Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASPEK BUDIDAYA MENANAM DAN MEMELIHARA TANAMAN


CABE RAWIT

Oleh:

Kelompok 4

Iren Tamara (A0320513)

Sapra :(A0320502)

Muh Ashar :(A0320505)

M.Resky S :(A0320517)

Muh.Rafly :(A0320509)

PRORGRAM STUDI S-I AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai,kami mengucapkan terima kasih kepad Ibu
DIAN UTAMI S.P.M.SI .selaku Dosen budidaya tanaman pangan dan holtikultura,yang telah
memberikan tugas makalah ini, tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini baik yang telah memberikan
sumbangan pemikirannya maupun materinya.kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Majene 13 april 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................II

DAFTAR ISI.........................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. SEJARAH TUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT.......................................2


B. MORFOLOGI TANAMAN CABE RAWIT.........................................................2
C. SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI RAWIT.............................................2
D. TEHNIK PEMILIHAN BENIH CABAI RAWIT ...............................................2
BERKUALITAS DAN TEKNIK PENYEMAIANNYA.......................................3
E. CARA MENGENDALIKAN HAMA ULAT CABAI..........................................6
F. PANEN DAN PASCA PANEN CABAI RAWIT.............................................................7
G. MAMFAAT CABE RAWIT.............................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................12

KESIMPULAN........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum tanaman cabai rawit hampir ditanam diseluruh wilayah
Indonesia yang dimiliki oleh petani. Salah satu wilayah pembudidayaan tanaman
cabai rawit yang berkembang dengan baik adalah di Lembah Palu Provinsi Sulawesi
Tengah. Hal ini dikarenakan permintaan cabai rawit di Lembah Palu sangat tinggi
sedangkan harganya terkadang melambung tinggi.
Permintaan cabai rawit yang merata sepanjang tahun membuat petani
melakukan penanaman secara terus menerus tanpa memperhatikan faktor lingkungan
yang menyebabkan produksi tanaman cabai rawit menurun. Adapun faktor-faktor
yang menyebabkan produksi tanaman cabai rawit menurun yakni, rendahnya tingkat
kesuburan tanah, tingginya penguapan air yang disebabkan oleh suhu udara serta
serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Untuk mengatasi timbulnya berbagai masalah dalam budidaya cabai rawit
perlu dilakukan teknik budidaya tanaman cabai rawit secara benar yang ramah
lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya tingkat kesuburan tanah yakni
dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik umumnya merupakan pupuk
lengkap karena mengandung unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah
sedikit. Sedangkan untuk mengatasi tingginya penguapan air yang disebabkan oleh
suhu udara dapat menggunakan mulsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sejarah cabe rawit?
2. Bagaimana teknik pengelolaan pasca panen?
3. Apa mamfaat cabe rawit?
C. Tujuan
Agar mengetahui cara membudidayakan tanaman cabe rawit.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tumbuhan Cabe Rawit
Tanaman cabai rawit berasal dari Benua Amerika yang beriklim tropis yaitu
Amerika Selatan. Penyebaran cabai rawit dilakukan oleh penemu Benua Amerika,
Christophorus Columbus yang membawa biji cabai rawit ke Spanyol, kemudian
pengembara portugis dan Spanyol dalam kegiatan berdagang menyebarkan bijibiji
cabai dan masuk di kawasan Asia yaitu india pada tahun 1542 dan masuk ke
Indonesia pada Abad ke-16.
Berikut merupakan kalsifikasi tanaman cabai rawit dalam:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frutescens L.
Cabai rawit merupakan salah satu tanaman sayuran yang sangat penting di
Indonesia karena banyak kalangan masyarakat baik dari kalangan bawah sampai ke
atas yang membutuhkan cabai untuk kebutuhan memasak sehari-hari, kebutuhan
untuk pembuatan sambal di pabrik serta untuk penyediaan benih yang bermutu.
B. Morfologi Tanaman Cabai Rawit
Batang cabai rawit keras dan berkayu dengan warna hijau gelap, berbentuk
bulat, halus dan bercabang banyak dan cabangnya beruas-ruas. Daun berbentuk bulat
telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata dan termasuk kedalam daun tunggal.
Biji cabai rawit berbentuk bulat pipih, berwarna putih kekuningkuningan, tersusun
berkelompok dan melekat pada empulur. Perakaran tanaman cabai rawit terdiri dari
akar tunggang yang tumbuh lurus menuju pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh
menyebar kesamping.
C. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit
Cabai rawit atau cabai kecil (Capsicum frutescens L.) termasuk dalam famili
Solanaceae dan merupakan tanaman berumur panjang (menahun) yang dapat hidup
sampai umur 2-3 tahun serta dapat ditanam pada ketinggian antara 0 - 500 m dpl.
Cabai cocok ditanam pada tanah gembur, mengandung bahan organik tinggi atau
v
minimal 1,5% dan pH netral (6-7) serta suhu 18 – 32 oC (Setiawati dkk., 2007).
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan cabai rawit adalah 60 - 80%.
Kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan pemanfaatn unsur hara dalam
tanah menjadi tidak seimbang. Unsur P dapat diserap tetapi unsur N sulit diserap akar
tanaman sehingga pertumbuhannya terganggu.
Intensitas curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit
adalah 100-1200 mm/tahun (Cahyono, 2007). Tanaman cabai tidak cocok ditanam
dengan curah hujan yang tinggi karena tanaman cabai rawit akan mudah terserang
penyakit yang disebabkan oleh cendawan atau bakteri misalnya penyakit bercak daun
(antraknosa) dan penyakit layu. Tanaman cabai rawit membutuhkan cahya matahari
yang cukup sebagai sumber energi untuk fotosintesis yang berpengaruh pada
pertumbuhan vegetatif dan generatif. Kekurangan cahaya matahari akan menghambat
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, sedangkan cahaya matahari yang
terlalu tinggi menyebabkan daun klorosis pada tanaman.
D. Tehnik Pemilihan Benih Cabai Rawit Berkualitas Dan Teknik Penyemaiannya
Pemilihan benih cabai rawit
Benih cabai rawit dipilih dengan kriteria benih berasal dari cabai rawit
berukuran besar, masak dipohon dan sehat terbebas dari hama/ penyakit. Cabai rawit
dipotong menjadi tiga bagian dengan cara potong dan buang bagian pangkal buah dan
ujung buah masing-masing sepanjang 1 cm. Kemudian buah cabai rawit dibelah
secara membujur bagian tengahnya menjadi dua bagian dan biji buahnya dikeluarkan,
lalu dipilih biji yang baik.
Cuci biji hasil seleksi dengan air bersih, kemudian biji tersebut dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan. Selain itu dapat pula biji yang telah dicuci bersih
dijemur di terik matahari sampai menjadi kering dan bebas dari air yang menempel.
Setelah biji menjadi kering, baluri benih cabai rawit dengan fungisida seperti Benlate,
untuk mencegah tumbuhnya jamur. Agar supaya daya tumbuh benih baik, benih
direndam ke dalam air hangat (35 - 40oC) selama 24 jam. Kemudian biji yang
terapung dipisahkan dan dibuang, sedangkan biji yang tenggelam digunakan sebagai
benih. Dengan perlakuan tersebut dapat diperoleh benih cabai rawit yang baik dengan
daya tumbuh 80 persen.
Penyemaian benih cabai rawit secara tepat
Penyemaian benih bisa dilakukan dalam wadah kotak kayu, pot atau baki
sesuai yang tersedia di lapangan. Media tanam yang digunakan untuk penyemaian
vi
bisa menggunakan pupuk kandang yang dicampur dengan pasir atau pasir dengan
kompos. Dimana perbandingan volume antara pasir dan kompos atau pasir dan pupuk
kandang adalah 1 : 1. Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100 - 125 gram. Bedengan
persemaian dibuat arah utara - selatan menghadap ke timur.
Tahapan penyemaiannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Tanam benih yang sudah diseleksi di alur kecil yang dibuat di atas media
semai dengan jarak antar benih dalam alur 1 cm, sedangkan jarak antar benih dalam
alur 1 cm, sedangkan jarak antar alur 5 cm. Tutup benih dengan tanah tipis.
Lakukan penyiraman pada persemaian dengan menggunakan handsprayer untuk
menghindari resiko rusaknya media persemaian akibat siraman air.
Persemaian diberi naungan untuk menghindari kontak langsung dengan cahaya
matahari. Naungan atau sungkup dapat dibuat dari daun kelapa, paranet atau ditutup
dengan daun pisang. Apabila menggunakan daun pisang, pada saat akan membuka
naungan daun pisang dibuka secara bertahap.
Apabila benih sudah berumur 7 - 10 hari, buka sungkup atau naungan
persemaian agar tanaman mendapatkan sinar matahari guna membantu proses
fotosyntesis.
Bibit sudah dapat dipindahkan ke polybag apabila sudah berumur 14 - 20 hari.
Apabila bibit sudah berumur kurang lebih 30 - 35 hari setelah semai atau telah
mempunyai 5 6 helai daun siap untuk dipindahkan ke lapangan.
Menyiapkan media tanam yang baik bagi cabai rawit dalam pot
Media tanam untuk membudidayakan cabai rawit dalam pot berupa campuran
pupuk kandang matang dan tanah steril atau kompos dan tanah steril. Perbaningan
volume yang digunakan adalah 1 : 1. Masukkan media tanam tersebut ke dalam
wadah yang telah di beri bahan-bahan yang bersifat poros, seperti pecahan genting,
batu bata merah, atau bongkahan arang kayu. Bahan poros tersebut berfungsi
menahan dan menjaga air dalam wadah.
Cara memupuk tanaman cabai rawit di dalam pot
Pemupukan cabai rawit dimulai pada saat tanaman berumur satu bulan.
Setelah satu bulan tanaman dipindahkan dari polibag bibit atau ditandai dengan
munculnya bunga pertama. Tanaman dapat dipupuk menggunakan NPK 15 - 15 - 15.
Pemupukan dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk NPK yang telah diencerkan
ke media tanam. Pupuk NPK diencerkan dengan cara melarutkan 1 - 2 gram pupuk
dalam 1 liter air. Volume penyiraman disesuaikan dengan ukuran wadah
vii
penanaman.Sebagai contoh bila wadah berukuran 30 x 50 cm, larutan pupuk yang
disiramkan sebanyak 0,5 liter pada pagi hari dan sisanya pada sore hari. Jadi dalam
satu hari diberikan dua kali aplikasi. Setelah itu lakukan pemupukan seminggu satu
kali.
Tiga Cara pemupukan Pada Tanaman Cabe Rawit
1. Penyemprotan
Untuk menghindari hama menyerang tanaman cabai rawit, harus
dilakukan penyemprotan menggunakan campuran air dan bawang putih.
Bawang putih memiliki aroma yang kuat, sehingga tidak disukai oleh hama.
Untuk membuat campuran air ini, Anda membutuhkan air sebanyak
250 ml dan satu siung bawang putih.
Gunakan semprotan untuk menampung air tersebut, kemudian potong
bawang putih menjadi kecil.
Sebelum disemprotkan ke tanaman cabai rawit, diamkan selama 10
menit agar bawang putih meresap ke air. Air bawang putih ini bisa digunakan
sekitar dua hingga tiga minggu pemakaian.
Untuk penyemprotannya, basahi semua daunnya sehingga aroma
bawang putih menyebar dan hama tidak akan menyerang.
Tanaman cabai rawit yang sehat disarankan untuk disemprotkan cairan
ini selama dua kali dalam seminggu, dan untuk tanaman cabai yang sudah
terinfeksi hama, semprotkan sebanyak sekali dalam sehari.
2. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk tanaman cabai rawit ini adalah pupuk
NPK 15-15-15, sebab pupuk ini bagus untuk merangsang pertumbuhan buah
dan daun tanaman cabai rawit ini.
Namun, jika Anda tidak memiliki pupuk NPK 15-15-15, bisa
menggantinya dengan pupuk NPK mutiara 16-16-16. Untuk menggunakannya,
sediakan satu liter air dan satu sendok makan pupuk NPK, kemudian aduk
hingga larut.
Hal yang harus diperhatikan adalah hindari menyiram pupuk ini
mengenai batang tanaman karena akan mengakibatkan tanaman mengalami
stres.
Jika tanaman cabai rawit stres akan berdampak pada pertumbuhannya,
yakni bunganya akan rontok dan daunnya akan layu.
viii
3. Pemangkasan
Langkah terakhir adalah lakukan pemangkasan pada daun tanaman
cabai rawit. Pemangkasan ini dilakukan agar tanaman cabai fokus untuk
menumbuhkan buah dan bunganya sehingga menghasilkan cabai rawit yang
lebat.
E. Cara Mengendalikan Hama Ulat Cabai
Petani cabai seringkali mengeluhkan akan adanya serangan hama ulat yang
merusak daun atau buah tanaman cabai mereka. Hama ulat sendiri memang
merupakan hama populer untuk sayuran di dataran rendah, tidak terkecuali cabai.
Ulat yang sering menyarang tanaman cabai diantaranya adalah ulat grayak
(Spodoptera litura) dan ulat buah Helicoverpa sp..
Ulat grayak biasanya akan memakan daun sampai bolong-bolong sehingga
menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak
memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun. Sedangkan
ulat buah akan membuat lubang pada buah cabai baik yang masih hijau ataupun yang
sudah berwarna merah.
Kedua jenis ulat ini sangatlah merugikan karena menyerang tanaman secara
bergerombol dan massif . Ulat biasanya menyerang pada malam hari dan juga
seringkali bersembunyi di pangkal tanaman sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari
pengamatan petani.
Nahh, untuk mengendalikan ulat-ulat tersebut, maka petani dapat
melakukannya secara terpadu dengan menggunakan beberapa langkah seperti berikut
ini.
 Mekanis
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memunguti ulat pada malam hari
secara menyeluruh.
 Kultur teknis
Pengolahan tanah secara sempurna sangat dibutuhkan. Dalam proses
pengolahan tanah, bedengan harus cukup lama dibolik-balik dan dikeringkan agar
sisa-sisa ulat atau pupa benar-benar mati. Selain itu, Gulma yang ada di parit,
bedengan atau bahkan di lubang tanam harus dibersihkan, karena gulma-gulma
tersebut bisa menjadi inang dari hama ulat.
 Pemasangan perangkap imago hama

ix
Imago ulat dapat ditangkap dengan cara dipasangkan perangkap berupa sex
ferromone “ugratas” di areal yang terserang. Ugratas berbentuk seperti sonar plastik
kecil berwarna merah. Ujung-ujungnya dipotong, kemudian digantungkan di dalam
botol bekas air mineral yang telah diberi lubang.
Lubang dibuat menggunakan pisau hingga membentuk huruf “X”. Keempat
sisi lubang ini dilipat ke dalam agar imago yang masuk ke dalamnya akan sulit untuk
keluar lagi. Ugratas yang telah dipotong akan memancarkan aroma birahi dari imago
betina sehingga imago jantan akan berusaha mendatanginya.
Setelah terperangkap, populasi imago jantan akan menurun sehingga imago
betina tidak terkawini. Akibatnya, populasi ulat akan menurun drastis.
 Pemanfaatan musuh alami
Ada beberapa musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama
ulat, antara lain parasitoid telur Trichogramma , parasitoid larva Diadegma
argenteopilosa, jamur Metharhizium, dan nematoda parasit serangga.
 Penyemprotan insektisida
Insektisida hanya dapat digunakan untuk mengendalikan ulat pada fase (instar)
awal. Bila telah memasuki instar akhir (3-4), ulat akan sulit dikendalikan.
Penyemprotan beberapa saat setelah telur menetas sangat membantu menurunkan
populasi ulat.
F. Panen Dan Pasca Panen Cabai Rawit
Pengertian panen adalah kegiatan memetik hasil dari tanaman cabai rawit yang telah
mencukupi umur fisiologisnya. Kegiatan memetik/ memanen cabai rawit yang telah siap
panen sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan
persyaratan yang diminta pasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan panen
adalah sebagai berikut :
a) pemanenan dilakukan pada umur panen yang tepat untuk menghasilkan mutu
yang baik.;
b) Pemanenan dilakukan dengan cara yang tidak menurunkan hasil;
c) Hasil panen dilakukan secara hati-hati;
d) Alat dan wadah yang digunakan untuk panen dalam keadaan baik, bersih,
bebas kontaminasi serta bukan bekas pestisida/ pupuk/ serta mudah
dibersihkan;
e) Hasil panen cabai rawit tidak boleh dicampur dengan cabai yang busuk atau
terkena penyakit.

x
Pada saat panen, buah cabai rawit yang rusak sebaiknya disingkirkan, kemudian
cabai rawit yang baik dimasukkan ke dalam karung jala dan apabila akan disimpan dapat
diletakkan di tempat kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.

Agar memberikan hasil yang terbaik, perlu diketahui waktu panen, sebaiknya panen
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 - 10.00 atau sore hari karena cahaya sinar
matahari tidak terlalu panas. tetapi untuk pertanaman di pekarangan dapat dilakukan sesuai
keperluannya. Waktu panen juga tergantung dari lamanya tanaman terkena sinar matahari,
semakin lama tanaman dikenai sinar matahari maka semakin cepat waktu panennya.
Demikian pula lamanya musim penghujan, dapat memperlambat waktu panen. Dan
kekurangan unsur hara juga akan memperlambat waktu panen tiba. Pada umumnya waktu
panen rata-rata setelah berumur 2,5 bulan sampai 3 bulan sesudah disemai. Panenan
berikutnya dapat dilakukan 1 - 2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan tanaman.
Cabai rawit bila dirawat dapat mencapai umur 1-2 tahun, apabila selalu diadakan
pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman dipanen. Pemupukan kembali dapat
memberikan pupuk organik seperti kompos maupun pupuk kandang yang sudah menjadi
tanah. Cara penetuan waktu panen antara lain sebagai berikut panen dilakukan pada buah
yang tingkat kemasakanya sudah mencapai antara 80 -90%, kecuali panen saat muda untuk
produk cabe hijau tentu dilakukan pada saat kemasakan antara 50-60 % dan dilakukan pada
pagi hari setelah embunnya mengering. Sortasi dilakukan sekaligus dilahan, pisahkan yang
rusak / cacat/ bekas terkena serangan OPT. Panen kedua dan seterusnya dilakukan 2-3 hari
sesudahnya
Alat panen yang dipergunakan pada umumnya menggunakan pisau atau gunting kecil
untuk memotong bagian tangkai cabai rawit. Kemudian sebagai wadah dapat digunakan
keranjang kayu, rotan, maupun karung jala yang terlebih dahulu diberi alas dan diletakkan
ditempat yang teduh.
Pasca panen cabai rawit
Pada kegiatan pasca panen Cabe yang disimpan dengan suhu sekitar 4 o C dengan
kelembaban (RH) 95% sampai dengan 98 % dapat tahan sekitar 4 minggu dan pada kondisi
penyimpanan dengan temperatur 10 o C cabai rawit masih dalam keadaan baik sampai dengan
16 hari.
Penyimpanan cabai rawit segar dengan cara biasa waktunya tidak akan lama, tetapi
kalau dikeringkan maka daya simpannya akan lebih lama. Cabai yang akan dikeringkan harus
dipilih yang berkualitas baik, hal tersebut ditandai dengan cabai yang berisi dan segar,
kemudian tangkai cabai dibuang lalu cabai dicuci bersih. Kemudian dimasukkan dalam air
panas beberapa menit, lalu didinginkan dengan cara dicelupkan dalam air dingin. Selanjutnya
ditiriskan di atas anyaman bambu atau kawat kasa sehingga airnya keluar semua. Setelah

xi
ditiriskan kemudian cabai rawit dijemur pada panas matahari sampai kering, biasanya kurang
lebih selama satu minggu.
Pada musim hujan , pengeringan cabai rawit dapat menggunakan pemanas. Di dalam
ruangan pemanas tersebut diberi para-para beberapa lapis untuk meletakkan cabai rawit.
Lapisan cabai rawit jangan terlalu tebal, cukup satu lapis agar cepat kering. Sebagai sumber
panas dapat memakai lampu listrik , kompor, tungku arang atau bahan lainnya.
Ruangan pemanas dapat dibuat dari kayu yang berbentuk seperti almari dan bagian
dalam diberi lapisan seng. Sumber pemanas diletakkan di bawah almari yang telah diberi
lubang, di dalam pemanas ada para-para beberapa lapis. Bagian atas almari diberi ventilasi
yang penutupnya dapat diatur besar kecilnya lubang untuk mengatur suhu dalam almari. Suhu
dalam almari diatur lebih kurang 60oC, jangan terlalu panas dengan mengatur ventilasi.
Apabila temperatur telah melebihi 60oC maka lubang ventilasi dibuka lebar.
Supaya cabai rawit keringnya merata maka para-para bisa diubah letaknya, misalnya
bagian atas di pindah ke bawah demikian sebaliknya. Banyaknya para-para tergantung besar
kecilnya almari dan jarak antar para-para sekitar 15-20 cm. Kemudian cabai rawit dibolak-
balik letaknya setiap 3 jam.
Dengan menggunakan alat pemanas paling lama dua hari cabai rawit akan kering.
Cabai rawit dianggap kering bila kandungan airnya atau kadar air sekitar 8 %. Dalam keadaan
demikian cabai rawit dapat disimpan lebih lama, namun harus dihindarkan dari serangan
hama dan disimpan dalam wadah kedap udara. Cabai rawit yang dikeringkan dapat langsung
dipakai atau dapat digunakan untuk campuran saos dan cabai bubuk.
Kemasan Cabai Rawit
Sebelum cabai rawit dijual sebaiknya dilakukan seleksi dengan memisahkan cabai
rawit yang bagus dan yang jelek kualitasnya. Cabai -cabai tersebut harus dikemas dengan
baik agar tidak rusak. Dengan kemasan yang baik tentu akan menambah biaya namun
kerusakan akan jauh lebih sedikit sehingga keuntungan masih lebih tinggi.
Buah cabe dapat dikemas dengan kantung plastik yang telah diberi lubang-lubang
kecil dengan jarak anat lubang sekitar 5 cm sampai dengan 10 cm. setiap kantung plastik
dapat diisi cabai rawit dengan berat 0,5 kg; 1 kg; 1,5 kg atau 2 kg. Selanjutnya kantung
plastik diletakkan pada wadah yang dibuat dari bambu atau kardus. Ukuran wadah sebaiknya
tidak terlalu besar yaitu antara 10 x 25 x 25 cm sampai dengan 35 x 50 x 40 cm. Setiap sisi
wadah diberi lubang dengan garis tengah 1 cm dan jarak antar lubang 10 cm.
G. Mamfaat Cabe Rawit
Setelah melihat kandungan nutrisinya yang begitu beragam, ini waktunya Anda
mengetahui apa saja manfaat dari cabai.
Bukan sekadar pedas dan nikmat, berikut khasiat yang bisa Anda peroleh karena
makan cabai:

xii
1. Meringankan rasa sakit
Pelepasan hormon endorfin di dalam tubuh yang dirangsang oleh cabai dapat
berperan sebagai pereda rasa sakit alami.
Zat capsaicin tersebut kemudian bekerja sama dengan reseptor rasa sakit.
Selanjutnya, muncul sensasi panas dari cabai yang membantu ujung saraf berhenti
mengirim sinyal sensasi rasa sakit.
Tak mengherankan bila saat ini juga tersedia obat oles atau krim dengan
kandungan capsaicin sehingga dapat digunakan untuk membantu mengatasi nyeri
sendi serta cedera.
2. Manfaat cabai untuk penurunan berat badan
Manfaat selanjutnya dari cabai adalah membantu menurunkan berat badan
Anda.
Ya, jika Anda berencana untuk diet, jangan lupa masukkan cabai ke dalam
menu harian Anda. Ini karena zat capsaicin dalam cabai diyakini dapat membakar
lemak dan energi tubuh lebih cepat.
Selain itu, penelitian dari jurnal Appetite menunjukkan bahwa asupan 2
miligram capsaicin per hari selama 12 minggu dapat membantu mengecilkan lingkar
pinggang.
3. Memelihara kesehatan pencernaan
Orang-orang mengira bahwa makan cabai tidak baik untuk pencernaan.
Padahal, selama tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, cabai memiliki
manfaat untuk kesehatan pencernaan, lho!
Ketika capsaicin masuk ke dalam pencernaan, saraf-saraf yang ada di saluran
pencernaan akan menghasilkan anandamide.
Anandamide adalah senyawa kimia yang membantu mengurangi inflamasi
alias peradangan, termasuk yang sering terjadi akibat tukak lambung serta penyakit
Crohn.
4. Manfaat cabai untuk menjaga kadar gula darah
Bagi Anda yang mengidap diabetes, cabai juga memberikan manfaat berupa
menjaga kadar gula darah.
Sekali lagi, ini berkat kandungan capsaicin yang terdapat di dalam cabai.
Sebuah studi dari Journal of Agricultural and Food Chemistry mengungkapkan
bahwa capsaicin berpotensi menurunkan kadar gula darah.
Tak hanya itu, capsaicin bersifat antidiabetik dan dipercaya memberi efek
positif bila dikonsumsi oleh pasien diabetes tipe 1.
5. Mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

