METODE PENELITIAN (Perbandingan Antara Metodologi Penelitian Deskriptif, Eksperimen dan Rekayasa)
Nama : Zaki Andika Saputra
NPM : 240110160055
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2018 1. Metode Penelitian Deskriptif 1.1 Definisi Metode Penelitian Deskriptif Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena- fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Ada kalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (status study). Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang, atau sekurang- kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
1.2 Ciri-ciri Metode Penelitian Deskriptif
Secara harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena- fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule questionair ataupun interview guide.
1.3 Langkah-Langkah Metode Penelitian Deskriptif
Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama metode penelitian deskriptif, yakni 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif; 2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas; 3) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian; 4) melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan; 5) menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian; 6) mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan menganalisis data; 7) mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik yang relevan; dan membuat laporan penelitian. Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai langkah yang sering diikuti adalah sebagai berikut: 1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada 2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah 3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis di mana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau 4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat dijabarkan dalam bentuk- bentuk model matematika 5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan 6. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun secara implisit 7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian 8. Membuat tabulasi serta analisa statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran sepadan 9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan 10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian 11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah 1.4 Contoh Skripsi yang Menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Judul : Kajian Proses Pembuatan Telur Asin dengan Menggunakan Metode Rendaman Listrik dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisika-Kimia Telur Penulis : Eggie G. Nuryadi (P1A01029) Penelitian dilakukan di Lab Pasca Panen Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD dan Lab Nutrisi dan Gizi Fakultas Peternakan UNPAD. Penelitian dilakukan bertahap, dimulai dari penelitian pendahuluan 1 pada November 2005-Januari 2006, penelitian pendahuluan 2 pada Juli 2006, dan penelitian utama pada Agustus- September 2006. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan studi deskriptif pada setiap lama perendaman dimulai dari tingkat awal perendaman (6 jam) sampai tingkat akhir perendaman (54 jam). Pada penelitian pendahuluan dilakukan penentuan kadar larutan jenuh dengan menggunakan garam larutan NaCl dan perbandingan yang sesuai dengan air (H2O) yaitu sebesar 20%. Telur yang digunakan harus memenuhi seluruh standar kriteria yang baik, yaitu memiliki berat sekitar 60-75 g, tidak berbau busuk, tidak retak dan telah dibersihkan terlebih dahulu sebelum diuji. Selain itu, di penelitian pendahuluan juga ditentukan serta interval waktu perendamannya yaitu setiap 6 jam untuk memberikan data yang baik dalam perhitungannya. Batas waktu perendalam optimum dari telur yang akan diuji juga ditentukan dalam penelitian pendahuluan, yaitu antara 50-58 jam perendaman. Pada penelitian utama ditentukan metode rendaman listrik dan konvensional, serta perlakuan waktu perendalam 6 jam/awal dengan penambahan waktu setiap 6 jam hingga pada perlakuan waktu 54 jam. Data yang didapatkan adalah hasil korelasi utuh dari sampel telur yang diukur (54 sampel). Parameter yang dibandingkan pada percobaan ini adalah kadar garam telur, penambahan garam telur selama proses perendaman, kadar air telur, kehilangan air telur selama proses perendaman, perubahan berat telur, nilai pH, laju difusi air dan garam, dinamika energy molekuer pada perendaman listrik, serta sifat organoleptic telur. 2. Metode Penelitian Eksperimental 2.1 Pengertian Metode Penelitian Eksperimental Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain. 2.2 Ciri-Ciri Metode Penelitian Eksperimental Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental: Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi. Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel. Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
2.3 Langkah-Langkah Metode Penelitian Eksperimental
Prosedur penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan penelitian lain, yakni; memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan instrumen pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.
2.4 Contoh Skripsi yang Menggunakan Metode Penelitian Eksperimental
Judul skripsi : Pengaruh Penambahan Dekstrin Dalam Pembuatan Gula Serbuk Berbahan Baku Nira Aren (Arenga pinnata Merr) Hasil Pemurnian Oleh Kalium Metabisulfit (K2S2O5) Oleh : Fathya Istiqomaril (240210110044) Mahasiswa FTIP Unpad Hipotesis pada penelitian ini: Berdasarkan kerangka pikiran, dapat disusun hipotesis bahwa dari perlakuan penambahan dekstrin dengan konsentrasi 25 % akan menghasilkan gula aren serbuk dengan karakteristik fisik dan kimia terbaik. Dalam penelitian ini analisis hubungan sebab akibat disusun mengikuti model penduga persamaan regresi Kemudian pada penelitian ini terdapat penetapan cara untuk menguji hipotesis yaitu H0 : ß = 0 (variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen/model regresi tidak berarti) dan H1 : ß ≠ 0 (variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen/ model regresi berarti) Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi dekstrin Variabel terikat adalah kadar air, kadar abu, kadar sukrosa, kadar gula pereduksi, residu sulfit, rendemen, pengujian waktu larut, tingkat higroskopisitas, dana laju hikroskopisitas. Variabel kontrol pada penelitian ini yaitu tanpa perlakuan (0%) Treatment : penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dan 2 kali ulangan Perlakuan penambahan konsentrasi dekstrin ke dalam nila aren masing-masing sebagai berikut : A= 10 % D =25 % B = 15 % E = 30 % C = 20 % F = 35 % Parameter yang diamati adalah karakter fisik dan kimia gula aren serbuk Proses rancangan pembuatan gula aren serbuk terbagi menjadi dua yaitu terlebih dahulu dilakukan proses ppengambilan nira aren dikebun kemudian proses pembuatan gula aren serbuk dilaboratorium. 3. Metode Penelitian Rekayasa 3.1 Pengertian Metode Penelitian Rekayasa Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian rekayasa
3.2 Ciri-Ciri Metode Penelitian Rekayasa
1. Merupakan kegiatan kreatif yang berlandaskan bidang keahlian. 2. Merupakan optimasi atau tujuan tertentu dalam berbagai kendala yang ada. 3. Mengandung tahapan-tahapan: a. Idea-idea dan kejelasan yang tegas. b. Rancangan konseptual. c. Susunan, geometri, atau kefungsian. d. Rancangan detail. e. Pembuatan prototype. f. Pengujian.
3.3 Jenis Metode Penelitian Rekayasa
a. Forward Engineering: rekayasa yang dilakukan dari perencanaan, perancangan, pembangunan, hingga penerapan, atau pada tahapan-tahapan pendek rekayasa, misal dari perancangan ke pembangunan saja. Rekayasa dilakukan mulai dari abstraksi yang lebih tinggi menuju ke setingkat atau beberapa tingkat lebih rendah. b. Reverse Engineering: merupakan rekayasa dari produk, sistem, atau prototipe yang sudah ada menjadi blue print, formula, atau model, atau pada tahapan- tahapan pendek rekayasa, misal dari pembangunan ke perancangan saja. Rekayasa dilakukan mulai dari abstraksi yang lebih rendah menuju ke setingkat atau beberapa tingkat lebih tinggi (lihat ‘Reverse Engineering’ – Stefanus, 2005). c. Re-engineering: merupakan pengubahan dan pengorganisasian kembali komponen-komponen sistem yang dapat dilakukan terhadap hasil desain atau implementasi saja atau pada keseluruhan tahapan/ abstraksi sistem, tanpa menghilangkan keseluruhan komponen lama agar diperoleh metode, formula
3.4 Contoh Skripsi yang Menggunakan Metode Penelitian Rekayasa
Judul : Rancang Bangun Carbonizer Limbah Media Taman Jamur (Baglog) Penulis : Yan Yan Nurdiansyah (P1A040028) Penelitian dilakukan di Lab Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD pada tahap perancangan, Central Service bengkel teknik Cimahi pada tahap pembangunan Carbonizer sera Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Bandung pada tahap Pengujian. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai Mei 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode rekayasa (Herwanto,1989) yaitu kegiatan penelitian perancangan (design) yang tidak rutin, sehingga didapatkan kontribusi baru berupa rancangan bangunan carbonizer untuk proses ppembuatan arang limbah media tanam jamur (baglog). Penelitian ini mempertimbangkan aspek teknik dalam perencanaannya. Secara garis besar. aspek teknis yang ditinjau adalah kinerja carbonizer dan jumlah arang yang dihasilkan ( output ) dalam waktu tertentu. DAFTAR PUSTAKA
Belantara. 2010. Penelitian kualitatif, Penelitian historis, Penelitian rekayasa. Terdapat
pada : http://kolom-tugasmk.blogspot.co.id/2011/01/penelitian- kualitatifpenelitian.html (Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 19.21 WIB) Fataruba, Hayatuddin. 2012. Pengertian Metode Penelitian Eksperimen. Terdapat pada : http://trietigha.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-metode-penelitian- eksperimen.html (Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 18.10 WIB) Megasari, Diah. 2011. Jenis-Jenis Penelitian. Terdapat pada : https://shendud.wordpress.com/pendidikan/jenis-jenis-penelitian/ (Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 19.45 WIB)