Anda di halaman 1dari 10

Modul B

Desain Eksperimen
Oleh : Gresindah Siregar (210403009)
Defenisi dan Tujuan Desain Eksperimen

Defenisi Tujuan
Desain eksperimen merupakan suatu
Desain suatu eksperimen bertujuan
rancangan percobaan yang dapat
untuk memperoleh atau mengumpulkan
memberikan informasi yang berhubungan
informasi sebanyak-banyaknya yang
dengan atau diperlukan untuk persoalan yang
diperlukan dan berguna dalam
sedang diteliti. Analisa dengan desain
melakukan penelitian persoalan yang
eksperimen mempunyai metode analisa
akan dibahas. Namun demikian, untuk
penyelesaian sesuai dengan kondisi
mendapatkan semua informasi yang
percobaan penelitian yang dilakukan dan
berguna sebaiknya desain dibuat
memiliki langkah-langkah lengkap yang perlu
sesederhana mungkin. Penelitian yang
diambil sebelum eksperimen dilakukan agar
akan dilakukan hendaknya dilakukan
supaya data yang semestinya diperlukan
seefisien mungkin mengingat waktu,
dapat diperoleh sehingga akan membawa
biaya, tenaga, dan bahan yang
kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang
digunakan.
berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas.
Perlakuan, Unit Eksperiment, Kekeliruan Eksperimen,
dan Prinsip Dasar Desain Eksperimen

• Perlakuan • Kekeliruan • Unit Eksperimen


Perlakuan dapat diartikan sebagai Kekeliruan eksperimen Kekeliruan Unit Eksperimen adalah
sekumpulan kondisi eksperimen yang eksperimen merupakan kegagalan unit yang dikenai
akan digunakan terhadap unit eksperimen dari dua unit eksperimen identik yang perlakuan tunggal
dalam ruang lingkup desain yang dipilih. dikenai perlakuan untuk memberikan (mungkin merupakan
Perlakuan ini bisa berbentuk tunggal jika hasil yang sama. Ini bisa terjadi karena gabungan beberapa
memberikan efek samping sendiri-sendiri kekeliruan pada waktu menjalankan faktor) dalam sebuah
dari perlakuan yang diberikan kepada eksperimen, variasi bahan replikasi eksperimen
suatu benda eksperimen/variabel respon eksperimen, variasi antara unit dasar.
dan dikatakan sebagai perlakuan eksperimen dan pengaruh gabungan
kombinasi jika efek perlakuan-perlakuan semua faktor tambahan yang
terhadap variabel respon mempengaruhi karakteristik yang
terjadi dalam bentuk gabungan dari sedang dipelajari.
beberapa perlakuan tunggal yang
terjadi secara bersamaan
Perlakuan, Unit Eksperiment, Kekeliruan Eksperimen,
dan Prinsip Dasar Desain Eksperimen

• Prinsip Dasar
Prinsip dasar yang digunakan dalam perencanaan eksperimen adalah
a. Replikasi b. Pengacakan
Replikasi dapat diartikan sebagai pengulangan Pada setiap prosedur pengujian, asumsi-asumsi tertentu
eksperimen dasar. Dalam kenyataannya replikasi perlu diambil dan dipenuhi agar supaya pengujian yang
ini diperlukan oleh karena dapat: - Memberikan dilakukan menjadi berlaku. Salah satu di antaranya
taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai adalah bahwa pengamatan-pengamatan berdistribusi
untuk menentukan panjang interval konfidens independen
(selang kepercayaan) atau dapat digunakan
c. Kontrol lokal
sebagai satuan dasar pengukuran untuk
Kontrol lokal merupakan sebagian daripada keseluruhan
penetapan taraf signifikan daripada perbedaan-
prinsip desain yang harus dilakukan. Biasanya
perbedaan yang diamati. - Menghasilkan taksiran
merupakan langkahlangkah atau usaha-usaha yang
yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen. -
berbentuk penyeimbangan, pemblokan, dan
Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran
pengleompokan unit-unit eksperimen yang digunakan
yang lebih baik mengenai efek rata-rata sesuatu
dalam desain.
faktor.
Defenisi dan Tujuan Desain Eksperimen

Uji Normalitas Uji Hemogenitas


Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui Uji hemoginitas terhadap
apakah sampel yang digunakan berasal sampel bertujuan untuk
dari populasi yang berdistribusi normal menyimppulkan apakah
atau tidak. Uji normalitas merupakan kelompok-kelompok sampel
kejadian khusus dari goodness of fit test yang digunakan berasal dari
yang analisisnya dilakukan melalui fungsi populasi yang bervariansi sama
distribusi kumulatif dan fungsi empiris. atau tidak.
Beberapa uji normalitas yaitu Terdiri dari
- Uji Kolmogorov-Smirnov - Uji hemogenitas untuk dua
- Uji Liliefors kelompok sampel
- Uji Chi-Kuadrat - Uji Hemogenitas untuk k
- Uji Shapiro- Wilk kelompok sampel
- Uji Cramer-Von Mises
Perbedaan Rancangan Acak Lengkap
dan Rancangan Blok Acak

Blok Acak Acak lengkap


Rancangan acak yang dilakukan
dengan mengelompokkan suatu Rancangan blok random lengkap merupakan
percobaan ke dalam-grup grup yang rancangan acak blok dengan keseluruhan
dinamakan blok dan kemudian perlakuan dicobakan pada setiap blok yang
menentukan secara acak di dalam ada.
masing-masing blok.
Digunakan apabila terjadi keheterogenan
satuan percobaan yang digunakan verasal
Digunakan dalam eksperimen yang dari satu sumber keragaman.
menghasilkan data heterogen
Model Rancangan
Eksperimen
01 02
Model tetap Model acak
Merupakan model dimana perlakuan- Model acak merupakan model dimana perlakuan
perlakuan yang digunakan dalam yang dieksperimenkan merupakan contoh acak
percobaan verasal dari populasi yang dari populasi perlakuan . Kesimpulan yang didapat
terbatas dan pemilihan perlakuannya dari model acak berlaku secara umum untuk
ditentukan secara langsung oleh peneliti. seluruh populasi persamaan
Kesimpulan yang diperoleh pada model
tetap terbatas pada perlakuan yang
dieskperimenkan dan tidak dapat 03
digeneralisasikan. Model campuran
Model Campuran: A tetap, B acak
Model Campuran: A acak, B tetap
Teori Regrasi dan Korelasi

Teori Regrasi
Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel bebas (X)
dengan satu peubah tak bebas (Y). Dalam penelitian peubah bebas (X) biasanya peubah yang
ditentukan oleh peneliti secara bebas misalnya dosis obat, lama penyimpanan, kadar zat
pengawet, umur simpan dan sebagainya. Disamping itu peubah bebas bisa juga berupa peubah
tak bebas, misalnya dalam pengukuran tinggi badan dan berat badan, karena tinggi 81 badan
lebih mudah diukur maka tinggi badan dimasukkan ke dalam peubah bebas (X), sedangkan berat
badan dimasukkan peubah tak bebas (Y). Sedangkan peubah tak bebas (Y) dalam penelitian
berupa respon yang diukur akibat perlakuan/peubah bebas (X). misalnya jumlah sel darah merah
akibat pengobatan dengan dosis tertentu, jumlah mikroba daging setelah disimpan beberapa
hari, berat ayam pada umur tertentu dan sebagainya. Analisis regresi mengikuti tahapan-tahapan
sama dengan analisis korelasi dan ditambah dengan tahapan regresi.
Teori Regrasi dan Korelasi

Teori Korelasi
Dalam analisis korelasi, kita mengestimasi atau menduga koefisien korelasi sampel, terutama
koefisien korelasi Pearson Product Moment. Koefisien korelasi sampel , dinotasikan r, berkisar
antara -1 dan +1 dan mengkuantifikasi arah dan kekuatan asosiasi linear antara dua variabel.
Korelasi antara dua variabel dapat menjadi positif (yaitu, tingkat yang lebih tinggi dari satu
variabel yang terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari yang lain) atau negatif (yaitu, tingkat
yang lebih tinggi dari satu variabel yang terkait dengan tingkat yang lebih rendah dari yang lain).
Tanda koefisien korelasi menunjukkan arah asosiasi. Besarnya koefisien korelasi menunjukkan
kekuatan dari asosiasi.
Daftar Referensi
Budiharti, Nelly. 2018.Teori dan aplikasi desain eksperimen. Cv. Dream
Litera Buana: Malang. ISBN: 978-602-5518-57-7.
Hasratudin, dkk. 2011. Seminar nasional pembelajaran matematika
berbasis ict yang menyenangkan dan berkarakter. Unimed :
Medan. ISBN: 978-602-8848-49-7.
David, Wahyudi dan Aurino R A Djamaris.Metode statistic untuk ilmu
dan teknologi pangan. UB Press: Kuningan, Jakarta
Selatan. ISBN: 978-602-7989-14-6.
Asismarta, dkk. 2016 Penerapan rancangan blok random tidak lengkap
Seimbang pada kombinasi pupuk nanosilika
dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Universitas Diponogoro: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai