajak sapi, hal yang penting adalah kedalaman pedot oyot
minimal 15 cm, agar akar lama putus dan segara tumbuh akar baru
sehingga tanaman tebu akan lebih subur.
Lubang pedot oyot ini juga sekaligus digunakan sebagai tempat pemberian
pupuk bagi tanaman tebu.
4. Pemupukan dan Pembumbunan
Pemupukan dosis kg/ha urea/ha, sp 36, kg/ha dan kcl kg/ha Nb,
pemupukan dilakukan 2 kali. Pemupukan tanaman tebu dilakukan 2 kali
yaitu:
1) Saat penyedot oyot / umir 1 bulan dosis 0,5 dosis N, 1 dosis P dan 1
dosis K.
2) Pada umur tebu 3 bulan setengah dosis N
5. Klentek
Klentek dan pembubuhan dilakukan setengah pemupukan 2. Klentek
ditujukan untuk membersihkan daun-daun kering dari tanaman tebu,
klentek dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada umur 3 bulan dan pada saat
sebelum panen.
Rawat ratoon memberikan keuntungan lebih bagi para petani
dibandingkan dengan tanam tebu baru diantaranya :
1) Menghemat biaya benih, karena petani tidak perlu membeli bibit baru
2) Menghemat biaya pengolahan tanah
3) Pertumbuhan tunas dari rumpun tebu akan lebih banyak

9
Rawat ratoon tebu merupakan satu cara budidaya tebu yang efisien pada
saat ini, jika tahapan-tahapan yang ada pada rawat ratoon dilakukan secara
benar, rawat ratoon tebu terbukti telah mampu meningkatkan pendapatan
para petani tebu di Indonesia.

F. Keunggulan Tebu Keprasan


Keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanaman dan
pemeliharaan tanaman tebu keprasan (ratoon) memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
a. Tanaman tebu keprasan lebih murah dan praktis dibanding dengan
tanaman baru ( plant cane ) karena tidak perlu melakukan pembukaan
lahan.
b. Dapat mengefisiensi waktu, tenaga kerja serta alat yang digunakan dan hal
ini berhubungan dengan anggaran biaya yang dikeluarkan.
c. Produktivitas tanaman tebu keprasan stabil bahkan dapat meningkat dalam
kurun waktu tertentu.

10
G. Jadwal Kegiatan Budidaya Tanaman Tebu (Ratoon Cane)
BULAN
No KEGIATAN Oktober November Desember Januari Februari KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
2. Pemeliharaan
a. Pembabatan
b. Pengeprasan
c. Pedot Oyot
d. Pemupukan
e. Klentek
f. Pembubunan

11
BAB IV
PEMBIAYAAN DAN ANALISA BIAYA

A. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Harga Jumlah
No Uraian Vol Satuan Jumlah
Satuan (Rupiah)
1. Biaya Tetap
a. Sewa Alat
b. Sewa Lahan
Jumlah Biaya Tetap

2. Biaya Variabel
a. Urea
b. SP-36
c. KCL
d. Furadan
e. Dolomite
Jumlah Biaya Variabel

3. Tenaga Kerja
a. Perawatan
(membersihkan
gulma, membuat
drainase,
membumbun)

Jumlah Biaya Tenaga Kerja


Biaya Total

B. Taksasi Hasil
1. Hasil Produksi = kg
2. Harga Jual = Rp. /kg

12
3. Biaya Produksi = Rp.
4. Penerimaan = Harga jual x Hasil produksi
= kg/m2 x kg
= Rp.
5. Keuntungan = Penerimaan – Biaya Produksi
= Rp.
= Rp.

6. R/C =

7. BEP (RP) =

= Rp. kg;

8. BEP (Produk) =

= Kg

9. RTT =

13
= =

10. Solvabilitas =

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Allamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanu Wa Ta’ala,
penyusun bersyukur karena dengan karuniaNya penyusun dapat menyusun
proposal dengan baik walaupun masih membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat membangun kelengkapan proposal ini.

B. Saran
1. Pembimbingan ini hendaknya dilakukan secara intensif sehingga
pelaksanaan berjalan dan memperoleh hasil yang baik.
2. Tanaman tebu (Ratoon Cane) harus dirawat dengan baik supaya tanaman
tersebut tumbuh dengan baik.

Harapan
Proposal ini dapat disetujui dan diterima oleh ketua program study
keahlian Agribisnis Tanaman karena proposal ini merupakan panduan untuk
melaksanakan Kegiatan Uji Kompetensi.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-tebu/ diakses tanggal 30


Oktober 2021 jam 12.57 WIB

https://www.gunungmadu.co.id/news/read/25-klasifikasi-tanaman-tebu diakses
tanggal 30 Oktober 2021 jam 13.05 wib

http://balittas.litbang.pertanian.go.id/index.php/id/publikasi/monograf/170-
berita/infografis/1224-syarat-pertumbuhan-tebu diakses tanggal 30
Oktober 2021 jam 13.10 wib

15

Anda mungkin juga menyukai