Anda di halaman 1dari 71

Handouts

STATISTIK
Pengolahan Hasil Perikanan

Yuliati H. Sipahutar

Sekolah Tinggi Perikanan


Jakarta
STATISTIK

Definisi:
Pengetahuan yang berhubungan dengan
cara-cara pengumpulan fakta,
pengolahan serta penganalisisannya,
penarikan keseimpulan serta pembuktian
keputusan yang cukup beralasan
berdasarkan fakta dan penganalisisan
yang dilakukan
STATISTIKA
 Statistika adalah metode untuk mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan serta
mengintepretasikan data yang berwujud angka-
angka (Croxton dan Cowden)
 Komponen Unsur Dalam Statistika:
1. Data
2. Perlakuan data seperti pengumpulan dan
pengolahan
3. Kesimpulan
4. Angka-Angka

Data Statistik
 Data Kuantitatif: data yang berbentuk bilanga
a. Data diskrit: data dari hasil menghitung
b. Data kontinu: data dari hasil pengukuran
 Data kualitatif: data non bilangan
Data menurut
sumbernya
• Data intern: data yang diperoleh dari
dalam institusinya sendiri
• Data ekstern: data yang diperoleh dari
luar institusinya, dibagi dua
a. Data primer: data yang diperoleh
secara langsung
b. Data sekunder: data yang diperoleh
secara tidak langsung

Data mentah
• Data yang baru dikumpulkan dan
belum mengalami pengolahan
apapun
Peranan Statistika
• Dalam Kehidupan Sehari-Hari
 Statistika berperan sebagai penyedia
bahan-bahan atau keterangan-
keterangan berbagai hal untuk diolah dan
ditafsirkan.
• Dalam Penelitian Ilmiah
 Statistika memiliki peran sebagai
penyedia alat untuk mengemukakan
kembali keterangan
• Dalam Ilmu Pengetahuan
 Peran sebagai peralatan analisis dan
interpretasi dari data kuantitatif
pengetahuan
Populasi dan sampel
• Populasi: totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran kuantitatif maupun kualitatif
daripada karakteristik tertentu mengenai
semua objek yang lengkap dan jelas yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya
• Sampel: sebagian yang diambil dari
populasi
LANGKAH-LANGKAH
IMPLEMENTASI
PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian
• Identifikasi problem
• Menelaah informasi/literatur
• Merumuskan pertanyaan
• Memilih desain penelitian
• Mengumpulkan dan
menganalisis data
• Menggambarkan kesimpulan

Identifikasi Problem
– Topik apa yang dapat diidentifikasi?
– Apakah tersedia jawaban?
– Dapatkah mengidentifikasi faktor-
faktor yang bermain?
Desain Penelitian
• Jawaban • Jawaban
metode metode
kualitatif kuantitatif
adalah keterangan adalah keterangan
data dalam bentuk data dalam bentuk
kata-kata seperti angka seperti
respon pada statistik,
pertanyaan probabilitas, grafik
terbuka, observasi,
dan interview
Desain Penelitian
• Menggunakan • Menggunakan
metode kualitatif metode kuantitatif
ketika ketika :
– Sedikitnya diketahui – Subjek tidak
tentang topik bersedia untuk
– Tidak dapat berinteraksi secara
mendeterminasikan luas
item closed-ended – Waktu dan dana
seperti multiples terbatas
choice, scaled – Berkeinginan untuk
response mendeterminasikan
penyebab dan
efeknya
– ‘Hard numbers’
diinginkan
Penelitian kualitatif untuk
mengembangkan
teori baru
– Mengidentifikasi topik
– Memilih metode kualitatif
– Memilih sampel
– Mengumpulkan, mengkatagorisasi
dan menganalisis data
– Menemukan, mengembangkan,
memperbaiki theoretical
relationships
– Merumuskan teori baru
Penelitian kuantitatif
untuk menguji teori yang
ada
– Mengidentifikasi topik
– Mengembangkan hipotesis
– Memilih metode kuatitatif dan sample
yang tepat
– Memilih/mengembangkan pengukuran
yang tepat
– Mengumpulkan, menganalisis dan
menginterpretasikan data
– Menemukan, mengembangkan, dan
memperbaiki theoretical relationships
– Merumuskan teori baru atau yang
telah direvisi.
Pemilihan subjek

– Mengidentifikasi populasi total


– Memilih sampel secara acak
– Mengangkat kelompok kontrol dan
eksperimental, dan kontrol untuk
membaurkan dan variabel acak
untuk studi empiris
– Mengidentifikasi kelompok yang
ada untuk perbandingan untuk ex-
post facto atau historical study
– Melakukan penelitian untuk
mengidentifikasi perbedaan
diantara kelompok.
Analisis Data
– Mengkoding data untuk mencari bentuk jawaban
– Menguji data
– Memperbaiki jika diperlukan dan menganalisis kembali

• Descriptive • Inferential
statistics statistics
– Teknik… – Teknik digunakan
• analytical untuk
• graphic menggenaralisasi
– Melukis gambar an sampel pada
pada kumpulan kelompok yang
data lebih besar
• Multiple
• Mean
regression
• Median
• Chi-square
• Mode
• Analysis of
• Range variance
• Standard Deviation
Menggambarkan
Kesimpulan
– Mempertimbangkan data yang
telah diobservasi dan
bagaimana fakta diperoleh
– Menggambarkan kesimpulan
dari jawaban mungkin:
• Mendukung hipotesis
• Menjustifikasi atau membuktikan
keefektifan program
• Menyaring teori yang ada
• Menolong mengembangkan teori
baru
RANCANGAN
PERCOBAAN
OLEH
YULIATI H. SIPAHUTAR
Perancangan
Percobaan (Rancob)
Suatu uji atau sederetan uji yang
bertujuan merubah peubah input
menjadi suatu output yang merupakan
respon dari percobaan tersebut
Beberapa Istilah:
Perlakuan  prosedur yang pengaruhnya
hendak diukur
Satuan Percobaan  satuan bahan tempat
diterapkannya satu perlakuan
(Satuan Amatan)
Faktor  peubah bebas yang diduga
berpengaruh terhadap respons (jenis
perlakuan)
Y
Perlakuan Respons Acak
(Peubah (peubah tak
terkendali) terkendali)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Perancangan Percobaan:
1. Tujuan Percobaan
2. Hipotesis  perlakuan
3. Materi percobaan  keragaman
4. Respons yang diukur
5. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
respons
6. Hasil penelitian terdahulu
7. Kontras-kontras yang akan
diperbandingkan
8. Biaya  ulangan
Prinsip Dasar Perancangan Percobaan

Ada tiga prinsip dasar yang perlu


diperhatikan dalam merancang suatu
percobaan, yaitu:
1. Pengacakan (Randomization)
2. Ulangan (Replication)
3. Pengendalian Lingkungan (Local control)
Prinsip Dasar Perancangan Percobaan
• Pengacakan: setiap (lanjutan)
unit percobaan memiliki
peluang yang sama untuk diberikan suatu
perlakuan.
– Menghindari galat sistematik
– Meningkatkan validitas kesimpulan (pemenuhan
asumsi kebebasan)
– Caranya: lotere, tabel bilangan acak, komputer

• Ulangan: Penerapan perlakuan yang sama


terhadap beberapa unit percobaan.
– Untuk menduga galat percobaan
– Untuk menduga standard error rataan perlakuan
– Untuk meningkatkan presisi kesimpulan

• Berapa jumlah ulangan ?


– Minimal 3
– Minimal db-galat 15
– Gunakan formula yang ada 
2
 
2
r  2( Z  / 2  Z  )  
 
Prinsip Dasar Perancangan
Percobaan (lanjutan)
Local Control: pengendalian kondisi-
kondisi lingkungan yang berpotensi
mempengaruhi respon dari perlakuan.
Strategi yang dapat dilakukan :
1. Jika terkait dengan keheterogenan satuan
percobaan  strateginya:
pengelompokan
2. Mengontrol pengaruh-pengaruh
lingkungan (selain perlakuan) sehingga
pengaruhnya sekecil & seseragam
mungkin
– Untuk meningkatkan presisi kesimpulan
Klasifikasi Rancangan
Rancangan Lingkungan :
Berkaitan dengan bagaimana perlakuan-
perlakuan tersebut ditempatkan pada unit-unit
percobaan (RAL, RAK, RBSL, Lattice)

Rancangan Perlakuan :
Berkaitan dengan bagaimana perlakuan-
perlakuan tersebut dibentuk (Faktorial, Split
plot, Split blok)

Rancangan Pengukuran :
berkaitan dengan bagaimana respon percobaan
diukur dari unit-unit percobaan yang diteliti
Pemilihan rancangan
 Mengatur dan mengontrol variabel-
variabel dan kondisi percobaan
secara utuh dan ketat, baik dengan
manipulasi, randomisasi, dan kontrol
 Membandingkan perlakuan dan
kontrol secara nyata
 Memaksimalkan varians dari
variabel-variabel yang diteliti dan
berkaitan dengan hipotesis yang diuji
 Meminimalkan:
varians dari variabel pengganggu
dan variabel random yang berada
di luar penelitian
 varians error
 Berdasarkan setting  lapangan, laboratorium
perpustakaan
 Berdasarkan sumber data  primer, sekunder
 Berdasarkan teknik yang digunakan 
observasi (pengamatan, pengukuran),
wawancara, dokumentasi, atau gabungan
 Dengan intervensi (eksperimental), tanpa
intervensi (non-eksperimental)

Rancangan Pengumpulan Data


Pengumpulan Data:
Harus dibangkitkan dulu  Percobaan
Langsung dikumpulkan  Survei/Observasi
Kenapa perlu ?
Untuk mendapatkan penduga yang tidak
berbias (misal systematic error)
Untuk meningkatkan presisi kesimpulan
Kesimpulan dapat digeneralisasi ke populasi
target
Teknik sampling (1)
Probability sampling:
◦setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama besar untuk
dipilih.
◦Keuntungan probability sampling
adalah: sampling error dapat dihitung
◦Sampling error adalah derajat yang
menunjukkan sejauh mana sampel
berbeda dari populasi.
 Random sampling
 Systematic random sampling
 Stratified random sampling
Teknik sampling (2)
• Non-probability sampling:
– anggota populasi memiliki
kesempatan yang tidak sama besar
untuk dipilih.
– Dalam non-probability sampling,
derajat yang menunjukkan sejauh
mana sampel berbeda dari populasi
tidak dapat dihitung.
• Convenience sampling
• Judgment sampling
• Quota sampling
• Snowball sampling
Analisis data
• Skala pengukuran data
• Rancangan percobaan

Skala pengukuran data

• Skala nominal
• Skala ordinal
• Skala interval
• Skala rasio
Skala pengukuran data
Skala nominal:
- Merupakan data yang tingkatannya paling
rendah. Data nominal hanya berupa kategori
saja.
- Misalnya: Jenis kelamin, agama, dan
sebagainya.
Skala ordinal:
- Data yang diukur menggunakan skala ordinal
selain mempunyai ciri nominal, juga mempunyai
ciri berbentuk peringkat atau jenjang. Istilah
ordinal berasal dari kata ordo yang berarti tatanan
atau deret.
- Misalnya tingkat pendidikan, nilai ujian (dalam
huruf).
Skala interval:
- Data yang diukur menggunakan skala
interval. Selain mempunyai ciri nominal dan
ordinal, juga mempunyai ciri interval yang sama.
- Misalnya nilai ujian (dalam angka), suhu, dan
sebagainya.
Skala rasio:
- Merupakan skala pengukuran data yang
tingkatannya paling tinggi. Selain mempunyai
ketiga ciri dari skala pengukuran di atas, juga
mempunyai nilai nol yang bersifat mutlak
(absolut).
- Misalnya: Umur, berat, pendapatan, dan
Skala pengukuran data
• Skala
Analisis
nominal non-parametrik
• Skala ordinal
• Skala interval Analisis
parametrik
• Skala rasio

Langkah Analisis:
1. Dicari apa data terdistribusi normal ?
2. Variannya apa homogen ?
3. Bagaimana hasil penelitian ?
Analisis parametrik
• Uji t
• Sidik ragam (Anova)
• Uji beda rerata:
– Uji Beda Nyata Terkecil (Least
Significant Difference Test)
– Uji Dunnet
– Uji Beda Nyata Jujur

Asumsi/syarat penggunaan
analisis parametrik

• Data berskala interval atau rasio


• Distribusi normal
• Jumlah sampel cukup
Istilah Pokok dalam Desain
Eksperimen

1. Unit Eksperimen
Unit yang dikenai perlakuan tunggal
(mungkin merupakan gabungan beberapa
faktor) dalam sebuah replikasi eksperimen
dasar.
2. Perlakuan
Sekumpulan kondisi eksperimen yang
akan digunakan terhadap unit eksperimen
dalam ruang lingkup desain yang dipilih.
3. Kekeliruan Eksperimen
Menyatakan kegagalan dari dua unit
eksperimen identik yang dikenai perlakuan
untuk memberikan hasil yang sama.
4. Replikasi
Pengulangan eksperimen dasar.
5. Pengacakan
Unit-unit sampel dari suatu populasi diacak
sebelum dilakukan pengambilan.
6. Kontrol Lokal
Pengendalian kondisi-kondisi lingkungan
yang berpotensi mempengaruhi respon dari
perlakuan.
a.Pengelompokan
Penempatan sekumpulan unit eksperimen
yang homogen ke dalam kelompok-kelompok
agar supaya kelompok yang berbeda
memungkinkan untuk mendapatkan
perlakuan yang berbeda pula.
b. Pemblokan
Pengalokasian unit-unit eksperimen ke dalam
blok sedemikian sehingga unit-unit dalam
blok secara relatif bersifat homogen
sedangkan sebagian besar dari variasi yang
dapat diperkirakan di antara unit-unit telah
baur dengan blok.
c. Penyeimbangan
Usaha memperoleh unit-unit eksperimen,
usaha pengelompokan, pemblokan dan
penggunaan perlakuan terhadap unit-unit
eksperimen sedemikian rupa sehingga
dihasilkan suatu konfigurasi atau formasi
yang seimbang.
7. Faktor (kuantitatif & kualitatif)
Peubah bebas penyusun perlakuan,
dimana nilai-nilainya dapat bersifat kualitatif
maupun kuantitatif

8. Taraf Faktor
Nilai-nilai atau klasifikasi-klasifikasi dari
sebuah faktor

9. Interaksi
Perubahan pengaruh dari suatu faktor
pada berbagai taraf faktor yang lain
Tahapan Analisis
• Analisis Deskriptif / Eksploratif
• Pemeriksaan Asumsi
– Kenormalan
– Kehomogenan ragam
– Keaditifan
• Analisis Ragam
• Uji lanjutan
– Perlakuan kualitatif: BNT, TUKEY,
DMRT, Dunnett
– Perlakuan kuantitatif: Kontras
polynomial ortogonal, Kurva Respon
(Response Surface)
• Khusus Uji multilokasi
– Analisis Ragam Gabungan (Composite
Analysis of Variance)
– Analisis Kestabilan
– AMMI (additive main effect an
multiplication interactions)
Metode Perancangan Percobaan
• Hal penting yg diperhatikan dalam
percobaan:
– Respon yg diberikan oleh obyek
– Keadaan tertentu yg sengaja diciptakan
utk menimbulkan respon
– Keadaan lingkungan serta keragaman yg
dpt mengacaukan penelaahan mengenai
respon yg terjadi

• Rancangan ke tiga hal diatas dlm


perancangan percobaan:
– Rancangan perlakuan
– Rancangan percobaan
• Acak lengkap, acak kelompok, bujur
sangkar latin, petak terbagi dll
– Rancangan respon
• Obyektif (alat ukur), subyektif
(panca indra)
• Skala pengukuran (nominal, ordinal,
interval, rasio atau nisbah)
RANCANGAN PERCOBAAN
• Pada dasarnya rancangan
percobaan merupakan pengaturan
pemberian respon kepada satuan-
satuan percobaan dengan maksud
agar keragaman respon yang
ditimbulkan oleh keadaan lingkungan
dan keheterogenan bahan
percobaan yang digunakan dapat
diwadahi dan disingkirkan.
Prinsip utama
rancangan percobaan

Pengacakan pengulangan

Pengendalian lokal
Pengacakan
• Fungsi dari pengacakan adalah
menjamin sahihnya atas dugaan tak
bias dari galat percobaan dan nilai
tengah perlakuaan serta perbedaan
diantara mereka.
• Pengacakan merupakan salah satu
dari beberapa ciri modern
perancangan percobaan yang
muncul

Pengulangan
• Memberikan dugaan dari galat
percobaan
• Meningkatkan ketelitian suatu
percobaan
• Memperluas cakupan penarikan
kesimpulan dari suatu percobaan
• Mengendalikan ragam galat
Pengendalian lokal
• Perancangan percobaan
• Penggunaan pengamatan
pengiring
• Pemilihan ukuran satuan
percobaan

Rancangan penelitian :
1. Rancangan Acak Lengkap
(RAL)
2. Rancangan Acak Kelompok
(RAK)
3. Rancangan Faktorial
RAL

1. Rancangan Acak Lengkap


(RAL)
RAL merupakan rancangan
yang paling sederhana di
antara rancangan percobaan
baku.
RAL lebih cocok digunakan
dalam percobaan
laboratorium, rumah kaca,
atau percobaan dengan
bahan yang homogen
Kelebihan dan Kekurangan
RAL
 Beberapa keuntungan dari
penggunaan RAL antara lain:
• Denah rancangan lebih
mudah/sederhana
• Analisis statistik terhadap subyek
sangat sederhana
• Fleksibel dalam penggunaan jumlah
perlakuaan dan jumlah ulangan
• Kehilangan informasi (data-hilang)
relatif lebih kecil dibandingan dengan
perancangan yang lain.
 Beberapa kekurangan dalam
penggunaan RAL antara lain:
• persyaratan kondisi sampel
yang harus homogen,
• tidak mungkin dilakukan pada
kondisi lingkungan yang tidak
seragam,
• jumlah ulangan yang rendah
akan memberikan hasil yang
tidak konsisten.
Percobaan Bergalat Tunggal:
RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)
Definisi dan Syarat Penggunaan
• RAL merupakan rancangan paling sederhana
• Jika ada t buah perlakuan dan menggunakan
r ulangan untuk setiap perlakuan sehingga
ada rt satuan percobaan, maka RAL
membutuhkan pengalokasian t perlakuan
secara acak kepada rt satuan percobaan
• Pola tsb dikenal sbgi pengacakan lengkap
atau pengacakan dgn tidak ada pembatasan
• Penggunaan RAL akan tepat pd kasus :
– Bila bahan percobaan homogen
– Jumlah perlakuan terbatas
• RAL mempelajari satu keragaman yg
menyebabkan nilai-nilai pengamatan
beragam, yaitu keragaman krna perlakuan yg
dicobakan
• Dalam RAL satuan percobaan hrs homogen
sedangkan yg berlainan adalah perlakuan
• Akurasi penggunaan RAL
akan tercapai apabila:
• 1) bahan percobaan
homogen
atau relatif homogen;
• 2) kondisi lingkungan sama
dan dapat dikendalikan;
• 3) jumlah perlakuan dibatasi.
Rancangan Acak Lengkap

Yij     i   ij
Model:

Dimana
Yij =daya awet pindang ke-j yg memperoleh
perlakuan ke-I
 = nilai tengah umum (rata-rata populasi)
daya awet
 i =pengaruh perlakuan

6
(kadar garam) ke-I
= pengaruh galat percobaan pada

pindang
ij ke-j yg memperoleh perlakuan ke-I
Hipotesis:

Ho: = = …= = 0 (yg berarti tdk ada


pengaruh perlakuan thd daya awet pindang)
H1:   2 ada satu
minimal
1
 6 ≠ 0 (i=1,2,…,6)
artinya minimal ada satu perlakuan yg
mempengaruhi daya awet
i
Contoh:
Pengaruh perlakuan konsentrasi garam yang
berbeda thd daya awet pindang (hari).

Hasil pengamatan
Perlakuan (%)
Total
5 (%) 8 (%) 11(%) 14(%) 17(%) 20(%)
Ulanga
n1
19,4 17,7 17,0 20,7 14,3 17,3

Ulanga
n2
32,6 24,8 19,4 21,0 14,4 19,4

Ulanga
n3
27,0 27,9 9,1 20,5 11,8 19,1

Ulanga
n4
32,1 25,2 11,9 18,8 11,6 16,9

Ulanga
n5
33,0 24,3 15,8 18,6 14,2 20,8

Juml 144,1 119,9 73,2 99,6 66,3 93,5 596,6


ah= =Y
Yi Y i
Rata 28,8 24,0 14,6 19,9 13,3 18,7
2
Rancangan Acak Lengkap

Perhitungan:
•Derajat bebas (db) utk setiap sumber
keragaman :
•db total = total banyaknya pengamatan – 1
= 30 – 1 = 29
•db perlakuan = total banyaknya perlakuan
–1=6–1=5
•db galat = db total – db perlakuan = 29 – 5
= 24
•Yij sbgi hsl pengukuran daya awet utk
masing2 pindang, t sbgi jumlah perlakuan,
dan r jumlah ulangan, maka jumlah kuadrat2
(JK) sbb:  
2 
 Y 

Y ..  ij
ij 

FaktorKore ksi ( FK )   
rt rt


TotalJendr al 
2

TotalBanya knyaPengama tan


596,6 
2
 11864,38
56
Rancangan Acak Lengkap
Lanjutan:

JKTotal ( JKT )   Yij  FK  19,4   32,6   ...


2 2 2

ij

20,82
 11864,38  1129,98
2 2
Yi  ...  Yt
JKPerlakuan( JKP)   FK
r


totalperlakuan
2
 FK
r


144,1  ...  93,5
2 2
 11864,38  847,05
5
JKGalat ( JKG )  JKTotal  JKPerlakuan
 1129,98  847,05  282,93

KuadratTen gahPerlakuan( KTP ) 


JKPerlakuan 847,05
  169,41
t 1 5
JKGalat 282,93
KuadratTen gahGalat ( KTG )    11,79
t (r  1) 24
Rancangan Acak Lengkap
KTPerlakuan 169,41
F hitung:

   14,37
Analisa Ragam (Analysis of Variance – Anova)

KTGalat 11,79

**) nyata pd taraf 1 %


F-tabel: ditentukan melalui Tabel F dgn menggunakan db perlakuan sbgi f1 dan db galat sbgi f2. Nilai F tabel utk derajat bebas 5 dan 24 (f1=5 dan f2=24) pd taraf 5% dan 1% masing2 adalah
2,62 dan 3,90
Nilai tengah umum= Y../rt = 596,6/(5)(6)=19,89

F tabel
Sumber
F Hitun
Keraga db JK KT
g
man 5% 1%

Perlaku
5 847,05 169,41 14,37** 2,62 3,90
an
Galat 24 282,93 11,79
1129,9
Total 29
8
Rancangan Acak Lengkap
Kaidah keputusan:
– Jika F hit lebih besar dr pd F tabel pd taraf 1
%, perbedaan diantara nilai tengah perlakuan
atau pengaruh perlakuan dikatakan sangat nyata
(ditandai dgn dua tanda **)
– Jika F hitung lebih besar dr pd F tabel pd taraf
5 % tetapi lebih kecil dr pda F tabel pd taraf 1
%, perbedaan diantara nilai tengah perlakuan
dikatakan nyata (ditandai dgn satu tanda *)
– Jika F hit lebih kecil dr pd T tabel pd taraf 5
%, perbedaan antara perlakuan dikatakan tidak
nyata.

Kesimpulan:
– F hit = 14,37 lebih besar dr pd F tabel pd taraf
1 %, maka diputuskan utk menolak Ho yg berart
perbedaan diantara perlakuan sangat nyata
– Rata-rata (yg sesungguhnya) dr keenam
perlakuan yg dicobakan tdk semuanya sama.
Atau paling sedikit ada satu perlakuan yg
rata2nya berbeda dgn yg lain.
Pembanding Berganda

• Beda Nyata Terkecil (Least


Significant Difference=LSD)
• Uji Tukey (Honestly Significant
Difference=HSD)
• Uji Duncan
• Uji Student-Newman-Keuls
• Uji Dunnett
• Metode Pembanding Orthogonal
• Uji Scheffe
Uji Tukey
• Formula : w  qα ( p, fe)s y
qα = ditentukan dari tabel
p = jumlah perlakuan
e = db galat
s y = galat baku nilai tengah

sy = (s2/r)1/2 = (KTG/r)1/2

s2 = KTG (kuadrat tengah nilai galat dari


anova
r = jumlah ulangan
Contoh Uji Tukey (lihat tabel pada uji RAL)
p=t=6 (ada 6 perlakuan)
fe = 24 (db galat = 24)
q0,05 = 4,37 (gunakan Tabel Upper percentage point of the
studentized range untuk p=6 dan fe=24 pd taraf nyata α =
0,05 )

s y = (s2/r)1/2 = (KTG/r)1/2 = (11,79/5) 1/2 = 1,54


Sehingga HSD utk taraf nyata α = 0,05 adalah

w  qα ( p, fe)s y = 4,37 (1,54) = 6,7


Nilai tengah perlakuan setelah diurutkan menjadi:
17 % 11 % 20% 14 % 8% 5%
13,3 14,6 18,7 19,9 24,0 28,8
_________________________
_________________
__________

Garis bawah diantara 2 nilai tengah perlakuan


menunjukkan bahwa kedua nilai tengah tidak berbeda
nyata pd taraf α = 0,05
.
Misal : antara perlakuan 17 % dan 20 %,
beda mutlak kedua nilai tengah adalah 18,7
– 13,3 = 5,4, nilai ini lebih kecil dari nilai
HSD yaitu w = 6,7 sehingga kedua nilai
tengah dikatakan tdk berbeda nyata dan
ditandai melalui grs bawah diantaranya.
Antara perlakuan 17 % dan 8 %
memberikan beda mutlak nilai tengah
adalah 24,0 – 13,3 = 10,7 dan nilai ini lebih
besar dari w = 6,7 sehingga kedua nilai
tengah dikatakan berbeda nyata dan
sebagai tandanya tidak diberikan garis
bawah diantaranya
Tugas
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
• RAK dicirikan oleh adanya kelompok dalam
jumlah yg sama, dimana setiap kelompok
dikenakan perlakuan-perlakuan
• Melalui pengelompokan yg tepat maka
RAK dpt mengurangi galat percobaan
• Dlm RAK memperhatikan perlakuan,
pengaruh galat, dan kelompok
• Dlm RAK, satuan percobaan
dikelompokkan kedlm kelompok-kelompok
tertentu sehingga satuan percobaan dlm
satu kelompok menjadi relatif homogen
• Proses pengelompokkan dlm RAK membua
keragaman dlm kelompok menjadi sekecil
mungkin dan keragaman antar kelompok
menjadi sebesar mungkin
• Suatu pengelompokkan yg tepat akan
meningkatkan perbedaan diantara
kelompok sementara akan meninggalkan
satuan percobaan didalam kelompok lebih
homogen
Rancangan Acak Kelompok
Contoh:
Pengaruh perlakuan konsentrasi garam
yang berbeda thd kadar lemak pindang dgn
sumber ikan dari daerah yg berbeda.

Hasil pengamatan
Kelompok Perlakuan (%)
Asal Ikan Total
A B C D Kelompok

1 2 5 8 6 21

2 3 4 7 5 19

3 3 5 10 5 23

4 5 5 9 2 21

Total 13 19 34 18 84
perlakuan

Rata2 3,25 4,75 8,50 4,50 5,25


Rancangan Acak Kelompok

Model:
Yij     i   i   ij
Dimana
Yij = kdr lemak pindang ke-j yg memperoleh perlakuan ke-I

= nilai tengah umum (rata-rata populasi) kdr lemak



=pengaruh perlakuan (kadar garam) ke-I
i
= pengaruh kelompok asal ikan ke j
j
= pengaruh galat percobaan pada pindang ke-j yg
 ij memperoleh perlakuan ke-I

Hipotesis:

Ho : = = …= = 0 (yg berarti tdk ada pengaruh



perlakuan thd kdr lemak
1 2  4
pindang)
H1: minimal ada satu ≠ 0 (i=1,2,…,6) artinya minimal
1
ada satu perlakuan yg mempengaruhi kdr lemak)
Rancangan Acak Kelompok
Perhitungan:
Derajat bebas (db) utk setiap sumber keragaman
db total = total banyaknya pengamatan – 1 = (4)
(4) – 1 = 15
db kelompok = banyaknya kelompok – 1 = 4 – 1 = 3
db perlakuan = total banyaknya perlakuan – 1 = 4 –
1=3
db galat = db total – db kelompok – db perlakuan
= 15 – 3 - 3 = 24
Yij sbgi hsl pengukuran kdr lemak utk masing2
pindang, t sbgi jumlah perlakuan, dan r jumlah
kelompok (ulangan), maka jumlah kuadrat (JK)
sbb:

2
Y ..
FaktorKore ksi ( FK ) 
rt


totaljendral 
2

TotalBanya knyaPengama tan


84 
2
 441
44
• Lanjutan RAK
Y
2
JKT  ij  FK
ij

 2   3  ...  2   441  81


2 2 2

JumlahKuad ratKelompo k ( JKK )


 .j
Y 2

j
  FK
t
TotalKelom pok  2
  banyaknyaPerlakuan  FK

21 19   ...  21
2 2
 441  2
2

4
JumlahKuadratPerlakuan( JKP )
 .i
Y 2

 i
 FK
t


TotalPerla kuan2  FK
banyaknyaKelompok


13  19  ...  18
2 2 2
 441  61,5
4
JumlahKuadratGalat ( JKG )  JKT  JKK  JKP
 81  2  61,5  17,5
Lanjutan RAK
KuadratTen gah( KT )
JKK 2
KTK    0,6667
r 1 3
JKP 61,5
KTP    20,5
t 1 3
JKG 17,5
KTG    1,9444
r  1t  1 33

KTP 20,5
Fhitung    10,54
KTG 1,9444

F tabel
umber
eragaman
db JK KT F Hitung
5% 1%

elompok 3 2,0 0,6667 -

erlakuan 3 61,5 20,5 10,54** 3,86 6,99

Galat 9 17,5 1,9444

otal 15 81,0
Lanjutan RAK

Keputusan:
– Karena F hitung untuk perlakuan
sangat nyata, maka memutuskan utk
menolak Ho. Hal ini berarti ada
perbedaan dlm pengaruh perlakuan
Tugas
Percobaan Faktorial
•Percobaan yg terdiri dari dua faktor
atau lebih
•Dlm pelaksanaan percobaan faktorial tetap
menggunakan salah satu rancangan dasar,
yaitu: RAL, RAK atau lainnya.

•Suatu faktor terdiri dari beberapa


perlakuan (taraf faktor) seperti: Faktor
konsentrasi garam terdiri atas 5 %,
10%, 15%;
Faktor suhu terdiri atas 300C, 400C, 500C.

•Jika suatu percobaan ingin melihat


konsentrasi garam yg berbeda (5%, 10%,
15%) dan suhu yg berbeda (300C, 400C,
500C) thd kandungan bakteri pindang, maka
berarti digunakan dua faktor yaitu faktor
konsentrasi garam yg terdiri dari 3 taraf
dan faktor suhu yg juga tediri dari 3 taraf.
Lanjutan Percobaan Faktorial
• Factor konsentrasi garam yg terdiri
atas 5%, 10%, 15% dinotasikan dgn G1,
G2, G3;

• faktor suhu terdiri atas 300C, 400C,


500C dinotasikan dgn T1, T2, T3. Dgn
demikian faktor G terdiri atas G1, G2,
G3 dan faktor suhu terdiri atas T1, T2,
T3, maka kombinasi perlakuan adalah :
• (G1T1), (G1T2), (G1T3), (G2T1), (G2T2),
(G2T3), (G3T1), (G3T2), (G3T3).

• Hal tsb diatas merupakan suatu


percobaan faktorial 3 x 3. Yang
dicobakan adalah kesembilan kombinasi
perlakuan utk melihat bagaimana jumlah
bakteri pd pindang sebagai akibat
pengaruh dari kombinasi perlakuan tsb.
Contoh:
•Penelitian ingin menegtahui pengaruh jenis
ikan (faktor A) dan bhn pengawet asam
benzoat (faktor B) terhadap kadar TVB
pindang. Rancangan percobaan yg digunakan
RAL dgn 5 ulangan. Faktor jenis ikan terdiri
atas dua taraf yaitu Cakalang (dinotasikan a1
dan layang (dinotasikan a2). Faktor pengawe
asam benzoat terdiri dua taraf yaitu:
konsentrasi 2 % (dinotasikan b1) dan
konsentrasi 0 % (dinotasikan b2)

Perlakuan (%)
Total
a1b1 a1b2 a2b1 a2b2
Ul 1 8,53 17,53 32,00 39,14
Ul 2 20,53 21,07 23,80 26,20
Ul 3 12,53 20,80 28,87 31,33
U l4 14,00 17,33 25,06 45,80
Ul 5 10,80 20,07 29,33 40,20
Jumlah=Yi 66,39 96,80 139,06 182,67 484,92=Y
Rata2 13,28 19,36 27,81 36,53 24,25
Lanjutan Percobaan Faktorial

• Tabel Total Perlakuan (Tabel Analisa dua arah)

Faktor A
Faktor
Total
B a1 a2

b1 66,39 139,06 205,45


b2 96,80 182,67 279,47
Total 163,19 321,73 484,92
Percobaan Faktorial

FK 
Y 2 ...

totaljendral 


2
484,92 
2
 11757 ,3
rab banyakpengama tan (5)(2)(2)
JKT   Yijk  FK
2

ijk

 (8,53) 2  (20,53) 2  ...  (40,20) 2  11757 ,37  1919,33


 Yij .
2
2
( totaljende ral )
 FK  
ij
JKP   FK
r r
(66,39) 2  ...  (182,67) 2
  11757 ,37  1539,41
5
JKG  JKT  JKP  1919,33  1539,41  379,92

Derajat bebas:
Db perlakuan = ab – 1 = (2)(2) – 1 = 3
Db galat = ab(r-1)=(2)(2)(5-1)=16
Db total = rab-1=(5)(2)(2)-1=19
 i
( a ) 2
(totaltaraf faktorA ) 2
JK ( A)  i  FK    FK
rb rb
(163,19) 2  (321,73) 2
  11757,37  1256,75
(5)(2)
 j
(b ) 2

(totaltaraffaktorB ) 2
JK ( B)   FK    FK
ra ra
(205,45) 2  (279,47) 2
  11757,37  273,95
(5)(2)
JK ( AB)  JKP  JK ( A)  JK ( B)  1539,41  1256,75  273,95  8,71

Derajat bebas utk pengaruh utama dan interaksi


Db faktor A = a-1=2-1=1
Db faktor B = b-1=2-1=1
Db interaksi (AB)=(a-1)(b-1)=(2-1)(2-1)=1

Kuadrat Tengah (KT):


KT(A) = JK(A)/(a-1)=1256,75/(2-1)=1256,75
KT(B) = JK(B)/(b-1)=273,95/(2-1)=273,95
KT(AB) = JK(AB)/(a-1)(b-1)=8,71/(2-1)(2-1)
=8,71
Lanjutan Percobaan Faktorial

Tabel Analisis Ragam (ANOVA)


F tabel
Sumber F Hitun
db JK KT
Keragaman g 5% 1%

Perlakuan 3 1539,41 - -

1256,7
A 1 1256,75 52,92** 4,49 8,5
5

B 1 273,95 273,95 11,53** 4,49 8,5

AB 1 8,71 8,71 0,37 4,49 8,5

Galat 16 379,92 23,75

Total 19 1919,33

Keputusan:
Dari Tabel Anova terlihat bahwa pengaruh
interaksi tidak nyata,
sedangkan pengaruh utama faktor dan faktor
B sangat nyata
Lanjutan Percobaan Faktorial

atihan:
Seorang peneliti ingin melihat pengaruh waktu perebusan dan
nis pembungkus terhadap kadar protein pindang bandeng.
Waktu perebusan yg digunakan adalah 4 jam, 8 jam, dan 12 jam
embungkus yang digunakan adalah daun pisang, almunium foi
an kertas koran .
Penelitian akan dilaksanakan di workshop pengolahan STP
engan fasilitas alat pemindangan yang memadai.

ertanyaan:
Buatlah rancangan percobaan yg tepat utk penelitian tsb
Bagaimana kesimpulan dari penelitian tsb?
Lanjutan Percobaan Faktorial

• Hasil Pengamatan

Perlakuan

w1p w1p w1p w2p w3p w3p


w2p2 w2p3 w3p3
1 2 3 1 1 2
50 52 48 47 42 38 30 25 20

52 48 47 45 41 38 31 25 20

51 49 47 45 43 37 30 24 20

Anda mungkin juga menyukai