Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN

BAYAM (Amaranthus sp.)

NAMA : NURUL AZIZA


NIM : G011211300
KELAS : STATISTIKA D
KELOMPOK : 11
ASISTEN : 1. INDRAYANI MUSLIM
2. RAHMAWATI AGMUS

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................2
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
C. TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................2
A. TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.)....................................................................2
B. PUPUK NANOSILIKA.................................................................................................2
C. PENGARUH PUPUK NANOSILIKA TERHADAP PRTUMBUHAN
TANAMAN BAYAM....................................................................................................2
BAB III. PENUTUP....................................................................................................2
A. KESIMPULAN...............................................................................................................2
B. SARAN.............................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayam (Amaranthus sp) merupakan sayuran yang telah lama dikenal dan
dibudidayakan secara luas oleh petani di seluruh wilayan Indonesia. Bayam
merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi sebagai sayuran hijau.
Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting. Bayam berasal
dari Amerika tropik, namun kini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh
dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah panas dan
dingin, tetapi dapat tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang
udaranya agak panas (Rahayu, 2022).
Penurunan produksi bayam merah salah satunya disebabkan kekurangan unsur
hara, pH tanah yang tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman bayam, serta
kurangnya ketersediaan air dalam tanah. Untuk meningkatkan produks tanaman
bayam dapat dilakukan upaya berupa pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun
pupuk sintetik. Pemberian pupuk anorganik pada tanaman yang dilakukan secara
terus menerus tanpa diberi bantuan pupuk organik dapat merusak unsur hara yang ada
di dalam tanah. selain itu juga dapat merusak struktur tanah sehingga pertumbuhan
tanaman dapat terganggu. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. Bahan organik berfungsi sebagai perekat butiran lepas,
sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Selain
itu pemberian pupuk pengelolaan tanah juga sangat berpengaruh terhadap kesuburan
tanah dan pertumbuhan tanaman (Nirmalayanti et al., 2017).
Penambahan pupuk pada media tanam mampu meningkatkan kualitas bibit
tanaman, khususnya pertumbuhan dan perkembangan akar, batang, dan daun yang
lebih baik sehingga mampu meningkatkan penyerapan unsur hara. Unsur hara ini
dapat diperoleh melalui pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk organik adalah
pupuk yang berasal dari materi makhluk hidup seperti sisa-sisa tumbuhan, kotoran
hewan, atau limbah organik yang kaya akan kandungan unsur hara baik makro
maupun mikro yang dibutuhkan oleh agar dapat tumbuh dengan subur. Selain pupuk
organik, pupuk hayati juga dapat dijadikan sebagai pengganti pupuk anorganik.
Penggunaan pupuk nanosilika pada tanaman bayam dapat meningkatkan hasil
produksi bayam. Selain itu, juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan dari hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman (Dami et al., 2017).
Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksinya yaitu
dengan pemberian pupuk nanosilika. Pupuk nanosilika yaitu pupuk yang
mengandung unsur hara Si bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan tanaman.
Silika yang diberikan pada tanaman secara langsung dapat melapisi kutikula tanaman
sehingga menghambat proses penetrasi patogen ke jaringan tanaman inang. Silika
juga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menginduksi ketahanan
tanaman terhadap infeksi patogen (Suharti et al., 2021)
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diketahui pengaruh pupuk nanosilika
terhadap pertumbuhan bayam untuk mengetahui bagaimana respon tanaman terhadap
pemberian pupuk nanosilik pada tanaman bayam. penggunaan pupuk nanosilika
dengan dosis yang tepat dapat meningkatkan produksi tanaman bayam. Selain itu,
penggunaan pupuk nanosilika pada tanaman bayam dapat meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil mengenai praktikum tentang penggunaan dosis
pupuk nanosilika terhadap pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus sp.) yaitu
sebagai berikut:
1. Apa itu tanaman bayam (Amaranthus sp.)?
2. Apa itu pupuk nanosilika?
3. Bagaimana pengaruh pupuk nanosilika pada pertumbuhan tanaman bayam?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum tentang penggunaan dosis pupuk nanosilika
terhadap pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus sp.) yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu tanaman bayam (Amaranthus sp.).
2. Mengetahui apa itu pupuk nanosilika.
3. Mengetahui pengaruh pupuk nanosilika terhadap pertumbuhan bayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)
Menurut Kartika, (2022) klasifikasi tanaman bayam adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Klas : Dicotyledoneae
Ordo : Amaranthales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus sp
Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai
tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya
adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki siklus hidup yang
relatif singkat, umur panen tanaman ini 3 sampai 4 minggu. Sistem perakarannya
adalah akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang
menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara
generatif yaitu melalui biji (Ridwanullah, 2020).
Tanaman bayam termasuk salah satu tanaman perdu, dimana tingginya dapat
mencapai 1,5 – 2 m. Bayam merupakan jenis tanaman semusim atau lebih yang
memiliki sistem perakaran yang menyebar dan dangkal serta berakar tunggang.
Batangnya tegak, tebal, berdaging dan mengandung banyak air. Daun bayam
berbentuk bulat dan ujungnya agak meruncing dan urat-urat daunnya terlihat jelas.
Bunga bayam berukuran kecil dan berjumlah banyak yang biasanya terdiri dari daun
bunga 4 – 5 buah, memiliki 1 – 5 benang sari dan bakal buahnya antara 2 – 3 buah.
Bunga keluar dari ketiak daun yang tersusun seperti malai (Ridwanullah, 2020).
B. Nano Silika
Pupuk hayati merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya
memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, maupun K,
tetapi mengandung mikroorganisme yang berfungsi menghasilkan nitrogen yang
ditambatkan dari udara, serta menguraikan P dan K yang terikat dengan senyawa lain
sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Salah satu jenis pupuk hayati
yang sering digunakan yaitu pupuk nanosilikat (Marliani et al., 2019).
Silika (Si) merupakan unsur hara esensial bagi tanaman padi, monokotil dan
dikotil. Silika merupakan satu-satunya unsur yang bisa membentuk polimer stabil
seperti C. Silika berperilaku seperti Al dalam membentuk mineral. Silika dapat
menggantikan posisi P dalam DNA. Pemberian Si pada tanaman dapat meningkatkan
ketahanan tanaman keracunan Al, Mn, dan Fe), serta memperbaiki pertumbuhan
batang dan daun (Khasanah et al., 2016).
Peranan unsur hara Si bagi tanaman dapat menstimulasi fotosintesis dan
translokasi karbondioksida. Silika juga dapat mengurangi cekaman biotik, seperti
serangan hama dan penyakit dan juga dapat mengurangi ancaman dari faktor abiotik
antara lain suhu, radiasi cahaya, angin, kekeringan. Silika memperkuat jaringan
tanaman sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hama. Ketersediaan Si
yang cukup dalam tanah juga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
ketidakseimbangan unsur hara, seperti kelebihan N, kekurangan dan kelebihan P,
serta keracunan Na, Fe, Mn, dan Al (Fitriani et al., 2016).
C. Pengaruh Pupuk Nanosilika Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam
(Amaranthus sp.)
Silika merupakan pengikat agregat yang baik dan silika juga merupakan bagian
besar unsur hara yang terkandung di dalam tanah. Silika berfungsi untuk
meningkatkan laju fotosintesis dan juga meningkatkan ketahanan pada tanaman
terhadap tekanan abiotik seperti sanilitas, kekeringan, keracunan logam serta tekanan
biotik berupa penyakit dan hama. Pemberian pupuk nanosilika pada tanaman bayam
dapat meningkatkan mutu dan hasil produksi dari bayam. Tanaman bayam dapat
tumbuh lebih subur (Paramita et al., 2022).
Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas bayam di antaranya dapat
dilakukan dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk sintetik.
Pemberian pupuk pada tanah dapat meningkatkan hasil produksi pada tanaman.
Selain itu, unsur hara yang ada di dalam tanah juga meningkat dan dapat
memperbaiki struktur serta agregat tanah. Penambahan pupuk nanosilika yang
mengandung unsur silika ke dalam tanah dapat memberikan banyak manfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Zuryanti et al., 2016).
Pemberian silika pada tanah dapat meningkatkan serapan unsur hara lain yang
ada di dalam tanah oleh akar. Terutama unsur P yang mempengaruhi tinggi tanaman
dan jumlah anakan. Silika juga dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis sehingga
fotosintat yang dihasilkan lebih banyak dan juga berpengaruh terhadap bobot
tanaman. Fotosintat ini didistribusikan dan disimpan ke organ vegetatif tanaman
seperti akar, batang dan daun sebagai cadangan makanan. Penyimpanan cadangan
makanan inilah yang akan mempengaruhi bobot tanaman (Putri et al., 2017).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
1. Tanaman bayam merupakan jenis tanaman perdu yang memiliki akar tunggang
dan termasuk tanaman semusim. Tanaman bayam berasal dari Amerika Tropik
yang hidup di daerah tropis dan banyak di budidayakan di Indonesia.
2. Pupuk nanosilika adalah Pupuk  bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan
dan hasil produksi tanaman, daya sanggah batang, meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta berperan penting pada jenis
tanaman padi-padian.
3. Penggunaan pupuk nanosilika terhadap pertumbuhan tanaman bayam yaitu
pemberian pupuk nanosilika dengan dosis yang cukup mampu meningkatkan
produksi tanaman bayam.
B. Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya pengubahan jenis tanaman yang akan
ditanam atau yang akan digunakan diberitahukan lebih cepat agar praktikan tidak
keteteran dalam mencari bahan dan alat yang dibutuhkan. Serta komunikasi antara
asisten dan praktikan harus terjalin agar tidak terjadi kesalahpahaman.
DAFTAR PUSTAKA

Dami, V. J., dan Solle, H. R. 2019. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kelor (Moringa oliefera L.). Indigenous Biologi: Jurnal
Pendidikan dan Sains Biologi. 2(3):106-114.
Fitriani, H. P., dan Haryanti, S. 2016. Pengaruh Penggunaan Pupuk Nanosilika
terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) var.
Bulat. Buletin Anatomi Dan Fisiologi dh Sellula. 24(1):34-41.
Kartika, N. W. A. 2022. Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Bayam (Amaranthus
sp) terhadap Karakteristik Roti Tawar. Doctoral Dissertation. Jurusan Gizi
Prodi Gizi dan Dietetika. Poltekkes Kemenkes Denpasar. Bali.
Khasanah, I., Prihastanti, E., Hastuti, E. D., dan Subagio, A. 2016. Pengaruh
Kombinasi Pupuk daun dan Nanosilika terhadap Pertumbuhan Anggrek
(Dendrobium sp.) pada Subkultur secara In Vitro. Jurnal Akademika
Biologi. 5(3):15-22.
Marliani, L., Sumadi, S., dan Nurmala, T. 2019. Respons Pertumbuhan, Hasil, dan
Tingkat Kerebahan Padi Varietas IPB 3S terhadap Pupuk Hayati dan Nano
Silika. Kultivasi, 18(2):845-850.
Nirmalayanti, K. A. 2017. Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Bayam Merah
(Amaranthus amoena Voss) Melalui Beberapa Jenis Pupuk pada Tanah
Inceptisols, Desa Pegok, Denpasar. Jurnal Nasional. 1(1): 1-10.
Paramita, W. N., & Yuliani, Y. 2022. Efektivitas Pupuk Organik Cair dengan
Penambahan Silika sebagai Media Tanam Hidroponik Pakcoy. LenteraBio:
Berkala Ilmiah Biologi. 11(1): 36-43.
Putri, F. M., Ysri, W. A. S, dan Sri, D. 2017. Pengaruh Pupuk Nanosilika terhadap
Jumlah Stomata, Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Padi Hita (Oriza sativa
L. Cv. Japonica). Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi. 2(1) : 72-79.
Rahayu, N. K. S. I. 2022. Skrining Fitokimia dan Aktivitas Ekstrak Etanol Bayam
Brazil. Doctoral dissertation. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Ridwanullah, A. A. 2020. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Limbah Cair Industri
Tahu dan Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Cabut
(Amaranthus tricolor L). Doctoral dissertation. Fakultas Pertanian. Universitas
Siliwangi. Tasikmalaya.
Suharti, W. S., Bahtiar, J., dan Kharisun, K. 2021. Pengaruh Ragam Sumber Silika
Terhadap Pertumbuhan dan Ketahanan Tanaman Padi Terinfeksi Rhizoctonia
solani. Jurnal Pertanian Terpadu. 9(1), 26-39.
Zuryanti, D., Rahayu, A., dan Rochman, N. 2016. Pertumbuhan, Produksi dan
Kualitas Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada berbagai Dosis Pupuk Kandang
Ayam dan Kalium Niitrat (KNO3). Jurnal Agronida. 2(2).

Anda mungkin juga menyukai