Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata
penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa
Inggris. Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan
to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian
research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan (Siyoto &
Sodik, 2015).
Dalam keperawatan, riset keperawatan merupakan suatu kegiatan,
menghasilkan teori baru untuk memperkaya khasana teori keperawatan yang
akhirnya dapat dikembangkan ilmu keperawatan yang baru dan hasil riset yang
ada harus diterapkan pada praktik keperawatan untuk menilai efektifitas atau
memungkinkan menemukan masalah baru untuk dicarikan alternatif
penyelesaian masalah (Suprajitno, 2016).
Dalam melaklukan penelitian, terlebih dalam penelitian kuantitatif,
rancangan atau desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi
untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Hal senada
juga dinyatakan oleh Sarwono. Menurut Sarwono (2006) desain penelitian
bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan
dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas. Kualitas penelitian dan ketepatan
penelitian antara lain ditentukan oleh desian penelitian yang dipakai. Oleh

1
karena itu desain yang dipergunakan dalam penelitian harus desain yang tepat.
(Rinaldi & Mujianto, 2017).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Agar mahasiswi/I mampu mengetahui jenis penelitian pra-eksperimen.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa/I mampu mengetahui pengertian dari rancangan penelitian.
2. Mahasiswa/I mampu mengetahui rancangan penelitian eksperimental.
3. Mahasiwa/I mampu mengetahui jenis penelitian pra eksperimental.

2
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam suatu
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat
memengaruhi akurasi hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua
hal; pertama, rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam
mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data;
dan kedua, rancangan penelitian digunakan untuk mengidentifikasi struktur
penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2014).
Rancangan sangat erat dengan kerangka konsep sebagi petunjuk
perencanaan pelaksanaan suatu penelitian. Sebagai “blueprint” rancangan
adalalah suatu pola atau petunjuk secara umum yang dapat diaplikasikan pada
beberapa penelitian. Dengan adanya permasalahan penelitian yang jelas, suatu
rancangan dapat di gunakan sebagai gambaran tentang perencanaan penelitian
secara rinci dalam hal pengumpulan dan analisa data.
Menurut Buns & Groves 1999 dalam Nursalam (2014), ada beberapa
pertanyaan yang perlu dikaji pada bagian penetuan situasi penelitian, seperti
berikut ini:
a) Apa tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variabel dan kelompok
berdasarkan situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab
akibat pada situasi tertentu?
b) Apakah akan menggunakan suatu perlakuan (treatment)?
c) Jika ya, apakah perlakuan akan di kontrol oleh peneliti?
d) Apakah akan dilakukan pra-tes pada sampel perlakuan?
e) Apakah sampel akan diselesaikan secara (random)?

3
f) Apakah sampel akan diteliti sebagai suatu kelompok atau di bagi menjadi
beberapa kelompok?
g) Berapa besar kelompok yang akan diteliti?Berapa jumlah masing-masing
kelompok?
h) Apakah tiap kelompok akan dikontrol?
i) Apakah tiap kelompok akan diberi tanda secara acak?
j) Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
k) Apakah mengunakan pengumpulan data cross-sectional atau cross-time?
l) Apakah variabel sudah diidentifikasi?
m) Apakah data yang sudah dikumpulkan memiliki banyak variabel?
n) Strategi apa yang digunakan untuk mengontrol variabel yang bervariasi?
o) Strategi apa yang digunakan untuk membandingan suatu variabel atau
kelompok?
p) Apakah suatu variabel akan dikumpulkan secara singkat atau bertingkat
(multiple)?
Penyusunan rancangan penelitian merupakan suatu pertimbangan yang matang
dan rinci sebagaimana tersebut di atas. Semakin hati-hati dalam berpikir secara
rinci, rancangan penelitian akan semakin kuat.

Pemilihan rancangan penelitian


Pemilihan dan penetapan rancangan penelitian dilakukan setelah perumusan
hipotesis penelitian. Hal ini penting karena rancangan penelitian pada dasarnya
merupakan strategi untuk mendapatkan data yang di butuhkan untuk keperluan
pengujian hipotesis atau untuk menjawab petanyaan peneliti serta sebagai alat
untuk mengontrol atau mengendalikan pelbagai variabel yang berpengaruh
dalam penelitian. Dengan demikian, rancangan penelitian pada hakikatnya
merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan peneliti yang telah ditetapkan
dan berperan sebagai pedoman dan penutup penelitian pada seluruh proses
penelitian.
4
Unsur-unsur yang penting dalam menentukan rancangan penelitian mencakup:
(1) ada/ tidaknya pengobatan, (2) jumlah sampel dalam populasi, (3) frekuensi
dan waktu pengukuran, (4) metode sampling, (5) instrument untuk
pengumpulan data dan (6) kontrol yang dipilih untuk mengendalikan variabel-
variabel perancu.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang penting saat menyusun suatu rancangan
penelitian:
1. Apakah akan ada suatu intervensi keperawatan yang perlu dilakukan kepada
responsden?
2. Perbandingan tipe apakah yang akan digunakan?
3. Prosedur apakah yang akan digunakan untuk mengontrol variabel?
4. Kapan dan berapa kali data akan dikumpulkan dari responsden?
5. Dalam situasi yang bagaimanakah penelitian akan dilaksanakan, di klinik,
di rumah atau di tempat yang lain?
6. Berapa jumlah responsden untuk setiap kelompok?
7. Apakah setiap kelompok akan diseleksi secara random?
8. Apakah data dikumpul secara cross-sectional dan cross-time?

2.2 Rancangan Penelitian Eksperimental


Penelitian eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang
digunakan untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan
dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas. Eksperimen merupakan
rancangan penelitian yang memberikan pengujian hipotesis yang paling tertata
dan cermat (Nursalam, 2014).
Sedangkan menurut Wasis (2008), metode eksperimen merupakan
metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat
melalui pemanipulasian berbentuk hubungan sebab akibat melalui
pemanipulasian variabel independen (mis. Treatment, stimulasi, kondisi) dan
5
menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian. Efek dari
manipulasi disebut variabel dependen. Selama pemanipulasian perlakuan,
peneliti melakukan kontrol terhadap variabel luar (extraneous variables) agar
perubahan yang terjadi benar-benar akibat pemanipulasian, bukan disebabkan
variabel lainnya. Jadi pada penelitian eksperimen harus mengandung unsur
kelompok kontrol, kelompok perlakuan, dan kelompok intervensi. Akan tetapi
studi ini pada umumnya mahal dan pelaksanaannya rumit, sehingga
penggunaannya terbatas.
Pada penelitian eksperimen memungkinkan penelitian sendiri mungkin
untuk mengontrol variable bebas dan variable yang lain sehingga sehingga
tingkat kepastian jawaban hasil penelitian jauh lebih terkontrol dibanding dari
jenis penelitian dalam kelompok experiment facto, baik di dari segi tinjau
validitas internal (internal validity ) maupun validitas eksternal (internal
validtry) hubungan sebab akibat dapat di telurusi dengan jelas (Yusuf, 2017).

Sistem notasi
Sarwono 2006 dalam Rinaldi & Mujianto (2017) mengemukakan bahwa
terdapat system notasi dalam membicarakan desain dan eksperimental. Sistem
notasi tersebut adalah sebagai berikut:
X : Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang
diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas yang
kemudian efek pada variabel tergantungnya akan diukur.
O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel
tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek
tertentu.
R : Menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan
secara random.
Dilihat dari kemampuannya dalam mengontrol variabel-variabel
penelitian, rancangan penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi tiga,
6
yaitu: (1) pra-eksperimental; (2) eksperimental semu; dan (3) eksperimental
sungguhan.

