Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MUATAN LOKAL

BUDIDAYA CABAI RAWIT SERTA PERMASALAH YANG DIALAMAI


DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

DISUSUSN OLEH
KELOMPOK II:

1. LISA MELINDA
2. ADINDA NUARI PUTRI
3. TEDY ALAANSYAH
4. HENDI PRATAMA
5. ELYA NOVIANA
6. ADJIE DARIUS

SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA


KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
pelajaran muatan lokal dengan materi yaitu penanaman Cabai rawit.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan baik itu saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dan
kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatas
Nya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikanmanfaat bagi perkembangan dan pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Cabai Rawit .................................................................................... 1
B. Penanaman Cabai Rawit ................................................................. 1
C. Permasalahan .................................................................................. 5
D. Penyakit Tanaman Cabe Rawit ....................................................... 7
E. Upaya Penyelesaian ........................................................................ 9
BAB II PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................... 11
Saran ..................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Cabai Rawit
Cabai rawit (Capsicum frutescens) adalah buah dan tumbuhan anggota
genus Capsicum yang buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas .
Warna buahnya hijau kecil sewaktu muda dan jika telah masak berwarna
merah tua. Bila ditekan buahnya terasa keras karena jumlah bijinya sangat
banyak. Dia tidak bisa dipisahkan dari kudapan jalanan , yaitu gorengan, dia
biasa dimakan bersama cabai rawit muda mentah.

Cabai rawit mempunyai dua varietas besar, yaitu rawit hijau dan rawit
putih atau merah. Yang sering dipakai untuk kudapan gorengan ialah varietas
rawit hijau, sedangkan rawit putih biasanya dipakai sebagai bumbu masakan
atau disambal. Ada kemungkinan varietas rawit putih adalah hasil
persilangan. Cabai rawit selain di Indonesia, dia juga tumbuh dan populer
sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Gambar 1.1
Cabe Rawit

B. Penanaman Cabai Rawit

1) Pemilihan Benih
Cara menanam cabe rawit yang pertama adalah memilih benih. Pastikan

1
memilih benih unggul yang tersedia di pasaran. Bibit yang baik berdaya
kecambah di atas 80%, adaptasi baik, bersih, dan sehat. Pilih benih sesuai

dengan iklim dan musim tanam. Hindari benih kadaluarsa.

Gambar 1.2
Pemilihan Benih

2) Media Persemaian
Benih bisa disemai di polybag atau tray. Media persemaian harus
dipersiapkan paling tidak seminggu sebelum menyemai benih. Media
persemaian terdiri dari campyran tanah halus, dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Masukkan media ke tempat persemaian. Media tidak
perlu sampai penuh, cukup 3/4 dari polybag atau tempat persemaian.

Gambar 1.3 Persemaian Cabe Rawit

3) Memeram Benih

2
Sebelum cara menanam cabe rawit, ada baiknya agar benih diperam
terlebih dahulu. Caranya, pada bibit yang dibungkus plastik, lubangi
plastik. Rendam bibit dalam air hangat selama 8-12 jam. Tiriskan dan
bungkus dalam kain tebal dan lembap. Beri lapisan dua koran. Siapkan
kaleng isi seperempatnya dengan pasir yang dibasahi. Masukkan benih,
beri bohlam 15- 25 watt. Pemeraman akan menghasilkan biji yang tumbuh
menjadi kecambah.

4) Menyemai Benih
Masukkan benih yang sudah diperam agar benih lebih kuat dan cepat
muncul tunas. Gunakan benda yang runcing, jangan menggunakan jari
tangan untuk melubangi. Masukkan benih dalam lubang. Tutup benih
dengan tanah halus, debu atau abu supaya tunas lebih mudah muncul.
Jarak antara satu lubang ke lubang lainnya idealnya 5 cm. Tutup tempat
persemaian dengan karung basah atau daun pisang. Benih akan mulai
tumbuh sekitar 7-8 hari.

5) Menyapih Benih
Cara menanam cabe rawit selanjutnya adalah menyapih bibit. Menyapih
bibit adalah memisahkan/memindahkan bibit dari sekelompoknya hingga
menjadi tanaman individu dalam suatu wadah tersendiri sesuai dengan
ukuran dari pertumbuhannya. Seleksi bibit yang seukuran dan sehat.
Penyapihan atau pembumbungan dilakukan setelah benih memiliki dua
helai daun atau sekitar 7-14 hari. Benih bisa dipindahkan ke tempat baru
dengan media yang sama dengan media semai.

6) Perawatan Benih
Selama perawatan, jangan diberi pupuk. Jika terdapat hama, gunakan
insektisida dan fungisida setengah dari dosis anjuran. Jika tidak ada hama
dan jamur, tidak perlu dilakukan penyemprotan. Penyiraman dilakukan
secukupnya supaya tanah tidak terlalu basah atau kering. Cabut gulma
yang tumbuh jika ada. Benih akan siap ditanam setelah berumur 3-4
minggu ketika sudah membentuk 4-6 delai daun dengan tinggi 5-6 cm.

3
7) Penyiapan Media Tanam
Gunakanlah perbandingan 3:2:1 dengan rincian tanah, pupuk, dan
sekam mentah untuk tempat menanam. Setelah berumur 4 minggu,
pindahkan benih cabai pada lahan yang telah disiapkan. Jangan lupa untuk
menggemburkan tanah lahan dan memberikan pupuk. Berhati-hatilah saat
melepaskan benih dari polybag agar akar tidak rusak. Jika tetap
menggunakan polybag, gunakanlah polybag dengan diameter minimal 30
cm. Bisa juga menggunakan ember bekas yang sudah dibersihkan. Jika
menanam pada musim hujan, pastikan jarak antar tanaman 60 x 70 cm.
Sementara untuk musim kemarau, jarak antar tanaman 60 x 60 cm. Jarak
tanaman yang terlalu dekat akan membuat cabe mudah tertular penyakit,
dan sulit pada waktu panen.

8) Pemupukan
Cara menanam cabe rawit di rumah selanjutnya adalah pemupukan.
Selama masa penanaman, rajinlah memberi pupuk. Gunakan pupuk
kompos sehingga cabe menjadi lebih organik. Pupuk susulan diberikan 2
minggu setelah tanam. Pemupukan diulangi tiap 10-14 hari sekali
tergantung kondisi tanaman. Semakin subur semakin lama interrincian.

9) Perawatan
Jangan lupa untuk menyirami cabe setiap hari. Dan juga seringlah
melihat apakah ada tanaman lain yang tumbuh yang akan mengganggu
pertumbuhan cabe. Jika ada cabut secara rutin agar cabe bisa tumbuh
dengan baik. Jaga selalu kebersihan lahan, tanaman, air, perkakas, dll
untuk menghindari munculnya penyakit. Lakukan pengamatan secara rutin
dan berkala terhadap kondisi tanaman agar tahu betul akan masalah yang
timbul dan tindakan yang akan dilakukan. Ambil tindakan sesuai dengan
permasalannya dengan tepat guna supaya tidak ada pemborosan tenaga,
waktu, dan biaya karena kesalahanaksi.

10) Pengendalian Hama dan Penyakit

4
Selama cabe tumbuh, cara menanam cabe yang penting adalah jaga
kebersihan lahan. Monitoring/amati perkembangan hama dan penyakit
secara rutin. Lakukan tindakan segera setelah teridentifikasi terserang.
Gunakan pestisida yang tepat waktu, sasaran, cara dan dosis. Amati dan
ulangi penyemprotan. Buang tanaman atau bagian yang sakit segera. Jika
menurut pengamatan tidak ada hama, maka tidak perlu
dilakukanpenyemprotan insektisida/ pestisida.

11) Perempelan
Perempelan adalah sebuah teknik pemangkasan tunas pada tanaman
yang bertujuan untuk mempercepat proses pembuahan tanaman. Pada cara
menanam cabe rawit, perempelan dilakukan dengan membuang tunas di
ketiak daun di bawah cabang Y. Di dataran rendah perempelan dimulai
pada hari ke 8 – 12 setelah tanam. Di dataran tinggi perempelan dimulai
pada hari ke 15 – 20 setelah tanam. Lakukan perempelan kembali pada 75
hari setelah tanam pada dataran rendah dan 90 hari setelah tanam pada
dataran tinggi.

12) Panen
Cabe rawit bisa dipanen setelah berumur 2.5-3 bulan sesudah disemai.
Panen berikutnya bisa dilakukan 1-2 minggu tergantung kesuburan
tanaman. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan memetik
buah dengantangkainya.
C. Permasalahan

Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh petani dalam


membudidayakan tanaman cabai, yaitu kondisi lahan yang tidak mendukung,
Kurangnya modal untuk membudidayakan cabai, tidak lengkapnya
ketersediaan sarana dan prasarana, penanganan hama dan penyakit tanaman
cabai. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman
cabe di Indonesia.

5
1) Hama Ulat
Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantara-Nya ulat grayak
(Spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong
sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang
parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan
tulang-tulang daun.

2) Hama Tungau
Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning
(Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Pada
tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke
bagian ke bawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku
sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan
menjadicoklat dan mati.

3) Hama Kutu Daun


Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis
Myzus persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada
daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun keriting. Selain itu, kutu
daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini
bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning
kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan
yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun. Pengendalian
teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga
penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang
panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak
efektif menekan perkembangan kutu daun.

4) Hama Lalat Buah


Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe
menyebabkan kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena
keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di belah
terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabe yang

6
rontok Pengendalian kan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus
serangan akan terus berulang. Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan
buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya.
Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam
di dalam tanah.

D. Penyakit Tanaman Cabe Rawit

Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri,


cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa
menyerang tanaman cabe, diantranya:

1) Bercak Daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh
jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar
berwarna abu- abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan
menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit
ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban
cukup tinggi.Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan
bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora
jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe. Pencegahan terhadap
penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar
lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan
dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila
serangan menghebat bisa diberikan fungisida.

2) Patek atau Antraknosa


Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat
disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk,
serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu,
pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar. Penyakit ini bisa terbawa
dari benih ataubiji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih

7
yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.

3) Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman
cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman
cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan
dan penyebarannya sangat cepat. Busuk kuncup disebabkan oleh
cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di
Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan
mati. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan
nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar
sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut
dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila
dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.

4) Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada
budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam
jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis
cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. Dan Pellicularia sp.
Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.

5) Bule atau Virus Kuning


Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan
terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai.
Penyebabnya adalah virus Gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau
biji dan ditularkanoleh kutu.

8
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan
racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan
memilih benih unggul dantahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan
membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu. Untuk menaikan
daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan
mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair
yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar
tanamancabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

6) Keriting Daun atau Mosaik


Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus
(CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-
belang hijau tdan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan
berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman
lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk
menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit,
musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang. Pemilihan benih
tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain
yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang
baik dan tepat.
E. Upaya penyelesaian

1) Beberapa upaya untuk mempertahankan alih fungsi lahan : (a)


menekan laju pertumbuhan penduduk; (b) relokasi atau
penempatan ulang penduduk untuk mengurangi tekanan terhadap
lahan pertanian terutama di kawasan pertanian produktif; (c)
mengembangkan pajak progresif pada lahan non pertanian untuk
mengurangi permintaan lahan yang berlebihan dan tidak.

2) Selain itu masalah yang dialami oleh petani ialah kurangnya modal
untuk usaha oleh Karena itu Pemerintah perlu melakukan upaya-upaya
untuk dapatmeningkatkan kesejahteraan petani dengan cara
meningkatkan kuota pupuk yang diberikan dalam kartu tani hingga
minimal 50 persen dari kebutuhan.

9
3) Cara pengendalian hama dan penyakit dengan kimia adalah dengan
menggunakan pestisida seperti insektisida, fungisida dan herbisida.
Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal,
akan tetapimemiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar, salah
satunya adalah menimbulkan polusi udara.

10
BAB ll
PENUTUP
(Kesimpulan dan Saran)
Kesimpulan:
Tanaman cabai dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, namun
lebih baik pertumbuhannya jika ditanam di dataran rendah.
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai kebanyakan sudah dapat
dikendalikan dan ada berapa yang belum bisa dikendalikan.

Saran:

 Petani dapat menanam cabai yang tahan segala musim, seperti contoh
benih cabai yang sudah dijual di pasaran.

 proses pengendalian hama dan penyakit perlu di minimalisir dengan


penggunaan bahan kimia agar tidak menggangu lingkungan dan
kesehatan

11

Anda mungkin juga menyukai