Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN NASIONAL


&
PELESTARIAN PRODUK KEBUDAYAAN DI BIDANG EKONOMI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III :

MIKAIL APRIYUDI
FAJRI RIFANDI
OBEIT ZYAH ASEFHY
ANDI SAPUTRA
NUR IKMAL
SYAMSIR
ANWAR
KELVIN
RAHMAN

JURUSAN XI IPS 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kasih karuniaNya sehingga Makalah yang berjudul Pembentukan
Kebudayaan Nasioanal dan Pelestarian Produk Kebudayaan di Bidang Ekonomi ini dapat
kami selesaikan sebagaimana adanya.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada guru yang senantiasa mendampingi
dan membimbing kami dalam penyusunanan makalah ini. Tak lupa juga saya ucapkan
terima kasih kepada teman-teman siswa yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya kepada saya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari akan kekurangan penyususnan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menjadi referensi
dalam pembelajaran di dalam kelas.

Jampea, 21 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................2
TUJUAN DAN MANFAAT..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN NASIONAL ..…………………………….3
B. PELESTARIAN PRODUK KEBUDAYAAN INDONESIA.................................5
C. PEMANFAATAN PRODUK KEBUDAYAAN DALAM BIDANG EKONOMI
KREATIF..............................................................................................................11
D. PEMANFAATAN PRODUK KEBUDAYAAN DALAM BIDANG
PARIWISATA.......................................................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..…………………..….18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sayuran adalah salah satu komponen dari menu makanan yang sehat, maka
tidak heran jika kebutuhan sayuran dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Di antara bermacam-macam jenis
sayuran yang dapat dibudidayakan, tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan
salah satu komoditas yang mempunyai nilai komersial tinggi. Budidaya tanaman
sawi relatif mudah untuk dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan oleh petani
ataupun pemula yang ingin menekuni agrobisnis budidaya tanaman ini. Budidaya
tanaman sawi juga sangat cepat menghasilkan karena tanaman ini memiliki umur
relatif pendek (genjah), mulai dari awal pertanaman hingga siap panen. Tanaman
sawi hijau dapat dipanen setelah berumur 30 hari setelah tanam sedangkan Masa
panen pada tanaman pakcoy termasuk singkat. Rata-rata, sawi sendok ini bisa
dipetik hasilnya setelah berumur 45-60 hari sejak proses penanaman (Margiyanto,
2010).

Tanaman sawi termasuk tanaman sayuran daun dari


keluarga Cruciferae atau tanaman kubis-kubisan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi karena kaya akan serat, kandungan gizinya tinggi, dan juga tanaman ini
dipercaya mempunyai khasiat obat. Bagian tanaman dari sawi yang dikonsumsi
adalah daun-daunnya yang masih muda. Mengingat manfaat dan kegunaan dari
tanaman sawi yang begitu besar, sebaiknya mulai saat ini budidaya tanaman sawi
perlu untuk dikembangkan dalam upaya ikut serta menjaga kesehatan masyarakat
(Haryanto., et al, 1995).
Selain memiliki kandungan vitamin dan gizi yang penting bagi tubuh,
tanaman sawi dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada
penderita batuk. Sawi yang dikonsumsi berfungsi pula sebagai penyembuh sakit
kepala Sebagian masyarakatpun mempercayai tanaman ini mampu bekerja sebagai
bahan pembersih darah. Penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk mengonsumsi

1
sawi dalam jumlah besar karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja
ginjal (Yudharta, 2010).
Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat
basah tanaman sawi berupa protein (2,3 g), lemak (0,3 g), karbohidrat (4,0 g), Ca
(220,0 g), P (38,0 g), Fe (2,9 g), vitamin A (1.940 mg), vitamin B (0,09 mg), dan
vitamin C (102 mg). Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga
berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau
mengatasi penyakit rabun ayam (Xerophthalmia) yang sampai kini menjadi
masalah kalangan anak balita. Kandungan nutrisi lain pada tanaman ini berguna
juga dalam menjaga kesehatan tubuh manusia (Haryanto., et al, 1995).

B. RUMUSAN MASALAH

Pada makalah ini, penulis mengajukan rumusan masalah terbatas sebagai


berikut:
1. Mempelajari Cara Budidaya tanaman sawi dengan baik dan benar
2. Mempelajari mamfaat dan faktor yang mempengaruhi produksi tanaman
sawi.

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah sebagaimana


tersebut di atas yaitu :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman sawi yang baik dan benar
2. Mengetahui manfaat dan faktor yang mempengaruhi produksi tanaman sawi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS- JENIS TANAMAN SAWI

Tanaman daerah masing-masing. Sebelum membudidayakan harus menentukan jenis


dan macam sawi, dengan begitu akan memudahkan untuk mencapai tujuan
pembudidayaan. Berikut ada 4 jenis sawi yang dapat di budidayakani:
1. Sawi Hijau (Sawi Bunga)
Sawi hijau ( Brassica compestris sp. ) merupakan jenis sawi yang sangat populer di
budidayakan. Tanaman sawi hijau ini memiliki batang pendek, daun berwarna keputih-
putihan, dan juga memiliki rasa pahit. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan
temparatur suhu normal, dan juga baik di budidayakan di dataran tinggi yang
mengandung bahan organik serta unsur hara yang baik.
2. Sawi Putih
Sawi putih ( B. Juncea L ) merupakan jenis yang sangat di sukai banyak orang dan juga
banyak yang membudidayakan tanaman ini. Tanaman sawi ini memiliki bentuk bunga
berwarna kuning cerah, daun berwarna hijau mudah hingga tua, memiliki batang
pendek dan tidak memiliki rasa. Tanaman sawi ini dapat di budidayakan di dataran
rendah dan dataran tinggi dengan berbagai media, harus memiliki curah hujan baik,
media tanam memiliki kandungan organik tinggi, subur da gembur. Dan cahaya
matahari yang memadai.
3. Sawi Jepun (Siow Pak Coy)
Sawi jepun ( Barssica camprestis sp ) merupakan jenis sayuran sawi yang banyak di
budidayakan di wilayah tertentu. Tanaman ini memiliki batang pendek berwrna putih,
pangkal daun bergaris atau mengkerut kebawah, berwarna hijau muda dan
tua. Tanaman ini banyak di budidayakan di wilayah tertentu dengan suhu normal,
cahaya matahari memadai, media tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan
organik dan memiliki curah hujan yang baik.
4. Sawi Pahit (Bitter Mustard)

Sawi merupakan jenis tanaman sayuran yang sangat di kenali dan populer. Tanaman ini
sudah banyak yang membudidayakan baik di negara indonesia maupun negara

3
lainnya. Selain mudah di budidayakan tanaman memiliki daya pertumbuhan yang
sangat cepat dan juga memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi. Nilai ekenomis yang
tinggi membuat para petani ingin membudidayakan tanaman sawi ini. Sawi ini di kenal
sebagai caisim, kubis dan lobak atau lainnya , tergantung dengan sawi pahit ( Brassica
juncea var rugosa ) merupakan salah satu jenis tanaman sawi terakhir yang paling
populer di indonesia. Tanaman ini selain populer juga memiliki daya jual yang sangat
tinggi dan juga mudah dibudidayakan (Yudharta, 2010).

Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau muda hingga hijau tua, memiliki batang
pendek berwrna putih, bunga berwrna kuning cerah, memiliki biji mengkilap berwrna
hitam dan juga memiliki rasa khas pahit. Tanaman sawi pahit ini dapat di budidayakan
di dataran rendah dan tinggi, dengan suhu normal, media tanam gembur, subur dan
banyak mengandung bahan organik dan juga pertumbuhan yang sangat cepat.

B. SYARAT TUMBUH

Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica
juncae L) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian untuk
menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus memiliki kondisi
lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan
lingkungan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktivitas tanaman
berproduksi. Hingga dewasa ini masih banyak di jumpai petani mengalami kegagalan
panen atau memperoleh kuntungan yang rendah karena kurang memperhatikan keadaan
lingkungan lokasi penanaman (Yudharta, 2010).

Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa
panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di
dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan
terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang

4
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya
tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam
suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang
menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim
penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah
yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Margiyanto,
2010).

C. PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan


bedengan. Tahap-tahap penggemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki
struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki
fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita
gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan,
semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi
suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul
sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk dan bedengan siap
tanam. Penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10
ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur
dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah
(asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuanuntuk menaikkan
derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih,
yaitu kira-kira 2 sampai 4minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam
melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis
kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (Haryanto, 1995).

D. PEMBENIHAN

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan,
karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan
bagus. Untuk setiap hektar lahan tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Pada
umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit coklat
kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih sawi yang akan

5
digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang baik. Jika benih tersebut
didapat dari membeli, maka saat membeli harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar
air, varietas, suhu dan tempat untuk menyimpan. Perhatikan dan pastikan bahwa kemasan
benih tersebut dalam kondisi utuh dan kemasan berbahan alumunium foil. Jika benih yang
digunakan didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang
terkait dengan kualitas benih tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil untuk
dijadikan benih harus berumur sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang akan
dibuat benih harus terpisah dari tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain
yang akan dilakukan, seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan
benih yang akan ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat
penyimpanan (Suprijadi, 2009).

E. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan merupakan hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap
hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman,
penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita
perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita
harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu
panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya
yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan
mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah
penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman
baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit
diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa
pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng
penanaman (Kloppenburg, 2008).

Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu


dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan
tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga
dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan
untuk 5 m bedengan (Kloppenburg, 2008).

6
F. PANEN DAN PASCA PANEN

Umur panen sawi kurang lebih 40 hari, cara panen sawi ada dua macam yaitu pertama
mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan kedua dengan memotong bagian pangkal
batang yang berada diatas tanah dengan pisau tajam. Paska panen pada sawi yang perlu
diperhatiakan adalah pencucian dan pembuangan kotoran seperti tanah yang menempel
pada sawi dengan air mengalir, sortasi yaitu dengan memilih tanaman sawi yang baik
secara fisik dengan memisahkan tanaman sawi yang rusak, pengemasan pada tanaman
sawi pengemasan yang dilakukan yaitu dengan mengikat batang sawi dengan
menggunakan tali, dan pengolahan tanaman sawi yang telah dikemas siap untuk
dipasarkan dan dapat di masak untuk dikonsumsi(Anonim, 2008)

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah adalah sebagai berikut:


1. Tanaman sawi hijau(Brassica juncae L) merupakan salah satu komoditas yang
mempunyai nilai komersial tinggi. Budidaya tanaman sawi relatif mudah untuk
dilaksanakan karena sawi dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi.
2. Teknik budidaya tanaman sawi hijau meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah,
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan.

B. SARAN

Sebaiknya perlu dilakukan praktek sesuai dengan teori dan materi dalam makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Budidaya Tanaman Sawi.


http//zuldesains wordpress. com/2008/01/11/budidaya tanaman sawi. html. diakses pada
4 Mei 2016, Pukul 15.00 WIB.
Haryanto, E, Suhartini, T dan Rahayu, E. 1995. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Kloppenburg, 2008. Petunjuk Lengkap mengenai Tanam-tanaman di Indonesia dan
Khasiatnya sebagai Obat-obatan Tradisional. Yayasan Dana Sejahtera. Yogyakarta
Margiyanto, 2010. Alam Ilmu Pengetahuan . Jakarta. Grafindo. Jakarta
Yudharta, 2010. Pertumbuhan Tanaman Sawi . UGM. Yokyakarta
Suprijadi, 2009. Budidaya Tanaman Sawi . Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai