Anda di halaman 1dari 11

Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

1. Penelitian :
Cara Ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
a) Cara Ilmiah cirinya :
 Rasional
 Empiris
 Sistematis
b) Data cirinya :
 Valid (Sohih)
 Reliabel (konsisten)
 Objektif (kesepakatan bersama)
c) Tujuan
 Penemuan
 Pembuktian
 Pengembangan
d) Kegunaan
 Memahami masalah
 Memecahkan masalah
 Mengantisipasi masalah

2. Metode Penelitian Pendidikan


Kegiatan yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang pristiwa
yang menarik perhatian pendidik.

3. Arah Penelitian
a) Menggambarkan/menjelaskan keadaan
b) Memecahkan masalah
c) Menemukan/mengembangkan model /cara kerja
d) Mengembangkan/menguji teori
e) Memperbaiki keadaan, peristiwa dan situasi pendidikan

4. Karakteristik Proses Penelitian Pendidikan


a) Sistematis
b) Logis
c) Empiris
d) Reduktif (tidak semua aspek diteliti)
e) Replikabel (dapat di ulang oleh peneliti lain dengan hasil yang sama)

5. Berpikir Ilmiah (Berpikir Reflektif)


a) Mengidentifikasi masalah.
b) Merumuskan dan membatasi masalah.
c) Merumuskan hipotesis / pertanyaan penelitian
d) Mengumpulkan dan mengolah data.
e) Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

6. Langkah-langkah Penelitian
a) Persiapan
1) Mengidentifikasi masalah.
2) Merumuskan dan membatasi masalah.
3) Mengadakan study kepustakaan.
4) Merumuskan tujuan dan manfaat penelitian.
5) Merumuskan asumsi dan hipotesis/ pertanyaan penelitian.
6) Merumuskan metode penelitian.
7) Merumuskan populasi dan sampel
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

8) Menyusun lay out (kisi-kisi) instrumen.


9) Merumuskan butir-butir pertanyaan.
10)Menyusun persiapan teknis.
b) Pelaksanaan
1) Mengumpulkan data.
2) Mengolah dan menafsirkan data.
3) Menyusun draf laporan
c) Pelaporan
1) Seminar hasil penelitian
2) Menyempurnakan laporan
3) Mendistribusikan dan menggunakan hasil penelitian

7. Mengidentifikasi masalah
a) Masalah
Suatu situasi yg berisi kesenjangan dan bersifat teka-teki, yang dpt
menimbulkan kerawanan, hambatan, ancaman ataupun gangguan
b) Tujuan indetifikasi
Mencari,memilih,menentukan masalah yg paling urgen dan bermanfaat untuk
diteliti.
c) Sumber
 Hasil-hasil : penelitian, evaluasi, seminar, rapat kerja, lokakarnya
 Kebijakan pemerintah
 Isu-isu santer dalam masyarakat

8. Merumuskan dan membatasi masalah


a) Merumuskan masalah
Memetakan variabel /komponen /aspek yg terlibat dlm suatu tema masalah dgn
menggunakan pola pikir atau dasar teori tertentu
b) Membatasi masalah
Memisahkan variabel /komponen /aspek yg diteliti dari yg tdk diteliti.
c) Merumuskan fokus penelitiann
Merumuskan keterkaitan variabel /komponen penelitian dlm suatu judul
(apabila ada beberapa fokus bisa dibuat judul yg lbh luas).
d) Merumuskan definisi operasional
Rumusan definisi yg menggambarkan keadaan /perilaku shg dpt diamati
/diukur.

9. Asumsi dan hipotesis /pertanyaan penelitian


a) Asumsi
 Teori /hukum /dalil /kaidah /prinsip sebagai landasan dlm mengkaji
permasalahan
 Merupakan kebenaran yg tdk perlu dibuktikan lagi.
 Hendaknya jelas mendasari persoalan-persoalan yg inti.
b) Hipotesis
 Jawaban sementara terhadap suatu persoalan
 Perlu dibuktikan secara statistik apakah diterima /ditolak.
 Dalam penelitian yg tak menggunakan pengolahan
 statistik lanjut (seperti survai dan riset kualitatif) cukup
 Pertanyaan penelitian.
 Isi hipotesis /pertanyaan harus sejalan dgn tujuan penelitian
 Selain pertanyaan pokok dibuat rincian pertanyaan.
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

10.Metode penelitian
a) Pendekatan penelitian yg digunakan :
 Deskriptif
 Pengembangan
 Eksperimen
 Tindakan
 Historis
 kualitatif
b) Model desain dan pendakatan :
Eksperimen : murni,kuasi,lemah
Deskriptif : Survai,korelatif,komparatif
c) Metode pengumpulan data :
 Wawancara
 Observasi
 Angket/kuensioner
 Tes
 Study dokumenter

11.Teknik analisis/pengolahan data :


a) analisis statistik : # Deskriptif
# Inferensial (parametrik / non parametrik)
b) analisis rasional-kualitatif
c) Alasan/argumentasi : mengapa digunakan metode, desain, teknik, dsb.
d) Prosedur pelaksanaan : metode, desain, teknik

12.Populasi sampel dan sampling


a) Populasi
Keseluruhan unit (orang,kelompok,lembaga,organisasi,dll) yg menjadi subjek
penelitian
b) Sampel
– Bagian /cuplikan dr populasi yg secara nyata diteliti.
– Sampel mewakili populasi baik dlm karakteristik maupun
– jumlah.Ukuran Sampel dg rumus Slovin:

N
n= 2
1 + N .e
Dimana : n = besaran sampel
N = besaran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan ( 5%)

– Bila sampelnya manusia dan diminta memberikan jawaban disebut


responden.
c) Penentuan sampel
1) Acak (random) :bila karakteristik populasi sama (homogen)
2) Strata (stratified) : bila populasi berjenjang
3) Kluster (cluster) : bila populasi merupakan satuan/kluster
4) Purposif : bila ada tujuan - tujuan khusus.

13.Penyusunan lay out dan butir pertanyaan


a) Penyusunan lay out /kisi-kisi instrumen
1) Komponen lay out :
 Bidang masalah,variabel /komponen
 Sub variabel /komponen.
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

 Teknik pengumpulan data.


 sampel /responden.
 Penyusunan format lay out.
 Penentuan jumlah dan jenis instrumen
2) Penyusunan butir Pertanyaan /pernyataan
Umpamanya : - Pedoman wawancara untuk Pimpinan Daerah.
- Angket staf dan warga masyarakat
- Study dokumentar pimpinan unit
3) Pengembangan Instrumen
- Seleksi dan pengelompokan butir soal.
- Perbanyakan terbatas.
- Uji coba instrumen.
- Pengolahan hasil uji coba.
- Penyempurnaan instrumen.
- Perbanyakan instrumen.
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

Hasil Observasi setelah melihat gejala sosial yang terjadi di Sekolah


Masalah : Guru tidak merasa puas bekerja di Sekolah
Penyebabnya :
- guru sering bolos mengajar,
- masuk kelas tidak tepat waktu
- kurang di hargai oleh pimpinan
- kesejahteraan guru kurang sesuai standar
- adanya kecemburuan sosial bagi guru yang telah mendapatkan tunjangan
profesi dengan yang belum mendapatkannya.
Solusi : Imbalan jasa / insentif, Rasa aman / Harmonisasi, Pengaruh antar pribadi /
Sikap guru terhadap pekerjaan, Kondisi lingkungan kerja / Iklim Organisasi,
disiplin, kepemimpinan transformasional , kecerdasan emosional
Kita Pilih Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Kecerdasan emosional (X2) sebagai
variable independent
Variabel Y / masalahnya Kepuasan Kerja guru
Lokasi Fokus nya : SD Negeri se Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang
Sehingga dapat di susun Judul :
Hubungan Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Kecerdasan emosional (X2) dengan
Kepuasan Kerja Guru (Y) di SD Negeri se Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu,
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
berkepribadian mandiri, cerdas, kreatif, terampil dan disiplin. Demikian pula membangun sektor
pendidikan tidak pernah akan mencapai tujuan akhir yang sempurna dan final. Guru, sebagai
salah satu sumber daya manusia, memiliki peranan penting strategis dalam membimbing peserta
didik yang tidak hanya menguasai peljaran saja, tetapi juga harus memiliki kepribadian dan
integritas yang dapat diandalkan sehingga menjadi panutan bagi peserta didik, keluarga, serta
masyarakat.
Guru dituntut memiliki standar ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perubahan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih pada era 4.0
seperti saat ini, keterbukaan informasi hampir terjadi pada semua aspek dan sistem kehidupan
manusia tidak dapat dipungkiri lagi keberadannya. Begitu pula parameter kualitas pendidikan,
baik dilihat dari segi input, proses, output dan hasil, selalu berubah dari masa ke masa. Oleh
karena itu, pendidikan nasional secara terus-menerus perlu ditingkatkan kualitasnya, mulai dari
pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi melalui berbagai kebijakan dan keputusan stake
holder yang sangat tepat dan berkualitas.
Pada dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. Guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan prinsip hidup yang bermartabat,
mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan, sementara melatih berarti mengembangkan
skill praktis pada siswa. Dalam aktivitas kegiatan sehari-hari, guru sebagai individu dapat
merasakan adanya kepuasan dalam bekerja. Kepuasan dan ketidakpuasan guru dalam bekerja
dapat berdampak baik pada pribadi guru yang bersangkutan, maupun kepada organisasi dimana
guru melakukan aktivitas.
Steven L. Mc Shane (2010:108) menyatakan“Job satisfaction, a person’s evaluation of his
or her job and work context, is probably the most studided attitude in organization behavior.
Kepuasan kerja merupakan evaluasi hasil kerja seseorang yang memungkinkan seseorang dapat
mempelajari sikap dalam prilaku berorganisasi.
Kepuasan kerja bagi guru diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja
berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang diterima. Kepuasan
kerja Guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya. Pada guru yang puas
terhadap pekerjaanya kemungkinan akan berdampak positif terhadap perkembangan organisasi
sekolah. Demikian sebaliknya, jika kepuasan kerja guru rendah maka akan berdampak negatif
terhadap perkembangan organisasi sekolah, seperti: guru sering membolos, mengajar tidak
terencana, hasil belajar siswa rendah dan guru kurang puas terhadap kinerja kepala sekolah.
Seseorang akan merasa puas atas pekerjaan yang telah atau sedang dilakukannya, apabila yang
dikerjakan itu dianggapnya telah memenuhi harapan dan sesuai dengan tujuannya. Apabila
seseorang mendambakan sesuatu berarti seseorang tersebut memiliki suatu harapan dan ia
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

termotivasi untuk melakukan tindakan ke arah pencapaian harapan tersebut, maka seseorang
tersebut akan merasa puas.
Namun pada kenyataannya masih terdapat kepuasan guru dalam menjalankan tugas nya
belum maksimal di rasakan sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran di sekolah, seperti
hal nya yang terjadi di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan yang di Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap beberapa guru
Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Rawamerta Karawang diperoleh data yang berkaitan
dengan penyebab rendahnya kepuasan kerja guru diantaranya : (1) guru yang melakukan
indisipliner seperti; membolos mengajar, masuk kelas tidak tepat waktu (2) kurangnya
penghargaan atas prestasi kerja, (3) rendahnya tingkat kesejahteraan guru dan (4) adanya
kecemburuan sosial bagi guru yang telah mendapatkan tunjangan profesi dengan yang belum
mendapatkannya.
Dari informasi tersebut di atas guru yang bekerja berdasarkan keprofesionalanya masih
sangat rendah sekali, hal ini menunjukan salah satu kriteria tingkat kepuasan kerja guru masih
sangat rendah. Kepuasan kerja merupakan unsur yang sangat penting pada suatu organisasi
dalam menghasilkan produksinya. Kepuasan kerja memungkinkan dapat memberikan pengaruh
terhadap motivasi dan perilaku kerja. Oleh karenanya masalah yang berhubungan dengan
kepuasan kerja perlu mendapatkan perhatian lebih dan ditingkatkan keberadaannya karena
berkaitan langsung dengan pelaksanaan kerja pada suatu organisasi yang lebih baik.
Ada beberpa faktor yang dapat memberikan kepuasan kerja antara lain:Imbalan jasa, Rasa
aman, Pengaruh antar pribadi, Kondisi lingkungan kerja, Kesempatan untuk pengembangan dan
peningkatan diri. ( Husaini Usman, 2009:449). Sementara menurut Marihot Tua Efendi
Hariandja (2009: 291-292) ,menyatakan bahwa, aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja,
yaitu (1) Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan
kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil, (2) Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi
pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan (3) Rekan
sekerja, yaitu seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak
menyenangkan, (4) Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk
dalam pelaksanaan kerja, (5) Promosi,yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui
kenaikan jabatan, (6) Lingkungan kerja,yaitu lingkungan pisik dan psikologis.
Dalam menyelesaikan atas permasalahan kepuasan kerja di atas perlu adanya peranan
kepemimpinan transformasioanal kepala sekolah dalam melakukan pembinaan dengan
memberikan inspirasi dan menerima aspirasi untuk mencapai tujuan kepemimpinannya.
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin memberi inspirasi, mengembangkan dan
memberi wewenang kepada pengikut dalam dua hal yaitu mencapai hasil yang luar biasa dan
mampu mengembangkan kapasitas kepemimpinan bawahan (Bernard M. Bass’ 2006:3).
Kepemimpinan yang memberkan energi positif dan konsisten berkaitan dengan upaya
menjadikan para pegawai yang dipimpinnya senantiasa meningkatkan gairah dalam bekerja.
Bagi guru-guru, tingkat kepuasan kerja paling besar untuk dimiliki karena guru sangat mencintai
pekerjaannya, walaupun pendapatan yang diperoleh tidak berbanding lurus denagn apa yang
telah dikerjakannya, namun di sisi lain mendapatkan kepuasan tersendiri yang tidak dapat
dihargai dengan uang.
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

Selain kepemimpinan transformasional kepala sekolah, guru harus memiliki kecerdasan


emosional tinggi sehingga kepuasan kerja juga semakin tinggi. Kecerdasan emosi itu penting,
karena merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola suasana hati
(mood) dan perasaan – baik yang ada pada diri kita maupun orang lain. (Sri Isnani Husnayati ,
2009:3). Guru yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mampu mengendalikan diri
(mengendalikan gejolak emosi), memelihara dan memacu motivasi untuk terus berupaya dan
tidak mudah menyerah, mampu mengendalikan dan mengatasi stress, mampu menerima
kenyataan, dapat merasakan kesenangan meskipun berada dalam kesulitan.
Guru yang memiliki kecerdasan emosional akan mengetahui bagaimana cara merasakan,
memahami dan secara efektif memiliki daya dan kepekaan emosional sebagai sumber energi,
informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi, mampu mengendalikan stress, tidak mudah
putus asa, mudah bergaul, memiliki kemampuan besar untuk memikul tanggung jawab, dan
simpatik. Dengan demikian, guru akan memiliki dorongan untuk menciptakan mutu kerja tinggi
agar proses pembelajaran menjadi tidak membosankan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu penelitian untuk mempelajari hubungan
antara kepuasan kerja guru dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu
kepemimpinan transformaisional kepala sekolah dan kecerdasan emosional.

B. Identifikasi Masalah
( dilihat dari factor factor solusi seperti Imbalan jasa, Rasa aman, Pengaruh antar pribadi, Kondisi lingkungan kerja)

Dengan mencermati latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang mungkin muncul

dalam upaya untuk peningkatan kepuasan kerja guru perlu diidentifikasi secara cermat, dalam

hal ini, kemungkinan-kemungkinan permasalahan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan

kepuasan kerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guru?

3. Apakah terdapat hubungan antara insentif dengan kepuasan kerja guru?

4. Apakah terdapat hubungan antara harmonisasi dengan kepuasan kerja guru?

5. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru?

6. Apakah terdapat hubungan antara sikap guru terhadap profesi dengan kepuasan kerja guru?

7. Apakah terdapat hubungan antara disiplin dengan kepuasan kerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, ternyata ruang lingkup

masalah yang timbul cukup kompleks, maka tidak semua identifikasi masalah yang timbul untuk

dijawab dan diteliti dalam penelitian ini.


Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini hanya membatasi masalah pada kepuasan kerja guru sebagai

variabel terikat (Y), yang diduga berhubungan dengan variabel bebas (X 1) kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan variabel bebas (X2) kecerdasan emosional.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua guru-guru yang berstatus pegawai

negeri sipil di SD (Sekolah Dasar) Negeri se-Gugus 03, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten

Karawang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta dengan mempertimbangkan

aspek kemanfaatannya dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, perbaikan kualitas guru,

kemampuan yang dimiliki peneliti, berbagai kendala teknis yang akan ditemui dalam penelitian,

maka masalah penelitian berkenaan dengan kepuasan kerja guru dibatasi pada:

1. Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan

kepuasan kerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guru?

3. Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan

kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kepuasan kerja

guru.

2. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja guru.

Hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kecerdasan emosional

secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. a. Secara teoritis menambah khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam m masalah

kepemimpinan transformasional, kecerdasan emosional, dan pukepuasan kerja.


Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

b Sebagai alat untuk memformulasikan suatu teori untuk mmmmengubah/menyempurnakan/

memperkuat suatu teori sebagai ppppppembenaran peneliti dan pengembangan peneliti dalam

dunia ilmu ppppppengetahuan, khususnya bidang pendidikan.

2. Secara praktis penelitian ini dapat digunakan untuk :

a. Bagi mahasiswa atau peneliti lain sebagai bahan rujukan atau referensi bagi penelitian

selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan kepemimpinan transformasional kepala

sekolah, kecerdasan emosional dan kepuasan kerja guru.

b. Bagi sekolah sebagai salah satu bahan untuk pengambilan kebijakan dalam memahami

pentingnya pengembangan pengelolaan kelas oleh guru, sehingga guru mampu

melaksanakan pekerjaan secara professional.

c. Bagi Dinas Pendidikan bahan untuk menyusun kebijakan dan program kegiatan

pembinaan terkait dengan upaya peningkatan kemampuan guru dibidang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan peningkatan kecerdasan emosional guru SD Negeri

agar kepuasan kerja guru terpenuhi/tercapai.

d. Bagi Direktorat pembinaan SD Ditjen Dikdas bahan untuk penyusunan rencana


mengalokasikan anggaran untuk berbagai kegiatan, dimana salah satunya untuk kegiatan diklat
tentang kepemimpinan transformasional Kepala SD dan peningkatan kecerdasan emosional
gurunya
Lanjutan Materi Metodologi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai