Anda di halaman 1dari 11

Penelitian Ekperimental

I. Pendahuluan
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian
rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Desain penelitian mencakup berbagai hal yang dilakukan
peneliti, mulai dari identifikasi masalah, rumusan hipotesis, operasional hipotesis,
cara pengumpulan data, sampai akhirnya pada analisis data. Desain penelitian
membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian dengan
sahih, obyektif, akurat, serta hemat. Desain penelitian harus disusun dan
dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat memperlihatkan bukti empiris
yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian.1-3
Hal-hal yang penting perlu dikaji sebelum jenis desain ditentukan saat
melakukan penelitian. Pertama, sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan
melakukan intervensi, yaitu melakukan suatu studi intervensional (eksperimental),
atau hanya akan melaksanakan pengamatan saja tanpa intervensi, yaitu
melaksanakan studi observasional. Kedua, apabila dipilih penelitian observasional,
harus ditentukan apakah akan dilakukan pengamatan sewaktu (studi cross-sectional)
atau dilakukan follow up dalam kurun waktu tertentu (studi longitudinal). Hal ketiga
adalah apakah akan dilakukan studi retrospektif, yaitu mengevaluasi peristiwa yang
sudah berlangsung ataukah studi prospektif yaitu dengan mengikuti subyek untuk
meneliti peristiwa yang belum terjadi. 1-3
Salah satu metode penelitian adalah penelitian eksperimental, untuk dapat
memahami suatu penelitian eksperimental yang baik perlu dipahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkaitan dengan jenis variable, karakteristik, tujuan, syarat,
langkah penelitian dan bentuk desain penelitian eksperimental.4,5
Sari kepustakaan ini akan membahas mengenai metode penelitian
eksperimental beserta hal-hal terkait didalamnya.
II. Penelitian Eksperimental.
Penelitian eksperimental sering pula disebut sebagai studi intervensional
adalah salah satu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubugan
sebab-akibat. Penelitian eksperimental ini mempunyai kapasitas asosiasi yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan studi observasional. Pada penelitian eksperimental
asosiasi hubungan sebab-akibat yang diperoleh lebih tegas dan lebih nyata, namun
studi ekperimental ini pada umumnya mahal dan pelaksanaannya rumit sehingga
penggunaanya lebih terbatas. 4-6
Penelitian ekperimental pada klinik sering dilakukan dan didominasi oleh uji
klinis untuk menilai efek terapeutik obat atau prosedur pengobatan. Penelitian
ekperimental di lapangan dilakukan dalam bentuk intervensi komunitas misalnya
penelitian tentang pengaruh peyuluhan pembersihan air tegenang di sekitar rumah
terhadap insidens demam berdarah dengue di suatu daerah. 4,7
Penelitian eksperimental pada laboratorium juga sering dilakukan, termasuk
penelitian dengan hewan percobaaan. Penelitian ekperimental terencana yang
dilakukan pada manusia disebut dengan uji klinis (clinical trials). Uji klinis sering
dilakukan untuk membandingkan efek satu jenis pengobatan dengan pengobatan
lainnya. Pengobatan tidak selalu berarti pengobatan medikamentosa dalam arti luas,
melainkan termasuk tindakan pencegahan, tindakan bedah, terapi psikologis, diet,
akupungtur, pendidikan atau intervensi kesehatan masyarakat dan lainnya. Uji klinis
formal telah dikenal dalam penelitian kedokteran sejak tahun 1940-an dan kini
makin menjadi penting seiiring dengan cepatnya kemajuan teknologi kedokteran.7
Tujuan umum penelitian eksperimental adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan
kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Selanjutnya, tindakan di
dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua
variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Penelitian
yang dimaksud tidak terbatas pada hanya mengukur atau melakukan deskripsi atas
pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar
tingkat signifikansinya pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang
sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.5,8
2.1 Karakteristik dan Syarat.
Karakteristik Studi Eksperimental terdapat tiga karakteristik penting antara
lain: (a) Variabel bebas yang dimanipulasi, memanipulasi variabel adalah tindakan
yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan efek
dalam variabel yang terkait ; (b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap
konstan, dengan kata lain mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan
pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar
karakteristik keduanya mendekati sama ; (c) Observasi langsung oleh peneliti,
tujuan dari kegiatan observasi dalam studi eksperimenal adalah untuk melihat dan
mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan
diantara dua kelompok.7,8
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Penelitian eksperimen akan
memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang
ada. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian
eksperimental, yaitu: (1) peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan
di mana ia akan melakukan penelitian; (2) penelitian terhadap hal yang sama harus
dapat diulang dalam kondisi yang sama; (3) peneliti harus dapat mengontrol
variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya; (4) diperlukan kelompok
pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental
group).4,5,9
2.2 Langkah- langkah studi eksperimental.
Langkah-langkah dalam penelitian studi eksperimental pada dasarnya hampir
sama dengan penelitian lainnya. Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen
yang perlu ditekankan adalah identifikasi masalah,menyusun hipotesis, pemilihan
subyek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, pemilihan desain penelitian, metode prosedur penelitian, melakukan analisis
data, dan rasionalisasi data dan monitoring keselamatan.3,4,5

2.2.1 Identifikasi masalah.


Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan
oleh setiap peneliti. Peneliti harus dapat menentukan permasalahan yang signifikan
untuk diteliti. Masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan amat banyak,
namun tidak semua masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah penelitian.
Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan
penelitian dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu.5
2.2.2 Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah masalah penelitian dirumuskan adalah
menyusun hipotesis penelitian. Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian yang harus diuji validitasnya secara empiris.
Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian dimulai dan sebagai dasar dari
penelitian untuk merencanakan desain penelitian, bahan dan analisis data. 3,6
2.2.3 Pemilihan subyek penelitian
Penelitian eksperimental yang membandingkan variabel harus disebutkan
dengan jelas subyek mana yang menjadi kelompok yang diteliti dan kelompok
kontrol. Subyek yang dipilih dari populasi harus memenuhi kriteria pemilihan yaitu
kriteria inklusi dan eksklusi. Syarat umum dari subyek penelitian adalah tidak
menderita efek atau penyakit yang akan diteliti, sehingga pada akhir pengamatan
apabila subyek terkena efek maka hal tersebut dianggap akibat terpajan faktor risiko
yang diteliti. Anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang harus
dilakukan dengan baik sebagai perangkat diagnostik yang akurat. Prosedur
penetapan subyek penelitian sebaiknya bersifat sederhana, mudah, aman, murah.
Subyek dapat dipilih dari populasi terjangkau, misalnya berdasarkan geografi
penduduk, dari sekelompok orang tertentu yang datang ke rumah sakit, profesi
tertentu dan lain sebagainya.3,6
2.2.4 Pemilihan desain penelitian
Desain penelitian pada esensinya merupakan wadah untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau untuk menguji kesahihan hipotesis. Hal yang harus
dipertimbangkan pada pemilihan desain penelitian eksperimental adalah mampu
laksana. Kemampulaksanaan merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar.
Kesenjangan dalam bidang kedokteran banyak yang dapat dikembangkan menjadi
masalah penelitian yang baik dan relevan dengan pelayanan masyarakat dan
pengembangan ilmu, namun tidak cukup subyek,dana penelitian, sarana, keahlian
dan waktu. Pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan apakah masalah
kesehatan tersebut dapat dijawab dengan penelitian. 3,6
2.2.5 Metode prosedur penelitian
Kerangka konsep dibuat setelah pertanyaan penelitian ,maka peneliti
melangkah pada rancangan pelaksanaan penelitian dengan menguraikan metode
penelitian. Metode prosedur penelititian harus dibuat dengan rinci yang bermanfaat
untuk menuntun peneliti dalam pelaksanaan, analisis dan interpretasi hasil
penelitian.3,4,6
2.2.6 Analisis data
Prosedur analisis data statistik pada penelitian eksperimental cukuplah
kompleks,peneliti harus dapat memilih dengan baik analisis data yang digunakan
contohnnya: a) metode untuk membandingkan kelompok independ seperti t-test
dapat digunakan untuk membandingkan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol; b) analisis data dengan menggunakan chi-square untuk mengetahui
perbedaan antara terapi dan hasil pada kelompok yang diteliti.3,6
2.2.7 Rasionalisasi data dan monitoring keselamatan
Data dari penelitian eksperimental memiliki periode dari rekrutmen dan atau
follow-up dilihat secara periodik oleh ahli metodologi, klinikus dan pihak yang
konsern terhadap subyek yang diteliti. Tujuan utama dari review untuk
mengevaluasi evidence membahayakan atau menguntungkan pada tiap kelompok
treatment, apakah diperlukan untuk diteruskan, disarankan suatu perubahan dari
protokol ataukah memberhentikan uji klinis ini. Pasien dan peneliti di randomisasi
dengan asumsi tidak ada salah satu dari treatment ini lebih superior. Bila telah
terbukti bahwa treatment yang diuji bermanfaat atau sebaliknya membahayakan,
maka tidak perlu ada ada penelitian berikut dengan jumlah kelompok yang lebih
kecil. 3,6

I. Bentuk Desain Studi Eksperimental.


Beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1) pre-experimental
(nondesign), yang meliputi one-shot case study, one group pretest-posttest, intec-
group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest only control design,
pretest-control group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi-
experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design.
2,4,9

Pre- One-shot Case Study


Eksperimental
One Group PretestPosttest
Intec- group comparison
Pretest-Posttest Only
True- Intec-Group Comparison
Control Design
Macam- Eksperimental
Macam Design Prettest- Control Group
Eksperimen Design
Factorial
Experimental
Time- series Design
Quasi
Experimental Nonequivalent Control
group Design

Gambar 3.1 Klasifikasi Penelitian Eksperimental


Sumber : www.academia.edu6

I.1 Pre-experimental
Pre-experimental ini belum merupakan desain penelitian sungguh-sungguh
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu ukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak
adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.4
Pre-experimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut:
(1) one-shot case study ,desain ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan
pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. Adapun tabel dari one-shot case
study adalah sebagai berikut:
X O
Perlakuan terhadap variabel independen Pengamatan atau pengukuran terhadap
(Treatment of independent variable) variabel dependen (Observation or
measurement of dependent variable)
Tabel 3.1 X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen.
O: kejadian pengukuran atau pengamatan.

Bagan tersebut dapat dibaca bahwa terdapat suatu kelompok yang diberi
perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya, contoh: pengaruh penggunaan
Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).4,6
(2) The one group pretest-posttest design
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-
posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat
diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Bentuk tabel desain tersebut adalah sebagai berikut:
O1 X O2
Pretest Treatment Posttest
Tabel 3.2 the one group pretest-posttest design
Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan
beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh
faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subyek
penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang
enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta
pembuatan instrument penelitian. 4-6
(3) The intec-group comparison.
Penelitian jenis ini menggunakan satu kelompok yang dibagi menjadi dua,
yaitu satu kelompok memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
yang lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang
akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap
subyek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak. 6,9

I.2 True-experimental
True-experimental merupakan desain dimana peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Tujuan dari true-
experimental adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat
dengan cara memberikan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup
kontrol yang tidak diberi perlakuan. True-experimental ini mempunyai ciri utama
yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random dari populasi tertentu. Jenis penelitian yang termasuk dalam
true experiments adalah: pretest-posttest control group design dan posttest-only
control group design. 4,6,9
I.2.1 Pretest-posttest control group design
Desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai kelompok eksperimen
tidak berbeda secara signifikan.
R 01 X 02
R 03 04
Tabel 3.3 Pretest-postest control kelompok design
I.2.2 Posttest-only control kelompok design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak. Pengaruh
adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis
dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan
antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signifikan. 4,6

3.3 Factorial Design


Desain ini merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest.
Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok
memperoleh nilai pretest yang sama.4,5
3.4 Quasi-experimental
Quasi-experimental disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan,
desain ini lebih lemah validitas internalnya tetapi desain ini lebih kuat daripada
desain pra-eksperimental. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol
atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan
eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random
tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol. 2,6,9
Bentuk-bentuk quasi-experimental antara lain: (1) Time series design ,ciri
desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum
diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan. Jika
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut
dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka
perlakuan dapat mulai diberikan ; (2) Nonequivalent control group design. Desain
ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.3,4,9

II. Validitas Penelitian Eksperimental


Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung
pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai
dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria
tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan
yang harus dipertimbangkan, antara lain validitas internal dan validitas eksernal.4,9
II.1 Validitas Internal
Setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal
mengandung beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan dalam validitas internal,
antara lain: history, maturation, testing, instrumentation, selection, statistical
regretion, experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a). History, faktor ini merujuk semua
kejadian yang timbul selama waktu penelitian yang mungkin mempengaruhi
individu yang diteliti dan meyokong penjelasan untuk terjadinya perubahan dalam
variable dependen ; (b) Maturation, faktor ini bisa menjadi penjelasan tandingan
yang berarti yang meliputi proses biologis dan psikologis yang menghasilkan
perubahan dalam individu atau unit yang diteliti dengan perjalanan waktu ; (c)
Testing, proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan
mempengaruhi hasil-hasil eksperimen ;(d) Instrumentation, Faktor ini merujuk pada
perubahan alat ukur, pengukur atau keduanya yang menyebabkan perubahan hasil
pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan bukan karena faktor perlakuan ;
e) Selection, peneliti kadang masih menggunakan unsur subyektifitas dalam memilih
orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik ; (f) Statistical regretion
Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam
penelitian menghasilkan skor yang ekstrim; (g) Experiment mortality. Faktor ini
merujuk pada masalah drop out (DO) sehingga peneliti tidak memperoleh informasi
yang lengkap dari semua individu yang diteliti. Drop out bisa terjadi karena individu
meninggal, pindah tempat tinggal, atau memang tidak mau lagi berpartisipasi dalam
penelitian.1,4,9

II.2 Validitas Eksternal.


Selain dipengaruhi oleh validitas internal, penelitian eksperimental juga
dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain: (a) interaction of treatments and
treatments, kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu
treatment.Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah
mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si responden
tersebut akan menjadi bias; (b) interaction of selection and treatment, hal ini
menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori
manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan original yang
telah terbentuk sebelumnya; (c) interaction of setting and treatment ,antara setting
penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya.
Dengan demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian
yang sedang dilakukan; (d) interaction of history and treatment ,kadangkala terjadi
hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang
merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.1,5,9
Strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas
eksternal, antara lain: (a) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih
orang, setting, atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi
menjadi lebih baik. (b) Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya
dibuat heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat
digunakan. (c) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu
grup modal populasi. (d) Menggunakan target populasi yang spesifik (individu,
setting, waktu) untuk memenuhi target yang ingin dicapai.4,9

III. Simpulan
Penelitian studi eksperimental adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subyek
penelitian. Metode eksperimental merupakan metode yang paling produktif karena
jika dilakukan dengan baik akan dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan
dengan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, penelitian yang sering dilakukan
peneliti adalah penelitian eksperimental.

Anda mungkin juga menyukai