Anda di halaman 1dari 161

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348945347

Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Book · February 2020

CITATIONS READS

0 1,046

7 authors, including:

Didin Hadi Saputra Aditya Halim Perdana Kusuma


University of Nahdlatul Wathan Mataram Universitas Muslim Indonesia
22 PUBLICATIONS   39 CITATIONS    82 PUBLICATIONS   352 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Agung Purnomo Janner Simarmata


Binus University State University of Medan
63 PUBLICATIONS   186 CITATIONS    99 PUBLICATIONS   525 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Computer Science View project

Educational Management View project

All content following this page was uploaded by Agung Purnomo on 01 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Digital Marketing:
Komunikasi Bisnis Menjadi
Lebih Mudah
UU 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Pembatasan Perlindungan Pasal 26

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:

a. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
b. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
c. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram
yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
d. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Digital Marketing:
Komunikasi Bisnis Menjadi
Lebih Mudah

Penulis:
Didin Hadi Saputra, Dian Utami Sutiksno
Aditya Halim Perdana Kusuma, Romindo
Dewi Wahyuni, Agung Purnomo, Janner Simarmata

Penerbit Yayasan Kita Menulis


Digital Marketing:
Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2020

Penulis:
Didin Hadi Saputra, Dian Utami Sutiksno
Aditya Halim Perdana Kusuma, Romindo
Dewi Wahyuni, Agung Purnomo, Janner Simarmata

Editor: Alex Rikki


Desain Cover: Janner Simarmata

Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
Kontak WA: +62 858-3552-3449

Didin Hadi Saputra, dkk.


Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
Yayasan Kita Menulis, 2020
xiv; 144 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-7645-40-5
Cetakan 1, Februari 2020
I. Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
II. Yayasan Kita Menulis

Katalog Dalam Terbitan


Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa
Ijin tertulis dari penerbit maupun penulis
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis
berhasil menyelesaikan buku yang berjudul “Digital Marketing:
Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah”.

Marketing merupakan salah satu aktivitas yang paling penting dari


sebuah bisnis, sedangkan Digital Marketing adalah kombinasi seluruh
aktivitas marketing yang dilakukan menggunakan media elektronik
maupun internet. Beberapa kegiatan digital marketing di antaranya:
SEO, SEM, Social Media Marketing, email marketing, content
marketing, dan lainnya.

Buku ini akan membahas jenis digital marketing, yaitu:


1. The data whiz
2. The E-Artiste
3. The social media
4. The beta taster
5. The snarky marketer
6. The marketing megaphone

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan buku ini kedepannya.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan buku ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, Januari 2020

Tim Penulis
vi Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
Daftar Isi
Kata Pengantar ..................................................................................................v
Daftar Isi ............................................................................................................vii
Daftar Gambar .................................................................................................xi
Daftar Tabel ......................................................................................................xiii

BAB 1 PENGANTAR DIGITAL MARKETING


1.1 Apa Itu Digital Marketing?........................................................................1
1.2 Konsep Digital Marketing .........................................................................2
1.2.1 Keuntungan Pemasaran Digital ........................................................3
1.2.2 Kekurangan Pemasaran Digital ........................................................4
1.3 Jenis-Jenis Digital Marketing ....................................................................5

BAB 2 THE DATA WHIZ


2.1 Pendahuluan................................................................................................11
2.2 Pengertian Data, Whiz, dan Data Whiz ....................................................12
2.3 Mengapa Perlu Data Whiz?.......................................................................15
2.4 Big Data bisa menjadi too Big“ and Lost in Data ....................................16
2.5 Iklan Dan Pemahaman Tentang Data .......................................................19
2.6 Introducing Social Science Data ..............................................................20
2.7 Introducing Data Service ...........................................................................21
2.8 Introducing The Data Marketplace ...........................................................22
2.9 Strategi Pencarian untuk Data Ilmu Sosial ...............................................24
2.10 WHIZ: Sistem Analisis Data yang Cepat dan Fleksibel .......................24

BAB 3 E-ARTISTE
3.1 Definisi dan Esensi .....................................................................................27
3.2 Mengapa Konten Visual Merupakan Keharusan Dalam Digital
Marketing Hari ini? ....................................................................................29
3.3 Etika, Estetika dan Norma Konten Visual Digital Marketing.................34
3.4: Konten Visual Dalam Iklan dan Efeknya Terhadap Merek Suatu
Produk ..................................................................................................37

BAB 4 SOCIAL MEDIA


4.1 Definisi Social Media.................................................................................41
4.1.1 Pertumbuhan Pengguna Social Media di Indonesia .......................43
viii Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

4.1.2 Apa itu Social Media Marketing? ....................................................45


4.1.3 Apa yang Dipasarkan dalam Social Media Marketing? .................46
4.2 Strategi Social Media Marketing...............................................................46
4.2.1 Mengidentifiakasi Audiens ...............................................................47
4.2.2 Membangun Kredibilitas ..................................................................49
4.2.3 Membuat Konten Valuable...............................................................50
4.2.4 Tujuan Yang Jelas .............................................................................50
4.2.5 Metrik Yang Jelas ..............................................................................51
4.2.6 Riset Kompetitor................................................................................51
4.2.7 Konten Yang Relevan dan Menarik.................................................52
4.2.8 Waktu Posting Yang Tepat ...............................................................53
4.2.9 Manfaatkan Ads.................................................................................53
4.2.10 Evaluasi Performa ...........................................................................54
4.3 Manfaat Social Media Marketing..............................................................54
4.3.1 Kenali Consumer ...............................................................................54
4.3.2 Pencarian Target Consumer..............................................................55
4.3.3 Menemukan Consumer Baru............................................................55
4.3.4 Memberikan Feedback Secara Langsung........................................56
4.3.5 Memperluas Target Pasar ................................................................56
4.3.6 Peringkat search engine.....................................................................56
4.3.7 Bagikan Informasi .............................................................................57
4.3.8 Menjangkau Bisnis ............................................................................57
4.3.9 Meningkatkan Brand Awareness ....................................................58

BAB 5 THE BETA TESTER


5.1 Mengenal Beta Test....................................................................................59
5.2 Pengujian Beta Pada Pengembangan Ekosistem Perangkat Lunak .......60
5.2.1 Pengujian Perangkat Lunak ..............................................................63
5.2.2 Digital Marketing ..............................................................................67
5.2.3 Pengujian Quality Assurance (QA)..................................................68
5.2.4 Pemasaran Medsos ............................................................................70
5.2.5 Sales Promotion .................................................................................72
5.3 Kesimpulan .................................................................................................74

BAB 6 THE SNARKY MARKETER


6.1 Pendahuluan................................................................................................75
6.2 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemasar Digital dan Solusinya .......75
6.2.1 Tidak Menetapkan Tujuan...............................................................76
6.2.2 Menghindari Media Sosial...............................................................76
Daftar Isi ix

6.2.3 Lemah Personalisasi .........................................................................77


6.2.4 Tidak Mengukur ROI.......................................................................78
6.2.5 Spamming .........................................................................................79
6.2.6 Melupakan Pengguna Seluler ..........................................................79
6.2.7 Tidak Ada Blog ................................................................................80
6.2.8 Tidak Pernah Menawarkan Diskon atau Promosi .........................81
6.2.9 Menargetkan Semua Orang .............................................................82
6.2.10 Melupakan Video ...........................................................................82
6.2.11 Melakukan Semuanya Sendirian ..................................................83
6.2.12 Tak Terjadi Konversi Kunjungan menjadi Pelanggan ................84
6.2.13 Web Terlalu Lambat ......................................................................84
6.2.14 Tidak Menerapkan Lead Validation .............................................85
6.2.15 Mengabaikan Shopping Chart yang Ditinggalkan.......................86
6.2.16 Tidak Menggunakan SEO .............................................................87
6.2.17 Tidak Ada Call-to-Action ..............................................................88
6.2.18 Tidak Mempromosikan Website...................................................89
6.2.19 Berfokus pada Akuisisi dan Bukan Retensi .................................90
6.3 Cara Berpikir Kritis untuk Pemasar Digital .............................................91
6.3.1 Tantang Asumsi dan Terima Kebijaksanaan..................................92
6.3.2 Ajukan Pertanyaan yang Tepat........................................................92
6.3.3 Keluar dari Cangkang Diri...............................................................93
6.3.4 Menggunakan Logika ......................................................................94
6.3.5 Terlibat dalam Diskusi Aktif ...........................................................94
6.4 Kesimpulan .................................................................................................95

BAB 7 THE MARKETING MEGAPHONE


7.1 Pendahuluan................................................................................................97
7.2 Facebook ..................................................................................................99
7.3 Instagram ..................................................................................................102
7.4 Twitter ..................................................................................................105
7.5 Google ADS ...............................................................................................108
7.6 LinKedin ..................................................................................................111
7.7 Email Marketing .........................................................................................115
7.8 Lead Generation .........................................................................................123

Daftar Pustaka ..................................................................................................125


Biodata Penulis .................................................................................................139
x Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
Daftar Gambar

Gambar 1.1: Digital marketing Framework and levers Parson ....................2


Gambar 2.1: The Data Whiz ............................................................................11
Gambar 2.2: Pyramid of Data, Information, Knowledge and Wisdom .......13
Gambar 2.3: Tipe Data .....................................................................................13
Gambar 2.4: WHIZ control flow .....................................................................25
Gambar 2.5: Contoh Bidang Cakupan DATA WHIZ ..................................26
Gambar 2.6: Contoh DATA WHIZ ................................................................26
Gambar 3.1: Cara kerja otak dalam memvisualisasi karakter stimulus .......30
Gambar 3.2: Peringkat dan Peluang Pertumbuhan e-Commerce Dunia .....31
Gambar 3.3: Salah satu konten visual produk sepatu New Balance ............33
Gambar 3.4: Salah satu konten visual produk Provider Seluler di................36
Gambar 4.1: Presentase social media yang paling aktif diakses pengguna
social media Indonesia .....................................................................................42
Gambar 4.2: Pentumbuhan Pengguna Social ................................................43
Gambar 5.1: Alur Pengujian Beta ...................................................................59
Gambar 5.2: Alur Pengujian Alpha.................................................................60
Gambar 5.3: Tahapan Ekosistem SDLC.........................................................62
Gambar 5.4: Model Waterfall..........................................................................64
Gambar 5.5: Model Prototype ........................................................................65
Gambar 5.6: Model RAD (Rapid Application Development) .....................66
Gambar 5.7: Model ASD (Agil Software Development) .............................67
Gambar 5.8: Pemasaran Digital ......................................................................68
Gambar 5.9: Pengujian QA .............................................................................69
Gambar 5.10: Pemasaran Melalui Media Sosial ............................................70
Gambar 6.1: Media Sosial Paling Aktif di Indonesia Tahun 2019 ..............77
Gambar 6.2: Metrik ROI pada Pemasaran Digital ........................................78
Gambar 6.3: Penggunaan Gawai di Indonesia Tahun 2019 .........................80
Gambar 6.4: Statistik Loyalitas Pelanggan ....................................................81
Gambar 6.5: Pencarian Terbanyak di Indonesia pada Youtube ...................83
Gambar 6.6: Struktur Tim Pemasaran Berdasarkan Ukuran Perusahaan ...84
Gambar 6.7: Hubungan Lama Web Load dengan Pengabaian Netizen ......85
Gambar 6.8: Alasan Mengabaikan Checkout Belanja Online .....................87
Gambar 6.9: Perilaku Netizen dengan Mesin Pencari ..................................88
Gambar 6.10: CTA Diabaikan oleh Pemasar ................................................89
xii Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 6.11: Siapa yang Mengeklik Iklan? .................................................90


Gambar 6.12: Peluang Beli Konsumen Lama dan Baru ..............................91
Gambar 7.1: Marketing Place .........................................................................101
Gambar 7.2: Instagram Marketing .................................................................104
Gambar 7.3: Marketing Twitter ......................................................................106
Gambar 7.4: Google Ads (a)............................................................................109
Gambar 7.5: Google Ads (b) ...........................................................................110
Gambar 7.6: Marketing LinKedin ...................................................................112
Gambar 7.7: Email Marketing ........................................................................115
Gambar 7.8: Contoh Invitation Email ............................................................116
Gambar 7.9: Digest Email ...............................................................................117
Gambar 7.10: Newsletter ................................................................................118
Gambar7.11: Contoh subyke email.................................................................119
Gambar 7.12: Contoh tampilan email ............................................................119
Gambar 7.13: Contoh data diri .......................................................................120
Gambar 7.14: Contoh testimoni pelanggan ....................................................121
Gambar 7.15: Contoh Promo Hadiah .............................................................121
Gambar 7.16: Contoh Lead Generation ..........................................................123
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi Konten Digital ...................................................................28


xiv Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
BAB 1

PENGANTAR DIGITAL
MARKETING

1.1 Apa Itu Digital Marketing?


Digital Marketing merupakan salah satu media yang saat ini sedang
banyak diminati oleh masyarakat serta sebagai pendukung dalam
kegiatan sehari hari. Secara perlahan lahan banyak masyarakat yang
mulai meninggalkan cara marketing yang konvensional dan beralih
kepada Digital Marketing. Digital Marketing itu sendiri mempunyai arti
memasarkan atau mempromosikan sebuah brand atau produk melalui
dunia digital atau internet.
Di era serba digital ini, pemasaran lewat media digital memang sangat
penting. Penumpang taksi di jalan misalnya, kini sudah tidak
mengarahkan perhatiannya ke papan-papan iklan di pinggir jalan lagi.
Mereka cenderung fokus menggunakan ponsel pintarnya untuk
mengakses berbagai informasi yang tersedia di internet. Pemasaran
tradisional sudah tak lagi efektif bagi pasar yang sebagian besarnya sudah
beralih ke teknologi komunikasi terkini (DewaWeb, 2018).
Pada awal 90-an ketika pandangan tentang perubahan digital telah
dimulai, (Parsons, Zeisser dan Waitman, 1998) percaya bahwa untuk
2 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

mencapai kesuksesan dalam pemasaran digital, pemasar konsumen harus


membuat model baru dengan lima elemen penting dalam lingkungan
media baru. Gambar di bawah ini menunjukkan lima faktor keberhasilan
dan masalah yang harus ditangani oleh pemasar di sekitarnya.

Gambar 1.1: Digital marketing Framework and levers Parson (Parsons,


Zeisser dan Waitman, 1998)
Saat ini di era digital pemasaran beberapa prediksi efek dari perubahan
ini telah berfungsi tetapi masih belum ada jawaban pasti tentang apa yang
berhasil dan apa yang tidak dalam hal mengimplementasikannya dalam
konteks organisasi.

1.2 Konsep Digital Marketing


Praktik mempromosikan produk dan layanan dengan cara yang inovatif,
terutama menggunakan saluran distribusi berbasis database untuk
menjangkau konsumen dan pelanggan secara tepat waktu, relevan, dan
Bab 1 Pengantar Digital Marketing 3

hemat biaya dan ini dikenal baik secara teori dan praktik adalah sebagai
pemasaran digital.
Digital marketing adalah istilah umum untuk pemasaran barang atau jasa
yang ditargetkan, terukur, dan interaktif dengan menggunakan teknologi
digital untuk mencapai dan mengubah prospek menjadi pelanggan dan
melestarikannya. Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan
merek, membentuk preferensi dan meningkatkan penjualan melalui
beberapa teknik pemasaran digital.
Istilah alternatif untuk pemasaran digital sering: ‘online marketing',
'internet marketing' atau 'web marketing'. Konsep dasar dalam Digital
marketing didasarkan pada pendekatan Inbound marketing atau
umumnya disebut sebagai pendekatan sentris pelanggan.
Inbound marketing berarti mempromosikan bisnis melalui blog, podcast,
video, eBuku, enewsletters, whitepaper, SEO, produk fisik, pemasaran
melalui media sosial, dan metode pemasaran konten lainnya yang
berfungsi untuk menarik minat pelanggan melalui berbagai tahap saluran
pembelian. Inbound marketing berarti kegiatan pemasaran yang
membawa pengunjung masuk, mendapatkan perhatian konsumen,
membuat bisnis mudah ditemukan, dan juga menarik pelanggan ke situs
web dengan menghasilkan konten yang merangsang. Selama teknologi
terus maju, pemasaran digital juga akan maju. Digital marketing mirip
dengan periklanan tradisional, tetapi perbedaan utama adalah dalam
penggunaan perangkat digital (Todor, 2016).

1.2.1 Keuntungan Pemasaran Digital


• Efisiensi Biaya: dibandingkan dengan pemasaran media massa
tradisional, pemasaran digital memiliki biaya yang jauh lebih
rendah dan dalam banyak kasus website dapat menghasilkan lalu
lintas bahkan gratis.
• Interaktivitas: pengguna online dapat memilih kapan untuk
memulai kontak dan untuk berapa lama.
• Memberdayakan efek Salah satu keuntungan dari pemasaran
online adalah terkait dengan efeknya memungkinkan terutama
4 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

pada usaha kecil karena “Jangkauan internet dapat pasar luas dan
efisiensi operasional perusahaan kecil dan menengah (UKM)”.
• Pemirsa tak terbatas: web misalnya dapat menjangkau seluruh
bola dunia, tetapi jika perlu juga memungkinkan untuk
menyesuaikan kampanye digital untuk mencapai jaringan lokal.
• Durasi: informasi online tersedia secara permanen.
• Pendekatan pengguna aktif: konten online yang ditawarkan
ditawarkan kepada pengguna secara berkelanjutan, dan mereka
memilih untuk mengkonsumsinya atau tidak.
• Dialog dengan dan di antara pengguna: pemasaran online
memungkinkan kolaborasi antara pengguna dan memberikan
kebebasan untuk mengekspresikan pendapat mereka tentang
produk / layanan.
• Konten yang kaya: pemasaran digital menawarkan konten yang
praktis tidak terbatas dan juga kemungkinan untuk dengan
mudah memperbarui konten bila perlu.
• Mudah diukur: teknologi digital memungkinkan pengukuran
dampak jauh lebih mudah daripada pemasaran tradisional.
• Adaptable: Mudah untuk mengubah konten online berdasarkan
umpan balik pengguna.
• Dipersonalisasi: pemasaran digital dapat membuat penawaran
dan program yang dapat disesuaikan atau dipersonalisasi
berdasarkan profil atau perilaku konsumen dan preferensi
mereka.

1.2.2 Kekurangan Pemasaran Digital


• Hak cipta: kampanye pemasaran internet dapat dengan mudah
disalin oleh pesaing. Merek dagang atau logo dapat digunakan
untuk menipu pelanggan.
• Kesulitan mungkin muncul dalam kasus koneksi internet yang
lambat, jika situs web terlalu kompleks atau terlalu besar,
Bab 1 Pengantar Digital Marketing 5

mungkin butuh terlalu banyak waktu dan akhirnya pelanggan


bisa bosan.
• E-commerce tidak memungkinkan pengguna "menyentuh"
barang dagangan sebelum membelinya.
• Faktor lainnya adalah pembayaran: banyak pengguna masih
tidak percaya pada metode pembayaran dan menyerah
pembelian secara elektronik karena hal ini.
• Kurangnya kepercayaan pengguna karena banyaknya penipuan
terkait promosi virtual. Perusahaan yang jujur mungkin
terpengaruh karena citra dan reputasi kualitasnya dapat
mengalami kerusakan.
• Sistem pembayaran tunai: yang tidak menjamin 100% pembelian
produk. Ini adalah kerugian karena ada banyak kasus ketika
pengguna dengan identitas palsu memesan secara online tanpa
niat untuk mengambil dan membayar barang.
• Pemasaran internet belum dianut oleh semua orang: beberapa
pelanggan, terutama pelanggan yang lebih tua masih tidak
mempercayai lingkungan digital, lebih suka menggunakan
metode tradisional. • Pemasaran Internet sangat tergantung pada
teknologi yang dapat rawan kesalahan
• Penggunaan strategi pemasaran media digital dapat memakan
waktu untuk memperoleh kesuksesan yang terukur.

1.3 Jenis-Jenis Digital Marketing


Memulai digital marketing memang bukanlah sesuatu yang sulit, namun
juga tidak mudah. Oleh karena itu, selain mengetahui cara-cara ataupun
langkah untuk memulai digital marketing, sepertinya anda juga perlu
mengenal berbagai jenisnya.
6 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Adapun beberapa jenis digital marketing, yaitu (Kurniawan, 2019):


1. Website

Salah satu jenis digital marketing yang sangat umum adalah website. Jika
anda perhatikan, hampir semua produk/jasa selalu memiliki website
sebagai sarana promosi di era digital ini. Hal ini memang sesuai dengan
fakta bahwa hampir sebagian besar masyarakat millenial mencari
ataupun membeli barang dan jasa melalui pencarian di internet.
Melalui website ini, pebisnis dapat memperkenalkan produk/jasa dan
juga memasarkannya kepada pengguna internet secara lebih luas. Selain
itu, konsumen pun juga dapat mencari dan melihat review tentang
berbagai produk/jasa yang akan dibeli ataupun digunakan. Pada
kenyataannya memang sekarang ini masyarakat lebih suka dan percaya
membaca testimoni produk/jasa melalui jaringan internet, khususnya
dalam website.
Website sendiri dapat memberikan berbagai keuntungan, seperti:
• Menjadi media promosi yang siap diakses setiap saat, jadi anda
dapat merespon permintaan dari para konsumen selama 24 jam
penuh.
• Menyediakan informasi yang valid kepada para pelanggan yang
ingin mengetahui produk/jasa.
• Lebih menghemat biaya pemasaran dan efisien.

2. Sosial Media Marketing

Sosial media kini memang telah banyak digunakan oleh sebagian


masyarakat. Melalui sosial media, masyarakat menambah relasi ataupun
menjalin komunikasi. Namun tidak hanya itu saja, ternyata berbagai
macam sosial media bisa juga dioptimalkan untuk digital marketing.
Misalnya instagram, facebook, twitter, youtube dan yang lainnya kini bisa
menjadi media untuk memperkenalkan produk/jasa. Bahkan kini
promosi ataupun pemberian review tentang suatu jasa/produk juga dapat
dioptimalkan melalui berbagai platform sosial media. Tidak hanya itu
Bab 1 Pengantar Digital Marketing 7

saja, melalui berbagai platform sosial media, para pebisnis juga bisa
menjalin kedekatan dengan para konsumennya.
3. Search Engine Marketing

Digital marketing yang satu ini akan mendukung website yang dimiliki
tampil di halaman muka di mesin pencarian. Tentu saja jika hanya sebatas
website perusahaan saja, digital marketing yang dilakukan tidak akan
berhasil dengan efisien. Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya
search engine marketing. Siapa yang tidak ingin websitenya berada di
halaman pertama pada mesin pencarian seperti google?
Untuk mengupayakan website bisa muncul di halaman pertama google,
anda dapat menggunakan dua kategori berikut ini.
• Search Engine Marketing, pada dasarnya cara kerja SEM adalah
dengan cara meningkatkan visibility dengan menggunakan
periklanan dan optimasi dengan timbal balik berupa biaya/uang.
Beberapa diantaranya yang digunakan untuk SEM adalah google
adwords, pay per click/PPC hingga Bing Ads.
• Search Engine Optimization, berbeda dengan SEM yang berbayar,
SEO ini merupakan upaya menaikkan website di halaman
pertama google dengan strategi atau peletakan kata kunci di
konten/artikel. SEO biasanya memiliki dua komponen, yaitu on
page optimization dan off page optimization.

Antara SEM dan SEO sebenarnya memang saling melengkapi. Hanya


saja, bagi anda yang ingin menaikkan situs website baru, akan lebih baik
menggunakan SEM. Sedangkan, bagi anda yang ingin mempertahankan
kredibilitas situs, akan lebih bijak jika menggunakan SEO.
4. Email Marketing

Email marketing pada dasarnya memiliki tujuan untuk mempertahankan


konsumen yang anda miliki. Namun tidak menutup kemungkinan jika
anda juga bisa menggaet pelanggan baru melalui email marketing ini.
Caranya cukup mudah, yaitu dengan mengirimkan promo-promo
8 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

terbaru yang diberikan perusahaan melalui email. Ada beberapa tools


yang bisa anda manfaatkan untuk email marketing, yaitu mailchimp;
constant contact; hubspot dan beberapa lainnya.
5. Video Marketing

