Anda di halaman 1dari 2

PALEMBANG, KOMPAS.

com - Direktur Keuangan Perusahaan PT Rajawali Nusantara


Indonesia (RNI) Dandossi Matram tidak menampik buruknya kondisi bisnis gula di Indonesia
akhir-akhir ini. Menurutnya, pengembangan sawit akan menjadi masa depan bisnis RNI setelah
industri gula "meredup" sinarnya,"Mulai dari pengembangan sawit setelah gula meredup
sinarnya ,harga gula cenderung naik turun dan kita rugi serta kurangnya laba bagi perusahaan.
Sehingga kita harus berpaling ke sawit, Intinya kita coba kurangi porsi kontribusi gula," ujar
Dandossi ketika ditemui di lokasi pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit III (PKS-III) milik
PT Perkebunan Mitra Ogan di Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Selasa
(16/9/2014).Saat ini, bisnis gula masih menjadi penyumbang Deposit terbesar dalam pemasukan
RNI,Menurut Dandossi, jumlahnya masih 60 sampai 70 persen. Kemudian, diikuti oleh kelapa
sawit, obat, dan distribusi perdagangan.

"Yang terjadi, karena kami masih tergantung pada gula, setahun dua tahun bisnis gula hancur
karena kebijakan pemerintah yang salah, mengimpor besar-besaran gula rafinasi, itu
mengakibatkan kami menjadi harus menyelesaikan masalah kami di gula dulu jadi ekspansi
kami agak tertahan," imbuhnya.

Kepada Kompas.com, Dandossi mengakui bahwa porsi laba dari produksi minyak kelapa sawit
masih kecil bagi RNI, yaitu hanya sekitar 10 sampai 15 persen dari total laba keseluruhan.
Namun, hal ini tidak mengurungkan niatnya untuk menetapkan fokus pada bisnis minyak kelapa
sawit.

Adapun, RNI lewat anak perusahaannya, PT Perkebunan Mitra Ogan baru saja melaksanakan
pemancangan batu pertama pembuatan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Desa Lubuk
Buah-Tanjung Bali, Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Pabrik
terseut merupakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ketiga yang dimiliki Mitra Ogan di Sumatra.

Dalam pernyataan resminya, Direktur Utama RNI, Ismet Hasan Putro mengungkapkan bahwa
rencana pembangunan pabrik minyak kelapa sawit tersebut merupakan rangkaian ekspansi
perkebunan kelapa sawit di kawasan Muba. Selain PKS, ada pula dua kebun kelapa sawit yaitu
Kebun Batanghari Leko (BHL) seluas 7.500 hektar dan Kebun Sekayu Sungai Keruh (SSK)
seluas 3.000 hektar. Sementara ini, luas tertanam kelapa sawit mencapai 1.400 hektar.
Macam-mcam istilahnya:

1)Perusahaan:Suatu Unit

2)laba:Beruntung

3)Kontribusi:Pemasukan/pemakaian

4)Deposit:Uang yang disimpan di rekening

5)Impor:Barng dari Luar negeri dikirim Ke dalam negeri

6)Ekspansi:Memperluas

7)Produksi:Membuat suatu Barang atau Jasa

Anda mungkin juga menyukai