Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


BERBASIS WEBSITE

OLEH:
ANITA
A0320514

PRORGRAM STUDI S-I AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang lah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guma memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Pemetaan dan gis, dengan judul: "SIG BERBASIS WEB” saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran
dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Majene,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pola atau tata cara penerapan tindakan-tindakan (perlakuan dannonperlakuan) dalam suatu percobaan
pada kondisi/lingkungan tertentu yangkemudian menjadi dasar penataan dan metode analisis statistik
terhadap datahasilnya disebut rancangan percobaan (experimental design). Perancanganpercobaan
merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelumeksperimen dilakukan agar data
yang semestinya diperoleh sehingga akanmembawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang
berlaku untukpersoalan yang sedang dibahas.Rancangan Acak Lengkap (RAL) disebut juga (Completely
RandomizedDesign) merupakan rancangan dasar. Semua rancangan random berpangkalpada RAL dengan
menempatkan pembatasan-pembatasan dalam alokasiperlakuan dalam lapangan percobaan. Apabila unit
percobaan terlalu heterogen,salah satu cara untuk mengontrol variabilitasnya adalah dengan
mengadakanstratifikasi kedalam kelompok -kelompok yang lebih homogen (Ini cocoknyadengan RAK).
RAL dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan beberapaperlakuan yang disusun secara random untuk
seluruh unit percobaan.Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada prinsipnya adalah suaturancangan acak
yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan kedalam grup-grup yang homogen yang
dinamakan kelompok (blok) dan kemudianmenentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing
blok tersebut. Jadireplikat atau ulangan disini disebut juga blok. Percobaan faktorial merupakansuatu
percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasitaraf dari beberapa
faktor.1.2TujuanAdapun tujuan praktikum Rancangan Acak Kelompok (RAK), RancanganAcak Lengkap
(RAL), dan Faktorial adalah sebagai berikut. Mahasiswa dapatmemahami Rancangan Acak Kelompok
(RAK), Rancangan Acak Lengkap (RAL),dan Faktorial. Lalu mahasiswa dapat mengetahui kegunaan
Rancangan AcakKelompok (RAK), Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan Faktorial
sertaimplementasinya dlam bidang agroindustri.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Rancangan Acak Kelompok (RAK)


Rancangan Acak Kelompok (RAK) merupakan salah satu bentuk rancangan yang telah
digunakan secara meluas dalam berbagai bidang penyelidikan pertanian, industri dan sebagainya.
Rancangan ini dicirikan oleh adanya kelompok dalam jumlah yang sama, dimana setiap kelompok
dikenakan perlakuan-perlakuan. Melalui pengelompokan yang tepat atau efektif, maka rancangan
ini dapat mengurangi galat percobaan. Disamping itu rancangan ini juga fleksibel dan sederhana.
Jika pada RAL yang dipelajari adalah satu keragaman yang menyebabkan nilai-nilai pengamatan
beragam yaitu keragaman karena perlakuan yang dicobakan, maka pada RAK yang diperhatikan
adalah disamping perlakuan dan pengaruh galat masih dilihat juga adanya kelompok yang
berbeda. Kalau digunakan RAL maka satuan percobaan harus homogen sedangkan yang
berlainan adalah perlakuan, apabila menggunakan RAK satuan percobaan tidak perlu homogen,
dimana satuan-satuan percobaan tersebut dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok
tertentu sehingga satuan percobaan dalam kelompok tersebut menjadi relatif homogen. Dengan
demikian proses pengelompokan adalah membuat keragaman dalam kelompok menjadi sekecil
mungkin dan keragaman antar kelompok menjadi sebesar mungkin.

B.Pengacakan Dan Denah Rancangan

Sebelum pengacakan, bagilah daerah percobaan atau satuan percobaan ke dalam beberapa
kelompok sebagai jumlah ulangan. Setiap kelompok kemudian dibagi lagi ke dalam jumlah yang
sesuai dengan banyaknya perlakuan yang akan dicobakan. RAK menetapkan bahwa semua
perlakuan harus muncul satu kali didalam setiap ulangan dan pengacakan dilakukan secara
terpisah untuk setiap kelompok.

Misalkan bahwa kita mempunyai 6 perlakuan (katakanlah perlakuan A, B, C, D, E dan F) yang


diulang masing-masing 4 kali. Jika kita menggunakan tabel angka acak, maka pertama kita
memilih 6 angka dalam susunan tiga digit. (seperti penjelasan pada artikel Rancangan Acak
Lengkap (RAL)). Pembacaan secara vertikal dari angka acak untuk memperoleh 6 angka dalam
susunan tiga digit menghasilkan angka berikut :
Setelah itu, gunakan urutan yang munculnya angka acak sebagai nomor perlakuan dan gunakan
pangkat (rank) sebagai nomor petak atau satuan percobaan di dalam kelompok. Dengan
deminkian berikan perlakuan A kepada petak atau satuan percobaan nomor 6, perlakuan B
kepada petak nomor 4, perlakuan C kepada petak nomor 2, perlakuan D kepada petak nomor 1,
perlakuan E kepada petak nomor 3 dan perlakuan F kepada petak nomor 5.

Dengan cara yang sama lakukan kembali proses pengacakan untuk kelompok kedua, ketiga dan
keempat. Terlihat adanya proses pengacakan yang berbeda pada RAL dan RAK. Jika pada RAL
proses pengacakan dilakukan secara penuh atau lengkap, sedangkan pada RAK proses
pengacakan dilakukan secara terpisah pada masing-masing kelompok.

C. Keuntungan RAK

 Lebih efisien dan akurat dibanding dengan RAL

 Pengelompokan yang efektif akan menurunkan Jumlah Kuadrat

Galat, sehingga akan meningkatkan tingkat ketepatan atau bisa

mengurangi jumlah ulangan.

Kerugian RAK

10
 Memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa uji hipotesis

 Interaksi antara Kelompok*Perlakuan sangat sulit

 Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin

meningkatnya jumlah satuan percobaan dalam kelompok

 Derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas galat, sehingga

sensitifitasnya akan menurun terutama apabila jumlah perlakuannya

sedikit atau keragaman dalam satuan percobaan kecil (homogen).

 Memerlukan pemahaman tambahan tentang keragaman satuan

percobaan untuk suksesnya pengelompokan.

 jika ada data yang hilang memerlukan perhitungan yang lebih rumit.

 Lebih Fleksibel.

 Banyaknya perlakuan

 Banyaknya ulangan/kelompok
 tidak semua kelompok memerlukan satuan percobaan yang

sama

 Penarikan kesimpulan lebih luas, karena kita bisa juga

melihat perbedaan diantara kelompok

Anda mungkin juga menyukai