PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumor otak adalah lesi intrakranial lokal yang menempati ruang di dalam
tengkorak. Tumor otak primer berasal dari sel dan sruktur di dalam otak. Tumor
otak sekunder, atau metastatik, terbentuk dari sruktur-sruktur di luar otak (paru,
payudara, saluran gastrointestinal bawah, pankreas, ginjal, dan kulit[melanomal])
dan terjadi pada 10 % sampai 20 % dari seluruh pasien kanker. insidensi terbesar
tumor otak pada orang dewasa terjadi antara dekade kelima dan ketujuh. Tumor
otak jarang bermetastatis keluar sistem saraf pusat, tetapi menyebabkan kematian
karena mengganggu fungsi vital (pernapasan) atau meningkatkan tekanan
intrakranial.
Tumor otak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok : tumor
yang muncul dari pembungkus otak (mis, dural meningioma), tumor yang
terbentuk di dalam atau di atas saraf kranial (mis, neuroma akustik), dan tuomr
yang berasal di dalam jaringan otak (mis, glioma), serta lesi metastatik yang
berasal di tempat lain di dalam tubuh. Tumor kelenjar hipofisis dan pineal serta
pembuluh darah serebral juga merupakan jenis tumor otak. Tumor dapat bersifat
jinak (benigna) atau ganas (maligna). Tumor jinak dapat terjadi di area tubuh yang
vital dan memberi dampak serius sebagaimana tumor ganas (Brunner, 2013).
Penderita tumor otak di Indonesia semakin meningkat akhir- akhir ini. .
Peningkatan prevalensi kasus tumor otak ini menunjukkan adanya ancaman serius
bagi bangsa Indonesia. Tumor otak dapat mengakibatkan menurunnya kualitas
hidup penderitanya, juga mengakibatkan beban sosial dan ekonomi bagi penderita
dan keluarganya, masyarakat dan negara. Salah satu cara untuk mendeteksi secara
dini penyakit tumor otak ini adalah dengan melakukan pemeriksaan radiologis,
pada pemeriksaan secara radiologis yang perlu dilakukan antara lain Computed
Tomografi Scan (CT Scan) dengan kontras; Magnetic Resonance Imaging (MRI)
dengan kontras, serta Positron Emission Tomography – Computed Tomography
(PET CT scan) (atas indikasi).
1
1.2.Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui dan memahami defenisi tumor otak.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami grade tumor otak.
c. Mahasiswa mengetahui dan memahami patofisiologi tumor otak.
d. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara membuat kasus keperawatan
dengan masalah tumor otak.
e. Mahasiswa mengetahui dan memahami manajemen kasus dan pengelolaan
askep pasien dengan tumor otak.
f. Mahasiswa mengetahui dan memahami telaaj jurnal hasil penelitian pada
kasus tumor otak.
g. Mahasiswa mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat terkait
kasus tumor otak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagi
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke
dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan.
Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau semua
kejadian patofisiologis sebagai berikut :
Insiden tertinggi pada tumor otak dewasa terjadi pada dekade kelima,
keenam dan ketujuh, dengan tingginya insiden pada pria. Pada usia dewasa, tumor
otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia membuat sruktur dan mendukung sistem
otak dan medula spinalis) dan merupakan supratentorial (terletak di atas penutup
serebelum). Jejas neoplastik di dalam otak akhirnya menyebabkan kematian yang
mengganggu fungsi vital, seperti pernapasan atau adanya peningkatan TIK,
(Smeltzer, 2001).
3
2.2. Pembagian Grade Tumor Otak
4
2.3. Patofisiologi Tumor Otak
5
Kompresi medula oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan
cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang
cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan,
(Batticaca, 2008).
TIK
-Parolisis
-Kakeksia
6
2.4. Terapi Diet Pada Pasien Tumor Otak
7
Diet yang dianjurkan :
8
2.5. Kasus Keperawatan Dengan Keperawatan Tumor Otak
Seorang pasien 40 thn datang dengan keluhan nyeri kepala, mual muntah
serta kejang sejang seminggu yang lalu. Kejang di keluhkan dengan didahului
oleh gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan awalnya bersifat quadranopia
berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia. Keluhan panas disangkal,
keluhan kejang pada keluarga disangkal, keluhan gangguan penglihatan menahun
disangkal.
2.6.1. Pengkajian
2.6.2. Diagnosa
9
- Perubahan nilai AGD,
- Hipoksia.
b. Kerusakan mukosa membran mulut dan gigi yang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan perawatan gigi karena kelemahan.
Ditandai dengan :
DS: Klien mengatakan tidak mampu menyikat gigi karena lemah;
DO:
- Napas berbau,
- Lesi,
- Ulkus terbuka,
- Vesikel,
- Stomatitis,
- Leukoplakia,
- Gingivitis,
- Karies gigi,
- Gigi berlubang.
c. Kerusakan integritas kulit (telinga, kepala, bahu, dan sebagainya) yang
berhubungan dengan berbaring yang lama pada satu sisi.
Ditandai dengan :
DS : Klien/keluarga mengatakan terdapat luka di daun telinga, bahu dan
kepala;
DO :
- Daun telinga (kiri dan kanan) terdapat luka tekan
- Kulit kepala berwarna merah kehitaman
- Bahu kanan atau kiri berwarna kemerahan atau kehitaman.
10
11
2.6.3. Intervensi
12
- Kejang (+), jalan - Tidak vital stabil terapi sesuai program Obat-obatan diperlukan
sempoyongan - Tidak ada penurunan - Observasi tanda vital sesuai dengan penyebab
- Pupil anisokor (juling), kesadaran - Kaji tingkat kesadaran penyakit dan bertujuan untuk
diameter abnormal - Tidak tampak jaringan - Kaji pupil memperbaiki perfusi jaringan
(mengecil), nekrosis dan rasa baal pada - Kaji fungsi saraf serebral.
- Tremor, lokasi kraniektomi - Kaji kekuatan otot
- Penurunan tingkat - GCS dalam batas normal
kesadaran, (E4, V5, M6).
- Tanda-tanda vital
abnormal,
- Kelemahan anggota gerak,
- Perubahan nilai AGD,
- Hipoksia.
13
kelemahan. tidak sakit. dan catat seluruh lesi di mukosa mulut, dan
Ditandai dengan : - Membran mukosa mulut mulut. Perhatikan tenggorokan yang kering
DS: Klien mengatakan tidak bersih. keluhan nyri, bengkak, menyebabkan rasa sakit dan
mampu menyikat gigi karena - Gusi berwarna merah sulit mengunyah atau sulit menelan.
lemah; jambu. menelan.
DO: - Lidah berwarna merah - Lakukan perawatan - Memberikan rasa nyaman,
- Napas berbau, jambu. mulut setiap hari dan meningkatkan kesehatan,
- Lesi, - Ulkus (-). setelah makan, gunakan dan mencegah
- Ulkus terbuka, - Stomatitis (-). sikat gigi yang halus, pembentukan asam yang
- Vesikel, - Karies gigi (-). pasta gigi non-abrasif, dikaitkan dengan partikel
- Stomatitis, - Vesikel (-) obat pencuci mulut makanan yang tertinggal.
- Leukoplakia, non-alkohol, dan
- Gingivitis, pelembab bibir.
- Karies gigi, - Cuci lesi mukosa mulut - Mengurangi perluasan lesi
- Gigi berlubang. dengan menggunakan dan krusta dari kandidiasis
hidrogen peroksida dan meningkatkan
atau normal saline/soda kenyamanan.
kue.
- Anjurkan mengunyah - Merangsang saliva untuk
14
permen karet atau yang menetralkan asam dan
tidak mengandung melindungi membran
gula. mukosa.
- Rencanakan diet - Makanan yang pedas akan
garam, pedas, makanan menyebabkan kekambuhan
atau minuman asam. pada lesi yang telah
Periksa toleransi sembuh.
makanan.
- Tawarkan makan - Akibatnya nyeri bertambah
dingin atau segar. dan akan lebih parah bila
Kolaborasi dengan ditambah dengan garam dan
dokter gigi. asam.
- Pendidikan kesehatan Rasa dingin atau panas
kepada orang tua berlebihan menyebabkan
tentang pentingnya nyeri pada membran
kebersihan gigi dan mukosa yang sensitif.
mulut.
- Lakukan perawatan - Mempertahankan hidrasi
kebersihan mulut dan dan mencegah kekeringan
15
gigi (oral hygiene). rongga mulut.
3 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan intervensi
(telinga, kepala, bahu, dan keperawatan selama 7X24 jam
sebagainya) yang tidak terjadi kerusakan
berhubungan dengan integritas kulit melalui
berbaring yang lama pada perbaikan sirkulasi ke jaringan
satu sisi. yang rusak, dengan kriteria :
Ditandai dengan : - Warna kulit normal (tidak - Kaji perubahan warna - Tekanan yang lama akan
DS : Klien/keluarga kemerahan, lecet, kulit pada daerah yang menyebabkan aliran darah
mengatakan terdapat luka di kehitaman, pucat) tertekan. ke jaringan tersebut
daun telinga, bahu dan - Kulit yang tertekan tubuh terganggu sehingga suplai
kepala; oksigen berkurang dan
DO : terjadi nekrosis.
- Daun telinga (kiri dan - Ubah posisi klien setiap - Mengurangi tekanan pada
kanan) terdapat luka tekan 2 jam. titik tekan, meningkatkan
- Kulit kepala berwarna sirkulasi ke jaringan dan
merah kehitaman meningkatkan proses
- Bahu kanan atau kiri penyembuhan.
berwarna kemerahan atau - Lakukan perawatan - Memberikan rasa nyaman,
16
kehitaman. kulit secara teratur meningkatkan kesehatan,
dengan memberikan : dan mencegah
kamfer spiritus pada pembentukan asam yang
daerah yang tertekan; dikaitkan dengan makanan
berikan bedak talc pada yang tertinggal.
daerah punggung.
- Lakukan masase - Untuk memperlancar
(massage) punggung peredaran darah.
17
2.6.4. Evaluasi
18
b. Beneficience ( Berbuat Baik )
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi
konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
f. Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien.
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
19
terkecuali.
i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang
berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan
“consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed
consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat
didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagi
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke
dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan.
Sebagai perawat kita harus mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan kasus tumor otak, baik manajemen maupun aspek legas dan etis.
3.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22