xiii
Dengan kandungan vitamin B6, asam folat, kalium, dan beta-karoten yang
terdapat pada cabai, Anda dapat terhindar dari serangan jantung.
Vitamin B juga dapat mengurangi kadar homosistein. Tingginya kadar
homosistein dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke serta
serangan jantung.
6. Menurunkan risiko kanker
Manfaat selanjutnya dari cabai yang bisa Anda peroleh adalah penurunan
risiko kanker.
Ini karena kandungan antioksidan yang tinggi di dalam cabai, beberapa di
antaranya adalah vitamin C, lutein, dan beta-karoten.
Antioksidan telah terbukti mampu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat
radikal bebas. Nah, salah satu pemicu kanker adalah paparan radikal bebas yang
berlebihan.
7. Melancarkan pernapasan
Cabai dapat membantu melebarkan saluran napas di paru-paru sehingga
punya manfaat bagi Anda yang memiliki penyakit asma.
Vitamin A pada cabai juga bisa menurunkan risiko radang paru-paru yang
terjadi akibat merokok. Hal ini dikarenakan asap rokok mengandung benzopyrene
yang menghancurkan vitamin A dalam tubuh.
8. Manfaat cabai untuk kesehatan mata
Manfaat lain yang tak kalah menarik dari cabai adalah membantu menjaga
kesehatan mata.
Ini berkat kandungan lutein yang ada di dalam cabai, terutama cabai hijau
yang sering Anda jumpai saat makan gorengan.
Nah, lutein dalam cabai ini bermanfaat untuk mencegah kerusakan mata
akibat penuaan, seperti katarak dan degenerasi makula.
Itulah tadi 8 manfaat cabai untuk kesehatan tubuh Anda. Bagi Anda yang
kurang suka makanan pedas, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk mengonsumsi
cabai.
Memang, tak semua orang bisa dan boleh makan cabai. Kandungan nutrisi
yang ada di dalam cabai bisa Anda temukan juga di bahan makanan lain, seperti
paprika atau tomat.

xiv
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Cabai rawit merupakan salah satu tanaman sayuran yang sangat penting di Indonesia
karena banyak kalangan masyarakat baik dari kalangan bawah sampai ke atas yang
membutuhkan cabai untuk kebutuhan memasak sehari-hari, kebutuhan untuk pembuatan
sambal di pabrik serta untuk penyediaan benih yang bermutu.

Secara umum tanaman cabai rawit hampir ditanam diseluruh wilayah Indonesia yang
dimiliki oleh petani. Salah satu wilayah pembudidayaan tanaman cabai rawit yang
berkembang dengan baik adalah di Lembah Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini
dikarenakan permintaan cabai rawit di Lembah Palu sangat tinggi sedangkan harganya
terkadang melambung tinggi.

xv
DAFTAR ISI

http://kumpulrejo.desa.id/kabardetail/2111/metode-pemberian-pupuk-pada-
tanaman.html#:~:text=Pemupukan%20dilakukan%20dengan%20cara%20meyebar,pupuk
%20masuk%20ke%20dalam%20tanah

https://hellosehat.com/herbal-alternatif/herbal/manfaat-cabe-untuk-kesehatan/?amp=1

https://www.corteva.id/berita/Cara-Mengendalikan-Hama-Ulat-Cabai.html

https://www.pertanianku.com/teknik-pemeliharaan-persemaian-cabai/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/50632/PANEN-DAN-PASCA-PANEN-CABAI-
RAWIT/

xvi

Anda mungkin juga menyukai