Anda di halaman 1dari 6

I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


2. Perumusan Masalah
3. Tujuan
4. Metode Penulisan

II PEMBAHASAN
1. Pengertian Rancangan Percobaan
- Perancangan percobaan adalah suatu pola atau prosedur yang dipergunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam penelitian. Dengan kata lain
perancangan percobaan adalah prosedur untuk menempatkan perlakuan ke dalam
unit-unit percobaan dengan tujuan mendapatkan data yang memenuhi persyaratan
ilmiah. (Bambang Armadi H. dkk.)
- Rancangan Percobaan adalah Pola atau tata cara penerapan tindakan-tindakan
(perlakuan dan nonperlakuan) dalam suatu percobaan pada kondisi/lingkungan
tertentu yang kemudian menjadi dasar penataan dan metode analisis statistik terhadap
data hasilnya disebut rancangan percobaan (experimental design). (Hanafiah)
- Pengertian rancangan percobaan adalah suatu tes atau serangkaian tes dengan maksud
mengamati dan mengidentifikasi perubahan pada output respon yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan yang dilakukan pada variabel input dari suatu proses.
(Montgomery)
- Rancangan Percobaan (Eksperimental Design; Statistik Percobaan) merupakan 1)
cara untuk menyelenggarakan percobaan, baik di lapangan, di rumah kaca, maupun
laboratorium, 2) cara mengatur pemberian perlakuan kepada satuan-satuan percobaan,
sehingga keragaman respon yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan
keheterogenan bahan percobaan dapat ditampung dan disingkirkan, 3) cara
menginterpretasi data yang dikumpulkan melalui analisis statistika. (Dr. Ir. Adji
Sastrosupadi, MS.)

2. Prinsip Dasar (Muh. Akhsan Akib)


Agar suatu penelitian atau percobaan memberikan fakta yang dapat diolah dan
digunakan untuk menarik kesimpulan yang sahih, maka dalam merancang suatu
penelitian, haruslah dipertimbangkan tiga prinsip pokok yang merupakan gagasan dasar
dari R. A. Fisher dan F. Yates dari stasiun percobaan Rothamsted. Prinsip-prinsip
tersebut adalah (1) pengacakan (randomisation), (2) pengulangan (replication) dan (3)
pengendalian local (local control). Prinsip ini dibutuhkan untuk pendugaan yang sahih
(valid) dari galat percobaan (experimental error) dan usaha meminimumkan galat
percobaan guna meningkatkan ketelitian percobaan.
a. Pengacakan (randomisation)
Pengacakan yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama
untuk diberi suatu perlakuan tertentu, untuk menjamin bahwa setiap objek
percobaan mendapatkan kesempatan yang sama, atau objektif dalam
penempatannya pada satuan-satuan percobaan. Pengacakan perlakuan pada unit-
unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere secara
manual atau dapat juga menggunakan komputer.
Fungsi pengacakan adalah untuk memastikan bahwa kita memperoleh
nilai dugaan yang sah atau tak-bias bagi galat percobaan, nilai tengah perlakuan
dan beda antar nilai-tengah itu. Pengacakan merupakan salah satu dari beberapa
ciri modern perancangan percobaan yang muncul atas gagasan R. A. Fisher. Acak
(random) berbeda dengan sembarangan (haphazard), dimana sembarang akan
merusak atau melemahkan teknik percobaan.
b. Pengulangan (Replication)
Bila suatu perlakuan diberikan lebih dari satu kali dalam suatu percobaan, maka
dikatakan perlakuan itu mempunyai ulangan. Pengulangan dilakukan agar data
yang akan dianalisis lebih mendekati pada populasi, berdasarkan sampel yang
digunakan. Jumlah pengulangan sifatnya fleksibel, tergantung kepada tujuan
penelitian, aspek statistik, maupun aspek ekonomi. Fungsi dari pengulangan
adalah:
1. Memberikan suatu dugaan dari galat percobaan.
2. Meningkatkan ketelitian suatu percobaan melalui pengurangan simpangan baku
dari nilai terngah perlakuan.
3. Memperluas cakupan penarikan kesimpulan dari suatu percobaan yaitu melalui
pemilihan dan penggunaan satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi.
4. Menduga dan mengendalikan ragam galat percobaan.
c. Pengendalian local (local control) atau pengendalian galat
Pengendalian lokal atau pengendalian lingkungan, yaitu usaha untuk
mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan
dengan melakukan pengelompokkan terhadap satuan-satuan percobaan yang
relatif lebih seragam.
Usaha-usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan
melakukan pengelompokkan (blocking) satu arah, dua arah, maupun multi arah.
Pengelompokkan dikatakan baik jika keragaman di dalam kelompok lebih kecil
dibandingkan dengan keragaman antar kelompok Suatu teknik yang baik untuk
mengurangi galat percobaan adalah menentukan perlakuan-perlakuan pada petak
percobaan dengan cara sedemikian rupa, sehingga keragaman yang ada diantara
petakpetak percobaan atau satuan-satuan percobaan tidak “masuk kedalam”
perbedaan diantara perlakuan. Teknik ini dikenal sebagai “penggendalian local
atau pengendalian galat”.
Penggendalian local dapat dilakukan melalui.
1. Perancangan percobaan.
2. Penggunaan pengamatan konkomitan/pengiring (concomitant observations)
atau peubah konkomitan/pengiring (concomitant variabel)
3. Pemilihan ukuran satuan-satuan percobaan
3. Istilah-Istilah
- Perlakuan(treatment) adalah semua tidakan coba-coba (trial and error) yang
dilakukan terhadap suatu obyek, yang pengaruhnya akan diselidiki untuk menguji
hipotesis, (Hanafiah)
- Ulangan (replication) adalah frekuensi suatu perlakuan yang diselidiki dalam suatu
percobaan. (Hanafiah)
- Galat merupakan pengaruh nonperlakuan terhadap data (Y) yang timbul akibat
adanya ulangan. (Hanafiah)
- Kesederhanaan (simplicity) yaitu Suatu percobaan yang baik dicirikan oleh
perlakuan-perlakuan dan metode percobaan yang sederhana dan semudah mungkin,
namun tetap mempertahankan obyektivitas suatu percobaan. (Hanafiah)
- Derajat ketepatan (degree of precision) yaitu Percobaan memberikan peluang yang
besar bagi peneliti untuk mengulur perbedaan-perbedaan yang ada di antara
perlakuan-perlakuan yang dicoba menurut derajat ketepatan yang diinginkan oleh
peneliti tersebut. (Hanafiah)
- Ketiadaan galat sistematis yaitu Percobaan harus dirancang agar setiap unit-unit
percobaan akan menerima suatu perlakuan dengan peluang yang sama besar, menurut
suatu metode nonsistematis, agar menghasilkan perkiraan yang tak bias tentang
pengaruh masing-masing perlakuan terhadap nilai-nilai pengamatan atau hasil-hasil
percobaan. (Hanafiah)
- Kisaran keabsahan dari kesimpulan yaitu Kesimpulan dari hasil-hasil percobaan
harus mempunyai kisaran keabsahan yang selebar mungkin. (Hanafiah)
- Kalkulasi derajat ketidakpastian (degree of uncertainty) yaitu Dalam setiap
percobaan selalu terdapat suatu derajat ketidakpastian seperti halnya terhadap
keabsahan dari kesimpulan-kesimpulan. (Hanafiah)
- Rancangan bergalat tunggal, yang meliputi RAL, RAK, dan RAKL nonfaktorial
dan faktorial. Rancangan-rancangan faktorial ini menunjukkan bahwa penelitian
bertujuan untuk meneliti pengaruh-pengaruh faktor utama dan interaksi dengan
derajat ketelitian yang sama. (Hanafiah)
- Rancangan bergalat ganda, merupalcan rancangan yang digunakan untuk
percobaan yang mempunyai salah-satu faktor (B) dan interaksinya lebih penting dari
faktor utama lainnya (A). (Hanafiah)
- Rancangan bergalat tripel, meliputi rancangan yang mirip dengan RPB, hanya saja
jumlah fakor yang diteliti ada tiga sedangkan RPB hanya dua. (Hanafiah)
- Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu racangan yang digunakan untuk percobaan
yang seragam atau homogen. (Sastrosupadi)
- Faktor koreksi (FK) merupakan nilai untuk mengoreksi (μ) dari ragam data (τ)
sehingga dalam sidik ragam nilai μ = 0. (Harsojuwono)
- Koefisien Keragaman (KK) Koefisien keragaman (KK) adalah koefisien yang
menunjukkan derajat kejituan (accuracy atau precision) serta keandalan kesimpulan
suatu percobaan.
- KTG adalah kuadrat tengah galat dan r adalah ulangan atau banyaknya
pengamatan.

- Beda Nyata Terkecil (BNT) adalah titik kritis sebaran t untuk level nyata (α) dan
derajat bebas galat (dbG) tertentu. Sementara itu Sd adalah galat baku beda,
- Beda Nyata Jujur (BNJ) adalah titik kritis studentized range untuk jumlah perlakuan
(p), derajat bebas galat (dbG) dan level nyata (α) tertentu. Sementara itu S _ y adalah
galat baku beda.
- Jarak Nyata Terkecil (JNT) yaitu pada level nyata, jumlah perlakuan (p) dan
derajat bebas galat (dbG) tertentu.
- Jarak Berganda Duncan (JND) yaitu pada level nyata, jumlah perlakuan (p) dan
derajat bebas galat (dbG) tertentu.
- Tabel Descriptives memberikan informasi tentang statistik deskriptif, rerata, standar
deviasi, standar error dan lain-lain.
- Tabel Test of Homogeneity of Variances, Analisis ini bertujuan untuk menguji
apakah perlakuan kita berasal dari varian yang sama, mengingat untuk melakukan uji
ini asumsi kehomogenan harus terpenuhi yaitu semua populasi atau perlakuan yang
dicobakan harus mempunyai varian yang sama.
- Tabel Analysis of Variance (ANOVA), Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah
semua populasi mempunyai rata-rata yang sama.
- Tabel Multiple Comparisons, Hasil kesimpulan dari tabel ANOVA adalah
konsentrasi hormon berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai, selanjutnya muncul
pertanyaan ‘konsentrasi hormon berapa yang memberikan produksi tertinggi?’ atau
‘perlakuanperlakuan mana saja yang berbeda ?’.
- Tabel Homogeneous Subsets, Pada tabel ini perlakuan-perlakuan yang mempunyai
rerata sama dikelompokkan menjadi satu.

4. Klasifikasi
a. Rancangan Perlakuan
Rancangan Perlakuan yaitu rancangan yang berkaitan dengan bagaimana perlakuan-
perlakuan dibentuk, macam perlakuan sangan ditentukan oleh tujuan percobaan atau
pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya melalui suatu percobaan.
Rancangan perlakuan terdiri atas: (1) fixed model, yaitu model perlakuannya bukan
merupakan contoh acak perlakuan, (2) random model, yaitu model yang perlakuannya
merupakan contoh acak dari populasi yang digunakan dalam percobaan yang diambil
secara acak.
Contoh :
(1) Pengaruh beberapa dosis pemupukan Urea (Nitrogen) pada pertumbuhan padi gogo.
Pada contoh ini perlakuannya adalah Urea. Akan tetapi, yang lebih penting dosisnya.
Dosis yang merupakan pencacahan dari perlakuan yang utama menjadi perlakuan yang
lebih sederhana dan jelas seperti N0 = 0 kg Urea/ha, N1 = 50 kg Urea/ha, N2 = 100 kg
Urea/ha, N3 = 200 kg Urea/ha, dan seterusnya.
(2) Pengaruh beberapa jarak tanam A = 10 x 30 cm2, B = 20 x 30 cm2, C = 30 x 30 cm2,
dan D = 40 x 30 cm2 terhadap produksi padi gogo. Yang dimaksud dengan perlakuan
pada percobaan ini adalah jarak tanam umpamanya dengan kode J dengan ukurannya
adalah A, B, C, D. Perhatikan A, B, C, D huruf kapital atau dengan kode J1 = 10 x 30
cm2, J2 = 20 x 30 cm2, J3 = 30 x 30 cm2, dan J4 = 40 x 30 cm2.
Kedua perlakuan di atas pemupukan dengan urea dan jarak tanam disebut
perlakuan tunggal.
 Rancangan Satu Faktor
Rancangan ini hanya melihat pengaruh satu peubah bebas (faktor), terhadap peubah
respon. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi peubah respon harus
dikendalikan agar bersifat homogen.
 Rancangan Dua Faktor atau Lebih
Rancangan ini digunakan bila diduga ada pengaruh dari dua atau lebih faktor secara
simultan terhadap peubah respon. Sehingga diketahui pengaruh masing-masing faktor
dan interaksinya. Perlakuan yang dibentuk merupakan kombinasi taraf-taraf semua
faktor.

b. Rancangan Lingkungan
Rancangan lingkungan yaitu rancangan yang berkaitan dengan bagaimana perlakuan-
perlakuan ditempatkan pada unit-unit percobaan. Pada dasarnya rancangan
lingkungan merupakan pengaturan pemberian perlakuan kepada satuan-satuan
percobaan dengan maksud agar keragaman respon yang ditimbulkan oleh keadaan
lingkungan dan keheterogenan bahan percobaan yang digunakan dapat diwadahi dan
disingkirkan. Rancangan lingkungan terdiri atas:
 Rancangan Acak Lengkap Rancangan ini digunakan bila unit percobaan relative
homogen. Ulangan yang dibentuk tidak menunjukkan keheterogenan sumber
keragaman.
 Rancangan Acak Kelompok Rancangan ini disusun dengan mengelompokkan unit
percobaan ke dalam beberapa kelompok. Hal ini dilakukan karena adanya
keheterogenan unit percobaan yang merupakan komponen keragaman dalam
percobaan.
 Rancangan Bujur Sangkar Latin Rancangan ini mengendalikan keragaman unit-unit
percobaan lebih dari satu sisi komponen keragaman. Sisi-sisi ini disebut baris dan
lajur. Banyaknya ulangan haruslah sama dengan banyaknya perlakuan.
 Rancangan Petak Terbagi Rancangan ini bagian dari rancangan dua faktor atau
lebih. Kombinasi perlakuan tidak diacak sempurna terhadap unit-unit percobaan. Hal
ini terjadi karena beberapa alasan, diantaranya adalah :
a. Tingkatan kepentingan dari faktor-faktor yang dilibatkan. Tingkatan ini ditentukan
sendiri oleh peneliti sesuai dengan tujuannya.
b. Pengembangan dari percobaan yang telah berjalan. Percobaan yang dilakukan
dengan menambahkan faktor baru yang belum ada pada penelitian ini.
c. Kendala pengacakan dilapangan. Taraf-taraf dari salah satu faktor membutuhkan
unit yang lebih besar dibandingkan taraf-taraf faktor yang lain, sehingga pengacakan
secara sempurna tidak lagi efektif atau efisien. Faktor-faktor pada rancangan ini
disebut dengan petak utama dan anak petak.

3. Rancangan Respon
Rancangan respon yaitu rancangan yang berkaitan dengan bagaimana respon diambil
dari unit-unit percobaan yang diteliti dan digunakan untuk menilai atau mengukur
pengaruh perlakuan serta bagaimana cara melakukan penilaian atau pengukuran itu.
Hal yang perlu diperhatikan ialah apakah sifat atau karakteristik yang dipilih itu
memang relevan dan dapat mencerminkan pengaruh berbagai perlakuan yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai