Anda di halaman 1dari 30

Metode kuantitatif terdiri atas metode

survey dan metode eksperimen.


Metode Survei
Metode penelitian survei adalah metode yang
dugunakan pada penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mendapatkan data yang
terjadi pada masa lampau atau saat ini.
Yang dikaji : tentang keyakinan, pendapat,
karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan
untuk menguji beberapa hipotesis tentang
variabel sosiologis dan psikologis dari sampel
yang diambil dari populasi tertentu.
Teknik pengumpulan data dengan
pengamatan (wawancara atau kuesioner) dan
hasil penelitian cenderung untuk
digeneralisasikan.

Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang
digunakan pada penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (treatment/perlakuan)
terhadap variabel dependen (hasil) dalam
kondisi yang terkendalikan.
Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel
lain (selain variabel treatment) yang
mempengaruhi variabel dependen.
Agar kondisi dapat dikendalikan, maka dalam
penelitian eksperimen menggunakan
kelompok control dan sering penelitian
eksperimen dilakukan di laboratorium.

b. Metode Kualitatif

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan


sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Menurut Creswell (2009), metode
kualitatif dibagi menjadi lima macam yaitu
phenomena-logical research, grounded

1
theory, ethnography, case study and narrative
research.

2
1) Phenomenological research is a qualitative
strategy in which the researcher identifies
the essence of human experiences about a
phenomenon as describe by participants in
a study. Fenomenologi, adalah merupakan
salah satu jenis penelitian kualitatif, di
mana peneliti melakukan pengumpulan
data dengan observasi partisipan untuk
mengetahui fenomena esensial partisipan
dalam pengalaman hidupnya.
2) Grounded theory is a qualitative strategy in
which the researcher derives a general,
abstract theory of a process, action, or
interaction grounded in the views of
participants in a study. Teori Grounded
adalah merupakan salah satu jenis metode
kualitatif, di mana peneliti dapat menarik
generalisasi (apa yang diamati secara
induktif), teori yang abstrak tentang
proses, tindakan atau interaksi berdasarkan
pandangan dari partisipan yang diteliti
3) Ethnography is a qualitative strategy in
which the researcher studies an intact
cultural group in a natural setting over a
prolonged period of time by collecting
primarily observational and interview data.
Etnografi, adalah merupakan salah satu
jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan studi terhadap budaya
kelompok dalam kondisi yang alamiah
melalui observasi dan wawancara.
4) Case Studies, are qualitative strategy in
which the researcher explores in depth a
program, event, activity, process, or one or
more individuals. The cases (s) are bounded
by time and activity, and researchers collect
detailed information using a variety of data
collection procedures over sustained period
of time. Studi kasus adalah merupakan
salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana
peneliti melakukan eksplorasi secara
mendalam terhadap program, kejadian,
proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih
orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan
aktivitas dan peneliti melakukan
pengumpulan data secara mendetail
dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data dan dalam waktu yang
berkesinambungan.
5) Narrative research is a qualitative strategy
in which the researcher studies the kivas of
individuals and asks one or more

3
individuals to provide stories about their
lives. This information is then often retold
or restored by the researcher

4
into a narrative chronology. Penelitian
naratif adalah merupakan salah satu jenis
penelitian kualitatif, di mana peneliti
melakukan studi terhadap satu orang
individu atau lebih untuk memperoleh data
tentang sejarah perjalanan dalam
kehidupannya. Data tersebut selanjutnya
oleh peneliti disusun menjadi laporan yang
naratif dan kronologis.

c. Metode Kombinasi (Mixed Methods)

Metode penelitian kombinasi dapat diartikan


sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat pragmatisme (kombinasi
positivisme dan postpositivisme) digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah maupun buatan (laboratorium)
dimana peneliti bisa sebagai instrumen dan
menggunakan instrumen untuk pengukuran,
teknik pengumpulan data dapat
menggunakan tes, kuesioner dan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif
(kualitatif), dan deduktif (kuantitatif), serta
hasil penelitian kombinasi bisa untuk
memahami makna dari dan membuat
generalisasi.
Metode penelitian kombinasi akan
berguna bila metode kuantitatif atau metode
kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup
akurat digunakan untuk memahami
permasalahan penelitian, atau dengan
menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif secara kombinasi akan dapat
memperoleh pemahaman yang paling baik
(bila dibandingkan dengan satu metode).
Metode penelitian kombinasi dapat dibagi
menjadi dua yaitu desain/model sequential
(kombinasi berurutan),dan model
C0rtc«m?«f(kombinasi campuran). Model
sequential (urutan) dapat dibagi menjadi dua
yaitu model sequential explanatory (urutan
pembuktian) dan sequential exploratory
(urutan penemuan). Model concurrent
(campuran) ada dua yaitu, model concurrent
triangulation (campuran kuantitatif dan
kualitatif secara berimbang) dan concurrent
embedded (campuran kuantitatif dan
kualitatif tidak berimbang).
3. Macam Data Penelitian

5
Seperti telah dikemukakan bahwa, penelitian
itu dilakukan untuk mendapatkan data, oleh
karena itu peneliti harus memahami

6
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12

Gambar 1. 10. Data ratio, jarak sama dan ada


nilai nol absolut (karena nol maka
tidak terlihat dalam gambar)

4. Metode Penelitian yang digunakan untuk Penelitian STD


Seperti telah dikemukakan bahwa, salah satu
kompetensi yang perlu dimiliki oleh
mahasiswa dalam menyusun skripsi, tesis dan
disertasi adalah kemampuan untuk meneliti.
Supaya memiliki kemampuan untuk meneliti,
maka harus memahami berbagai metode
penelitian yang dapat digunakan untuk
penelitian dalam rangka penulisan skripsi,
tesis dan disertasi. Pada tabel 1.3berikut ini
dikemukakan berbagai jenis penelitian yang
dapat digunakan untuk keperluan tersebut.
Selanjutnya untuk memahami setiap metode
tersebut, dapat dibaca melalui bab-bab
berikut.

TABEL 1. 3. BERBAGAI JENIS METODE


PENELITIAN YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN,
SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI
Metode
No. Tujuan penelitian yang
digunakan
Membuktikan
1. hipotesis dalam Metode
kuantitatif: survei
kondisi alamiah
Membuktikan
2. hipotesis Metode
dalam Kuantitatif:
kondisi yang eksperimen
terkendalikan
(mencari pengaruh)
3. Menggambarkan
proses, memahami Metode Kualitatif
makna dan perasaan,
mengurai masalah
yang kompleks,
mengkons-truksi
fenomena,

7
menemukan

8
Metode
No. Tujuan penelitian yang
digunakan
hipote
sis
Membuktikan
4. hipotesis Metode
dan Kombinasi
selanjutnya dilengkapi Model
dengan data kualitatif Sequential
(penelitian berurutan) Explanatory
Menemukan hipotesis Metode
5. dan selanjutnya Kombinasi Model
mengujinya pada Sequential
populasi yang lebih Exploratory
luas (penelitian
berurutan)

6. Membuktikan Metode
hipotesis dengan data Kombinasi
kualitatif dan Model
kuantitatif yang Concurrent
seimbang (penelitian Triangulation
bersamaan)
7. Membuktikan Metode
hipotesis dengan data Kombinasi
kualitatif dan Model
kuantitatif yang Concurrent
seimbang (penelitian Embedded
bersamaan)
8. Menguji, Metode R&D
mengembangkan dan (Research and
menemukan produk Development)
baru
9. mengembangkan dan Action
Menguji,
(Metode
Research
menemukan tindakan Penelitian
baru Tindakan)
Mengetahui
10. keterlaksanaan Metode
dan Penelitian
ketercapaian suatu Evaluasi
program, proyek atau
kebijakan

9
penelitian survei pada gambar 2.1 berikut
dikembangkan dari proses penelitian
kuantitatif seperti yang tertera pada gambar
2.1

LB
Masala
h
&Rum
usan
masala
h

z >Sampel
5*
Landa Popu
san lasi
Teori
Pengump Analisis Simpu
Rumu ulan lan
san dan
Hipot Data Data Saran
esis
Pengu
jian
Penge Instru
mb. men
Instru
men

Gambar 2. 1. Langkah-langkah penelitian


kuantitatif: Survei

Berdasarkan gambar 2.1 terlihat bahwa


proses penelitian kuantitatif survei berangkat
dari permasalahan, yang terdiri atas latar
belakang masalah, identifikasi masalah dan
rumusan masalah. Permasalahan tersebut
selanjutnya dijelaskan dan dijawab dengan
teori. Jawaban terhadap rumusan masalah
yang baru menggunakan teori disebut
hipotesis. Hipotesis tersebut akan dibuktikan
kebenarannya di lapangan. Oleh karena itu
peneliti menentukan populasi tertentu. Bila
populasi besar maka peneliti menggunakan
sampel sebagai sumber data penelitian. Bila
peneliti bermaksud membuat generalisasi
terhadap hasil penelitian sampel, maka
sampel diambil secara random.
Untuk mengumpulkan data peneliti
perlu mengembangkan instrumen. Supaya

10
data yang diperoleh valid, dan reliabel, maka
instrumen penelitian sebelum digunakan
untuk pengumpulan data diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dulu. Setelah sampel

11
ditentukan dan instrumen telah teruji validitas
dan reliabilitasnya, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pengumpulan data pada
sampel yang telah ditentukan. Setelah data
terkumpul, maka data tersebut dianalisis.
Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang telah
dirumuskan. Kegiatan terakhir penelitian
adalah membuat laporan penelitian yang
diwujudkan dalam bentuk skripsi, tesis dan
disertasi.

E. Bentuk Judul Penelitian Survei


Judul skripsi, tesis, dan disertasi dalam
penelitian survei ditulis secara singkat, jelas
dan sedapat mungkin menunjukkan variabel
yang diteliti. Singkat berarti judul tersebut
tidak melebihi 20 suku kata, jelas berarti tidak
menimbulkan berbagai penafsiran.
Menunjukkan variabel yang diteliti, berarti
variabel utama yang diteliti tercantum dalam
judul penelitian.
Menurut tingkat eksplanasi (level of
explanation) dalam penelitian, terdapat
empat tingkatan judul penelitian, yaitu judul
yang bersifat'. deskriptif, komparatif, asosiatif, dan
komparatif asosiatif. Judul asosiatif ada yang
bersifat simetris, kausal dan reciprocal. Hal ini
ditunjukkan pada gambar.2.2 berikut.
1. Judul Deskriptif: adalah judul penelitian yang
bermaksud menggambarkan keadaan
satu atau lebih variabel secara mandiri.
Dalam penelitian ini peneliti tidak
membuat perbandingan variabel itu
pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel
yang lain. Penelitian semacam ini untuk
selanjutnya dinamakan penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian pada level yang terendah
2. Judul Komparatif: adalah judul penelitian
yang bermaksud membandingkan nilai
satu atau lebih variabel mandiri pada
dua atau lebih populasi, sampel atau
waktu yang berbeda atau gabungan
semuanya. Penelitian komparatif
kesulitannya lebih tinggi daripada
deskriptif.
3. Judul Asosiatif, adalah judul penelitian yang
bermaksud menggambarkan dan
menguji hipotesis hubungan dua

12
5. Judul penelitian adalah judul
/truktural
penelitian yang bermaksud
menggambarkan hubungan dan menguji
hipotesis yang bersifat struktural.
Hubungan struktural adalah hubungan
antara variabel independen dan
dependen yang diantaranya terdapat
variable penyela (intervening).

F. Contoh Judul, Skripsi, Tesis dan Disertasi


Seperti telah dikemukakan bahwa, perbedaan
antara penelitian untuk menyusun skripsi,
tesis dan disertasi adalah terletak pada
keluasan dan kedalaman penelitian. Berikut
ini diberikan beberapa contoh judul
penelitian dan rumusan masalah (pertanyaan
penelitian) yang relevan untuk penulisan
skripsi, tesis dan disertasi.
1. Judul penelitian Skripsi
Penelitian skripsi dapat berupa penelitian
deskriptif, komparatif dan asosiatif yang
sederhana.
a. Contoh Judul dan Rumusan Masalah Penelitian Deskriptif
1) PRODUKTIVITASKERJA KARYAWAN PT.
US AH A UTAMA (penelitian deskriptif
satu variabel secara mandiri, variabel
penelitiannya adalah produktivitas kerja).
Bentuk hubungan variable seperti
gambar 2.3 berikut.
Rumusan masalah: seberapa tinggi
produktivitas karyawan PT. Usaha
Utama?
2) KINERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR
MURID PADA SMK MUDA
KARYA(penelitian deskriptif dua variabel
secara mandiri, variabel penelitiannya
adalah kinerja guru dan prestasi belajar
murid).
Rumusan masalah:
a) Seberapa tinggi kinerja guru SMK
Muda Karya?
b) Seberapa tinggi prestasi belajar murid
SMK Muda Karya?

13
b. Contoh Judul dan Rumusan Masalah Penelitian Komparatif
1) PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS KERJA
ANTARA PEGAWAI NEGERI LULUSAN
PTS DAN PTN PADA PEMERINTAH
KABUPATEN MINTARAGA (komparatif
satu variabel yaitu produktivitas kerja
pada dua kelompok yang berbeda yaitu
PTS = Perguruan Tinggi Swasta dan PTN
= Perguruan Tinggi Negeri).
Rumusan Masalah: adakah perbedaan
produktivitas kerja antara lulusan TS dan
TN di Pemerintah Kabupaten
Mintorogo?
2) PERBANDINGAN KUALITAS PROMOSI
DAN NILAI PENJUALAN ANTARA PT
MAWAR, PT MELATI DAN PT KAMBOJA
(komparatif dua variabel yaitu kualitas
promosi dan nilai penjualan pada tiga
populasi yaitu PT Mawar, PT Melati dan
PT Kamboja).
Rumusan Masalah:
a) Adakah perbedaan kualitas promosi
antara PT Mawar, PT Melati dan PT
Kamboja?
b) Adakah perbedaan nilai penjualan
antara PT Mawar, PT Melati dan PT
Kamboja?

c. Contoh Judul dan Rumusan Masalah Penelitian Asosiatif


Simetris
HUBUNGAN ANTARA TINGGI
BADANDENGAN PRESTASI KERJADI
BIDANG PEMASARAN.
Bentuk hubungan variabel ditunjukkan pada
gambar 2.3.

Gambar 2.3. Hubungan asosiatif simetris. X


tidak mempengaruhi Y dan Y tidak
mempengaruhi X. Tidak ada
panah.

14
Rumusan Masalah:
1) Berapa ratarata tinggi badan sampel
yang diteliti (rumusan masalah
deskriptif)
2) Berapa ratarata prestasi kerja sampel
yang diteliti (rumusan masalah
deskriptif)
3) Seberapa besar hubungan antara
tinggi badan dengan prestasi kerja
(rumusan masalah asosiatif simetris)

d. Contoh Judul dan Rumusan Masalah Penelitian Asosiatif


Kausal (sebab akibat)

1) PENGARUH INSENTIF TERHADAP


DISIPLIN KERJA KARYAWAN DI
DEPARTEMEN X. (SATU VARIABEL
INDEPENDEN SATU DEPENDEN)
2) PENGARUH KERAJINAN BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MURID
SMK MULYA RAJA.
Model hubungan variable, ditunjukkan

B —>n
pada gambar 2.4.

Gambar 2. 4. Hubungan asosiatif Kausal,


X mempengaruhi Y. Ada tanda
panah

Rumusan masalah nomor 2)


1) Seberapa tinggi tingkat kerajinan
belajar murid SMK Mulya Raja?
(rumusan masalah deskriptif)
2) Seberapa tinggi tingkat prestasi
belajar murid SMK Mulya Raja?
(rumusan masalah deskriptif)
3) Seberapa besar pengaruh kerajinan
belajar terhadap prestasi belajar
murid SMK Mulya Raja? (rumusan
masalah asosiatif, kausal)

15
e. Contoh Judul dan Rumusan Masalah Penelitian
Asosiatif Resiprokal (interaktif/saling
mempengaruhi)

1) HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA BIAYA


IKLAN DENGAN NILAI PENJUALAN
PADA PERUSAHAAN DI KABUPATEN
SEMARANG
2) HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA
MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA
PEGAWAI DI BADAN DIKLAT

Model hubungan variable ditunjukkan


pada gambar 2.5.

m
m
Y

mm
Gambar 2. 5. Hubungan asosiatif resiprokal, X
mempengaruhi Y dan Y
mempengaruhi X. Tanda panah di
kanan dan kiri.

Rumusan masalah no.l.


1) Seberapa tinggi biaya yang digunakan
untuk iklan perusahaan di Kabupaten
Semarang?
2) Seberapa tinggi nilai penjualan
perusahaan di Kabupaten Semarang?
3) Adakah hubungan interaktif antara
biaya iklan dengan nilai penjualan pada
Perusahaan di Kabupaten Semarang?
f. Contoh Judul dan Rumusan Masalah Penelitian Asosiatif
Kausal dengan dua variabel independen satu dependen

16
PENGARUH PENGHASILAN ORANG
TUAfXi^) DAN PERAN ORANG (Xz) TUA
TERHADAP KESUKSESAN HJDUP(Y)
ANAK-ANAKNYA
Model hubungan variable ditunjukkan
pada gambar 2.6.

Gambar 2. 6. Pengaruh penghasilan orang tua


(XI) dan peran orang (X2) tua
terhadap kesuksesan hidup (Y)
anak-anaknya.

Rumusan masalah:
1) Seberapa tinggi penghasilan orang tua?
2) Seberapa tinggi peran orang tua
terhadap anak-anaknya?
3) Seberapa besar pengaruh penghasilan
orang tua terhadap kesuksesan
anak-anaknya?
4) Seberapa besar pengaruh peranan orang
tua terhadap kesuksesan anak-anaknya?
5) Seberapa besar pengaruh penghasilan
dan peranan orang tua secara
bersama-sama terhadap kesuksesan
anak-anaknya?

17
Manajemen

Gambar 2. 27.
Paradigma Penelitian
Berdasarkan Gambar 2.27 hubungan kausal
antar variabel penelitian dapat
diformulasikan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut.

MKS =
f (FD, FP,
FO)
BM (FO) f(FD,FP)
FP =
f(FD)
Keterangan:
MKS = Mutu Kinerja Sekolah
FD = Faktor Driver (Kompetensi
Kepala Sekolah)
FP = Faktor Process (manajemen
informasi, fokus pada
pelanggan, perencanaan strategik,
pengembangan sumber daya
manusia, dan kemitraan sekolah
dengan dunia usaha dan dunia
industri)
FO = Faktor Output (Budaya
Mutu/BM)

18
c. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara


terhadap rumusan penelitian masalah yang
didasarkan atas teori yang relevan. Bentuk
rumusan hipotesis seperti bentuk rumusan
masalah yaitu, hipotesis deskriptif,
komparatif, asosiatif, komparatif asosiatif, dan
ktural.
Dalam penelitian terdapat dua macam
hipotesis yaitu hipotesis nol dan hipotesis
alternative. Hipotesis nol adalah hipotesis
yang menyatakan "tidak ada", tidak ada
perbedaan, tidak ada hubungan, tidak ada
pengaruh. Sedangkan hipotesis alternative
adalah kebalikan hipotesis nol yang
menyatakan "ada"; ada perbedaan, ada
hubungan dan ada pengaruh. Hipotesis nol
dirumuskan oleh peneliti, bila peneliti belum
yakin terhadap teori yang dipakai, sedangkan
hipotesis alternative adalah hipotesis yang
dirumuskan oleh peneliti, bila teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis
sudah diyakini kebenarannya. Bila peneliti
telah yakin akan teori yang digunakan, maka
peneliti sebaiknya merumuskan hipotesis
alternative. Hipotesis alternative tersebut
yang akan diuji melalui pengumpulan data.
Hipotesis dirumuskan dalam kalimat positif,
bukan kalimat pertanyaan.

Contoh Hipotesis
1) Hipotesis deskriptif
a) Daya tahan lampu merk A paling lama
500 jam.
b) Daya tahan berdiri pelayan took A 7
jam per hari.
c) Motivasi kerja pegawai minimal
70% dari yang diharapkan.

2) Hipotesis Komparatif
a) Terdapat perbedaan produktivitas
kerja antara PT Madukara dengan PT
Alengka.
b) Terdapat perbedaan disiplin kerja dan
motivasi kerja antara pegawai di
Kabupaten X, Y dan Z.

19
3) Hipotesis asosiatif kausal
a) Motivasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap produktivitas kerja
(kata signifikan dimunculkan kalau
penelitian di lakukan pada sampel yang
diambil secara random dan peneliti akan
membuat generalisasi, signifikan artinya
hasil penelitian pada sampel dapat
digenerali-sasikan ke populasi).
b) Kepemimpinan dan iklim kerja secara
bersama-sama berpengaaih secara
signifikan terhadap produktivitas kerja.

4) Hipotesis komparatif asosiatif kausal


a) Terdapat perbedaan pengaruh iklan
terhadap nilai penjualan antara PT
Dasamukti dengan PT Saptaarga.
b) Terdapat perbedaan pengaruh budaya
kerja dan kepemimpinan secara
bersama-sama terhadap produktivitas
kerja antara PT X, Y dan Z.

5) Hipotesis Struktural
Seperti telah dikemukakan bahwa, hubungan
structural adalah hubungan antar satu atau
lebih variabel independen terhadap
dependen, di mana ada variabel
interveningnya. Variabel interveningnya bisa
lebih dari 1. Contoh hipotesis struktural.
a) Model hubungan antar variabel yang
mempengaruhi daya beli masyarakat
terbukti secara empiris.
b) Model hubungan antar variabel yang
mempengaruhi jumlah anak dalam
keluarga terbukti secara empiris.

d. Contoh deskripsi teori, kerangka berfikir dan hipotesis

Berikut ini diberikan contoh deskripsi teori,


kerangka berfikir dan hipotesis pada judul
penelitian "Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja".

20
Sintesa

Motivasi adalah seperangkat faktor yang


dapat mem-bangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku seseorang untuk
memilih jalan tertentu dalam mencapai
tujuan.

Kerangka Berfikir:
Bila kepemimpinan merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi orang lain, maka
pengaruh tersebut akan dapat
membangkitkan, mendorong, dan
memelihara perilaku seseorang mencapai
tujuan.

Hipotesis
Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian di sini adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis
penelitian yang diajukan. Dalam hal ini
metode penelitian yang digunakan adalah
metode survei. Komponen dalam metode
penelitian adalah, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data.

1. Populasi dan sampel a.


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Misalnya
akan melakukan penelitian di lembaga X,
maka lembaga X ini merupakan populasi.
Lembaga X mempunyai sejumlah
orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini
berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas.
Tetapi lembaga .X juga mempunyai
karakteristik orang-orangnya, misalnya
motivasi

21
".ya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya,
iklim organisasinya Am lain-lain; dan juga
mempunyai karakteristik obyek yang lain,
-lnya kebijakan, prosedur kerja,
tata ruang kantor, :uktivitas yang
dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti
populasi dalam arti karakteristik.

= Sampel
.pel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki •feh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak —-r.gkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
-•er.ggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus retul-betul
representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat
lima orang yang ditutup mata disuruh
menyimpulkan karakteristik gajah. Lihat
gambar 2.14. Berdasarkan gambar 2.14
tersebut terlihat bahwa, orang pertama
memegang telinga gajah, maka ia
menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang
kedua memegang badan gajah, maka ia
menyimpulkan gajah itu seperti tembok
besar. Orang ke tiga memegang ekornya,
maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti
scutas tali. Orang ke empat memegang kaki
gajah, maka ia menyimpulkan gajah seperti
sebatang pohon. Orang kelima memegang
belalai gajah, gajah itu seperti pipa. Begitulah
kalau sampel yang dipilih tidak representatif,
maka ibarat 5 orang yang ditutup matanya
memegang gajah, mereka tidak mampu
memilih sampel yang representatif, sehingga
membuat kesimpulan yang salah tentang
gajah.

22
Orang pertama: memegang
telinga gajah. Gajah itu
seperti kipas

Orang keempat: Orang ketiga:


memegangkaki gajah.memegang ekor gajah.
Gajah ituspt sebatangGajah itu seperti seutas
pohon tali

Gambar 2. 14. Empat orang yang ditutup


matanya memilih sampel yang
salah tentang gajah, sehingga
kesimpulannya juga salah

c. Teknik sampling
Bila peneliti ingin membuat generalisasi hasil
penelitian sampel, maka sampel yang
digunakan harus mewakili populasi, Teknik
pengambilan sampel yang dapat mewakili
populasi adalah dengan teknik random
sampling. Terdapat empat teknik random
sampling yaitu simple random, stratified
random, Disproportionate Stratified Random
Sampingan area/cluster random.
1) Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata

23
yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen. Lihat gambar 2.15 berikut.

Gambar 2. 15. Teknik Simple


Random Sampling
2) Proportionate Stratified Random
Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
Suatu organisasi yang mempunyai pegawai
dari latar belakang pendidikan yang berstrata,
maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya jumlah pegawai yang lulus Si = 45,
S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD
= 300. Jumlah sampel yang harus diambil
meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah
sampel dan teknik pengambilan sampel
diberikan setelah bab ini. Teknik
Proportionate Stratified Random Sampling
dapat digambarkan seperti gambar2.16
berikut.

Diambil secara random ,


. -Sampel'

propor ■representatif •

sional

Gambar 2. 16.Teknik Proportionate Stratified


Random Sampling

24
3) Disproportionate Stratified Random
Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional. Misalnya pegawai dari
unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang Si, 800
orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang
lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil
semuanya sebagai sampel. Karena dua
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan
dengan kelompok Si, SMU, dan SMP.

4) Cluster Sampling (Area Sampling)


Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misal
penduduk dari suatu negara, provinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk
mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 33 provinsi,
dan sampelnya akan menggunakan 15
provinsi, maka pengambilan 15 provinsi itu
dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat,
karena provinsi-provinsi di Indonesia itu
berstrata (tidak sama) maka pengambilan
sampelnya perlu menggunakan stratified
random sampling. Provinsi di Indonesia ada
yang penduduknya padat, ada yang tidak;
ada yang mempunyai hutan banyak ada yang
tidak, ada yang kaya bahan tambang ada
yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu
diperhatikan sehingga pengambilan sampel
menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering
digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan
tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling
juga.

25
d. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi sehingga
tidak terjadi kesalahan generalisasi adalah
sama dengan jumlah iriggota populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan
hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk
1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan,
maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000
orang. Makin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi,
maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling
tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat
ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki
(sampling error). Tingkat
ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki
sering tergantung pada
tnber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
Makin besar tingkat kesalahan maka akan
semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan,
dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan,
maka akan semakin besar jumlah anggota
sampel yang diperlukan sebagai sumber data.
Berikut ini diberikan salah satu contoh
menghitung jumlah sampel dari populasi
yang telah diketahui jumlahnya dengan
nimus dari Isaac dan Michael, dan pada tabel
2.1 telah diberikan hasil perhitungan yang
berguna untuk menentukan jumlah sampel
berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan
10%. Rumus Isaac dan Michael ditunjukkan
pada rumus 2.1.

X2. N. P. Q I
s = ------------------------------ ■
2 2
d (N-l) + ^ .P.Q Rumus
2.1
la)
BvnliguF

26
X2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%,5%, 10%. P = Q
= 0,5. d =0,05. s = jumlahsampel

27
Keterangan:
s = Jumlah sampel
X = Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat
2
kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk Derajat
Kebebasan 1 dan kesalahan 5% harga Chi
Kuadrat = 3,841. Harga Chi kuadrat untuk
kesalahan 1% = 6,634 dan 10% = 2,706.
N = Jumlah populasi
P = Peluang benar (0,5)
Q = Peluang salah (0,5)
d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan
rata-rata populasi. Perbedaan bisa 0,01; 0,05,
dan 0,10.

Contoh:
Hitunglah jumlah sampel bila populasi 1000
orang, tingkat kesalahan 5%, dan perbedaan
antara rata-rata sampel dengan ratarata
populasi = 0,05Dengan rumus Isaac dan
Michael (rumus 2 4.1) selanjutnya dapat
dihitung. (Harga X yang diperoleh dari tabel
tidak dikuadratkan)

X2. N. P. Q 3,841 x 1000x0,5x0,5


s = .................... = -----------------------
d2 (N - 1) + X 2 . P. Q 0,05 2(1000-1) +
3,841 x 0,5x0,5
s = 277 Jadi jumlah sampel = 277

Jadi untuk populasi 1000 dengan tingkat


kesalahan 5% jumlah sampelnya 277

Berdasarkan rumus tersebut, selanjutnya


digunakan untuk menghitung jumlah sampel,
mulai dari populasi 10 sampai dengan
1000.000. Hasilnya telah disajikan pada tabel
2.1. Berdasarkan tabel 2.1 terlihat bahwa, makin
besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil
ukuran sampel. Sebagai contoh: untuk populasi
1000, untuk taraf kesalahan 1%, jumlah
sampelnya = 399; untuk taraf kesalahan 5%

28
jumlah sampelnya = 277, dan untuk taraf
kesalahan 10%, jumlah sampelnya = 213. Dari
tabel juga terlihat

29
bahwa bila jumlah populasi tak terhingga,
maka jumlah anggota sampelnya untuk
kesalahan 1% = 664, 5% = 386, dan 10%, 271.
Untuk jumlah populasi 10 jumlah anggota
sampel sebenarnya hanya 9,56 tetapi
dibulatkan, sehingga menjadi 10.
Cara menentukan ukuran sampel seperti
yang dikemukakan di atas didasarkan atas
asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.
Bila sampel tidak berdistribusi normal,
misalnya populasi homogen maka cara-cara
tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya
populasinya benda, katakan logam dimana
susunan molekulnya homogen, maka jumlah
sampel yang diperlukan 1% saja sudah bisa
mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus
untuk menghitung ukuran sampel, misalnya
dari Cochran, Cohen dll. Bila keduanya
digunakan untuk menghitung ukuran sampel,
terdapat sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu
yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang
dipakai adalah jumlah ukuran sampel yang
paling besar.
Pengambilan sampel secara random/acak
dapat dilakukan dengan bilangan random,
komputer, maupun dengan undian. Bila
pengambilan dilakukan dengan undian, maka
setiap anggota populasi diberi nomor terlebih
dahulu, sesuai dengan jumlah anggota
populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah
random, maka setiap anggota populasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Untuk contoh di
atas peluang setiap anggota populasi =
1/1000. Dengan demikian cara
pengambilan-nya bila nomor satu telah
diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau
tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak
sama lagi. Misal nomor pertama tidak
dikembalikan lagi maka peluang berikutnya
menjadi 1: (1000 - 1) = 1/999. Peluang akan
semakin besar bila yang telah diambil tidak
dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar
lagi, dianggap tidak sah dan dikembalikan
lagi.

30

Anda mungkin juga menyukai