2.3 Rancangan Penelitian Pra-Eksperimental


Menurut Sugiyono 2013 dalam Safitri (2017) mengemukakan bahwa
rancangan penelitian pre-eksperimental design (nondesign) merupakan bukan
jenis eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Pendapat lainya menurut Arikunto (2013) mengatakan bahwa, pre-
eksperimental desain seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak
sebenarnya. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi
persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti
peraturan-peraturan tertentu.
Yusuf (2017) mengemukakan bahwa rancangan penelitian ini pada
prinsipnya tidak dapat mengontrol validasi internal dan eksternal secara utuh,
karena satu kelompok hanya dipelajari satu kali, atau kalau menggunakan dua
kelompok di antara kedua kelompok itu tidak disamakan terlebih dahulu.
Karena rancangan ini sangat lemah.
Menurut Babbie 1999 dalam Nursalam (2014), rancangan penelitian pra-
eksperimental dibedakan menjadi tiga, yaitu (a) one-shot case study; (b) one-
group pre post test design; dan (c) statistic group compatison design.
Ketiga rancangan pre-eksperimental menggunakan cara yang berbeda-
beda namun setiap rancangan yang diberikan perlakuan atau treatment. Ada
yang menggunakan pretest dan ada pulang yang tidak menggunakan pretest
(Yusuf, 2017).

a. One-shot case study

7
Rancangan penelitian one shot case study adalah dengan cara
memberikan perlakuan/ treatment kemudian diobservasi untuk dilihat
dampaknya atau pengaruhnya. Yusuf (2017) mengemukakan bahwa
rancangan ini hanya melibatkan satu kelompok atau kejadian pada periode
waktu tertentu. Dengan demikian tidak ada kelompok kontrol sebagai
bandingan dari kelompok eksperimen. Perlakuan diberikan pada permulaan
dan kemudian untuk mengetahui seberapa jauh hasilnya dilaksanakan
pengukuran pada bagian akhir kegiatan atau kejadian. Rancangan ini dapat
digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

X O
perlakuan posttest

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian dengan rancangan


penelitian one shot case study (mis. Penyuluhan keluarga berencana sebagai
salah satu cara efektif menigkatkan sikap masyarakat terhadap keluarga kecil
dan sejahtera).
1) Pada awal kegiatan, tentukan terlebih dahulu yang akan mengikuti
penyuluhan.
2) Pada langkah kedua terhadap semua subjek tersebut diberikan
penyuluhan tentang keluarga berencana, selama periode tertentu.
Kegiatan ini terus dilaksanakan sampai penyuluhan selesai.
3) Pada akhir kegiatan dilakukan pengukuran dengan melakukan posttest.

Keuntungan rancangan penelitian one shot case study yaitu berguna


untuk menjajaki masalah yang akan diteliti lebih lanjut, seperti penelitian
tindakan atau exploratory.
Rancangan penelitian one shot case study memiliki beberapa kelemahan
yaitu:
1) Tidak ada kontrol sama sekali dan juga tidak ada validitas internal.

8
2) Hasil pengukuran tidaklah dapat dinyatakan secara tegas sebagai akibat
perlakuan.
3) Kesimpulan diambil mungkin berbeda dari keadaan yang sebenarnya,
atau menyesatkan sebab hasil itu tidak dapat dibandingkan dengan
kelompok yang lain.

b. Rancangan pra-pasca tes dalam satu kelompok (one-group pre post test
design)
Ciri tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab-akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi.
Suatu kelompok sebelum dikenai perlakuan tertentu (I) diberi pra-tes,
kemudian setelah perlakuan, dilakukan pengukuran lagi untuk mengetahui
akibat dari perlakuan. Pengujian sebab akibat dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pra-tes dengan pasca-tes. Namun tetap tanpa
melakukan pembandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan
kelompok lain.
Metode penelitian one-group pretest-posttest design ini, dilakukan
terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol pembanding.
Dalam rancangan ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak
dipilih secara random (Safitri, 2017).
Penelitian ini dipandang masih sangat lemah karena tidak melibatkan
kelompok kontrol dan temuan penelitian sangat ditentukan oleh
karakteristik subjek, apabila ditemukan atau tidak ditemukan perbedaan
antara pra-tes, maka tidak dapat dipastikan apakah perbedaan itu memang
disebabkan perlakuan yang diberikan ataukah tidak.
Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

9
O1 X O2
pretest perlakuan posttest

Yusuf (2017) mengemukakan proses penelitian dilaksanakan dalam


tiga tahap, yaitu:
1) Melaksanakan pretest untuk mengukur kondisi awal responden sebelum
diberikan perlakuan.
2) Memberikan perlakuan (X).
3) Melakukan posttest untuk mengetahui keadaan variabel terikat sesuadah
diberikan perlakuan.

Perbedaan antara pretest dan posttest merupakan hasil perlakuan.


Tetapi sulit untuk mengatakan apakah selisih itu betul-betul merupakan
akibat perlakuan, sebab banyak variabel yang tidak dapat dikontrol, antara
lain extraneous. Di samping itu, kematangan, keadaan di sekitar penelitian,
pengetesan, regresi statistika dan mortality experimental tidak dapat
dikontrol.

c. Statistic group comparison design


Notoadmojo 2010 dalam Annissa (2018) mengemukakan bahwa
desain penelitian ini adalah Statistic Group Comparison. Desain ini
memiliki kelompok kontrol atau pembanding. Kelompok eksperimen
menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan pengukuran kedua atau
observasi (O2). Hasil observasi ini kemudian dikontrol atau dibandingkan
dengan hasil observasi pada kelompok kontrol atau pembanding, yang tidak
menerima program atau intervensi.
Yusuf (2017) mengemukakan bahwa pada dasarnya rancangan ini
menggunakan dua kelompok, namun pemilihan kelompok itu bukan secara

10
random. Di samping itu perlakuan hanya diberikan pada salah satu
kelompok. Kedua kelompok diambil dari populasi yang sama.
Berhubungan karena rancangan ini mengunakan kelompok control,
maka beberapa faktor yang memengaruhu validitas internal seperti history
dapat dikontrol.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu
tindakan pada kelompok subjek yang mendapat perlakuan, kemudian
dibandingkan dengan kelompok subjek yang tidak mendapatkan perlakuan.
Secara sederhana rancangan penelitian ini sebagai berikut:

X1 O1
- O2
perlakuan posttest

Langkah-langkah yang ditempuh dalam rancangan penelitian ini sebagai


berikut:
Pertama : Ambil dua kelompok subjek dari populasi yang sama.
Kedua : Kenakan perlakuan pada salah satu kelompok.
Ketiga : Kenakan pada kedua kelompok posttest, setelah perlakuan selesai.
Keempat : Bandingkan hasil kelompok pertama (O1) dan kelompok kedua
(O2), dengan mencari mean (rata-rata) masing-masing kelompok.
Kelima : Gunakan rumus statistic tertentu yang cocok dnegan jenis data
yang ada, sehingga dapat diketahui apakah beda kedua kelompok
itu berarti atau tidak.
Beberapa kelemahan dalam rancangan ini ialah kedua kelompok tidak
sama sebab tidak dipilih secara random (acak). Disamping itu, beberapa
faktor yang memengaruhi validitas internal, seperti kematangan, pengetesan,
dan instrumentasi belum dapat dikendalikan. Tuckman menyebutkan

11
rancangan ini dengan istilah Intack Group Comparison. Bentuk lain dari
Static Group Comparison Design, yaitu dengan memperkenalkan perlakuan
berbeda terhadap kedua kelompok, seperti diagram berikut:

X1 O1
X2 O2

Keterangan: X1 adalah perlakuan untuk kelompok pertama.


X2 adalah perlakuan untuk kelompok kedua.
Pengembangan dari rancangan pre-eksperimen tipe ketiga ini yaitu dengan
memperkenalkan pretest dan posttest, yaitu Static Group Pretest-Posttest
Design. Kelemahan utama rancangan ini yaitu kedua kelompok penelitian
tidak diambil secara random.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat
memengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan penelitian merupakah hasil akhir
dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh penelitian berhubungan dengan
bagimana suatu penelitian bisa diterapkan ,rancangan sangat erat dengan
kerangka konsep sebagai petunjuk perencanaan pelaksanaan suatu penelitian.
Pre-experimental design Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental
design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Dalam rancangan ini tidak ada kelompok kontrol untuk
diperbandingkan dengan kelompok eksperimen. Rancangan ini berguna untuk
mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.

13

Anda mungkin juga menyukai