"Yang terjadi, karena kami masih tergantung pada gula, setahun dua tahun bisnis gula hancur
karena kebijakan pemerintah yang salah, mengimpor besar-besaran gula rafinasi, itu
mengakibatkan kami menjadi harus menyelesaikan masalah kami di gula dulu jadi ekspansi
kami agak tertahan," imbuhnya.
Kepada Kompas.com, Dandossi mengakui bahwa porsi laba dari produksi minyak kelapa sawit
masih kecil bagi RNI, yaitu hanya sekitar 10 sampai 15 persen dari total laba keseluruhan.
Namun, hal ini tidak mengurungkan niatnya untuk menetapkan fokus pada bisnis minyak kelapa
sawit.
Adapun, RNI lewat anak perusahaannya, PT Perkebunan Mitra Ogan baru saja melaksanakan
pemancangan batu pertama pembuatan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Desa Lubuk
Buah-Tanjung Bali, Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Pabrik
terseut merupakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ketiga yang dimiliki Mitra Ogan di Sumatra.
Dalam pernyataan resminya, Direktur Utama RNI, Ismet Hasan Putro mengungkapkan bahwa
rencana pembangunan pabrik minyak kelapa sawit tersebut merupakan rangkaian ekspansi
perkebunan kelapa sawit di kawasan Muba. Selain PKS, ada pula dua kebun kelapa sawit yaitu
Kebun Batanghari Leko (BHL) seluas 7.500 hektar dan Kebun Sekayu Sungai Keruh (SSK)
seluas 3.000 hektar. Sementara ini, luas tertanam kelapa sawit mencapai 1.400 hektar.
Macam-mcam istilahnya:
1)Perusahaan:Suatu Unit
2)laba:Beruntung
3)Kontribusi:Pemasukan/pemakaian
6)Ekspansi:Memperluas