Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

“Manfaat Pembarian Pupuk SP-36 Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Kacang Hijau (Vigna radiata L.) “

Ahmad Takbir
08220200037
Kelas C1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala
atas segalah limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan . Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari
doa dan dorongan semangat serta perhatian yang didapat dari dosen dan rekan-
rekan mahasiswa Agroteknologi Fakultas Petanian Universitas Muslim Indonesia
yang telah membimbing penyusun hingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
Makalah dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
mempunyai kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kritik dan saran membangun
dikemudian hari sangat menyenangkan hati dan nurani penyusun. Penyusun
membuat makalah ini guna menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya
dalam bidang Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
sumber informasi dan bermanfaat bagi para pembacanya. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 11 November 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................... 1
Tujuan Praktikum ........................................................................... 3
Kegunaan Praktikum ..................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Kacang Hijau .................................................................. 4
Budidaya Tanaman Kacang Hijau ................................................. 5
Pupuk SP-36 ................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................... 12
Pembahasan .................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 16
Saran............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17
LAMPIRAN TABEL ................................................................................ 18
LAMPIRAN GAMBAR........................................................................... 19
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman
kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, karena dapat diolah
menjadi bubur kacang hijau, sebagai bahan kue, dan kecambahnya dikenal
sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum,
protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin,
vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan
buang air besar, vitamin A dalam kacang hijau sangat baik untuk menjaga
kesehatan mata, dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk
pengobatan (Atman, 2007). Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) merupakan
tanaman leguminosa yang cukup penting di Indonesia. Tanaman ini berada di
urutan ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah. Kebutuhan kacang hijau
berdasarkan implikasi dari sosialisasi konsumen hingga mencapai 2,5
kg/tahun/kapita sehingga untuk 225 juta penduduk memerlukan tambahan
produksi kacang hijau sekitar 200.000-215.000 ton (Syafrina, 2009).
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman aneka
kacang yang berumur genjah (22,5 bulan), lebih toleran terhadap
kekeringan, dan dapat ditanam di lahan yang kurang subur. Tanaman aneka
kacang potensial lainnya adalah kacang tunggak (Vigna unguiculataL.). Kacang
tunggak memiliki daya adaptasi pada lingkungan yang cukup luas, toleran tanah
marginal, dan kekeringan. Tanaman ini juga mampu mengikat nitrogen dari udara
dan mampu meningkatkan efisensi penggunaan pupuk pada pertanaman tumpang
sari (Oroka & Omoregie 2007). Berdasarkan keunggulan tersebut di atas,
tanaman kacang hijau dan kacang tunggak cocok untuk ditanam pada tanah
masam dan perlu diteliti lebih lanjut mengenai teknik budidayanya, terutama
pemupukan yang tepat agar dapat mencapai hasil yang optimal (Kasno 2007).
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein nabati.
Kacang hijau memiliki banyak kandugan gizi antara lain kalsium, zat besi,
vitamin A, vitamin B1, vitamin C sedangkan lemaknya merupakan asam lemak
tak jenuh yaitu oleat, linoleat, dan linolenat. Melihat kandungan gizi yang cukup
lengkap serta harga yang relatif terjangkau kacang hijau sangat potensial untuk
2

dijadikan produk olahan pangan berbasis agribisnis. Kacang hijau merupakan


tanaman Leguminosae yang tumbuh baik didaerah tropis, memiliki nilai ekonomis
penting setelah tanaman kacang tanah dan kedelai. Tanaman pangan ini dikenal
luas dan telah lama dibudidayakan di Indonesia. Kacang hijau termasuk jenis
tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur
tahan terhadap hama dan penyakit. Kacang hijau banyak dibutuhkan oleh
masyarakat karena harga relatif stabil.
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh
tegak. Tanaman kacang hijau berasal dari India, menyebar ke berbagai Negara
Asia Tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17 (Purwono dan Purnawati,
2007). Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang
cukup penting dan populer di Indonesia. Posisinya menduduki tempat ketiga
setelah kedelai dan kacang tanah Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang
sudah lama dibudidayakan di Indonesia, baik di lahan tegalan, lahan sawah tadah
hujan, dan lahan sawah pada musim tanam yang sesuai. Penanaman kacang hijau
pada lahan prioritas pertama (sawah) mempunyai beberapa keuntungan, antara
lain: lahannya lebih produktif; ketersediaan air lebih terjamin; biaya
produktivitasnya lebih rendah (tanpa pengelolaan tanah yang intensif); terhindar
dari resiko erosi; takaran pupuk relatif rendah untuk tanaman padi dan kualitas biji
hasil panen lebih baik (Marzuki 2001).
Jarak tanam kacang hijau perlu diperlukan disaat penanaman. Dengan jarak
tanam yang tepat, sinar matahari dapat dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman
kacang hijau dalam proses fotosintesisnya. Jarak tanam yang optimum untuk
kacang hijau dipengaruhi oleh tipe varietas dan musim tanam. Populasi tanaman
juga berperan penting terhadap produksi. Pemupukan merupakan hal atau cara
memberikan zat yang bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan
tanah. Berdasarkan bahan bakunya, pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk
organik dan anorganik. Pupuk organik disebut pupuk alam karena seluruh atau
sebagian besar pupuk ini berasal dari alam. Kotoran hewan, sisa (serasah)
tanaman, limbah rumah tangga, dan batu-batuan merupakan bahan dasar pupuk
organik. Kelebihan pupuk organik dibandingkan pupuk buatan (pupuk kimia)
yaitu mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah serta dapat
3

mengurangi penggunaan bahan kimia pada produk pertanian (Sutedjo, 2008).


Pupuk anorganik adalah pupuk non-alami yang diproduksi oleh industri sehingga
dikenal juga dengan nama pupuk kimia atau pupuk buatan (Murbandono, 2003).
Menurut Suwahyono (2011), pupuk anorganik tidak mampu memperbaiki
kualitas tanah, berbeda dengan pupuk organik yang bisa berfungsi sebagai
penyubur dan pembenah tanah. Djojosuwito (2000), menyatakan teknologi
pertanian modern cenderung semakin kurang memanfaatkan keanekaragaman
hayati sebagai sumber bahan organik. Kecenderungan pemakaian pupuk
anorganik dinilai dapat mengakibatkan penurunan kualitas lahan dan kerusakan
lingkungan hidup serta meningkatkan pencemaran. Oleh sebab itu, penggunaan
bahan-bahan organik diperlukan untuk menciptakan pertanian berwawasan
lingkungan (sistem pertanian organik). Dengan pemakaian bahan organik, akan
dapat mengurangi ketergantungan bahan dari luar. Selain itu, lingkungan hidup di
pertanian organik lebih bersih dan lebih sehat (Pracaya, 2003)

Rumusan Masalah
 Bagaimana pengaruh pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan kacang hijau
 Apa manfaat pupuk-36 terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan
kacang hijau.
 Untuk mengetahui apa manfaat pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan kacang
hijau.
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kacang Hijau


Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman
kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, karena dapat diolah
menjadi bubur kacang hijau, sebagai bahan kue, dan kecambahnya dikenal
sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum,
protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin,
vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan
buang air besar, vitamin A dalam kacang hijau sangat baik untuk menjaga
kesehatan mata, dan menambah semangat hidup, juga digunakan untuk
pengobatan (Atman, 2007). Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) merupakan
tanaman leguminosa yang cukup penting di Indonesia. Tanaman ini berada di
urutan ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah. Kebutuhan kacang hijau
berdasarkan implikasi dari sosialisasi konsumen hingga mencapai 2,5
kg/tahun/kapita sehingga untuk 225 juta penduduk memerlukan tambahan
produksi kacang hijau sekitar 200.000-215.000 ton (Syafrina, 2009).
a. Klasifikasi kacang hijau
Klasifikasi tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata L. (Atika, 2018)
b. Morfologi kacang hijau
Kacang hijau adalah tanaman pendek bercabang tegak. Bagian dari
tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) terdiri dari akar, batang, daun,
bunga,buah, dan biji. Berikut deskripsi masing-masing bagian tanaman :
5

1. Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi
dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak
cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar.
Sedangkan xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang
kearah bawah (Purwono, 2008)
2. Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku sebagaimana
tersaji pada gambar 2.2. Ukurannya kecil, berbulu, berwarna hijau
kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai
daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadap-
hadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau
tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m. Cabangnya menyebar ke
semua arah (Purwono, 2008).
3. Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun
setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua. Daun terletak berseling. Tangkai
daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri. Bentuk daun tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.3 (Purwono, 2008).
4. Bunga
Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna
kuning kehijauan atau kuning pucat sebagaimana tersaji pada gambar 2.4.
Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses
penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga
akan mekar dan pada sore hari menjadi layu (Purwono, 2008).
5. Buah
Buah kacang hijau berbentuk polong sebagaimana tersaji pada gambar
2.5. Panjang polong sekitar 5-16 cm. setiap polong berbentuk bulat silindris
atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna
hijau, setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya
mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu (Purwono, 2008).
6

6. Biji
Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang hijau lebih kecil
dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kacang kedelai, yaitu bobotnya
hanya sekitar 0,5-0,8 mg. kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat
kecambah atau taoge. Tipe perkecambahan biji kacang hijau adalah epigeal
dan termasuk biji dikotil yaitu biji berkeping dua (Purwono, 2008).
c. Syarat Tumbuh
Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas
selama hidupnya. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran
rendah hingga ketinggian 500 m dpl (Fachruddin, 2000). Sedangkan menurut
Purnomo (2007), di daerah dengan ketinggian 750 dpl produksi kacang hijau
menurun. Menurut Rukmana (2004), berdasarkan indikator di daerah sentrum
produsen, keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah
yang bersuhu 25° C – 27° C dengan kelembaban udara 50% - 80%, curah hujan
antara 50 mm - 200 mm/bulan, dan cukup mendapat sinar matahari (tempat
terbuka). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau.
Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah
hujannya rendah.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah yang
banyak mengandung bahan organik, dengan drainase yang baik. Namun demikian,
tanah yang paling cocok bagi tanaman kacang hijau ialah tanah liat berlempung
atau tanah lempung, misalnya Podsolik Merah Kuning (PMK) dan latosol.
Keasaman (pH) tanah yang dikehendaki berkisar antara 5,8 – 6,5 (Fachruddin,
2000). Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat.
Artinya, tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah dengan
kandungan bahan organik tinggi sangat sesuai untuk tanaman kacang hijau. Tanah
berpasir pun dapat digunakan untuk media pertumbuhan tanaman kacang hijau,
asalkan kandungan air tanahnya tetap tersedia (Purwono, 2008).
7

Budidaya Tanaman Kacang Hijau

Kacang Hijau adalah sejenis tanaman suku polong – polongan (Fabaceace).


Kacang Hijau dapat tumbuh di dataran rendah sekitar 500m dpl , tumbuh baik di
daerah tropis , pada pH optimal 5 - 6,apabila bersifat asam dengan pH dibawah 5 ,
bisa melakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit dengan takaran 1 ton
untuk 1 ha sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum masa tanam , aerasi dan drainase
yang baik serta tekstur tanah liat berlempung , dengan temperatur 25 – 27?C dan
kelembaban udara sekitar 50 – 89. Kacang kacangan memiliki manfaat yang
sangat besar untuk kesehatan terutama dalam pemenuhan nutrisi. Kacang hijau
memiliki pasaran yang sangat menjanjikan, karena dengan harga yang sangat
terjangkau kacang hijau memiliki kandungan nutrisi termasuk protein nabati yang
sangat tinggi. Tahap budidaya tanaman kacang hijau yaitu:
1. Persiapan lahan
Dengan cara membajak ataupun mencangkul tanah.Menambahkan pupuk
kandang yang berguna untuk meningkatkan nutrisi dalam tanah yang nantinya
sangat dibutuhkan oleh tanaman kacang hijau. Bisa ditanam langsung di
sawah/ladang yang baru selesai panen Bisa juga dengan bedengan dengan lebar
1 meter dan tinggi sekitar 30-50cm, atau bisa juga dengan menyesuaikan
kondisi lahan saat ini. Jarak antar bedengaan sebaiknya adalah 2 meter supaya
air hujan dapat mengalir lancar tanpa ada yang tergenang di tengah
lahan.Lubang tanam sebesar 25 x 25cm atau 20x20cm. Buat lubang tanaman
dengan mata tiga, dimana lubang tanam yang digunakan untuk menanam benih
memiliki kedalaman 4cm dan 2 lubang lainnya memiliki kedalaman 8-10 cm
yang berguna untuk memasukkan pupuk
2. Penanaman
Untuk penanaman yang langsung dilakukan pada lahan tegal/ladang,
dapat dilakukan dengan cara, buatlah lubang dengan cara di tugal kemudian
masukan 2 benih kacang hijau pada setiap lubang. Tutup lubang tersebut
dengan tanah. Dilakukan penyiraman secara rutin
3. Penyulaman
Saat kacang hijau memasuki masa tanam 15-20 hari, maka harus
melakukan penyulaman, harus menyortir mana saja tanaman kacang hijau yang
8

tidak tumbuh dengan sempurna dan segera menggantinya dengan benih baru
supaya saat panen semua tanaman bisa tumbuh dengan merata.
4. Penyiangan
Gulma dan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman akan
mengganggu pertumbuhan kacang hijau, karena akan menyerap semua nutrisi
yang dibutuhkan kacang hijau untuk tumbuh dengan baik. Lakukan proses
penyiangan ini mulai tanaman berusia 15-30 hari.
5. Pemberian pupuk
Pupuk dibutuhkan tanaman kacang hijau supaya pertumbuhannya tetap
terjaga. Pada masa ini bisa melakukannya bersamaan dengan menanam benih
atau pada saat tanaman akan berbunga, biasanya 1 bulan setelah masa tanam.
Dosis pupuk yang diberikan adalah:
 Urea 50kg untuk setiap 1 hektar lahan.
 TSP 100kg untuk setiap 1 hektar lahan.
 KCL 50kg untuk setiap 1 hektar lahan.
6. Panen dan pasca panen
Kacang hijau biasanya masuk ke dalam masa panen setelah berusia 60
sampai 80 hari setelah masa tanam. Ciri ciri tanaman kacang hijau yang siap
panen adalah denngan polong yang mulai mengering dan gampang pecah.
Panen dapat dilakukan setiap hari, setelah memetik polong lakukan penjemuran
hingga polong menguning supaya biji kacang hijau dapat terlepas dengan
mudah dari polongnya. Termasuk dalam jenis kacang-kacangan yang memiliki
kandungan protein, antioksidan, rendah lemak serta serat, kacang hijau juga
mengandung Vitamin A, B, C, E, K serta folat, zinc, fosfor, kalium, dan zat
besi. Nutrisi lainnya adalah karbohidrat, mangan, magnesium dan selenium
yang semuanya bermanfaat bagi tubuh.
1. Menurunkan kadar kolesterol jahat dan tekanan darah
2. Meningkatkan kepekatan Tulang
3. Baik untuk penderita diabetes
4. Menjaga sistem kekebalan Tubuh
5. Menjaga kesehatan kulit dan rambut
6. Mengatasi sembelit
9

7. Menjaga kesehatan janin


8. Menjaga berat badan
9. Menurunkan resiko penyakit jantung
10. Meningkatkan Daya tahan tubuh
11. Mengatasi anemia

Pupuk SP-36

Pupuk SP-36 adalah pupuk kimia yang terbuat dari fosfat alam dan sulfat.
Pupuk ini berbentuk butiran atau granular dengan warna abu-abu. Pupuk SP-36
mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini agak sulit larut dalam air
dan bereaksi lambat. Itulah yang menjadi alasan pupuk SP-36 diberikan saat awal
tanam sebagai pupuk dasar.Walau pun terbuat dari bahan kimia, reaksi yang
terbentuk dari pupuk ini tergolong netral, tidak bersifat higroskopis, dan tidak
membakar.

1. Manfaat pupuk SP-36


Sesuai dengan namanya, pupuk SP-36 mengandung unsur hara fosfor yang
berguna menunjang pertumbuhan tanaman. Maka dari itu manfaat pupuk ini
sangat berkaitan dengan peran unsur hara fosfor.
 Mengangkut energi hasil metabolisme dalam tanaman.
 Merangsang pembungaan dan pembuahan
 Merangsang pertumbuhan akar
 Mempercepat pembentukan biji.
 Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
2. Pengaplikasian pupuk SP-36
Seperti sudah disinggung sebelumnya, aplikasi pupuk SP-36 biasanya
dilakukan pada awal penanaman sebagai pupuk dasar. Mengaplikasikan pupuk
SP-36 sebagai pupuk dasar dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk
dengan media tanam. Meskipun demikian, pupuk ini juga biasa diaplikasikan
banyak beragam seperti dijadikan pupuk kocor, pemupukan awal tanaman
jagung, kacang, dan lainnya, serta bisa juga dijadikan pupuk sebelum tanaman
mengeluarkan buah atau menjelang pembungaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan produktivitas Kacang Hijau dari tahun 2014-
2018 di Indonesia
Komoditi Tahun Pertum. 2018

2014 2015 2016 2017 2018 thd. 2017 (%)

Produksi 245 271 253 241 235 -2,74


(Ton)
Luas Panen 208 229 224 206 198 -4,34
(Ha)
Produktivitas 11,76 11,83 11,30 11,69 11,88 1,63
(Kw/Ha)
Sumber. BPS. 2018

Pembahasan

Unsur hara setelah N adalah P. Fosfor adalah unsur hara makro terpenting
berperan dalam fase generatif tanaman seperti bunga, buah, atau biji. Kacang yang
hijau adalah tanaman yang dimanfaatkan hasil perkembangan generatifnya berupa
biji. Fosfat (P) termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah
dibanding Nitrogen (N), kalium (K), dan Kalsium (Ca).
Kandungan P dalam tanah penangkapan sinar matahari dan kemudian
mengubahnya menjadi energi. P merupakan komponen penyusun membran sel
tanaman, penyusun enzim-enzim, nukleotida (bahan penyusun asam nukleat). P
juga berfungsi sebagai proses sintesis protein terutama yang terdapat pada
jaringan hijau, sintesis karbohidrat dan memacu pembentukan bunga (Hafizah dan
Mukarramah, 2017). Menurut Afandi dkk., (2015) pada kandungan P₂O; tersedia
rendah (43 ppm) pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 60 kg dapat meningkatkan
tinggi tanaman kacang hijau tertinggi dari pada dengan perlakuan pemberian dosis
30 dan 45 kg SP-36. Menurut Wahyudin dkk.. (2015) pada kandungan P,O;
tersedia rendah (6.13 ppm) pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 75 kg dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang hijau mulai dari: Indeks Luas Daun
(ILD), jumlah polong dan jumlah biji/polong. Pemupukan P dalam hal ini pupuk
11

SP-36 mampu menyediakan unsur P yang kemudian dapat diserap oleh tanaman,
selain itu unsur P merupakan unsur hara esensial yang fungsinya tidak dapat
ditukar dengan unsur hara lainnya. Pupuk SP-36 dapat mensuplai kebutuhan
tanaman akan unsur P, sehingga jika bahan organik dan pupuk P dapat tersedia
cukup dan seimbang maka pertumbuhan tanaman akan meningkat (Soplanit dan
Soplanit, 2012). Menurut Bimasri (2014), pada pemberian dosis 100 kg/ha SP-36
dapat meningkatkan produksi tanaman lebih baik mulai dari tinggi tanaman,
jumlah cabang, jumlah polong, hingga berat 100 biji/g pada tanah gambut dengan
tingkat kesuburan yang rendah termasuk kandungan C-organik dan P tersedia.
Salah satu cara untuk mencukupi kekurangan P adalah melalui pemupukan. Agar
pemupukan efektif dan efisien maka harus memperhatikan kandungan hara dalam
tanah. Kebutuhan pupuk P tanaman dipengaruhi oleh faktor tanah dan faktor
tanaman. Tanaman mempunyai respon yang berbeda terhadap pemberian P. Unsur
P diserap oleh tanaman dalam bentuk ion-ion monofosfat dan difosfat. Kekahatan
P biasanya mulai muncul pada minggu ke-4. Tanaman terlihat kerdil, ukuran daun
kecil, dan pada daun tua berwarna hijau gelap kemudian dengan cepat berubah
warna menjadi kuning. Tanaman dikatakan toleran terhadap kekahatan P apabila
masih dapat tumbuh normal pada hara P dalam tanah rendah (Wijanarko dan
Abdullah. 2008).
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Unsur hara setelah N adalah P. Fosfor adalah unsur hara makro terpenting
berperan dalam fase generatif tanaman seperti bunga, buah, atau biji. Kacang yang
hijau adalah tanaman yang dimanfaatkan hasil perkembangan generatifnya berupa
biji. Fosfat (P) termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah
dibanding Nitrogen (N), kalium (K), dan Kalsium (Ca).

Saran
Saran saya dari amakalah ini adalah maupun pupuk kimia sangat
berpengaruh dan bermanfaat dalam pertumbuhan kacang hijau, kita harus
menyeimbangkannya dengan pupuk organik agar keseimbangan dalam tanah baik.
13

DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, S., Jafrizal, J., Usman, U., & Fournalika, D. (2021). Pengaruh Pemberian
Rhizobium dan Pupuk Sp-36 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Agriculture, 16(1).

Bestari, R. M., Indrawanis, E., & Ezward, C. (2018). UJI KOMPOS SLUDGE
DAN PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus. L). Jurnal Pertanian
UMSB: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Pertanian, 2(1).

Hasibuan, M. (2019). Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk SP-36


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata
L.) (Doctoral dissertation).

Hidayat, M. S. A. (2022). Pengaruh Macam Varietas Dan Dosis Pupuk Sp-36


Terhadap Hasil Benih Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) (Doctoral
dissertation, Politeknik Negeri Jember).

APRIADI, K. (2022). Pengaruh Pemberian Pupuk Sp-36 Dan Pupuk Hayati


Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.) (Doctoral dissertation).

Anda mungkin juga menyukai