Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Dosen pengampu : Widyana Rahmatika. SP., MP


Disusun oleh :
Nama : Mukhamad Rizqi Fatkhu Nurrokhman
NPM : 20230110055
Kelas : 5-A2 Agroteknologi
Asisten praktikum : 1. Bagaskara Satriya Wibawa
2. Dian Novitasari
3. Estri Febriliya

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI – KEDIRI


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI

BAB 1.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang...................................................................................................................................3
2.2 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................5
2.1 Klasifikasi Tanaman Sawi.................................................................................................................5
2.2 Pupuk.................................................................................................................................................6
2.3 Mekanisme penyerapan unsur hara oleh tanaman..............................................................................7
1. Intersepsi Akar.................................................................................................................................7
2. Aliran Massa....................................................................................................................................7
3. Difusi...............................................................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
METODOLOGI..........................................................................................................................................9
3.1 Waktu................................................................................................................................................9
BAB IV.....................................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................................10
4.1 Hasil................................................................................................................................................10
4.2 Hasil timbang berat basah sawi........................................................................................................11
4.3 Pembahasan.....................................................................................................................................11
BAB V.......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanah merupakan akumulasi dari bahan induk yang telah melapuk maupun sisa-sisa jasad
renik yang dipengaruhi oleh .faktor iklim dalam jangka waktu tertentu.Tanah merupakan
lapisan permukaan bumi tempat terjadinya berbagai proses maupun reaksi yang melibatkan
interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Tanah sangat penting karena
tanah merupakan tempat tanaman hidup, sebagai sumber hara tanaman dan penyedian air dan
udara serta tempat tegaknya tanaman. Tanah yang umum digunakan sebagai lahan usaha
pertanian sebagian besar merupakan tanah mineral.Tanah mineral yang optimum digunakan
sebagai lahan usaha pertanian adalah tanah yang mempunyai susunan sebagai berikut:
kandungan bahan mineral 45%, kandungan bahan organik 5%, kandungan air 25%,
kandungan udara 25%.
Sawi (Brassica junceaL.) merupakan salah satu komoditas sayuran yangberperanpenting
dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakatdi Indonesia.Tanamansawi bukan asli dari
Indonesia, namun pengembangan komoditas tanaman berpola agribisnis dan
agroindustritelah dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber pendapatan dalam sektor
pertanian di Indonesia.Tanaman sawi merupakan tanaman yang bernilai ekonomis
yangmempunyai banyak manfaat, dalam arti tanaman mudah didapat dan tersedia setiap saat,
harganya yang murah serta dapat diolah sebagai sayuran atau lalapan dalam bentuk
masak.Beberapa alasan tanaman sawi disukai sebagai tanaman sayuran adalah tanaman sawi
memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan kandungan kalsium, asam fosfat dan
magnesium yang tinggi.(Hulu,2020)
Tanaman sawi memiliki perawatan yang tidak begitu sulit dan pertumbuhan tanaman
cepat, sehingga budidaya tanaman sayuran seperti sawi ini sering diterapkan oleh para
petani untuk mendapatkan hasil yang cepat. Pada perawatan tanaman sawi hijauhal
yang biasa dilakukan adalah penyiangan tanaman, pemupukan dan penyemprotan.
Dalam pemeliharaan tanamanini harus dilakukan dengan teratur yang dapat mencegah
adanya hama atau penyakit yang tidak diinginkan. Pada tanaman sawi ini hama yang
sering menyerang adalah ulat dan belalang sedangkan penyakit yang sering menyerang
adalahpenyakit layu, jamur dan plasmolisis yang disebabkan karena cara pemupukan
yang salah atau kebanyakan dalam pemberian pupuk(Ali, 2015).
Oleh sebab itu, cara budidaya tanaman sawi dan percobaan berbagai macam
media dilakukan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Pemberian pupuk kompos
pada media yang digunakan pada penanaman tanaman sawi juga diharapkan menunjang
perkembangan organisme tanah, sehingga sifat tanah semakin baik dan tersedianya unsur
hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sawi. Dengan demikian penyerapan unsur hara
dari tanah oleh akar tanaman sawi semakin baik, maka pertumbuhan tanaman sawi semakin
baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos tandan kosong
kelapa sawit dan menentukan dosis yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman sawi pada
Inceptisol.

2.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan kesuburan
tanah, untuk menambah unsur hara yang terdapat ditanah sehingga tersedia makanan yang cukup
untuk tanaman sawi dan bisa berproduksi secara maksimal. Dan dapat mengetahui pengaruh
pemberian pupuk organik terhadap kesuburan tanah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Sawi

Kingdom Plantae

Sub kingdom Tracheobinonta

Super Devisio Spermatophyta

Devisio Magnoliophyta

Kelas Magnoliophyta

Sub Kelas Dileniidae

Ordo Capparales

Familia Brassicaceae

Genus Brassica

Spesies Brassica juncea L.

(agrotek,2022)
Morfologi Tanaman Sawi
Adapun morfologi dari tanaman sawi terbagi menjadi lima, antara lain morfologi akar, morfologi
daun, morfologi batang, morfologi bunga, dan morfologi buah dan biji. Berikut ini adalah
morfologi dari tanaman sawi.
1. Morfologi Akar
Tanaman sawi memiliki perakaran yaitu akar tunggang dan akar bercabang yang membentuk
bulat panjang dan menyebar pada permukaan tanah.Akar tanaman sawi dapat menembus
kedalaman tanah antara 30-50 cm dari permukaan tanah. Fungsi dari akar tanaman tersebut yaitu
untuk menyerap unsur hara yang berada pada permukaan tanah.

2. Morfologi daun
Daun tanaman sawi berbentuk lonjong dan bulat serta lebar. Daun tanaman sawi berwarna hijau
muda hingga hijua tua dan tidak berbulu. Selain itu, tanaman sawi memiliki tangkai daun yang
pendek hingga panjang tergantung dari varietasnya.
3. Morfologi batang
Pada dasarnya batang tanaman sawi memiliki ukuran yang pendek dan beruas, sehingga tidak
terlihat dengan jelas. Seperti halnya tanaman lain batang tanaman ini berfungsi untuk menopang
atau menyangga berdirinya tanaman sawi.Selain itu, tanaman sawi memiliki daun yang halus dan
tidak berbulu serta tangakinya berbentuk pipih.
4. Morfologi bunga
Tanaman sawi memiliki struktur bunga yang bentuknya memanjang dan juga bercabang banyak.
Tanaman sawi memiliki bunga yang terdiri dari empat kelopak daun, empat mahkota yang
warnanya kuning, empat buah benang sari, dan satu buah putik berongga.Proses penyerbukan
tanaman ini dapat berlangsung secara alami dengan bantuan angin dan juga binatang kecil.
5. Morfologi Buah dan Biji
Tanaman sawi memiliki buah yang termasuk jenis polong-polongan. Dimana buah tanaman sawi
berbentuk bulat atau lonjong dengan warna keputihan hingga kehijauan.Pada setiap satu buah
terdapat 2-8 butir biji. Biji tanaman sawi berbentuk bulat dan berukuran sangat kecil dengan
warna coklat hingga kehitaman. Selain itu biji tanaman sawi memiliki permukaan licin, keras,
mengkilap dan juga berlendir.

2.2 Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi
tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro),
dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau
diinjeksi ke batang tanaman. Jenis pupuk adalah bentuk padat maupun cair. Berdasarkan proses
pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah
pupuk yang didapat langsung dari alam, contohnya fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau,
kompos. Jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi. Sebagian
dari pupuk alam dapat disebut sebagai pupuk organik karena merupakan hasil proses
dekomposisi dari material mahluk hidup seperti, sisa tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain.Jenis
pupuk lain yang dihasilkan dari proses pembuatan pabrik biasa disebut dengan pupuk buatan.
Kadar, hara, jenis hara, dan komposisi hara di dalam pupuk buatan sudah ditentukan oleh
produsen dan menjadi ciri khas dari penamaan/merek pupuk. Berdasarkan ragam hara yang
dikandungnya, pupuk buatan dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal
merupakan jenis pupuk yang mengandung satu macam unsur hara, misalnya pupuk N (nitrogen),
pupuk P (fosfat), atau pupuk K (kalium) Pupuk tunggal yang mengandung unsur N dikenal
pupuk urea, ZA (zvavelvuure ammonium) biasa disebut ammonium sulfat. Pupuk yang
mengandung unsur P yaitu TSP (triple superphosfat) dan SP-36. Pupuk tunggal tersebut sudah
ditetapkan SNI-nya. Suatu pupuk disebut urea bila kandungan Nitrogen dalam pupuk tersebut
sekitar 45-46% N, bila pupuk nitrogen lain yang mengandung N selain 45-46% N tidak bisa
disebut urea. Contoh lain adalah SP-36 adalah pupuk P yang kandungan P2O5 sebesar 36%.
Pupuk yang mengandung unsur K ialah pupuk KCl, K2SO4 (ZK). Pupuk buatan yang
mengandung lebih dari satu unsur hara disebut pupuk majemuk, misalnya pupuk NP, NK, dan
NPK. Pupuk NP adalah pupuk yang mengandung unsur N dan P. Pupuk NPK adalah pupuk
majemuk yang mengandung unsur 3 hara yaitu N, P, dan K. Perbandingan kandungan hara
dalam setiap pupuk majemuk berbeda-beda.Besarnya kandungan unsur hara tertentu di dalam
pupuk dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi persentase semakin tinggi kandungan haranya.
Misal pupuk ZA (amonium sulfat) persentase kandungan N sebesar 21 % artinya setiap 100 kg
pupuk ZA mengandung 45 kg N. Kandungan ini lebih rendah dibandingkan dengan kandungan
N didalam pupuk urea mengandung 45 % N. Untuk itu, dalam menghitung takaran pupuk bagi
penelitian kesuburan tanah atau penelitian di rumah kaca, harus dilakukan dengan benar dan
harus memperhitungkan jenis sumber pupuk yang digunakan. Kesalahan dalam menghitung
pupuk akan merubah perlakuan yang sudah ditentukan, menurunkan tingkat ketelitian dan
selanjutnya berakibat terhadap hasil dan kesimpulan penelitian.(BalitTanah202).

2.3 Mekanisme penyerapan unsur hara oleh tanaman.

Unsur hara yang berada didalam tanah baru dapat diserap tanaman apabila terjadi kontak dengan
akar tanaman.Secara umum, mekanisme gerakan unsur hara dari larutan tanah ke permukaan
akar dikelompokkan menjadi 3 model, yaitu :

1. Intersepsi Akar
Yaitu akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan menerobos partikel-partikel tanah,
sehingga terjadi kontak akar dengan hara yang ada dilarutan tanah maupun hara dibagian tanah
yang lain.Unsur haranya dalam kondisi statis, akar tanamannya aktif.Makin luas cakupan
keberadaan akar didalam tanah, maka makin luas permukaan bidang serapan akar terhadap unsur
hara.Penyerapan unsur hara terjadi pada bulu-bulu akar (root hair).Intersepsi akar pada tanaman
akan meningkat dengan adanya mikoriza, simbiosis jamur dan akar tanaman. Efek positif
mikoriza ini paling besar bila tanaman tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur.Unsur hara
yang dapat diserap melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).

2. Aliran Massa
Yaitu pergerakan hara didalam tanah ke permukaan akar tanaman yang terangkut oleh
aliran konvektif air akibat penyerapan air oleh tanaman atau sebagai air transpirasi.Jumlah hara
yang bergerak dengan model aliran masa, sebanding dengan jumlah air yang diserap tanaman
dan konsentrasi hara didalam air tersebut.Unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya
pasif.Lokasi unsur hara agak jauh dari permukaan akar.Kekeringan akan mengakibatkan
penurunan jumlah hara yang bergerak dengan model aliran massa.Unsur hara yang diserap
melalui model ini adalah N (dalam bentuk NO3-), Ca2+, Mg2+, H3BO3 dan sulfur.

3. Difusi
Yaitu proses pergerakan hara didalam larutan tanah dari bagian yang berkonsentrasi tinggi
ke bagian yang berkonsentrasi rendah.Unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya
pasif.Lokasi unsur hara sangat dekat dengan permukaan akar.Bagian tanah yang banyak unsur
hara = konsentrasi tinggi.Bagian permukaan akar tanaman = konsentrasi rendah.Sehingga
melalui model difusi, hara bergerak dari lokasi yang jauh dari akar menuju ke permukaan akar
dibantu oleh adanya larutan tanah.Unsur hara yang diserap melalui model ini adalah P, K, Cu,
Fe, Mn dan Zn.(Munawar,2011)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu
Waktu yang digunakan praktikum kesuburan tanah pada tanaman sawi dilaksanakan sejak
tanggal 19 november 2022 dalam kurun waktu kurang lebih 8 minggu. Untuk minggu pertama
dilakukannya penyemaian pada benih sawi dan dilanjutkan menyiapkan media tanam beserta
pupuk organik, untuk minggu kedua dan ke tiga yaitu pindah tanam dan pemberian pupuk
susulan setelah 7 hst. Dan setelah nya kurang lebihnya 4 minggu digunakan untuk pengamatan
pengaruh kesuburan tanah terhadap tanaman sawi, kemudian minggu ke 8 pemanenan dan uji
lab.
3.2 Tempat
Tempat praktikum kesuburan tanah pada tanaman sawi dilaksanakan di laboratorium
lapang terpadu fakultas pertanian universitas islam kadiri - kediri tepat di rejomulyo, kec.kota,
kabupaten Kediri, Jawa timur.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5

P1U1 5 cm 3 cm 3 cm - - cm
(4 daun) (3 daun) (2 daun) (1 daun)
P2U1 1,5 cm - 0,5 cm 3 cm 4 cm
(- daun) (4 daun) (4 daun) (7 daun)
P3U1 5 cm 5 cm 8,5 cm 7 cm 4 cm
(4 daun) (7 daun) (8 daun) (8 daun) (11 daun)
P4U1 3 cm - - - -
(4 daun)
P1U2 cm 5 cm 6 cm 4 cm 4,5 cm
(4 daun) (8 daun) (9 daun) (10 daun) (13 daun)
P2U2 3 cm 6,5 cm 7 cm 7 cm 5 cm
(7 daun) (9 daun) (11 daun) (10 daun) (12 daun)
P3U2 3 cm 5 cm 6 cm 6 cm 4,5 cm
( daun) (9 daun) (10 daun) (8 daun) (11 daun)
P4U2 2 cm 5,5 cm 6,5 cm 7 cm 5,5 cm
(5 daun) (9 daun) (8 daun) (6 daun) (8 daun)

4.1.1 Gambar pengamatan

(03 Desember 2022 (10 Desember 2022


Pindah tanam) Aplikasi pupuk NPK + pengamatan
minggu 1)
(17 Desember 2022 (24 Desember 2022
Pengamatan minggu ke-2) Pengamatan minggu ke-3)

(31 Desember 2022 (07 Januari 2023


Pengamatan minggu ke-4) Pengamatan minggu ke-5)

(17 Januari 2023


Penimbangan berat basah)

4.2 Hasil timbang berat basah sawi

P1 U1 4,49 gr
P2 U1 15,67 gr
P3 U1 65,33 gr
P4 U1 -
P1 U2 33,12 gr
P2 U2 90,57 gr
P3 U2 72,07 gr
P4 U2 40,82 gr

4.3 Pembahasan
Dari hasil data pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun yang telah dilakukan dapat
dilihat bahwa pemberian pupuk kompos,POC,dan NPK terhadap tanaman sawi memiliki hasil
yang berbeda, pada P3U1 memiliki tinggi 8,5 cm merupakan tanaman paling tinggi di Minggu
ke 3.Pengamatan tentang jumlah daun Sawi hijau ( Brassica juncea L.), ada yang mempunyai
jumlah daun sebanyak 13 buah, berarti dalam hal ini P1U2 paling unggul dalam jumlah
daun.Seharusnya semakin banyak jumlah daun yang dimiliki akan memiliki tinggi tanamanyang
tinggi, karena daun berfungsi sebagai tempat proses fotosintesis dan menghasilkan energi yang
pasti akan berdampak langsung pada pertumbuhan tanaman sawi. Namun dalam hal praktikum
yang kami lakukan, tanaman sawi yang memiliki jumlah daun paling banyak hanya memiliki
ketinggian 4,5 cm.Pemberian pupuk kompos 2,5 gram pada P1 dan P3 (dasar), kemudian
pemberian pupuk POC 2 ml pada P4 minggu ke-3 (7 hst), dan pemberian pupuk NPK 2,5 gram
pada P2,P3,P4 (14hst). Pada data diatas P2U1 pertumbuhan tanaman sawi sangat lambat bahkan
bisa jadi tidak tumbuh (mati), kemudian P2U1 perlakuan pemberian pupuk NPK dapat
membantu pertumbuhan tanaman agar berkembang secara maksimal. Kemudian pada P4U1
tanaman sawi tidak dapat tumbuh dan mati karena hanya perlakuan pemberian pupuk POC,
pupuk POC yaitu pupuk organic cair yang tidak bisa dijadikan pupuk utama/dasar karena nutrisi
pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Pada hasil timbang berat basah dapat dilihat bahwa P1U1
paling ringan yaitu 4,49 gram perlakuan pada P1U1 yaitu pupuk kendang (dasar). Pupuk
kendang secara perbandingan berat, kadar hara yang tersedia pada tanaman relative sedikit harus
diberikan dalam jumlah besar oleh karena itu pertumbuhan pada tanaman tidak stabil dapat
dilihat pada data hasil 4.1. pada data hasil dan berat basah P2U2, P3U1, P3U2, P4U2
perkembangan sangat baik dan maksimal karena perlakuan pemberian pupuk NPK. Cukup
dengan pemberian pupuk NPK Karena pupuk NPK mengandung hara yang seimbang disetiap
butirannya, memperkuat dan memperbanyak sampai dengan memperpenjang akar tanaman.
Sehingga akar bisa dengan mudah menyerap unsur hara pada tanah.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
perlakuan pupuk NPK yang terbaik pada pertumbuhan tanaman sawi pada perlakuan P2U2,
P3U1, P3U2, P4U2 dengan dosis 2,5 gram/tanaman dengan hasil yang terbaik dibandingkan
dengan pemberian pupuk organic lainnya. Perlakuan pupuk POC dan NPK yang terbaik pada
hasil pertumbuhan tanaman sawi adalah pada perlakuan P4U2 dengan dosis pupuk POC 2ml dan
pupuk NPK 2,5 gram.Tanaman sawi hijau dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas
maupun berhawa dingin,sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran
tinggi.Tanaman sawi hijau ( Brassica juncae L) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan
tergolongkedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan
tinggi sekitar 7-15 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.Teknik budidaya tanaman sawi
hijau meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah, pembibitan.
DAFTAR PUSTAKA

Agrotek,2022 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sawi https://agrotek.id/klasifikasi-dan-


morfologi-tanaman-sawi/ (diakses pada tanggal 08 Januari 2023 pukul 15.21 WIB)
Ali, M,2015. Pengaruh Dosis Pemupukan NPK Terhadap Produksi Dan Kandungan Capcaicin
Pada Buah Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.).JURNAL AGROSAINS:
KARYA KREATIF DAN INOVATIF,2(2), 171–178.
BalitTanah,2023. Pengertian Pupuk
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/1059-penge.html Diakses pada
tanggal 18 Januari pukul 15.00
Hulu,2020. Sawi https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4067/Rici%20Hardin
%20Hulu.pdf?sequence=1&isAllowed=y diakses pada tanggal 18 Januari 2023 pukul
08.00
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai