Anda di halaman 1dari 75

BEBERAPA METODA

DALAM PENELITIAN
SOSIAL
OLEH :
NURPRAPTI WAHYU WIDYASTUTI, M.Si.
Jenis dan Metoda Penelitian
 Jenis penelitian (deskriptif, eksploratif, eksplanatif)
 Metode Penelitian :
# Historis
# Survey (deskriptif, korelasional)
# Eksperimen & Kuasi Eksperimen
# Analisis Isi Kuantitaitf
# Analisis Isi Kualitatif (wacana, framing, semiotika)
# Etnografi
# Deskriptif
# Studi Kasus
# Analisis Jaringan Komuikasi
BEBERAPA METODE
PENELITIAN ILMIAH
RISET SURVEY
Pengertian :
 Kegiatan mencari/ mengumpulkan, mengolah
dan melakukan analisis data untuk
mendapatkan informasi dari sejumlah besar
responden dan membuat generalisasi atas
dasar hasil penelitian terhadap sampel.
TAHAPAN RISET
1. Menentukan Manfaat Riset
2. Menentukan Tujuan Riset
3. Mengidentifikasi Kebutuhan Data
4. Menentukan Sumber Data
5. Memilih Jenis & Metode Riset
6. Membuat Instrumen Pengumpulan Data
7. Merancang Sampel
8. Mengumpulkan Data
9. Mengolah, Menganalisis/Menginterpretasi Data
10. Menyampaikan Laporan
TUJUAN RISET
1. EKSPLORATORI
 Tujuan : Penjajagan, identifikasi awal; get
preliminary insights.
2. KONKLUSIF
 Tujuan : memberikan kesimpulan dan
rekomendasi final
Riset Eksploratori dapat ditindaklanjuti
dengan Riset Konklusif.
METODE RISET
EKSPLORATORI
1. Wawancara dengan Pihak Berkompeten
(Key Informant)
2. Analisis Data Sekunder
3. Studi Kasus
4. Focus Grup
METODE RISET KONKLUSIF
1. DESKRIPTIF
 Hasil riset berupa gambaran komposisi dan
karakteristik populasi.
2. EKSPERIMENTAL / KAUSAL
 Hasil riset berupa hubungan sebab akibat
antar berbagai faktor
PENELITIAN CROSS
SECTIONAL

 Hanya pada satu waktu tertentu (Single Period


in Time)
 Menghasilkan Potret (Snapshot)
 One Time Sampel
 Tidak memantau perubahan antar waktu.
PENELITIAN
LONGITUDINAL
 Berulang-ulang / Periodik
 Menghasilkan Motion Picture Berupa Seri
Data
 Lebih Kaya Informasi
 Sampel Berupa Panel : Responden Tetap
 Untuk memantau perubahan dari waktu ke
waktu.
PROSES PEMBUATAN KUESIONER

 Terjemahkan kebutuhan data ke dalam bentuk


pertanyaan.
 Periksa bentuk pertanyaan
 Periksa bahasa dan relevansinya
 Periksa urutan pertanyaan
 Periksa penampilan kuesioner
 Lakukan Pre-Test / Try Out
 Final Drafty
BENTUK PERTANYAAN DALAM
KUESIONER
1. Terstruktur / Fixed Response
 Pertanyaan dikotomi
 Pertanyaan Multikategori

2. Terbuka / Open-Ended
 Responden bebas memberikan jawaban
KEUNTUNGAN PERTANYAAN
TERSTRUKTUR
 Memudahkan responden menjawab
 Menghemat waktu dalam bertanya dan
mencatat jawaban
 Keterampilan yang dibutuhkan surveyor tidak
terlalu tinggi
 Kemungkinan salah catat lebih kecil
 Segala lapisan masyarakat dapat menjadi
responden
KELEMAHAN PERTANYAAN
TERSTRUKTUR
 Tidak memperoleh jawaban yang mendetail
dan mendalam
 Kurang mampu menggali ide-ide baru
 Lebih makan waktu dalam mendesain
kuesioner
 Jawaban belum tentu sesuai dengan maksud
responden
BAHASA PERTANYAAN
YANG PERLU DIHINDARI :
 Pertanyaan Double Barreled

 Pertanyaan Mengarahkan Responden

 Penggunaan Istilah Ilmiah dan Teknis Bila


Responden Awam
 Meminta Responden Menghitung
URUTAN PERTANYAAN
URUTAN HARUS LOGIS & SISTEMATIS
 Keterangan Demografi

- Awal : Filter
- Akhir : Profil
 Pertanyaan Sensitif di Belakang

 Urutan Topik Umum didahulukan dari yang Spesifik

 Filter dan Skipping


PENGUKURAN SIKAP
KONSUMEN
 Hubungan : Attitude –Behavior
 Metode : Self-Report Measures
 Skala :
- Graphic Rating Scale
- Comparative Rating Scale
- Likert
MERANCANG SAMPEL
(SAMPLING DESIGN)
 Sampling : Proses pemilihan sampel dari
populasi untuk mendapatkan kesimpulan
umum mengenai populasi berdasarkan hasil
penelitian sampel
 Keuntungan Survei Sampel :
- Biaya lebih kecil
- Waktu lebih sedikit
- Non Sampling Error Lebih Kecil
METODE SAMPLING
1. PROBABILITY SAMPLING
 Simple Random Sampling

 Stratified Random Sampling

 Systematic Sampling

 Cluster Sampling

2. NON PROBABILITY SAMPLING


NON PROBABILITY SAMPLING

 Convenience Sampling :
Atas dasar kemudahan
 Judgment / Purposive Sampling
Atas dasar pertimbangan subyektif / ciri
tertentu
 Quota Sampling
Atas dasar jumlah target
KUALITAS DATA
 Kualitas = bebas error
 Jenis Error :
1. Sampling Error : Kesalahan karena melakukan
sampling.
2. Non Sampling Error :
- Design kuesioner kurang baik
- Interviewer tidak terampil
- Responden tidak jujur
EDITING
Pemeriksaan Kualitas Data Mentah
Jenis :
1. Field Editing di Lapangan
- Salah Responden
- Beberapa pertanyaan tidak dijawab
- Jawaban tidak dirumuskan dengan jelas.
2. Final Editing di Kantor
FINAL EDITING
 Pemeriksaan Konsistensi Antar-Jawaban
- Contradictory Answers
- Salah Klasifikasi
 Pemeriksaan Kewajaran Jawaban
 Perbaikan Kesalahan :
- Rule of Validation
- Konfirmasi interviewer / responden
- Survey ulang
ANALISIS DATA
MEMILIH METODE ANALISIS :
Sifat Data :
- Skala Nominal & Ordinal : Statistik Non Parametrik.
- Skala Interval & Ratio : Statistik Parametrik

Jumlah Variabel :
- Satu : Analisis Univariat
- Dua : Analisis Bivariat
- > Dua : Analisis Multivariat
ANALISIS SATU VARIABEL
 Rata-rata, Median, Modus
 Frekuensi
 Histogram
 Deviasi Standar
ANALISIS DUA VARIABEL
 Chi-Square
 Regresi Sederhana
 Korelasi
ANALISIS MULTIVARIAT
 Analisis Multiregresi
 Analisis Diskriminan
 Analisis Faktor
 Analisis Cluster
 Analisis Konjoin
ANALISIS NON STATISTIK
 Metoda Delphi
 Analytical Hierarchy Process (AHP)
 Quality Function Deployment
RISET EKSPERIMENTAL
Pengertian :
 Metode eksperimen ditujukan untuk meneliti
hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu
atau lebih variabel pada satu (atau lebih) kelompok
eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.
 Manipulasi berarti mengubah secara sistematis sifat-
sifat (nilai-nilai) variabel bebas. Setelah
dimanipulasikan, variabel bebas itu biasanya disebut
garapan (treatment).
Karakteristik Penelitian
Eksperiment :

(1) manipulasi – mengubah secara sistematis


keadaan tertentu,
(2) observasi – mengamati dan mengubah
hasil manipulasi, dan
(3) kontrol – mengendalikan kondisi-kondisi
penelitian ketika berlangsungnya
manipulasi.
Pengertian :
 Penelitian eksperimental dapat mengubah teori-
teori yang telah usang. Percobaan-percobaan
dilakukan untuk menguji hipotesa serta untuk
menemukan hubungan-hubungan kausal yang
baru.
 Eksperimentasi atau percobaan bukanlah
merupakan titik akhir atau tujuan yang
diinginkan dalam penelitian. Eksperimen hanya
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan.
Karena itu, maka seringkali ada kritik-kritik
terhadap metode eksperimen karena interpretasi
yang salah dari hasil percobaan, atau karena
salahnya asumsi yang digunakan ataupun karena
desain eksperimen yang kurang sempurna
Tujuan Penelitian Eksperimen
 untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan
sebab akibat serta berapa besar hubungan
sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu
pada beberapa kelompok eksperimental
dan menyediakan kontrol untuk
perbandingan
Pengertian Kontrol
 kontrol – mengendalikan kondisi-kondisi penelitian
ketika berlangsungnya manipulasi.
 Kontrol merupakan kunci penelitian eksperimental
sebab, tanpa kontrol, manipulasi dan observasi akan
menghasilkan data yang confounding (meragukan).
 Kondisi penelitian yang ideal terjadi bila semua hasil
pengamatan pada variabel tak bebas disebabkan oleh
variabel bebas.
 Dengan mengontrol kondisi penelitian, kita
mengusahakan agar variasi skor pada variabel tak
bebas betul-betul merupakan akibat variabel bebas.
Validitas & Reliabilitas :
 Variasi skor pada variabel bebas biasanya disebut
ragam (variace). Ada tiga macam ragam:
 ragam pertama – ragam yang ditimbulkan oleh
variabel bebas (ragam yang dikehendaki oleh
peneliti);
 ragam kedua – ragam yang timbul karena variabel
luar yang secara sistematis mempengaruhi hasil
eksperimen (ragam luar tidak dikehendaki); dan
 Ragam ketiga - ragam galat (error variance) –
ragam yang timbul karena faktor-faktor tertentu,
seperti alat ukur atau prosedur penelitian yang
menyebabkan pengamatan yang tidak konsisten.
Prosedur Kontrol.
 ialah mengatur kondisi sehingga ia
memperoleh data yang jelas menunjukkan
hubungan antara variabel bebas dan variabel
tak bebas
 3 langkah prosedur kontrol :
(1) mempertinggi ragam pertama,
(2) mengurangi ragam galat atau ragam acak, dan
(3) mengendalikan ragam kedua (Kerlinger,
1977: 306).
Langkah-langkah Eksperimen
 Rumusan permasalahan.
 Formulasikan hipotesa.
 Pengaturan teknik serta desain eksperimen.
 Penyelidikan atas kemungkinan-kemungkinan hasil yang
diperoleh dari percobaan dan menghubungkan kembali
kepada alasan-alasan mengapa percobaan harus dilakukan.
 Memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap teknik
dan prosedur statistik yang akan digunakan.
 Laksanakan percobaan.
 Aplikasikan teknik statistik tehadap eksperimen tersebut.
 Tarik kesimpulan dari estimasi-estimasi yang diperoleh serta
dari tiap kuantitas yang diperoleh serta dari tiap kuantitas
yang dievaluasikan dengan ukuran-ukuran reliabilitas yang
lazim digunakan.
 Berikan evaluasi terhadap seluruh penelitian dan
bandingkan dengan eksperimen-eksperimen lain yang telah
dilakukan dengan masalah yang serupa atau hampir serupa.
Ciri-ciri eksperimen yang baik adalah
sebagai berikut:
 Desain yang baik dapat mengatur variabel-variabel dan kondisi eksperimen
secara utuh dan ketat, baik dengan manipulasi, randomisasi dan kontrol.
 Perlakuan-perlakuan yang dilakukan dapat dibandingkan secara nyata
dengan kontrol.
 Desain yang baik dapat memaksimisasikan variance dari variabel-variabel
yang berkaitan dengan hipotesa yang ingin di uji, serta dapat
meminisasikan variance dari variabel penggangu serta variabel yang
berada di luar penelitian. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan adanya
randomisasi terhadap perlakuan serta replikasi.
 Desain yang baik harus dapat menjawab dua pertanyaan pokok, yaitu
validitas internal, atau apakah manipulasi eksperimen memang benar-
benar menimbulkan perbedaan, dan kedua, validitas eksternal, atau sampai
berapa jauh penemuan-penemuan eksperimen cukup representatif untuk
dibuat generalisasi pada kondisi yang sejenis.
 Desain yang baik, secara simultan dapat memberikan keterangan tentang
efek variabel perlakuan, variasi yang berkaitan dengan variabel yang
digunakan untuk membuat klasifikasi serta dapat diketahui interaksi antara
kombinasi variabel bebas dan/atau variabel-variabel yang digunakan untuk
membuat klasifikasi tertentu.
Teknik statistik

 Uji Z atau uji t,


 Uji Chi-kuadrat,
 Analisa variance,
 Regresi dan korelasi,
 Analisa probit.
Jenis-jenis Metode Eksperimen
 Pree Eksperimental
 True Eksperimental
 Quasi Eksperimental
ANALISIS ISI KUANTITATIF
Pengertian :
 Suatu metode penelitian yang digunakan untuk
memperoleh keterangan dari isi komunikasi
yang disampaikan dalam bentuk lambang.
 Suatu teknik riset untuk mencari objektifitas,
sistematikadan deskripsi kuantitatif pada suatu
bentuk komunikasi.
 Penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis
atau tercetak dalam media massa.
Keguanaan Analisis isi :
Menganalisis semua bentuk komunikasi
tertutama yang menggunakan media seperti :
 Surat kabar

 Berita radio

 Iklan televisi

 Bahan-bahan terdokumentasi lainnya.


Syarat Penerapan analisis isi :
 Data yang tersedia sebaian besar terdiri dari bahan-
bahan yang terdokumentasi 9buku, surat kabar, pita
rekaman, naskah, dll)
 Ada keterangan pelangkap atau kerangka teori
tertentu yang menerangkan tentang -- dan sebagai
metode pendekatan terhadap-- data tersebut.
 Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah
bahan-bahan /data-data yang dikumpulkannya, karena
sebagain dokumentasi tersebut bersifat sangat
khas/spesifik
Jenis Penelitian Analisis Isi
Deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi.
Pada prakteknya analisis ini dilakukan untuk
perbandingan yaitu :
1. Perbandingan pesan dokumen yang sama
pada waktu berbeda (untuk melihat
kecenderungan isi pesan komunikasi)
2. Perbandingan pesan dari sumber dari sumber
yang sama dalam situasi yang berbeda (studi
tentang pengatuh situasi terhadap isi)
Jenis Penelitian Analisis Isi
3. Perbandingan pesan dari sumber yang sama terhadap
penerima yang berbeda (pengaruh ciri-ciri audience
terhadap isi dan gaya komunikasi)
4. Analisis antar message, yaitu perbadingan isi
komunikasi pada waktu, situasi atau audience yang
berbeda, (studi tentang hubungan dua variabel dalam
satu atau sekumpulan dokumen)
5.Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message
dari dua sumber yang berbeda (perbedaan antar
komunikator.
Prosedur:
 Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya
 Melakukan sampling terhadap data-data terpilih
 Membuat kategori yang akan digunakan dalam
analisis
 Menentukan Coder (menentukan orang-orang yang
kompeten untuk memferivikasi kategorisasi yang
dilakukan peneliti.
 Menguji reliabilitas kategorisasi
 Membuat suatu sampel dokumen yang telah dipilih
(coding data dan meringkas dokumen)
 Membuat item-item skala berdasarkan frekuensi,
intensitas dan kriteria lain.
 Menganalisis dan Menginterpretasikan data
Reliabilitas
CR = 2M
N1 + N2
Keterangan :
 CR = Coeficient Reliabilitas
 M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh
dua orang pengkode
 N1 dan N2 = Jumlah pernyataa yang diberi
kode oleh pengkode
ANALISIS WACANA
MEDIA
(2) Institutional links (3) Personal links
(Marxist theory) (Network and diffusion theory)

(1) Media Content


SOCIETAL AUDIENCE
and Structure
STRUCTURES AND
CULTURE

(4) Culture outcomes (5) Individual Outcomes


(Functional theory) (Effect research)
(Cultivation theory) (Agenda Setting)
(Spiral of silence) (Uses and gratification)
(Dependency theory)

Sumber: Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, (1992: 343, 1996: 325)
MENGAPA ANALISIS WACANA MEDIA

 Isi Media sebagai Hasil Konstruksi Realitas

Konstruksi realitas di sini adalah


“menceritakan” ----secara lisan, tertulis,
ataupun dengan grafis ----sebuah peristiwa,
keadaan, benda, orang, lembaga, aktivitas,
atau apapun juga.
Media content : The second hand reality
 tuntutan teknis. Sebuah laporan seyogyanya mempunyai
kelengkapan berita yang terangkum dalam rumusan 5W +
IH.
 tuntutan idealisme. Di sini pers dituntut untuk bersikap
obyektif dan memperjuangkan kebenaran. Komponen
obyektivitas pemberitaan itu sendiri, seperti dirumuskan J.
Westertahl (1983), mencakup faktor faktualitas yang
mengandung nilai netralitas. (McQuail, Denis, 1994, hal.
146-147).
 tuntutan paradigmatisme. Ini terkait erat dengan dinamika
internal dan eksternal sebuah media.setiap media memiliki
kepentingan-kepentingan tertentu, entah itu ekonomi,
politik, ideologis, atau apapun namanya. Motif-motif inilah
yang menjadi “ruh” sebuah laporan. (Gitlin, Todd, 1980,
hal. 249-250).
The fact :
 isi media merupakan hasil olahan
(manufactured) yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor, mulai dari individu-individu
pekerja media (wartawan, editor),
konsumen/suplier/pengiklan, organisasi media,
kelompok kepentingan, pemerintah, partai
politik, ideologi, dan sebagainya (Soemaker &
Reese, 1996).
Peran dan Kekuatan Tanda (Icon, Indeks,
Simbol –Bahasa) dalam konstruksi
realitas:
 Teks Menentukan Konteks. Dalam mengkonstruksi realitas,
bahasa memegang peranan kunci. Dengan bahasalah sebuah
peristiwa menjadi cerita. Bahasa disini mencakup bahasa
ikon, indeks, ataupun simbol (kajian semiotika)
 bahasa (icon, indeks, simbol) sering didayagunakan untuk
berbagai kepentingan, termasuk unntuk propaganda politik
atau periklanan (Lihat, Dan Nimmo Komunikasi Politik,
1986). Bahasa juga dimanfaatkan untuk menimbulkan mitos-
mitos tertentu dalam masyarakat, seperti cerita eksodus kaum
Yahudi pada jaman Mesir Kuno (Shapiro dalam Shapiro (ed).
1984:241), atau mitos “pribumi malas” dalam masyarakat
Peran dan Kekuatan Tanda (Icon, Indeks,
Simbol –Bahasa) dalam konstruksi
realitas:

 Dengan dua alasan ini saja (isi media sebagai hasil


konstruksi realitas dan peranan bahasa dalam proses
konstruksi realitas) sudah cukup menjadi alasan untuk
menggunakan MDA, guna mengetahui :
- apa yang ada di balik sebuah teks (isi media)? -
Makna, tujuan, serta kepentingan apakah yang ada di
balik sebuah teks entah itu berupa berita, features,
tajuk rencana, iklan maupun film, dan sebagainya;
baik berupa teks tertulis (media cetak), teks lisan
(audio), teks grafis (photo still, motion picture)
maupun gabungan semua jenis teks (audio-visual).
METODE-METODE ANALISIS
WACANA MEDIA :
 analisis isi media (MDA) adalah usaha menafsirkan.
Yang ditafsirkannya adalah tanda-tanda (ikon, indeks,
simbol) baik berupa tanda verbal maupun non-verbal;
dalam bentuk tulisan, ucapan, foto, gambar, angka,
dan tanda-tanda lainnya.
 Teknik interpretasinya adalah apa yang disebut
dengan “lingkaran heurmeneutika”.
 Alat bantunya adalah teori segi tiga makna (tri-angle
meaning).
Note :
Untuk diingat, sekalipun semua metode
MDA adalah menafsirkan, namun masing-
masing metode memiliki tujuan yang
berbeda-beda. Setiap metode memiliki
tekanan yang berbeda dalam menafsirkan
tanda (apalagi jika dikaitkan dengan
perspektif/paradigma penelitian yang
dipakai).
Ciri Khas Metode-Metode MDA
No Nama Metode Uraian dan aspek yang dicari di balik sebuah teks (sebuah simplifikasi)

1 Semiotika MDC yang paling dasar, cara kerjanya adalah mengamati tanda (ikon, indeks, simbol)
dengan tujuan untuk menemukan makna-makna tanda (dengan bantuan teori segi
tiga makna).

2 Marxis Pendekatannya cenderung kritis; mengamati tanda (ikon, indeks, simbol)


dengan tujuan untuk mengetahui siapa mengeksploitasi siapa. Mencurigai
kapitalisme di balik sebuah teks.

3 Psikoanalisis Berasal dari aliran Freudian; untuk menjawab apakah tanda (ikon, indeks,
simbol) dari sebuah teks mewakili keinginan si pengguna tanda – entah itu
dalam soal id, libido; ego dan superegonya.

4 Sosiologis Pendekatannya berasal dari sosiologi yang konsern dengan urusan status dan
peran; mengamati tanda (ikon, indeks, simbol) dengan tujuan untuk mengetahui
siapa diberi status dan peran apa dalam sebuah teks.

5 Framing Analysis Variannya antara lain dari Gamson dan Modigliani; Pan & Koisicki; dan dari Van
Dijk. Intinya adalah ingin melihat bagaimana sebuah topik (masalah, tokoh)
dibuatkan wacananya dalam sebuah teks. Wacana adalah sebuah struktur cerita
yang memiliki arti tertentu akibat proses framing (pemilihan fakta mana yang
mau diangkat, fakta mana yang mau disembunyikan, atau dihilangkan sama
sekali). Tekniknya adalah mengamati kelengkapan sebuah teks, teknik
pengemasan yang dipakai, serta simbol-simbol yang digunakan.

6. Semiotika Sosial Sebuah metode untuk mengetahui bagaimana sebuah masalah dan orang
diwacanakan dalam sebuah teks. Tekniknya adalah dengan mengamati cara
pengemasan yang dipakai, sumber yang dikutip atau orang-orang yang
dilibatkan beserta atribut sosial mereka, dan dengan mengamati simbol-simbol
yang digunakan.
Note :
 Sejauh mana sebuah analisis dari teks yang
akan dilakukan antara lain dipengaruhi oleh
paradigma penelitian, ruang-lingkup masalah
yang ingin dikupas (apakah hanya teksnya
ataukah juga konteksnya – ada pendekatan
critical discourse analysis), perumusan dan
tujuan analisis, kerangka teori yang digunakan,
dan metode MDA mana yang dipergunakan.
STUDI KASUS
Pengertian :
 Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk
mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi
suatu kasus (case) dalam konteksnya secara natural
tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
 studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan
atau seperangkat keputusan; sepeti mengapa
keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan
apakah hasilnya ?
KONSEPSI DASAR
Pendekatan studi kasus ini pada dasarnya terfokus pada 2 alasan :

1. kasus berlaku apabila, suatu pertanyaan “bagaimana” (how)


dan “mengapa” (why) diajukan mengenai seperangkat
peristiwa masa kini, yang tidak dapat atau hampir tidak
dapat dijangkau oleh pengendalian peneliti.

2. studi kasus merupakan salah satu metode atau startegi


penelitian kualitatif yuang muncul pada masa keemasan
penelitian kualitatif yang bersifat spesifik, khusus dan
berskala lokal.
PEMILIHAN KASUS / PEMBAGIAN
STUDI KASUS :
 Dilihat dari aspek pemilihan kasus sebagai
objek penelitian, sedikitnya ada 3 macam
studi kasus :
1. Intrinsic case study,
2. Instrumental Case study dan
3. Collective case study.
Intrinsic case study,
dilakukan untuk memahami secara lebih baik
tentang suatu kasus tertentu. Jadi studi
terhadap kasus ini karena peneliti ingin
mengetahui secara intrinsik mengenai
fenomena, keteraturan dan kekhususn dari
suatu kasus, bukan untuk alasan eksternal
lainnya.
Instrumental Case study
merupakan studi terhadap kasus untuk alasan
eksternal, bukan karena kita ingin mengetahui
tentang hakikat kasus tersebut. Kasus hanya
dijadikan sebuah instrumen untuk memahami
hal lain di luar kasus, misalnya dalam
membuktikan sebuah teori yang sebelumnya
sudah ada.
Collective case study
dilakukan untuk menarik kesimpulan atau
generalisasi terhadap fenomena atau populasi
dari kasus-kasus tersebut. Dalam studi ini
ingin membentuk sebuah teori berdasarkan
persamaan dan keteraturan yang didapat dari
setiap kasus yang diselidiki.
model pengembangan analisis studi
kasus :
1. Studi Kasus Tunggal dengan Single level Analysis :
 studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu
dengan satu masalah penting.

2. Studi Kasus Tunggal dengan Multi level Analysis :


 studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu
dengan berbagai tingkatan masalah penting.

3. Studi Kasus Jamak dengan Single level Analysis


 Studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan dari kelompok individu
dengan satu masalah penting.

4. Studi Kasus Jamak dengan Multi level Analysis


 Studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan dari kelompok individu
dengan berbagai tingkatan masalah penting.
METODOLOGI DAN PROSES
STUDI
 Keunikan kasus pada umumnya berkaitan dengan :

(1) hakikat dari kasus tersebut,


(2) latar belakang historis,
(3) setting fisik,
(4) konteks kasus,
(5) kasus-kasus lain disekitar kasus yang dipelajari,
(6) informan atau pemberi informasi tentang keberadaan kasus
tersebut.

Untuk mempelajari suatu kasus, peneliti pada umumnya


mengumpulkan data tentang keenam aspek tersebut.
beberapa kelaziman umum dalam
melaksanakan studi
 Secara metodologis, seorang peneliti kasus mengikuti, antar
lain :
1. identifikasi kasus,
2. seleksi dan sampling kasus,
3. fiedwork, serta
4. interpretasi dan pemaparan hasil studi.

Namun demikian, peneliti dapat mengembangkan sendiri


langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan
kebiasaan dirinya karena dalam penelitian kualitatif tidak ada
istilah pembakuan metode atau langkah-langkah metodologis
sebagaimana lazimnya dalam penelitian kuantitatif.
Metoda Pengumpulan Data
 Observasi
 Interview
 FGD
Reliabilitas
 Menggunakan metode trianggulasi ;
yaitu prosedur cek dan crosscek antar nara
sumber. Hal ini dilakukan untuk melihat
kesesuaian informasi dari berbagai sumber.
Metoda Pengolahan data
 Buat Transkrip dari hasil pengumpulan data
(rekaman audio / visual, notulen)
 Pilah-pilah berdasarkan kategorisasi/ fokus
riset
 Buat analisis secara kualitatif

Anda mungkin juga menyukai