1. Penelitian :
Cara Ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
a) Cara Ilmiah cirinya :
Rasional
Empiris
Sistematis
b) Data cirinya :
Valid (Sohih)
Reliabel (konsisten)
Objektif (kesepakatan bersama)
c) Tujuan
Penemuan
Pembuktian
Pengembangan
d) Kegunaan
Memahami masalah
Memecahkan masalah
Mengantisipasi masalah
3. Arah Penelitian
a) Menggambarkan/menjelaskan keadaan
b) Memecahkan masalah
c) Menemukan/mengembangkan model /cara kerja
d) Mengembangkan/menguji teori
e) Memperbaiki keadaan, peristiwa dan situasi pendidikan
6. Langkah-langkah Penelitian
a) Persiapan
1) Mengidentifikasi masalah.
2) Merumuskan dan membatasi masalah.
3) Mengadakan study kepustakaan.
4) Merumuskan tujuan dan manfaat penelitian.
5) Merumuskan asumsi dan hipotesis/ pertanyaan penelitian.
6) Merumuskan metode penelitian.
7) Merumuskan populasi dan sampel
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian
7. Mengidentifikasi masalah
a) Masalah
Suatu situasi yg berisi kesenjangan dan bersifat teka-teki, yang dpt
menimbulkan kerawanan, hambatan, ancaman ataupun gangguan
b) Tujuan indetifikasi
Mencari,memilih,menentukan masalah yg paling urgen dan bermanfaat untuk
diteliti.
c) Sumber
Hasil-hasil : penelitian, evaluasi, seminar, rapat kerja, lokakarnya
Kebijakan pemerintah
Isu-isu santer dalam masyarakat
10.Metode penelitian
a) Pendekatan penelitian yg digunakan :
Deskriptif
Pengembangan
Eksperimen
Tindakan
Historis
kualitatif
b) Model desain dan pendakatan :
Eksperimen : murni,kuasi,lemah
Deskriptif : Survai,korelatif,komparatif
c) Metode pengumpulan data :
Wawancara
Observasi
Angket/kuensioner
Tes
Study dokumenter
N
n= 2
1 + N .e
Dimana : n = besaran sampel
N = besaran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan ( 5%)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu,
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
berkepribadian mandiri, cerdas, kreatif, terampil dan disiplin. Demikian pula membangun sektor
pendidikan tidak pernah akan mencapai tujuan akhir yang sempurna dan final. Guru, sebagai
salah satu sumber daya manusia, memiliki peranan penting strategis dalam membimbing peserta
didik yang tidak hanya menguasai peljaran saja, tetapi juga harus memiliki kepribadian dan
integritas yang dapat diandalkan sehingga menjadi panutan bagi peserta didik, keluarga, serta
masyarakat.
Guru dituntut memiliki standar ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perubahan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih pada era 4.0
seperti saat ini, keterbukaan informasi hampir terjadi pada semua aspek dan sistem kehidupan
manusia tidak dapat dipungkiri lagi keberadannya. Begitu pula parameter kualitas pendidikan,
baik dilihat dari segi input, proses, output dan hasil, selalu berubah dari masa ke masa. Oleh
karena itu, pendidikan nasional secara terus-menerus perlu ditingkatkan kualitasnya, mulai dari
pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi melalui berbagai kebijakan dan keputusan stake
holder yang sangat tepat dan berkualitas.
Pada dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. Guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan prinsip hidup yang bermartabat,
mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan, sementara melatih berarti mengembangkan
skill praktis pada siswa. Dalam aktivitas kegiatan sehari-hari, guru sebagai individu dapat
merasakan adanya kepuasan dalam bekerja. Kepuasan dan ketidakpuasan guru dalam bekerja
dapat berdampak baik pada pribadi guru yang bersangkutan, maupun kepada organisasi dimana
guru melakukan aktivitas.
Steven L. Mc Shane (2010:108) menyatakan“Job satisfaction, a person’s evaluation of his
or her job and work context, is probably the most studided attitude in organization behavior.
Kepuasan kerja merupakan evaluasi hasil kerja seseorang yang memungkinkan seseorang dapat
mempelajari sikap dalam prilaku berorganisasi.
Kepuasan kerja bagi guru diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja
berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang diterima. Kepuasan
kerja Guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya. Pada guru yang puas
terhadap pekerjaanya kemungkinan akan berdampak positif terhadap perkembangan organisasi
sekolah. Demikian sebaliknya, jika kepuasan kerja guru rendah maka akan berdampak negatif
terhadap perkembangan organisasi sekolah, seperti: guru sering membolos, mengajar tidak
terencana, hasil belajar siswa rendah dan guru kurang puas terhadap kinerja kepala sekolah.
Seseorang akan merasa puas atas pekerjaan yang telah atau sedang dilakukannya, apabila yang
dikerjakan itu dianggapnya telah memenuhi harapan dan sesuai dengan tujuannya. Apabila
seseorang mendambakan sesuatu berarti seseorang tersebut memiliki suatu harapan dan ia
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian
termotivasi untuk melakukan tindakan ke arah pencapaian harapan tersebut, maka seseorang
tersebut akan merasa puas.
Namun pada kenyataannya masih terdapat kepuasan guru dalam menjalankan tugas nya
belum maksimal di rasakan sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran di sekolah, seperti
hal nya yang terjadi di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan yang di Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap beberapa guru
Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Rawamerta Karawang diperoleh data yang berkaitan
dengan penyebab rendahnya kepuasan kerja guru diantaranya : (1) guru yang melakukan
indisipliner seperti; membolos mengajar, masuk kelas tidak tepat waktu (2) kurangnya
penghargaan atas prestasi kerja, (3) rendahnya tingkat kesejahteraan guru dan (4) adanya
kecemburuan sosial bagi guru yang telah mendapatkan tunjangan profesi dengan yang belum
mendapatkannya.
Dari informasi tersebut di atas guru yang bekerja berdasarkan keprofesionalanya masih
sangat rendah sekali, hal ini menunjukan salah satu kriteria tingkat kepuasan kerja guru masih
sangat rendah. Kepuasan kerja merupakan unsur yang sangat penting pada suatu organisasi
dalam menghasilkan produksinya. Kepuasan kerja memungkinkan dapat memberikan pengaruh
terhadap motivasi dan perilaku kerja. Oleh karenanya masalah yang berhubungan dengan
kepuasan kerja perlu mendapatkan perhatian lebih dan ditingkatkan keberadaannya karena
berkaitan langsung dengan pelaksanaan kerja pada suatu organisasi yang lebih baik.
Ada beberpa faktor yang dapat memberikan kepuasan kerja antara lain:Imbalan jasa, Rasa
aman, Pengaruh antar pribadi, Kondisi lingkungan kerja, Kesempatan untuk pengembangan dan
peningkatan diri. ( Husaini Usman, 2009:449). Sementara menurut Marihot Tua Efendi
Hariandja (2009: 291-292) ,menyatakan bahwa, aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja,
yaitu (1) Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan
kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil, (2) Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi
pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan (3) Rekan
sekerja, yaitu seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak
menyenangkan, (4) Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk
dalam pelaksanaan kerja, (5) Promosi,yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui
kenaikan jabatan, (6) Lingkungan kerja,yaitu lingkungan pisik dan psikologis.
Dalam menyelesaikan atas permasalahan kepuasan kerja di atas perlu adanya peranan
kepemimpinan transformasioanal kepala sekolah dalam melakukan pembinaan dengan
memberikan inspirasi dan menerima aspirasi untuk mencapai tujuan kepemimpinannya.
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin memberi inspirasi, mengembangkan dan
memberi wewenang kepada pengikut dalam dua hal yaitu mencapai hasil yang luar biasa dan
mampu mengembangkan kapasitas kepemimpinan bawahan (Bernard M. Bass’ 2006:3).
Kepemimpinan yang memberkan energi positif dan konsisten berkaitan dengan upaya
menjadikan para pegawai yang dipimpinnya senantiasa meningkatkan gairah dalam bekerja.
Bagi guru-guru, tingkat kepuasan kerja paling besar untuk dimiliki karena guru sangat mencintai
pekerjaannya, walaupun pendapatan yang diperoleh tidak berbanding lurus denagn apa yang
telah dikerjakannya, namun di sisi lain mendapatkan kepuasan tersendiri yang tidak dapat
dihargai dengan uang.
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian
B. Identifikasi Masalah
( dilihat dari factor factor solusi seperti Imbalan jasa, Rasa aman, Pengaruh antar pribadi, Kondisi lingkungan kerja)
Dengan mencermati latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang mungkin muncul
dalam upaya untuk peningkatan kepuasan kerja guru perlu diidentifikasi secara cermat, dalam
2. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guru?
5. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru?
6. Apakah terdapat hubungan antara sikap guru terhadap profesi dengan kepuasan kerja guru?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, ternyata ruang lingkup
masalah yang timbul cukup kompleks, maka tidak semua identifikasi masalah yang timbul untuk
Dalam penelitian ini hanya membatasi masalah pada kepuasan kerja guru sebagai
variabel terikat (Y), yang diduga berhubungan dengan variabel bebas (X 1) kepemimpinan
Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua guru-guru yang berstatus pegawai
negeri sipil di SD (Sekolah Dasar) Negeri se-Gugus 03, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten
Karawang.
D. Perumusan Masalah
aspek kemanfaatannya dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, perbaikan kualitas guru,
kemampuan yang dimiliki peneliti, berbagai kendala teknis yang akan ditemui dalam penelitian,
maka masalah penelitian berkenaan dengan kepuasan kerja guru dibatasi pada:
2. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guru?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
guru.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
memperkuat suatu teori sebagai ppppppembenaran peneliti dan pengembangan peneliti dalam
a. Bagi mahasiswa atau peneliti lain sebagai bahan rujukan atau referensi bagi penelitian
b. Bagi sekolah sebagai salah satu bahan untuk pengambilan kebijakan dalam memahami
c. Bagi Dinas Pendidikan bahan untuk menyusun kebijakan dan program kegiatan