Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

RANCANGAN BLOK ACAK


DESAIN DAN ANALISIS EKSPERIMEN

DAFTAR ISI
hal.
Halaman Sampul...................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
BAB II RANCANGAN PERCOBAAN BLOK ACAK.......................................2
2.1. Rancangan Percobaan.....................................................................................2
2.1.1. Pengertian Rancangan Percobaan..........................................................2
2.1.2. Pentingnya Rancangan Percobaan..........................................................2
2 .1.3. Prinsip Dasar Rancangan Percobaan.....................................................2
2.1.4. Istilah-Istilah Penting Dalam Rancangan Percobaan.............................3
2.1.5. Klasifikasi Rancangan Percobaan...........................................................3
2.2. Rancangan Percobaan Blok Acak..................................................................4
2.2.1. Rancangan Percobaan Blok Acak Lengkap............................................4
2.2.1.1. Pengertian.....................................................................................4
2.2.1.2. Ciri Khas Rancangan Blok Acak Lengkap ..................................4
2.2.1.3. Kekurangan Dan Kelebihan Rancangan Blok Acak ....................5
2.2.1.4. Contoh Desain Blok Acak Lengkap ............................................5
2.2.2. Rancangan Percobaan Blok Acak Tidak Lengkap.................................6
2.2.2.1. Pengertian.....................................................................................6
2.2.2.2. Contoh Desain Blok Acak Tidak Lengkap...................................6
2.3. Formula dan Langkah Penggunaan Desain Blok Acak..................................6
2.4. Contoh Penggunaan Desain Penelitian Blok Acak Lengkap ........................11
2.4.1 Menggunakan Microsoft Excel................................................................11

i
2.4.2 Menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).........31
BAB III Penutup....................................................................................................45
Daftar Pustaka.......................................................................................................46

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Perancangan percobaan merupakan aturan yang digunakan untuk mendapatkan data di


dalam suatu percobaan. Metode ini merupakan salah satu cabang penting dalam statistika
inferensial dan diajarkan di banyak cabang ilmu pengetahuan di perguruan tinggi karena
berkaitan erat dengan pelaksanaan percobaan (eksperimen). Ia digunakan untuk
menempatkan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan. Tujuannya adalah untuk
mengukur pengaruh perlakuan. Di sini, perancangan percobaan dapat dikatakan sebagai
"jembatan" bagi peneliti untuk bergerak dari hipotesis menuju pada eksperimen agar
memberikan hasil yang valid secara ilmiah. Dengan demikian, perancangan percobaan dapat
dikatakan sebagai salah satu instrumen dalam metode ilmiah.
Salah satu aspek utama rancangan percobaan adalah mengenai efisiensi, yaitu
melakukan percobaan sehingga menghasilkan informasi yang maksimum dengan biaya
seminimum mungkin (diukur dengan jumlah pengamatan, waktu yang digunakan, serta bahan
yang digunakan). Dalam banyak hal, rancangan yang optimal sulit didapatkan atau tidak
unik, dan pemilihan rancangan percobaan tergantung pada pertimbangan peneliti. Sangatlah
beralasan bahwa peneliti harus memiliki latar belakang yang cukup dalam hal rancangan
percobaan sehingga pemilihan rancangan percobaan yang efisien dapat dilakukan secara
bijaksana.
Karena percobaan adalah unsur kunci dalam proses ilmiah, maka sangatlah penting
bagi para peneliti untuk memiliki pengetahuan umum tentang merancang, melakukan dan
menganalisis percobaan. Pengetahuan ini terkait erat dengan ketepatan hasil akhir. Sebab
percobaan yang dirancang kurang sempurna atau dilakukan dengan asal-asalan biasanya
menghasilkan informasi yang tidak relevan atau tidak diinginkan. Untuk pencapaian
informasi yang relevan dan teliti, suatu percobaan ilmiah sangat diperlukan. Percobaan
semacam ini dapat membantu lebih dini peneliti kepada suatu pengertian yang lebih dalam
dari fenomena yang diteliti. Ada banyak cara yang bisa dipakai peneliti dalam perancangan
percobaan. Salah satunya adalah rancangan percobaan blok acak. Rancangan percobaan ini
terdiri dari dua macam, yakni rancangan percobaan blok acak lengkap dan rancangan
percobaan blok acak tidak lengkap.
Terkait hal di atas, makalah ini coba mendesain secara singkat satu contoh penelitian
dengan menggunakan blok acak lengkap.

Rancangan Blok Acak | 1


BAB II

RANCANGAN PERCOBAAN BLOK ACAK

Sebelum mengurai rancangan percobaan blok acak, ada beberapa pokok pikiran
penting yang harus dipahami terlebih dahulu terkait rancangan percobaan itu sendiri yang
mencakup pengertian, tujuan, fungsi dan prinsip umum rancangan percobaan.

2.1. Rancangan Percobaan


2.1.1. Pengertian Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan adalah tata cara penerapan tindakan‐tindakan dalam suatu
percobaan pada kondisi atau lingkungan tertentu yang kemudian menjadi dasar
penataan dan metode analisis statistik terhadap data hasilnya (Mattjik : 2006).

2.1.2. Pentingnya Rancangan Percobaan


Ada empat alasan penting mengapa rancangan percobaan dibutuhkan dalam
desain penelitian. Pertama, rancangan percobaan dibutuhkan untuk memperbaiki
proses hasil. Kedua, rancangan percobaan dibutuhkan untuk mengurangi keragaman.
Ketiga, rancangan percobaan dibutuhkan untuk mengurangi waktu penelitian.
Keempat, rancangan percobaan dibutuhkan untuk mengurangi biaya penelitian
(Mattjik : 2006).

2 .1.3. Prinsip Dasar Rancangan Percobaan


Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam rancangan percobaan.
Pertama, replikasi (pengulangan). Artinya, pengulangan eksperimen dasar terhadap
beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. Pengulangan ini dilakukan untuk
menduga ragam galat, memperkecil galat dan meningkatkan ketelitian. Kedua,
pengacakan (randomisasi). Pengacakan dimaksudkan agar setiap unit percobaan
memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan. Secara statistik,
pengacakan ini dimaksudkan untuk validitas/keabsahan dalam menarik kesimpulan
agar kesimpulan yang diambil obyektif. Ketiga, pengendalian lingkungan (kontrol
lokal dengan bloking). Pengendalian lingkungan adalah satu usaha untuk
mengendalikan keragaman yang muncul akibat heterogenitas kondisi lingkungan

Rancangan Blok Acak | 2


(Sudjana, 1994 : 4 – 6). Dengan demikian, hanya perlakuan dalam perancangan
percobaan yang berpengaruh, bukan faktor lain di luar itu (Riyanto, 2016 : 3).

2.1.4. Istilah-Istilah Penting Dalam Rancangan Percobaan (Retnawati, 2018 : 1)


Ada beberapa istilah penting yang perlu diperhatikan dalam rancangan percobaan.
Pertama, respons. Respons adalah variabel yang diamati, yang menjadi perhatian dalam
penelitian (disebut juga dengan variabel bergantung – dependent variable). Kedua,
perlakuan. Perlakuan adalah suatu prosedur  atau metode yang diterapkan pada unit
percobaan atau kombinasi dari faktor yang digunakan dalam penelitian. Ketiga, satuan
Percobaan. Satuan percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi
suatu perlakuan. Di sini, unit perlakuan diberikan secara acak. Keempat, satuan
pengamatan. Satuan pengamatan berarti anak gugus dari unit percobaan, tempat
dimana respon perlakuan diukur. Kelima, faktor. Faktor adalah peubah bebas yang
dicobakan dalam percobaan sebagai penyusun struktur perlakuan atau variabel yang
mempengaruhi respons dalam penelitian (disebut juga sebagai variabel bebas –
independent variable).

2.1.5. Klasifikasi Rancangan Percobaan (Sudjana, 3-4)


Ada beberapa klasifikasi dalam suatu rancangan percobaan. Pertama, rancangan
Perlakuan. Rancangan ini berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut
dibentuk. Kedua, rancangan Lingkungan. Rancangan ini berkaitan dengan bagaimana
perlakuan‐perlakuan ditempatkan pada unit‐unit percobaan. Ketiga, rancangan
pengukuran. Rancangan ini berkaitan dengan bagaimana respons percobaan diambil
dari unit‐unit percobaan yang diteliti. Keempat, kekeliruan eksperimen. Artinya,
kegagalan dari dua unit eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan
hasil yang sama. Hal ini bisa terjadi karena, misalnya kekeliruan waktu menjalankan
eksperimen, kekeliruan pengamatan, variasi bahan eksperimen, variasi antara unit
eksperimen. Cara yang yang biasa ditempuh untuk mengurangi kekeliruan degan jalan
menggunakan bahan eksperimen yang homogen, menggunakan informasi yang sebaik-
baiknya tentang variabel yang telah ditentukan dengan tepat, melakukan eksperimen
seteliti-telitinya dan menggunakan desain eksperimen yang relatif efisien.
Terkait dengan hal di atas, rancanan percobaan blok acak merupakan bagian dari
rancangan lingkungan, selain Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL) dan Rancangan Lattice. Makalah ini hanya mengkaji salah satu

Rancangan Blok Acak | 3


dari empat bagian rancangan percobaan lingkungan, yakni rancangan percobaan blok
acak.

2.2. Rancangan Percobaan Blok Acak


Rancangan percobaan blok acak mencakup dua rancangan percobaan, yakni
rancangan percobaan blok acak lengkap dan rancangan percobaan blok acak tidak
lengkap. Dua hal ini akan dijelaskan secara singkat. Tetapi untuk contoh desain
penelitian, kelompok hanya mendesain satu contoh penelitian untuk kasus rancangan
percobaan blok acak lengkap.

2.2.1. Rancangan Percobaan Blok Acak Lengkap


2.2.1.1. Pengertian
Rancangan percobaan blok acak lengkap adalah satu rancangan yang
dimaksudkan untuk mengontrol variabilitas yang timbul akibat unit percobaan yang
tidak seragam (homogen), sehingga perlu dilakukan blok. Di sini, unit-unit
eksperimen dikelompokkan ke dalam blok sedemikian sehingga unit-unit
eksperimen dalam blok relatif bersifat homogen dan banyaknya unit eksperimen di
dalam sebuah blok sama dengan banyaknya perlakuan yang sedang diteliti. Pada
rancangan ini semua blok mengandung semua treatment, sehingga disebut rancangan
blok lengkap, dan perlakuan dikenakan secara acak kepada unit-unit eksperimen di
dalam setiap blok (Sudjana, 1994 ; 62). Tujuan blok adalah untuk mengurangi
ketimpangan kesalahan dan mendapatkan perkiraan efek percobaan yang lebih tepat,
dengan demikian mendapatkan uji yang lebih kuat dari hipotesis nol. Jika variasi di
antara unit-unit eksperimental dalam blok jauh lebih kecil daripada variasi di antara
blok, desain blok acak lebih kuat (Kirk, 1995; 256).

2.2.1.2. Ciri Khas Rancangan Blok Acak Lengkap


Menurut Retnawati (Retnawati ; 5), ada dua ciri khas rancangan blok acak
lengkap. Pertama, himpunan berpasangan dari tiap-tiap unit eksperimental (disebut
dengan blok/kelompok) dibentuk. Setiap blok tersusun atas p perlakuan. Kedua, satu
unit eksperimen dari setiap blok diberikan perlakuan, sehingga banyaknya blok
dikalikan banyaknya perlakuan sama dengan n.
Sementara itu, menurut Harlyan (2012), ciri- ciri rancangan blok acak
mencakup : 1) rancangan blok acak digunakan untuk lingkungan heterogen atau

Rancangan Blok Acak | 4


tidak homogen. 2) Perlakuan rancangan blok acak diatur dalam masing-masing
kelompok (blok) dan kondisi dalam setiap kelompok harus homogen. 3) Pengacakan
dilakukan dalam masing-masing kelompok. 4) rancangan blok acak banyak
digunakan pada penelitian di lapangan.

2.2.1.3. Kekurangan Dan Kelebihan Rancangan Blok Acak


Pertama, kelebihan. 1) Analisis statistic dari data yang diperoleh dengan
Rancangan Blok Acak masih bersifat sederhana. 2) Jika ada satu atau dua data yang
hilang (atau secara statistic tidak memenuhi syarat) analisis masih dapat dilanjutkan,
yaitu dengan teknik data hilang (missing technique). (Yitno sumarto, 1991).
Kedua, kekurangan. 1) Rancangan menjadi efisien dibanding yang lain jika
terdapat lebih dari satu sumber keragaman yang tidak diinginkan. 2) Peningkatan
ketepatan pengelompokanakan menurun dengan semakin meningkatnya jumlah
satuan percobaan dalam kelompok. 3) Jika ada data yang hilang memerlukan
perhitungan yang lebih rumit (Harlyan, 2012).

2.2.1.4. Contoh Desain Blok Acak

Tabel 1. Contoh Desain Blok Acak Lengkap Untuk Percobaan 4 Merk Mesin

HARI (BLOK) Jumlah

1 2 3 4

A (260) D (345) B (353) C (365) 1323


Mesin yang
digunakan B (308) C (343) C (350) D (363) 1364
dan hasilnya
D (330) B (358) A (298) B (323) 1309

C (323) A (280) D (333) A (288) 1224

Jumlah 1221 1326 1334 1339

Rancangan Blok Acak | 5


2.2.2. Rancangan Percobaan Blok Acak Tidak Lengkap
2.2.2.1. Pengertian
Rancangan percobaan blok acak tidak lengkap adalah satu model rancangan
percobaan yang terjadi apabila tidak semua perlakuan terdapat di dalam setiap blok. Hal ini
menyebabkan blok menjadi tidak lengkap dari jumlah perlakuan seharusnya. Di sini,
pengacakan terhadap perlakuan tetap dilakukan di dalam setiap blok (Sudjana, 1994 : 80).

2.2.2.2. Contoh Desain Blok Acak Tidak Lengkap

Tabel 2. Contoh Desain Blok Acak Tidak Lengkap Untuk 4 Perlakuan

PERLAKUAN
Blok (Hari) Jumlah
A B C D

1 8 21 - 3 32

2 6 15 36 - 57

3 - 36 23 6 65

4 13 - 18 2 33

Jumlah 27 72 77 11

2.3. Formula dan Langkah Desain Blok Acak Lengkap


Dengan adanya formula, perlulah kita mengerti langkah penggunaan formula pada
blok acak lengkap ini, berikut langkah dan formula yang akan digunakan dalam
penggunaan rancangan blok acak lengkap :

a) Langkah 1.
Penentuan Hipotesis
H 0 :μ A=μ B=…=μi
H 1 : μ A ≠ μ B atau paling sedikit dua diantara mean ()
tersebut tidak sama

Rancangan Blok Acak | 6


b) Langkah 2.
Taraf Signifikansi
α =…

c) Langkah 3.
Penentuan Kriteria Daerah Penolakan
H 0 ditolak jika F hitung > F α ;dk P ;dk E

d) Langkah 4.
Penentuan Jumlah Kuadrat (JK)
2
n
2 ( ∑ x n)
JKT =∑ x − n
i=1 ∑n
2
2 2 2 2 ( ∑ xn )
JKT=( x A + x A + x A + …+ x A )−
1 2 3 n
∑n
p
JKP=∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

2 2 2 2
( ∑ x P ) (∑ x P ) ( ∑ xP )
JKT= ( +
∑ n1 ∑ n 2
1 2
+ …+
∑ ni
i

) −
( ∑ xn)
∑n
m
JKB=∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

2 2 2 2
( ∑ x A ) (∑ x B ) ( ∑ xC )
JKT= ( +
∑ n A ∑ nB
b
+ …+
∑ nj
b i

) −
(∑ x n )
∑n
JKE=JKT−JKP−JKB

Derajat kebebasan (dk) untuk jumlah kuadratnya adalah :


dk ( P )=banyak perlakuan−1
dk ( P )= p−1
dk ( B )=banyak blok−1
dk ( P )=b−1
dk ( E ) =dk ( P ) × dk ( B )

Rancangan Blok Acak | 7


Catatan :
p = banyak perlakuan = Tim A, Tim B, Tim C, …, dst.
maka ada sebanyak p perlakuan
n = banyak sampel = a, b, c, …, i,
maka ada n sampel (kolom x baris)
b = banyak blok = A, B, C, …, b, dst.
maka ada sebanyak b blok.

e) Langkah 5.

Perhitungan Anava

Sumber
dk MS F hitung
Variansi
2
JK (P) sP
Perlakuan JK (P) dk (P) s2P= F= 2 Tabel F
dk ( P) sE
JK ( B)
Blok JK (B) dk (B) s2B=
dk (B)
JK (E)
Error JK (E) dk ( E) s2E=
dk (E)
Total JK(T) ( b × p )−1 -

f) Langkah 6.
Kesimpulan

g) Langkah 7.
Interpretasi

Dalam formula desain blok acak lengkap dan tidak lengkap, hanya dibedakan
pada pembagi dalam setiap rumusan Jumlah Kuadrat (JK) untuk yang Blok (JKB)
maupun Perlakuan (JKP). Jumlah pembagi atau n pada setiap rumusan tersebut,
disesuaikan dengan desain masing masing yang ada. Contohnya sebagai berikut :

Rancangan Blok Acak | 8


1) Desain Blok Acak Lengkap
Tabel 3. Contoh Desain Blok Acak Tidak Lengkap

HARI (BLOK) Jumlah

1 2 3 4

A (260) D (345) B (353) C (365) 1323


Mesin yang
digunakan B (308) C (343) C (350) D (363) 1364
dan hasilnya
D (330) B (358) A (298) B (323) 1309

C (323) A (280) D (333) A (288) 1224

Jumlah 1221 1326 1334 1339

Pada rumusan Jumlah Kuadrat akan menjadi :


Dilihat dari kolom Perlakuan maka :
untuk n1 =n2=¿ n3 =¿ n 4=¿ 4 dengan totalan n=16
p
JKP=∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

2 2 2 2 2
( ∑ x P ) (∑ x P ) (∑ x P ) (∑ x P )
JKT = ( 4
1
+
4
2
+
4
3
+
4
3

)

(∑ x n )
16

Dilihat dari baris Blok maka :


untuk n1 =n2=n3=n 4=4dengan totalan n=16
m
JKB=∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

2 2 2 2 2
( ∑ x A ) (∑ x B ) (∑ xC ) (∑ x D )
JKT = ( 4
b
+
4
b
+
4
b
+
4
b

) −
( ∑ xn )
16

Sumber : Suparman (2015 : 22)

Rancangan Blok Acak | 9


2) Desain Blok Acak Tidak Lengkap
Tabel 4. Contoh Desain Blok Acak Tidak Lengkap

PERLAKUAN
Blok (Hari) Jumlah
A B C D

1 8 21 - 3 32

2 6 15 36 - 57

3 - 36 23 6 65

4 13 - - 2 15

Jumlah 27 72 59 11

Pada rumusan Jumlah Kuadrat akan menjadi :


Dilihat dari kolom Perlakuan maka :
untuk n1 =3 , n2 =3 , n3 =2 dan n4=3 dengan totalan n=11
p
JKP=∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

2 2 2 2 2
( ∑ x P ) (∑ x P ) (∑ x P ) (∑ x P )
JKT= ( 3
1
+
3
2
+
2
3
+
3
3

)

(∑ x n )
∑n
Dilihat dari baris Blok maka :
m
untuk n1 =3 , n2 =3 , n3 =3 dan n4 =2 dengan totalan n=11 JKB=∑ ¿ ¿ ¿ ¿
i=1

2 2 2 2 2
( ∑ x A ) (∑ x B ) (∑ xC ) (∑ x D )
JKT= ( 3
b
+
3
b
+
3
b
+
2
b

) −
( ∑ xn )
∑n
Sumber : Suparman (2015 : 22)

Rancangan Blok Acak | 10


2.4. Contoh Penggunaan Desain Penelitian Blok Acak Lengkap
2.4.1 Menggunakan Microsoft Excel
Diberikan permasalahan seperti berikut ini :

Seorang guru olahraga ingin menguji perbedaan jumlah putaran yang


diperoleh 8 orang siswa untuk berlari mengelilingi lapangan sepak bola
berdasarkan jenis suplemen yang diberikan. Dalam pengujiannya, guru
tersebut menggunakan 4 jenis suplemen, yakni suplemen A, suplemen B,
suplemen C dan suplemen D. Sehingga diperoleh data jumlah putaran siswa
mengelilingi lapangan sepak bola sebagai berikut :

PERLAKUAN
A B C D
S1 3 4 4 3
S2 2 4 4 5
S3 2 3 3 6
S4 3 3 3 5
BLOK
S5 1 2 4 7
S6 3 3 6 6
S7 4 4 5 10
S8 6 5 5 8

Pada taraf signifikansi 0.05, maka ujilah ada tidaknya pengaruh


pemberian suplemen terhadap jumlah putaran berlari siswa yang
mengelilingi lapangan sepak bola.
.

Rancangan Blok Acak | 11


Berikut ini langkah menggunakan Ms. Excel atau dengan kata lain
dengan cara manual.

1. Siapkan data yang akan diolah dalam Ms. Excel

2. Lihat formula yang dibutuhkan.


n

∑ x 2n= …
i=1

∑ n=… ( jumlah sampel)∑ x n=… .


∑ n p=… ( jumlah perlakuan) ∑ x p =…
∑ nb=… ( jumlah blok ) ∑ x b=…
( ∑ x n ¿ ¿ 2)=… ¿

∑ (x ¿ ¿ n ¿ ¿2 )=… ¿ ¿ ¿
2
( ∑ x p ) =… ∑ ( x ¿ ¿ p ¿ ¿2 )=… ¿ ¿ ¿
2
( ∑ x b ) =… ∑ (x ¿ ¿ b ¿ ¿2)=… ¿ ¿ ¿

Rancangan Blok Acak | 12



3. Kuadratkan nilai x n

Dan hasilnya sebagai berikut :

Rancangan Blok Acak | 13


4. Cari Jumlah dari setiap nilai :
∑ x b =…
Dapat menggunakan formula = sum (kolom mendatar),

Kemudian di drag kebawah sampai b = 8,


sehingga hasilnya sebagai berikut :

Rancangan Blok Acak | 14


5. Cari jumlah setiap kuadrat nilai :
2
( ∑ x b ) =…
a) Dapat menggunakan hasil yang sebelumnya ∑ x bkemudian di
pangkatkan 2 (^2) pada Ms.Excel

Kemudian di drag kebawah sampai b = 8, sehingga hasilnya sebagai


berikut :

Rancangan Blok Acak | 15


Karena n setiap blok adalah 4, maka dapat dituliskan n j=4

Selanjutnya, mencari nilai dari perlakuan setiap blok, sebagai berikut :

Kemudian di drag kebawah sampai b = 8, sehingga hasilnya sebagai


berikut :

Rancangan Blok Acak | 16


6. Cari Jumlah dari setiap nilai :
∑ x p =…
Dapat menggunakan formula = sum (kolom menurun),

Kemudian di drag kebawah sampai p = 4,


sehingga hasilnya sebagai berikut :

Rancangan Blok Acak | 17


7. Cari jumlah setiap kuadrat nilai :
2
( ∑ x p ) =…
Dapat menggunakan hasil yang sebelumnya ∑ x pkemudian di pangkatkan 2 (^2)
pada Ms.Excel

Kemudian di drag kebawah sampai p = 4, sehingga hasilnya sebagai berikut :

Rancangan Blok Acak | 18


Karena n setiap blok adalah 4, maka dapat dituliskan ni =8

Selanjutnya, mencari nilai dari perlakuan setiap blok, sebagai berikut :

Kemudian di drag ke samping sampai p = 4, sehingga hasilnya sebagai berikut :

Rancangan Blok Acak | 19


8. Mencani jumlah keseluruhan dari data dan hasil kuadratnya,
seperti sebagai berikut :

Sehingga diperoleh :

Menghasilkan nilai sebagai berikut :


∑ x n=136
2
( ∑ x n ) =18496

Rancangan Blok Acak | 20


9. Menyiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan

Np=… dP = … FP=…
Nb=… dB = … FB=…
N total = … dE = … F tabel = …
JKT = … d total = …
JKP = … MSP = …
JKB = … MSB = …
JKE = … MSE = …

Dengan demikian, kita mampu mengerjakan langkah selanjutnya dengan


mamasukkan angka-angka perhitungan dalam Ms.excel pada Jumah Kuadrat (JK)
masing masing, dan juga memasukkan hasil Jumlah Kuadrat (JK) pada tabel Anava.
Sesuai dengan formula pada awal materi, kita peroleh :
dk ( P )=banyak perlakuan−1
¿ p−1=4−1 = 3
dk ( B )=banyak blok−1
¿ b−1=8−1 = 7
dk ( E ) =dk ( P ) × dk ( B )
¿ 3 ×7=21

Rancangan Blok Acak | 21


Dipaparkan sebagai berikut ini :
1) Menghitung JK (T)
2
n
2 ( ∑ x n)
JKT=∑ x − n
i=1 ∑n
2
2 2 2 2 (∑ x n )
¿ ( x A + x A + x A +…+ x A )−
1 1 1 n
∑n
Melihat pada jumlahan yang di blok pada Ms. Excel berikut :

Selanjutnya, memperoleh hasil :


2
2 2 2 2 (∑ xn )
JKT=( x A + x A + x A +…+ x A )−
1 1 1 n
∑n
2 2 2 ( 136 )2 2
¿ ( 3 + 4 +4 +…+8 )−
32
18496
¿ ( 9+16+ 16+…+25 )−
32
¿ 652−578
¿ 74

Rancangan Blok Acak | 22


2) Menghitung JK (P)
JKP=¿ ¿ ¿
2 2 2 2
( ∑ x P ) + ( ∑ x P ) + …+ (∑ x P )
JKT= ( 1

np
2 i

)

( ∑ xn )
∑n
Melihat pada jumlahan yang di blok pada Ms. Excel berikut :

Selanjutnya, memperoleh hasil :

JKP=¿ ¿ ¿
2 2 2 2
( ∑ x P ) + ( ∑ x P ) + …+ (∑ x P )
JKT= ( 1

np
2

2
i

)

( ∑ xn )
∑n
(729+ 784+1156 +2209 ) ( 136 )
¿ −
8 32
18496
¿ ( 609,75 )−
32
¿ 609,75−578
¿ 31,75

Rancangan Blok Acak | 23


3) Menghitung JK (B)
JKB=¿ ¿ ¿
2 2 2 2
( ∑ x b ) + (∑ x b ) +…+ (∑ x b )
JKT= ( 1

nb
2 i

)

(∑ x n )
∑n
Melihat pada jumlahan yang di blok pada Ms. Excel berikut :

Selanjutnya, memperoleh hasil :


JKB=¿ ¿ ¿
2 2 2 2
( ∑ x b ) + (∑ x b ) +…+ (∑ x b )
JKT= ( 1 2

nb
i

)

(∑ x n )
∑n
2
49+56,25+49+ …+144 (136 )
¿( 4 )−
32
49+56,25+49+ …+144 18496
¿( )− 32
4
¿ 600,5−578
¿ 22,5

Rancangan Blok Acak | 24


4) Menghitung JK (E)

JKE=JKT−JKP−JKB
¿ 74−31,75−22,5
¿ 19,75

Selanjutnya mencari Mean of Square atau MS, caranya sebagai berikut :


a) MS(P)

Dengan cara :
JKP
MS ( P )=
dP
31,75
MS ( P )=
3
MS ( P )=10,583

Rancangan Blok Acak | 25


b) MS(B)

Dengan cara :
JKB
MS ( B ) =
dB
22,5
MS ( B ) =
7
MS ( P )=3,214

c) MS(E)

Dengan cara :
JKE
MS ( E )=
dE
19,75
MS ( E )=
21
MS ( P )=0,940

Rancangan Blok Acak | 26


d) Mencari Nilai F

Dengan cara :
MS (P)
F P=
MS (E)
10,583
F P=
0,940
f =11, 253

Dengan cara :
MS (B)
F B=
MS (E)
3,214
F B=
0,940
f =3,417
Sedangkan, diperoleh,
F tabel = F α ; dk P ;dk E =¿ F0,05 ;3 ;21=3,072

Rancangan Blok Acak | 27


Dengan demikian, apabila dirincikan dalam formula dan langkah yang
terstruktur akan tersusun menjadi seperti berikut ini :
Penyelesaian :
a) Langkah 1.
Penentuan Hipotesis
H 0 :μ A=μ B=…=μi
H 1 : μ A ≠ μ B atau paling sedikit dua diantara mean ()
tersebut tidak sama

b) Langkah 2.
Taraf Signifikansi
α =0,05

c) Langkah 3.
Penentuan Kriteria Daerah Penolakan
H 0 ditolak jika F hitung > F α ;dk P ;dk E

d) Langkah 4.
Penentuan Jumlah Kuadrat (JK)
2
2 2 2 2 (∑ xn )
JKT =( x A + x A + x A +…+ x A )−
1 1 1 n
∑n
2 2 2 ( 136 )2 2
¿ ( 3 + 4 +4 +…+8 )−
32
18496
¿ ( 9+16+ 16+…+25 )−
32
¿ 652−578
¿ 74

JKP=¿ ¿ ¿
2 2 2 2
( ∑ x P ) + ( ∑ x P ) + …+ (∑ x P )
JKT= ( 1

np
2 i

)

( ∑ xn )
∑n
(729+ 784+1156 +2209 ) ( 136 )2
¿ −
8 32
18496
¿ ( 609,75 )−
32
¿ 609,75−578
¿ 31,75

Rancangan Blok Acak | 28


JKB=¿ ¿ ¿
2 2 2 2
( ∑ x b ) + (∑ x b ) +…+ (∑ x b )
JKT= ( 1

nb
2 i

)

(∑ x n )
∑n
2
49+56,25+49+ …+144 (136 )
¿( 4
−) 32
49+56,25+49+ …+144 18496
¿( )− 32
4
¿ 600,5−578
¿ 22,5

JKE=JKT−JKP−JKB
¿ 74−31,75−22,5
¿ 19,75

Derajat kebebasan (dk) untuk jumlah kuadratnya adalah :


dk ( P )=banyak perlakuan−1
dk ( P )= p−1 = 4 – 1 = 3
dk ( T )=banyak ukuran sampel−1
dk =n−1 = 32 – 1 = 31
dk ( B )=banyak blok−1
dk ( P )=b−1 = 8 – 1 = 7
dk ( E ) =dk ( T ) −dk ( P )−dk ( B )
¿32 – 3 – 7
¿ 21

Rancangan Blok Acak | 29


e) Langkah 5.
Perhitungan Anava

Sumber
JK dk MS F hitung F
Variansi
Perlakua
31,75 3 10,583 11,253 3,072
n
Blok 22,5 7 3,214 3,418 -

Error 19,75 21 0,940 - -

Total 74 32 - - -

Dengan F α ; dk P ;dk E =F0,05 ;3 ;21


¿ 3,072

f) Langkah 6.
Kesimpulan
Karena 11,253> 3,072atau F hitung > F α ;dk P ;dk E maka H 0 ditolak

g) Langkah 7.
Interpretasi
Apabila H 0 ditolak maka ada pengaruh pemberian suplemen terhadap
jumlah putaran berlari siswa yang mengelilingi lapangan sepak bola.
.

Rancangan Blok Acak | 30


2.4.2. Menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)

1. Siapkan data yang akan diolah menggunakan SPSS

2. Klik Variabel View pada pojok kiri bawah layar. Untuk menuliskan title judul
kolom Jumlah lari, Suplemen, dan Orang (Atlet) dilakukan pada variabel view
seperti gambar dibawah ini

Rancangan Blok Acak | 31


3. Pada
kolom Value definisikanlah masing-masing kode berikut:

Untuk baris Suplemen

a) Ketik 1 pada kolom Value, ketik “Suplemen A” pada kolom Label, kemudian klik
Add

b) Ketik 2 pada kolom Value, ketik “Suplemen B” pada kolom Value Label,
kemudian klik Add.

Rancangan Blok Acak | 32


c) Ketik 3 pada kolom Value, ketik “Suplemen C” pada kolom Value Label,
kemudian klik Add.

Rancangan Blok Acak | 33


d) Ketik 4 pada kolom Value, ketik “Suplemen D” pada kolom Value Label,
kemudian klik Add.

Setelah langkah-langkah di atas selesai semua klik OK untuk keluar dari kotak dialog
Value Labels.

4. Klik Analyze  General Linier Model  Univariate seperti tampilan dibawah


ini

Rancangan Blok Acak | 34


5. Setalah langkah tersebut akan muncul tampilan seperti gambar berikut

6. Selanjutnya klik Jumlah_Lari masukkan ke dalam kotak dialog Dependent


Variable, selanjutnya klik Suplemen dan Waktu masukkan ke dalam kotak dialog
Fixed Factors.

Rancangan Blok Acak | 35


7. Klik Model

8. Pada kotak dialog Univariate Model klik Custom kemudian klik Suplemen dan
Waktu klik panah ke kanan dan klik Continue.

Rancangan Blok Acak | 36


9. Klik Post Hoc untuk uji lanjut. Sorot variabel Suplemen, kemudian pindahkan ke
kolom Post Hoc Test for. Pada kolom Equal Variances Assumed pilih Tukey dan
Duncan klik Continue.

10. Pilih Options pada kotak Factor(s) and Factor Interaction sorot Overall
pindahkan ke kolom Display Means for, selanjutnya pada Display pilih
descriptive statistic, Estimate of effect size, Parameter estimates, dan
Homogenity tests kemudian klik Continue.

Rancangan Blok Acak | 37


11. Pada window terakhir, Klik OK.
Selanjutnya muncul output hasil Univariate Analysis of Variance.

Setelah diperoleh hasil analisis yang telah dilakukan pada Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS), diperoleh data yang dapat diintrepretasikan, sebagai
berikut :

Interpretasi : Pada setiap masing masing perlakuan atau penggunaan suplemen


menggunakan 8 sampel atau 8 orang atlet dalam percobaan ini.
Sedangkan pada masing masing blok atau atlet menggunakan 4
sampel atau 8 orang dalam percobaan ini. Namun, apabila
dijumlahkan dari setiap blok dan perlakuan menghasilkan 32 sampel
atau 32 atlet dalam percobaan ini.

Interpretasi : Dalam tabel analisis variansi pada umumnya apabila di SPSS


ditemukan beberapa komponen perhitungan dimana :

Rancangan Blok Acak | 38


2

Intercept =
(∑ x n ) = 54,25
∑n
Suplemen (Perlakuan) = JK(P) = 31,75

Waktu (Blok) = JK(B) = 22,5

Error (Galat) = JK(E) = 19,75

Total = JK(T) = 74

Kemudian, masih diperoleh derajat of freedom atau df nya yang


nantinya akan menghasilkan nilai Mean of Square (MS), sehingga
diperoleh nilai F sebesar 11, 253.
Dilain hal, ditemukan pula nilai Sig. = 0,000, yang menandakan
bahwa nilai Sig. < ¿ 0,05 , dapat dimaknakan bahwa H 0 ditolak,
dengan demikian ada pengaruh pemberian suplemen terhadap jumlah
putaran berlari siswa yang mengelilingi lapangan sepak bola.
Apabila dengan SPSS dapat diketahui, apa penyebab tidak ada
perbedaannya, apakah dari faktor suplemennya ataukah dari
pemberian waktu larinya. Tidak hanya itu, kita juga dapat melihat
urutan suplemen yang mana saja yang terbaik dalam memberikan
pengaruh pada pelari. Berikut cara menelaahnya :

Rancangan Blok Acak | 39


Rancangan Blok Acak | 40
Dari nilai Mean Difference dan dapat dilihat dari plot diatas dapat
diinterpretasikan bahwa :
Dengan Tukey :
a) Siswa 1 tidak lebih baik daripada :
 Siswa 2,
 Siswa 5,
 Siswa 6,
 Siswa 7 dan,
 Siswa 8
Siswa 1 lebih baik daripada :
 Siswa 3,
 Siswa 4,

b) Siswa 2 lebih baik daripada :


 Siswa 1,
 Siswa 3, dan
 Siswa 4,

Rancangan Blok Acak | 41


Siswa 2 tidak lebih baik daripada :
 Siswa 5,
 Siswa 6,
 Siswa 7, dan
 Siswa 8

c) Siswa 3 tidak lebih baik daripada :


 Siswa 2,
 Siswa 5,
 Siswa 6,
 Siswa 7 dan,
 Siswa 8
Siswa 3 lebih baik daripada :
 Siswa 1,
 Siswa 4,

d) Siswa 4 tidak lebih baik daripada :


 Siswa 2,
 Siswa 5,
 Siswa 6,
 Siswa 7 dan,
 Siswa 8
Siswa 4 lebih baik daripada :
 Siswa 1,
 Siswa 3,

e) Siswa 5 lebih baik daripada :


 Siswa 1,
 Siswa 2,
 Siswa 3, dan
 Siswa 4

Rancangan Blok Acak | 42


Siswa 5 lebih baik daripada :
 Siswa 6,
 Siswa 7, dan
 Siswa 8

f) Siswa 6 lebih baik daripada :


 Siswa 1,
 Siswa 2,
 Siswa 3,
 Siswa 4, dan
 Siswa 5,
Siswa 2 tidak lebih baik daripada :
 Siswa 7, dan
 Siswa 8

g) Siswa 7 tidak lebih baik daripada :


 Siswa 8
Siswa 7 lebih baik daripada :
 Siswa 1,
 Siswa 2,
 Siswa 3,
 Siswa 4,
 Siswa 5,
 Siswa 6, dan,

h) Siswa 8 lebih baik daripada :


 Siswa 1,
 Siswa 2,
 Siswa 3,
 Siswa 4,
 Siswa 5,
 Siswa 6, dan

Rancangan Blok Acak | 43


 Siswa 7
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa urutan siswa terbaik adalah

1) Siswa 8
2) Siswa 7
3) Siswa 6
4) Siswa 5
5) Siswa 2
6) Siswa 3
7) Siswa 4
8) Siswa 1

Rancangan Blok Acak | 44


Dari nilai Mean Difference dan dipermudah dengan plots diatas dapat
diinterpretasikan bahwa :
Dengan Tukey :
a) Suplemen A tidak lebih baik daripada :
 Suplemen B,
 Suplemen C, dan
 Suplemen D,

b) Suplemen B tidak lebih baik daripada :


 Suplemen C, dan
 Suplemen D,
Suplemen B lebih baik daripada :
 Suplemen A

c) Suplemen C tidak lebih baik daripada :


 Suplemen D,
Suplemen C lebih baik daripada :
 Suplemen A, dan

Rancangan Blok Acak | 45


 Suplemen B

d) Suplemen D tidak lebih baik daripada :


 Suplemen A
 Suplemen B, dan
 Suplemen C

Sehingga dapat disimpulkan bahwa urutan suplemen terbaik adalah

1) Suplemen D
2) Suplemen C
3) Suplemen B
4) Suplemen A

Rancangan Blok Acak | 46


BAB III
PENUTUP

Desain eksperimen adalah satu rancangan percobaan yang dilakukan sedemikian


sehingga informasi yang dibutuhkan untuk persoalan yang hendak diteliti dapat dikumpulkan
sebanyak-banyaknya. Di dalam desain ini, ada langkah-langkah lengkap yang telah disiapkan
sebelumnya sebelum eksperimen dilakukan, sehingga diperoleh data yang dibutuhan. Dengan
demikian, analisis yang dilakukan sunguh-sungguh obyektif dan kesimpulan yang muncul
berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas.
Rancangan percobaan blok acak yang mencakup rancangan percobaan blok acak
lengkap dan rancangan percobaan blok acak tidak lengkap adalah satu model desain
eksperimen yang diperlukan juga dalam melakukan satu penelitian. Tentu dalam
pelaksanaannya, desain hendaknya dibuat sederhana. Dan penelitian yang hendak dilakukan
juga dilakukan seefisien mungkin mengingat waktu, biaya, tenaga dan bahan yang harus
digunakan. Sebab desain yang sederhana dan penelitian yang efisien akan berdmpak pada dua
hal, yakni analisis data mudah dilakukan dan sangat ekonomis. Ini artinya, desain
eksperimen berusaha untuk memperoleh informasi yang maksimum dengan menggunakan
biaya yang minimum.

Rancangan Blok Acak | 47


DAFTAR PUSTAKA

Harlyan, L. Ika. 2012. Rancangan Acak Kelompok. Dept. Fisheries and Marine
Management. Universitas Brawijaya Malang.
Kismiyantini. (2011). Handout Rancangan Percobaan.
Mattjik, A.A. & Sumertajaya, I.M. 2006. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB Press.
Retnawati, Heri. (2018). Handout Rancangan Percobaan.
Riyanto, Drs., M.Sc. (2016). Makalah Perancangan Percobaan.
Roger E. Kirk. (1995). Experimental Design : Procedures for the Behavioral Sciences. USA :
Cole Publishing Company.
Sudjana, Prof. Dr. (1994). Sain dan Analisis Eksperimen (Edisi III). Bandung : Tarsito.
Yitnosumarto, Suntoyo. 1991. Percobaan Perancangan, Analisis, dan Interpretasinya.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rancangan Blok Acak | 48

Anda mungkin juga menyukai