OLEH :
KELOMPOK 2
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang lah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guma memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Rancangan Percobaan, dengan judul:” Teknik Pengacakan Rak(Rancangan
Acak Kelompok)”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pola atau tata cara penerapan tindakan-tindakan (perlakuan
d a n nonperlakuan) dalam suatu percobaan pada kondisi/lingkungan tertentu
yangkemudian menjadi dasar penataan dan metode analisis statistik terhadap
datahasilnya disebut rancangan percobaan ( experimental design).
Perancanganpercobaan merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelumeksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperoleh sehingga
akanm e m b a w a k e p a d a a n a l i s i s o b y e k t i f d a n k e s i m p u l a n y a n g b e r l a k u
u n t u k persoalan yang sedang dibahas.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) disebut juga (Completely RandomizedDesign)
merupakan rancangan dasar. Semua rancangan random berpangkal pada RA L
dengan menempatkan pembatasan- pembatasan dalam alokasi perlakuan dalam
lapangan percobaan. Apabila unit percobaan terlalu heterogen, salah satu cara untuk
mengontrol variabilitasnya adalah dengan mengadakan stratifikasi kedalam
kelompok -kelompok yang lebih homogen (Ini cocoknya dengan RAK). RAL
dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan beberapa perlakuan yang disusun
secara random untuk seluruh unit percobaan.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada prinsipnya adalah
s u a t u rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan
kedalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok (blok) dan
kemudianmenentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing blok tersebut.
Jadireplikat atau ulangan disini disebut juga blok. Percobaan faktorial
merupakansuatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan
kombinasitaraf dari beberapa faktor.
B. RUMUSAN MASALAH
1. apa itu perancangan percobaan?
2. Apa tujuan dari rancangan percobaan?
3. Apa prinsip dasar dari rancangan percobaan?
C. TUJUAN
Untuk memberikan pemahaman bagi para pembaca tentang apa itu rancangan percobaan
BAB II
PEMBAHASAN
1. pengulangan (replication),
2. pengacakan (randomization),
3. pengendalian lokal (misal melalui pengelompokan satuan-satuan percobaan).
1. percobaan pendahuluan;
2. percobaan kritis;
3. percobaan demonstrasi.
Untuk memperoleh jawaban atas suatu persoalan atau masalah dengan teliti dan tepat,
dalam jangka waktu terbatas, dan dengan anggaran, bahan dan tempat yang terbatas.
1. Memilih peubah terkendali (X) yang paling berpengaruh terhadap respon (Y)
2. Memilih gugus peubah (X) yang paling mendekati nilai harapan (Y)
3. Memilih gugus peubah (X) yang menyebabkan keragaman respon paling kecil
4. Memilih gugus peubah (X) yang mengakibatkan pengaruh peubah tak terkendali
C. PRINSIP DASAR DARI RANCANGAN PERCOBAAN
Perancangan percobaan dilandasi atas sejumlah prinsip statistika mendasar agar analisis
yang diterapkan terhadap hasil pengamatan valid secara ilmiah. Ronald Fisher adalah orang
yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip ini pada awal abad ke-20. Tokoh-tokoh
perancangan percobaan setelah Fisher mengembangkan berbagai penerapan terhadap prinsip-
prinsip ini, seperti C. S. Peirce, Frank Yates, Gertrude M. Cox, Calyampudi R. Rao, R. C.
Bose, Oscar Kempthorne, William T. Federer, William G. Cochran, dan Genichi Taguchi.
Tiga prinsip utama dalam menyusun perancangan suatu percobaan yaitu :
Pengulangan
Pengacakan
Pengacakan adalah proses memasangkan masing masing level pada tiap faktor dengan
acak dalam sebuah percobaan. Pengacakan dilakukan sebagai jaminan akan peluang yang
sama bagi setiap satuan percobaan untuk mendapat suatu perlakuan. Lebih jauh lagi, tanpa
pengacakan hampir semua rumusan statistika yang diterapkan dalam analisis akan menjadi
tidak valid karena digunakannya asumsi independensi dalam setiap pengaruh galat yang
muncul. Tanpa pengacakan tidak ada jaminan bagi munculnya kovarians antargalat.
Pengacakan mengandung arti setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang
sama kepada masing-masing satuan percobaan untuk dikenakan perlakuan tertentu. Fungsi
dari pengacakan agar pengujian menjadi sah, supaya galat menjadi independent serta
percobaan yang dilakukan dapat terhindar dari bias yang disebabkan adanya perbedaan antara
satuan-sauan percobaan.
Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan
acak, undian angka, sistem lotere atau dengan computer. Selain itu yang lebih baik adalah
menggunakan daftar bilangan teracak atau bilangan perandoman.
Pengendalian
Contoh :
Jenis Perlakuan
Taraf atau tingkat atau level perlakuan adalah banyaknya tingkat faktor
perlakuan yang dicobakan / diberikan pada satu unit percobaan.
Contoh :
Taraf perlakuan yang dicobakan terdiri dari 50, 100, 150, dan 200 kg
urea/ha, maka perlakuan dosis pupuk urea terdiri dari 4 taraf/level/tingkat
perlakuan. Kondifikasi Perlakuan - Untuk mempermudah penulisan perlakuan
dan tingkat perlakuan maka biasanya dibuat kode (lambing) perlakuan. - Kode
yang baik adalah yang bersifat informative dan mudah diingat. - Kode
perlakuan sebaiknya digunakan huruf kapital dari awal kata yang paling
informative. Misalnya perlakuan dosis pupuk urea dapat diberi kode D atau U.
- Kode tingkat atau taraf perlakuan disesuaikan dengan sifat faktor
perlakuannya. - Bila perlakuan kuantitatif, maka kodenya berupa angka
berurutan sesuai taraf perlakuannya. Misalnya U50, U100,U150, U200. - Bila
perlakuan kualitatif, maka kode taraf perlakuan adalah huruf kecil dari awal
katanya yang paling informative. Misalnya perlakuan varietas kedelai terdiri
dari varietas Merbabu, Lokon, Dempo, Galunggung, maka kodenya adalah
Vm, Vl, Vd, dan Vg.
2. Unit Percobaan
Unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan. Unit
percobaan dapat berupa petak lahan, individu tanaman, polibag. Misalnya dalam
penelitian pengaruh perlakuan dosis pupuk N terhadap produksi tanaman kedelai,
maka unit percobaannya adalah satu petak lahan yang berukuran 3 x 4 m, yang terdiri
dari 15 tanaman. Dalam hal ini unit percobaannya adalah petak lahan tersebut.
3. Satuan Pengamatan
Satuan pengamatan adalah anak gugus dari unit percobaan tempat dimana
respon perlakuan diukur. Misalnya pada contoh di atas, dalam unit percobaan berupa
petak lahan 3x4 m terdapat 15 tanaman yang diberi perlakuan pupuk urea yang
berbeda, maka satuan pengamatan untuk peubah pengukuran tinggi tanaman adalah
setiap tanaman yang diukur tingginya (misalnya sebanyak 5 tanaman yang terpilih
secara acak). Untuk peubah produksi per petak, maka satuan pengamatannya adalah
unit percobaan itu sendiri (petak lahan).
D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Suatu Percobaan
Dalam suatu percobaan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
Dalam perancangan percobaan ketiga hal tersebut perlu diperhatikan. Rancangan mengenai
ketiga hal ini dalam suatu rancangan percobaan masing-masing disebut : rancangan
perlakuan, rancangan lingkungan dan rancangan respon.
1. Rancangan Perlakuan
Rancangan Perlakuan yaitu rancangan yang berkaitan dengan bagaimana
perlakuan-perlakuan dibentuk, macam perlakuan sangan ditentukan oleh tujuan
percobaan atau pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya melalui suatu
percobaan. Rancangan perlakuan terdiri atas: (1) fixed model, yaitu model
perlakuannya bukan merupakan contoh acak perlakuan, (2) random model, yaitu
model yang perlakuannya merupakan contoh acak dari populasi yang digunakan
dalam percobaan yang diambil secara acak.
Contoh :
1. Pengaruh beberapa dosis pemupukan Urea (Nitrogen) pada pertumbuhan padi
gogo. Pada contoh ini perlakuannya adalah Urea. Akan tetapi, yang lebih
penting dosisnya. Dosis yang merupakan pencacahan dari perlakuan yang
utama menjadi perlakuan yang lebih sederhana dan jelas seperti N0 = 0 kg
Urea/ha, N1 = 50 kg Urea/ha, N2 = 100 kg Urea/ha, N3 = 200 kg Urea/ha, dan
seterusnya.
2. Pengaruh beberapa jarak tanam A = 10 x 30 cm2, B = 20 x 30 cm2, C = 30 x
30 cm2, dan D = 40 x 30 cm2 terhadap produksi padi gogo. Yang dimaksud
dengan perlakuan pada percobaan ini adalah jarak tanam umpamanya dengan
kode J dengan ukurannya adalah A, B, C, D. Perhatikan A, B, C, D huruf
kapital atau dengan kode J1 = 10 x 30 cm2, J2 = 20 x 30 cm2, J3 = 30 x 30
cm2, dan J4 = 40 x 30 cm2.
Kedua perlakuan di atas pemupukan dengan urea dan jarak tanam disebut
perlakuan tunggal.