Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RANCANGAN PERCOBAAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rancangan Percobaan

Dosen Pengampu : Dr. Walid S.Pd., M.Si.

Di susun oleh:

1. Endah Sri Wahyuni (4112318009)

2. Popy Rahmawanti (4112318020)

3. Hanani Mustaghfiroh (4112318029)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam merancang suatu penelitian, peneliti sering melakukan kontrol terhadap pengaruh
pengaruh tertentu seperti perlakuan, populasi, atau kombinasi perlakuan. Sebelum penelitian
berlangsung timbul beberapa masalah,diantaranya, berapa banyak perlakuan yang harus
diterapkan, bagaimana menerapkan perlakuan ke satuan percobaan dan mengamati
responnya. Maka untuk dapat memecahkan masalah tersebut.
Di sinilah rancangan percobaan digunakan sehingga dapat memainkan peranan penting
dalam proses pengembangan dan proses mencari serta memecahkan kesulitan guna
meningkatkan penelitian. Percobaan diartikan sebagai tes atau penyelidikan terencana untuk
mendapatkan fakta baru sebagai tes atau serangkaian tes dimana perubahan yang berarti
dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga kita dapat mengamati dan
mengidentifikasi alasan-alasan perubahan pada respon output.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rancangan percobaan ?
2. Apa saja prinsip dasar dari rancangan percobaan ?
3. Apa saja tujuan dari rancangan percobaan ?
4. Apa saja unsur rancangan percobaan ?
5. Apa saja jenis rancangan percobaan ?
6. Apa saja klasifikasi rancangan percobaan ?
7. Apa saja istilah-istilah dalam rancangan percobaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rancangan percobaan
2. Untuk mengetahui prinsip dasar dari rancangan percobaan
3. Untuk mengetahui tujuan dari rancangan percobaan
4. Untuk mengetahui unsur rancangan percobaan
5. Untuk mengetahui jenis rancangan percobaan
6. Untuk mengetahui klasifikasi rancangan percobaan
7. Untuk mengetahui istilah-istilah dalam rancangan percobaan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan (Design of Experiment) adalah kajian mengenai penentuan
kerangka dasar kegiatan pengumpulan informasi terhadap objek yang memiliki variasi
(stokastik), berdasarkan prinsip-prinsip statistika. Berikut pengertian lain dari rancangan
percobaan menurut beberapa ahli:
a. Bambang Ahmadi Harjosuwono
perancangan percobaan adalah suatu pola atau prosedur yang dipergunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam penelitian.
b. Dr.Ir Sabam Malau
Perancangan percobaan (experimental design) adalah serangkaian kegiatan yang
terencana, bertahap dan terdefenisikan dengan memberikan perlakuan pada satuan
percobaan untuk menjawab permasalahan yang diteliti melalui pengujian hipotesis
yang menggunakan analisis statistik.
c. Dr. Ir. Paiman, M.P
Perancangan percobaan adalah suatu proses merencanakan percobaan yang mencakup
langkah-langkah yang berurutan secara menyeluruh dan lengkap yang dibuat terlebih
dahulu, serta cara pelaksanaan percobaan agar data yang diperoleh dapat dianalisis
secara objektif dan dapat digunakan untuk mengadakan suatu inferensi (kesimpulan)
yang valid berkenaan dengan masalah yang sedang dihadapi.
d. Hanafiah
Rancangan percobaan (experimental design) adalah pola atau tata cara penerapan
tindakan-tindakan (perlakuan dan nonperlakuan) dalam suatu percobaan pada
kondisi/lingkungan tertentu yang kemudian menjadi dasar penataan dan metode
analisis statistik terhadap data hasilnya.
e. Sudjana
Perancangan percobaan merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperoleh sehingga akan
membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan
yang sedang dibahas.
f. Mattjik dan Sumertajaya
Rancangan percobaan adalah suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan
statitika deskriptif maupun inferensial, yang bertujuan untuk mengubah peubah input
menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut.
g. Drs. Raupong, M.Si dan Anisa, S.Si M.Si.
Rancangan Percobaan adalah prosedur untuk menempatkan perlakuan ke dalam
satuan-satuan percobaan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang memenuhi
persyaratan ilmiah.
h. Drs. Riyanto, Msc.
Perancangan percobaan adalah aturan yang digunakan untuk mendapatkan data di
dalam suatu percobaan.

2.2 Tujuan Rancangan Percobaan

menurut beberapa ahli:

1. Riyanto

mengukur pengaruh perlakuan, misal: pemberian pupuk dengan kadar berbeda2 terhadap
suatu jenis varietas tertentu dll. Bidang ini merupakan salah satu cabang penting dalam
statistika inferensial dan diajarkan di banyak cabang ilmu pengetahuan di perguruan tinggi
karena berkaitan erat dengan pelaksanaan percobaan (eksperimen).

Perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai "jembatan" bagi peneliti untuk bergerak
dari hipotesis menuju pada eksperimen agar memberikan hasil yang valid secara ilmiah.
Dengan demikian, perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai salah satu instrumen
dalam metode ilmiah.

2. M.P. Paiman

Tujuan percobaan dapat digolongkan menjadi tujuan yaitu: mayor dan minor,karena
rancangan percobaan tertentu akan memberikan ketepatan yag lebih tinggi terhadap

1
perbandingan-perbandingan terbalik dengan varians rata-rata contoh (σ 2X ). Jadi presisi = .
σ 2X
σ 2X
2
Oleh karenanya makin besar contohnya (n), makin tinggi presisinya . Rata-rata σ = X ,
n
berarti makin bisa diamati perbedaan yang lebih kecil antara dua rerata populasi.

Populasi dari subjek yang dipelajari perlu ditentukan secara tegas,kemudian diambil
contoh (sample) secara acak (random). Misalnya populasi dirancang untuk membandingkan
efektifitas beberapa fungisida untuk mmberantas pyricularia oryzae pada tanaman padi
disuatu daerah. Pada daerah tersebut petani pada umumnya menanam beberapa varietas.
Agar rekomendasi yang akan dicari ini mempunyai kegunaan yang tinggi,fungsida-fungsida
perlu dicobakan tidak hanya pada satu varietas saja, tetapi pada beberapa varietas sehingga
bisa diketahui ada tidaknya suatu fungsida yang dapat direkomendasikan bagi semua varietas
kecuali yang tidak terpengaruh oleh efek fungisida yang dicoba.

3. Bambang Admadi Harjosuwono

Tujuan pokok percobaan adalah memperoleh data atau informasi atau fakta yang terkait
dengan perlakuan yang dipelajari pengaruhnya. Perlakuan-perlakuan tersebut disusun atau
dibuat untuk menjawab obyektivitas sasaran penelitian. Oleh karena itu, kualitas data sangat
ditentukan oleh kesesuaian perlakuan dan cara memperoleh data tersebut.

4. Hanafiah

Tujuan rancangan percobaan dari hanafiah ini adalah mengamati kasustentang pengaruh
takaran pupuk p pada berbagai jarak tanaman terhadap reproduksi kedelai di tanah masam
PMK bekas alang alang. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui :

- Pengaruh utama dan takaran optimum pupu P yang dapat berlaku umum dalam
meningkatkan produksi kedelai di tanah PMK bekas alang-alang
- Pengaruh interaksai pupuk P dan jarak tanam,serta kombinasi takaran P dan jarak tanam
yang terbaik bagi peningkatan produksi kedelai tersebut.

2.3 Prinsip Rancangan Percobaan


Dalam rangka meningkatkan validitas, maka rancangan percobaan harus diarahkan
kepada peningkatan validitas external dan internal dari suatu percobaan. Untuk itu ada
tiga prinsip dasar yaitu: replikasi, randomisasi (berhubungan dengan validitas external)
dan kontrol internal (berhubungan dengan validitas internal).
a. Adanya Pengulangan (Replikasi)
Replikasi adalah pengulangan dari percobaan dasar, yang berguna untuk:
1. Memberikan suatu dugaan dari error percobaan atau error estimasi. Error ini
digunakan sebagai unit dasar untuk mengukur beda nyata atau tidak dan juga
untuk mengukur jarak interval kepercayaan (confidence interval).
2. Memberikan estimasi yang lebih tepat terhadap error percobaan. Dengan asumsi
tertentu, error percobaan dapat juga dicari tanpa ulangan, tetapi estimasi error
percobaan yang diperoleh dengancara ini kurang tepat.
3. Memperoleh estimasi yang lebih baik terhadap pengaruh mean (rerata) dari tiap
faktor.
4. Meningkatkan ketelitian suatu percobaan melalui pengurangan simpangan baku
dari rerata perlakuan.
5. Memperluas cakupan penarikan kesimpulan dari suatu percobaan.
6. Mengendalikan ragam galat percobaan (error variance of experiment). Jumlah
ulangan meningkat, maka dugaan rerata populasi melalui rerata perlakuan yang
diamati menjadi lebih teliti.
b. Randomisasi (Pengacakan)
Replikasi > Error percobaan > Uji beda nyata. Supaya uji beda nyata valid, maka
diperlukan randomisasi yaitu pengamatan didistribusikan secara bebas, maka
pengambilan sampel dilakukan secara random (bersifat objektif) atau perlakuan harus
diberikan secara random.
Kegunaan:
a. Membuat uji beda nyata menjadi valid atau sahih, karena error bersifat bebas
dapat dipenuhi
b. Mengurangi atau menghilangkan bias yang disebabkan oleh pilih kasih.
c. Kontrol Lingkungan (Pengendalian lokal)
Kontrol internal yaitu pertimbangan pengelompokkan dan blocking dari unit-unit
percobaan. Pengelompokan (grouping) adalah membagi unit-unit percobaan dalam
kelompok homogen. Tiap unit percobaan dalam suatu kelompok harus memperoleh
perlakuan yang sama.
Pengelompokan merupakan usaha untuk memperoleh lingkungan yang homogen.
Dengan pengelompokan sehingga akan diperoleh unit-unit percobaan dalam
kelompok. Pengelompokan dilakukan apabila lahan percobaan tidak homogen. Jadi
dengan pengelompokan dapat menekan atau mengendalikan factor lingkungan yang
akibatnya tiap unit percobaan dalam satu kelompok harus memperoleh pengaruh
lingkungan yang sama.
Blocking adalah membagi unit-unit percobaan dalam kelompok homogen, tetapi
tiap kelompok dibagi lagi dalam beberapa kelompok lain. Blocking tidak lain adalah
pengelompokan pertama dan diadakan jika unit-unit percobaan tidak homogen.
Kegunaan: untuk mengurangi pengaruh counfounded atau pengaruh campuran.
Contoh:
Pemupukan jenis A dan B pada tanaman jagung pada dua lokasi yang berbeda,
dan memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan
oleh: perbedaan pupuk atau kesuburan tanah.
Jadi perbedaan pemupukan adalah counfounded atau tercampur dengan perbedaan
lokasi, atau efek pupuk dan efek plat adalah counfounded.
Racangan percobaan mencakup dua komponen, yaitu:
- Rancangan lingkungan yaitu: CRD, RCBD, RBL, Lattice, dan lain-lain.
- Rancangan perlakuan yaitu: cross (faktorial) ada interaksi perlakuan, nested
(hirarchical) yaitu tidak ada interaksi antar perlakuan.
1. Completely randomized design (CRD) atau rancangan acak lengkap (RAL)

Penggunaan:

- Digunakan jika keadaan lingkungan dimana percobaan dilakukan atau media


percobaan bersifat serba sama atau homogen atau dapat dikontrol kecuali perlakuan,
juga cuaca dapat dikontrol. Jarang digunakan di lapangan, tetapi di laboratorium dan
rumah kaca.
- Randomisasi dilakukan dengan menempatkan perlakuan secara acak lengkap terhadap
unit percobaan artinya memperlakukan semua satuan percobaan sebagai satu kesatuan
dimana perlakuan-perlakuan (baik yang sama ataupun tidak) ditempatkan kedalamnya
secara acak.
- Juga digunakan jika jumlah perlakuan terbatas.

Keuntungan:

- Denah perancangan percobaan lebih mudah


- Analisis statistik sangat sederhana
- Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan.
- Kehilangan informasi relatif sedikit dalam hal data hilang dibandingkan yang lain.

Kerugian :

- Penggunaan rancangan ini agak terbatas, umumnya digunakan untuk percobaan-


percobaan laboratorium, rumah kaca atau percobaan terkendali lainnya.
- Pemakaian di lapangan agak terbatas, meskipun tidak menutup kemungkinan asal
homogenitas lahan percoban dapat dipenuhi.
2. Randomized competely block design (RCBD) atau rancangan acak lengkap kelompok
(RALK)
Penggunaan:
- Banyak digunakan dalam percobaan di lapangan.
- Arah kesuburan tanah hanya ke satu arah saja.
- Unit percobaan dibagi menjadi beberapa blok, jumlah blok sama dengan jumlah
ulangan. Tiap blok dibagi menjadi plot-plot, dan jumlah plot tiap blok sama dengan
jumlah perlakuan. Jadi tiap blok mengandung semua perlakuan yang diberikan.
- Adanya blocking maka akan terdapat “heterogenitas” antar blok, dan dalam satu blok
akan diperoleh “homogenitas” yang relatif tinggi.
- Randomisasi perlakuan dilakukan pada masing-masing blok secara terpisah, karena
tiap blok harus mengandung semua perlakuan serta kondisi dalam suatu blok harus
relatif homogen.
Keuntungan pengunaan RALK:
- Analisis statistik dari data yang diperoleh dengan RCBD masih bersifat sederhana.
- Apabila andaian gradien satu arah dipenuhi yang satu dengan yang lain, RALK
memberikan presisi dan efisiensi lebih tinggi disbanding RAL.
- Jika ada satu atau dua data yang hilang (secara statistik tidak memenuhi syarat)
analisis masih dapat dilanjutkan yaitu dengan teknik data yang hilang.
Kerugian penggunaan RALK:
- Apabila andaian gradien satu arah tidak dipenuhi, maka presisi dan efisiensi justru
lebih rendah dibandingkan dengan RAL, yang disebabkan karena berkurangnya
derajad bebas untuk error percobaan.
3. Latin square (LS) atau rancangan bujur sangkar latin (RBL)
Penggunaan:
- Blocking dilakukan dalam dua arah yaitu arah menurut baris dan arah menurut lajur.
- Perlakuan diatur sedemikian rupa sehingga tiap perlakuan hanya muncul sekali dalam
tiap kolom dan baris.
- Dapat diperoleh error kolom dan error baris.
- Jumlah perlakuan dan jumlah replikasi harus sama.
Keuntungan penggunaal RBL:
- Jika andaian heterogenitas ke dua arah terpenuhi, maka presisinya lebih tinggi
dibandingkan RAL dan RALK. Keragaman error percobaan dapat dikendalikan
dengan adanya pengelompokan ke arah tersebut sehingga peluang untuk dapat
melacak adanya perbedaan di antara perlakuan (jika memang ada) makin meningkat.
- Interpretasi hasil penelitian masih cukup mudah
- Jika ada data yang hilang masih dapat diperhitungkan.
Kelemahan penggunaan RBL:
- Karena jumlah perlakuan harus sama dengan jumlah ulangan, maka jumlah perlakuan
yang besar harus diulang sebanyak ulangan sehingga dianggap kurang praktis.
- Untuk jumlah perlakuan yang lebih kecil dari 4 perlakuan akan mengakibatkan jumlah
derajad bebas galat percobaan manjadi sangat kecil, akibatnya galat (error) percobaan
menjadi besar.
- Jika ternyata pengelompokan menurut baris dan lajur tidak efektif, maka presisinya
lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan RAL dan RALK. Keragaman yang
diserap oleh baris dan lajur kecil, derajat bebas error sisa juga kecil = (r-1)(r-2),
sehingga kuadrat tengah error akan relatif tinggi.
4. Graeco latin square (GLS) atau rancangan bujur sangkar graeko
Penggunaan:

- Merupakan sambungan dari dua rancangan bujur sangkar (latin square) yang saling
orthogonal, rancangan bujur sangkar yang satu terdiri dari huruf latin dan yang lain
dari huruf Yunani (Greek).
- Dapat digunakan untuk mengendalikan keragaman (pengelompokan) dalam tiga arah;
sedangkan bujur sangkar latin hanya dua arah saja.
- Huruf latin = A, B, C, ..., Z
- Huruf Yunani = α , β , … ω
5. Rancangan lattice (RL)
Rancangan block yang tidak lengkap Digunakan jika jumlah perlakuan terlalu besar
sehingga tidak efisien lagi bila digunakan latin square, RAL dan RALK.
Keuntungannya RL:
- Percobaan dengan perlakuan besar akan sukar mengontrol error yang terjadi, sehingga
perancangan ini dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Rancangan block yang tidak lengkap, yang sering dipakai :
a. Balanced Lattice
b. Partially Balanced Lattice
6. Split plot design atau rancangan petak terbagi (RPT)

Penggunaan:

- Untuk percobaan-percobaan yang berhadapan dengan masalah ukuran petak (plot)


yang lebih besar dalam faktor yang satu dibandingkan faktor yang lain.
- Untuk memperbesar ketelitian pada faktor tertentu dibandingkan faktor yang lain.
Faktor yang lebih penting ditempatkan pada subplot, sedangkan faktor yang kurang
penting ditempatkan pada mainplot.
7. Strip plot design atau rancangan blok terbagi (RBT)

Penggunaan:

- Untuk percobaan-percobaan, dimana kedua faktor membutuhkan petak-petak yang


relatif besar.
- Dikerjakan dengan jalan membagi kelompok-kelompok ke dalam bidang-bidang
horizontal untuk menempatkan secara acak factor pertama, kemudian membagi
kelompok-kelompok tersebut ke dalam bidang-bidang vertikal untuk menempatkan
faktor kedua secara acak.
- Lebih mementingkan studi interaksi antara dua faktor dibandingkan pengaruh masing-
masing faktor.

Perbedaan lay out antara split plot dan strip plot design adalah:

- Pada split plot: pengacakan pertama dilakukan pada mainplot, kemudian dilakukan
pengacakan sub plot pada masing-masing mainplot.
- Sedangkan pada strip plot: pengacakan pertama pada factor horizontal dan kedua pada
faktor lain ke arah vertikal.
8. Split-split plot design atau rancangan petak-petak terbagi (RPPT)

Merupakan perluasan dari split plot design, dimana pada split plot design hanya terdiri dari
dua faktor, sedangkan pada split-split plot design terdiri atas tiga faktor. Faktor pertama
sebagai main-plot (petak utama). Faktor kedua sebagai sub plot (anak petak). Ketiga sebagai
sub-sub plot (anak-anak petak) merupakan faktor yang terpenting.

2.4 Istilah-istilah dalam Rancangan Percobaan

Istilah Pengertian
Galat Percobaan keanekaragaman (variabilitas) yang disebabkan oleh
ketidakmampuan materi percobaan yang diperlakukan sama
untuk berperilaku sama.
Ulangan Suatu perlakuan terjadi lebih dari satu kali atau menempati
lebih dari satu unit percobaan
Pengacakan Pengacakan dalam rancangan percobaan diperlukan untuk
menghindarkan dari pengaruh subyektivitas, karena dalam
penelitian ilmiah diperlukan logika dan obyektivitas.
Rancangan Acak
Lengkap (RAL)
Koefisien keragaman koefisien yang menunjukkan derajat kejituan (accuracy atau
(KK) precision) serta keandalan kesimpulan suatu percobaan.
Sidik ragam
Rancangan Acak suatu rancangan yang melakukan pengelompokan unit - unit
Kelompok (RAK) percobaan ke dalam kelompokkelompok dan semua perlakuan
dicobakan pada setiap kelompok yang ada.
Rancangan Bujur suatu rancangan percobaan yang mampu mengendalikan
Sangkar Latin (RBSL) komponen keragaman unitunit percobaan lebih dari satu sisi
komponen keragaman.
Percobaan faktorial percobaan yang menggunakan lebih dari satu faktor dengan
perlakuan yang merupakan kombinasi dari level-level suatu
faktor dengan level-level faktor lainnya.
Perlakuan(treatment) semua tindakan coba-coba (trial and error) yang dilakukan
terhadap suatu obyek, yang pengaruhnya akan diselidiki untuk
menguji hipotesis
Lokal Kontrol upaya pengendalian kondisi lapangan yang heterogen menjadi
nisbi homogen, setidak-tidaknya pada lokal-lokal tertentu, yang
ditujukan untuk menekan galat ( experimental error ) menjadi
nisbi kecil, sehingga bisa menoniolkan satu atau beberapa
perlakuan yang logisnya memang lebih menonjol dari
perlakuan kontrol atau perlakuan-perlakuan lainnya.
Kesederhanaan Suatu percobaan yang baik dicirikan oleh perlakuan-perlakuan
(simplicity). dan metode percobaan yang sederhana dan semudah mungkin,
namun tetap mempertahankan obyektivitas suatu percobaan.

2.5 Klasifikasi Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan harus mempunyai ciri-ciri tertentu dan memberikan keterangan
yang cukup jelas untuk memecahkan masalah yang akan diteliti atau dicoba. Adapun
jenis-jenis rancangan percobaan yaitu:
a. Pra experimental design
Penelitian yang dirancang dengan hanya mempunyai sedikit ciri-ciri suatu rancangan
percobaan.
b. Design experimental semu
Rancangan percobaan, dimana sebagian besar dari ciri-ciri design percobaan terdapat di
dalamnya.
c. Design experimental sebenarnya
Rancangan percobaan yang memuat ciri-ciri lengkap yang diperlukan oleh sebuah
percobaan sehingga rancangan tersebut mempunyai validitas yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai