Anda di halaman 1dari 41

PENDAHULUAN

Perancangan Percobaan

By: T. Miftah Ibrahim


Penilaian Rancob
• Kehadiran : 5%
• Kuis : 10%
• Tugas/Paper : 15%
• Praktikum : 25%
• UTS/MID : 20%
• UAS/Final : 25%
Metode Ilmiah
• Penerapan logika dan objektivitas dalam
mempelajari (atau usaha untuk mengerti)
tentang fenomena
• Beberapa contoh kesimpulan yang diambil
berdasarkan logika dan objektivitas :
• Tanaman yang diberi pupuk kandang, hasilnya
meningkat
• Harga pokok gabah mahal, pendapatan petani
meningkat
Riset
Eksperimental

Vs
Riset Non-
eksperimental
Penelitian eksperimental  ada
intervensi/perlakuan dari peneliti,
baru dampaknya diukur
Penelitian non-eksperimental 
peneliti tidak melakukan intervensi,
hanya mengumpulkan data/fakta yang
ada
Eksperimental

Quasi-
Eksperimental

Non-Eksperimental
Quasi-eksperimental
 Peneliti tidak melakukan intervensi secara langsung,
tetapi mengelompokkan data yang ada seolah-olah ada
kelompok perlakuan dan ada kelompok kontrol
sebagaimana yang terjadi dalam penelitian
eksperimental
 Rancangan percobaan dan teknik analisis data dapat
menggunakan rancangan dan teknik analisis
sebagaimana yang berlaku untuk penelitian
eksperimental
Syarat Hasil Penelitian

• Valid
• ukuran kekuatan kesimpulan hasil penelitian
• Reliabel
• ukuran konsistensi dari suatu hasil pengukuran
Validitas dan reliabilitas hasil penelitian

Disain
Penelitian

Kerangka Metode
konsep penelitian
Metode Penelitian

Pengambilan Analisis
Data Data

Obyek
Bahan Analisis keilmuan
Alat Analisis statistik
Cara kerja
Rancangan percobaan
DESAIN EKSPERIMEN
 Desain eksperimen (rancangan percobaan) bertujuan untuk
menentukan rencana pelaksanaan eksperimen yang tepat agar
dapat memperoleh atau mengumpulkan informasi yang
diperlukan sebanyak-banyaknya dan berguna dalam
melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas
 Pengaturan pemberian perlakuan (input) kepada satuan-
satuan percobaan dengan maksud agar keragaman respon
(output) yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan
heterogenitas bahan percobaan yang digunakan dapat
diwadahi dan disingkirkan.
 Suatu uji atau sederetan uji yang bertujuan merubah peubah
input menjadi suatu output yang merupakan respon dari
percobaan tersebut
Kriteria
Suatu kegiatan dikatakan sebagai eksperimen bila
memenuhi karakteristik berikut :
1. Merupakan kajian manipulasi (pengaturan) variabel
independen (variabel bebas)
2. Pengaruh (efek) manipulasi variabel independen
terhadap satu atau lebih variabel dependen (variabel
terikat) diukur
3. Level (taraf) variabel independen yang dimanipulasi
dikenakan secara random pada unit percobaan
Rancangan Percobaan

Validitas Validitas
Internal Eksternal

Apakah manipulasi Seberapa jauh penemuan ini


percobaan memang cukup representatif untuk
benar menimbulkan dibuat generalisasi pada
perbedaan kondisi sejenis
Prinsip Dasar Perancangan
Percobaan
Ada tiga prinsip dasar yang perlu
diperhatikan dalam merancang suatu
percobaan, yaitu:
1. Pengacakan (Randomization)
2. Ulangan (Replication)
3. Pengendalian Lingkungan (Local
control)
Pengacakan (Randomization)
• Fungsi dari pengacakan adalah menjamin sahihnya
atas dugaan tak bias dari galat percobaan dan nilai
tengah perlakuaan serta perbedaan diantara mereka.
• Pengacakan: setiap unit percobaan memiliki peluang
yang sama untuk diberikan suatu perlakuan.
• Menghindari galat sistematik
• Meningkatkan validitas kesimpulan (pemenuhan asumsi
kebebasan)
• Caranya: lotere, tabel bilangan acak, komputer
Ulangan (Replication)
• Ulangan: Penerapan perlakuan yang
sama terhadap beberapa unit
percobaan.
• Untuk menduga galat percobaan
• Untuk menduga standard error rataan
perlakuan
• Untuk meningkatkan ketelitian suatu
percobaan
• Untuk memperluas cakupan penarikan
kesimpulan dari suatu percobaan
Pengendalian Lingkungan (Local control)

• Local Control: pengendalian kondisi-kondisi


lingkungan yang berpotensi mempengaruhi respon
dari perlakuan.
Strategi yang dapat dilakukan :
1. Jika terkait dengan keheterogenan satuan percobaan 
strateginya: pengelompokan
2. Mengontrol pengaruh-pengaruh lingkungan (selain
perlakuan) sehingga pengaruhnya sekecil & seseragam
mungkin untuk meningkatkan presisi kesimpulan
Klasifikasi Rancangan
Rancangan Lingkungan :
Berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut
ditempatkan pada unit-unit percobaan (RAL, RAK, RBSL, Lattice)

Rancangan Perlakuan :
Berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut dibentuk
(Faktorial, Split plot, Split blok)

Rancangan Pengukuran :
Berkaitan dengan bagaimana respon percobaan diukur dari unit-unit
percobaan yang diteliti
Pemilihan rancangan
 Mengatur dan mengontrol variabel-variabel dan
kondisi percobaan secara utuh dan ketat, baik dengan
manipulasi, randomisasi, dan kontrol
 Membandingkan perlakuan dan kontrol secara nyata
 Memaksimalkan varians dari variabel-variabel yang
diteliti dan berkaitan dengan hipotesis yang diuji
 Meminimalkan:
varians dari variabel pengganggu dan variabel
random yang berada di luar penelitian
 varians error
Pengambilan data
 Berdasarkan setting  lapangan, laboratorium,
perpustakaan
 Berdasarkan sumber data  primer, sekunder
 Berdasarkan teknik yang digunakan  observasi
(pengamatan, pengukuran), wawancara,
dokumentasi, atau gabungan
 Dengan intervensi (eksperimental), tanpa
intervensi (non-eksperimental)
Rancangan Pengumpulan Data
Pengumpulan Data:
Harus dibangkitkan dulu  Percobaan
Langsung dikumpulkan  Survei/Observasi

Kenapa perlu ?
Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias
(misal systematic error)
Untuk meningkatkan presisi kesimpulan
Kesimpulan dapat digeneralisasi ke populasi
target
Teknik sampling (1)
Probability sampling:
◦ setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
besar untuk dipilih.
◦ Keuntungan probability sampling adalah: sampling error
dapat dihitung.
◦ Sampling error adalah derajat yang menunjukkan sejauh
mana sampel berbeda dari populasi.
 Random sampling
 Systematic random sampling
 Stratified random sampling
Teknik sampling (2)
• Non-probability sampling:
• anggota populasi memiliki kesempatan yang tidak
sama besar untuk dipilih.
• Dalam non-probability sampling, derajat yang
menunjukkan sejauh mana sampel berbeda dari
populasi tidak dapat dihitung.
• Convenience sampling
• Judgment sampling
• Quota sampling
• Snowball sampling
Analisis data

• Skala pengukuran data


• Rancangan percobaan
Skala pengukuran data
• Skala nominal
• Skala ordinal
• Skala interval
• Skala rasio
Skala pengukuran data
Skala nominal:
- Merupakan data yang tingkatannya paling rendah. Data
nominal hanya berupa kategori saja.
- Misalnya: Jenis kelamin, agama, dan sebagainya.
Skala ordinal:
- Data yang diukur menggunakan skala ordinal selain
mempunyai ciri nominal, juga mempunyai ciri berbentuk
peringkat atau jenjang. Istilah ordinal berasal dari kata
ordo yang berarti tatanan atau deret.
- Misalnya tingkat pendidikan, nilai ujian (dalam huruf).
Skala pengukuran data
Skala interval:
- Data yang diukur menggunakan skala interval. Selain
mempunyai ciri nominal dan ordinal, juga mempunyai ciri
interval yang sama.
- Misalnya nilai ujian (dalam angka), suhu, dan sebagainya.
Skala rasio:
- Merupakan skala pengukuran data yang tingkatannya paling
tinggi. Selain mempunyai ketiga ciri dari skala pengukuran
di atas, juga mempunyai nilai nol yang bersifat mutlak
(absolut).
- Misalnya: Umur, berat, pendapatan, dan sebagainya.
Skala pengukuran data
• Skala nominal Analisis
• Skala ordinal non-parametrik

• Skala interval Analisis


• Skala rasio parametrik
 Langkah Analisis:

1. Dicari apakah data terdistribusi normal ?


2. Variannya apakah homogen ?
3. Bagaimana hasil penelitian ?
Analisis parametrik
• Uji t
• Sidik ragam (Anova)
• Uji beda rerata:
• Uji Beda Nyata Terkecil (Least Significant
Difference Test)
• Uji Dunnet
• Uji Beda Nyata Jujur
Asumsi/syarat penggunaan
analisis parametrik

• Data berskala interval atau rasio


• Distribusi normal
• Jumlah sampel cukup
Pengelompokan

Rancangan percobaan dapat dikelompokkan


berdasarkan rancangan dasar/lingkungan dengan
berbagai kombinasi pola percobaan:
• keseimbangan jumlah ulangan
• jumlah faktor yang diujikan
• pengacakan di lapangan.
Jenis rancangan percobaan
Rancangan dasar atau dapat juga disebut rancangan
lingkungan adalah pembagian jenis rancangan
percobaan berdasarkan kondisi lingkungan
dimana percobaan itu dilaksanakan.

1. Rancangan Acak Lengkap (RAL)


2. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
3. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Acak Lengkap
(RAL)
• Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan
homogen (atau dapat dianggap homogen).

• Perlu dijelaskan disini bahwa yang disebut "lingkungan"


adalah faktor-faktor lain diluar faktor yang sedang diteliti.

• Dalam percobaan RAL setiap unit percobaan di acak secara


sempurna, tanpa dibatasi oleh blok dsb.
Rancangan Acak Kelompok
(RAK)
• Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak
homogen (heterogen), misalnya percobaan-percobaan yang
dilaksanakan di lapangan, dimana terdapat 1 sumber keragaman
diluar faktor penelitian.

• Pengelompokan dilakukan untuk mengurangi heterogenitas


percobaan sehingga diperoleh homogenitas pada setiap kelompok.

• Dalam percobaan RAK setiap unit percobaan ditempatkan secara


acak pada setiap kelompok.
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)

• Diterapkan pada percobaan yang dilakukan pada lingkungan tidak


homogen, dimana terdapat 2 sumber keragaman diluar faktor
penelitian.
• Dalam percobaan RBSL setiap unit percobaan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak ada perlakuan yang sama dalam
satu baris atau kolom.
• Ciri khas RBSL adalah jumlah ulangan yang sama dengan jumlah
perlakuan.
• Disarankan RBSL diterapkan pada percobaan yang memiliki 4
sampai 8 perlakuan.
Pola percobaan berdasar keseimbangan
jumlah ulangan
• Seimbang (complete)
Suatu percobaan dikatakan seimbang jika setiap
perlakuannya memiliki jumlah ulangan yang
sama.

• Tidak seimbang (incomplete)


Suatu percobaan dikatakan tidak seimbang jika
ada perlakuan yang memiliki jumlah ulangan
tidak sama dengan perlakuan lainnya.
Pola percobaan berdasar jumlah faktor
yang diujikan
Tunggal
• Percobaan tunggal adalah suatu percobaan dimana hanya ada satu
faktor yang dicobakan, sedangkan faktor lainnya (perlakuan dasar)
dibuat sama.
• Dalam percobaan tunggal, perlakuan hanya terdiri atas perbedaan
taraf (level) dari faktor peubah tunggal yang diteliti.
• Sedangkan semua faktor lain sebagai perlakuan dasar yang
diberikan secara seragam bagi semua petak.
• Dengan hanya menyelidiki satu faktor saja, maka keterangan/hasil
yang diperoleh hanya ditentukan oleh perlakuan yang dicobakan
saja.
Pola percobaan berdasar jumlah faktor
yang diujikan
Faktorial

• Percobaan faktorial adalah suatu percobaan dimana dalam


satu keadaan (unit percobaan) dicobakan secara
bersamaan dari beberapa (2 atau lebih) percobaan-
percobaan tunggal.

• Dari percobaan faktorial dapat diketahui:


• pengaruh-pengaruh tunggal faktor yang diujikan
• pengaruh gabungan (interaksi) dari masing-masing faktor yang
diujikan.
Pola percobaan berdasar jumlah faktor
yang diujikan
Nested (Tersarang)
• Sebenarnya percobaan faktorial tersarang bukan disebabkan oleh pola
pengacakan, melainkan sebagai akibat dari sifat-sifat faktor yang
dicobakan.

• Pola tersarang lazim ditemukan pada percobaan dengan faktor kualitatif


yang dikombinasikan dengan faktor kuantitatif, dimana faktor kuantitatif
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari faktor kualitatif.

• Sebagai ilustrasi adalah suatu percobaan jenis pupuk N (kualitatif) yang


dikombinasikan dengan dosis masing pasing pupuk tersebut (kuantitatif).

• Rancangan dasar yang dipergunakan dapat berupa RAL, RAK ataupun


RBSL.
Pola percobaan berdasar pola pengacakan

Sederhana

• Percobaan sederhana adalah suatu percobaan yang dirancang sedemikian rupa sehingga setiap perlakuan dikenakan pada masing-
masing rancangan dasar yang sesuai (RAL, RAK, RBSL). Dapat diterapkan baik pada percobaan tunggal maupun percobaan faktorial.

Split Plot (Petak Terbagi)

• satu faktor yang lebih dipentingkan dari faktor lainnya

Strip Plot = Split Block (Petak Berjalur = Blok Terpisah)

• lebih mementingkan interaksi antara kedua faktor yang dicobakan

Anda mungkin juga menyukai