Melalui video marketing, anda bisa menayangkan konsep yang menarik


melalui tampilan audio dan gambar. Sekarang ini, video marketing juga
telah dilengkapi dengan SEO sehingga dapat menentukan target atau
sasaran yang tepat. Pada umumnya, video marketing ini menggunakan
bantuan platform youtube untuk menggaet konsumen. Namun anda
perlu membuat video marketing dengan konten yang menarik dan judul
yang unik dan banyak dicari oleh para pengguna internet.
6. Iklan Secara Online

Jenis digital marketing yang satu ini hampir sama seperti periklanan
dengan memanfaatkan jaringan internet dan membutuhkan biaya alias
berbayar. Anda dapat memasang iklan secara online ini melalui berbagai
media seperti PPC, youtube ataupun yang lainnya. Namun, untuk
memanfaatkan media periklanan secara online ini anda perlu
mempersiapkan dana promosi terlebih dahulu. Keuntungan
menggunakan iklan secara online ini adalah pebisnis dapat memasang
target konsumen yang akan melihat iklan yang anda tayangkan secara
online.
Perkembangan digital saat ini memang banyak memberikan keuntungan
dalam dunia bisnis. Dengan berkembanganya teknologi, maka cara
pemasaran pun berubah menjadi semakin modern. Sebenarnya apa
digital marketing itu sendiri? Lebih mudahnya, digital marketing adalah
salah satu pemasaran yang dilakukan melalui media internet. Bisa melalui
iklan di internet, facebook, twitter, youtube ataupun sosial media lainnya.
Selain mengikuti perkembangan teknologi, digital marketing juga
memiliki banyak mafaat lainnya seperti lebih menghemat biaya
pemasaran, membuat komunikasi menjadi lebih mudah hingga
membantu meningkatkan penjualan.
Bab 1 Pengantar Digital Marketing 9

Berikut ini adalah beberapa jenis digital marketing yang akan dibahas
dalam buku ini, di antaranya:
1. The data whiz

Untuk jenis digital marketing yang pertama adalah mereka yang memang
menyukai tentang bagaimana menganalisis dan mengelola data dari
sebuah kegiatan promosi melalui media digital.
2. The E-Artiste

Mereka yang suka mendesain bagaimana sebuah tampilan digital


marketing mampu menjadi daya tarik bagi siapapun yang melihatnya.
3. The social media

Untuk mereka yang terus melihat dan mengamati perkembangan media


sosial. Mereka akan terus menganalisa apakah satu media sosial memiliki
sebuah bug yang nantinya akan berpengaruh terhadap penggunaannya
4. The beta taster

Untuk jenis digital marketing yang satu ini mereka lebih menyukai sosial
media apapun yang masih dalam versi beta. Mereka terobsesi dengan
segala kegiatan digital marketing yang baru.
5. The snarky marketer

Jenis digital marketing yang terakhir ini adalah mereka yang selalu tahu
apa yang dilakukan oleh timnya benar atau salah
6. The marketing megaphone

Jenis digital marketing yang satu ini lebih menyukai menggunakan sosial
media Twitter, mereka menggunakan simbol – simbol ataupun hashtag
untuk memperjelas maksud dari kegiatan marketing mereka.
10 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
BAB 2

THE DATA WHIZ

2.1 Pendahuluan
Big Data di masa Revolusi Industri 4.0 ini sering didengar sebagai jargon
baru. Banyak perusahaan jaman sekarang, yang fokus dalam big data
untuk membuat smart data yang akhirnya akan menghasilkan data whiz.
Ada banyak data yang bisa diperoleh baik langsung dari konsumen dan
dari berbagai sumber pihak ketiga. Berbeda dengan manajemen lama,
yang lebih percaya pada kasus-kasus bisnis, uang, dan pengembalian
investasi daripada pentingnya data.
Ilustrasi dibawah ini menggambarkan tentang data whiz yang akan
dipelajari dalam bab ini. Penjelasan tentang data whiz dapat dilihat pada
uraian-uraian selanjutnya (Optify, 2013).

Gambar 2.1: The Data Whiz


12 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

2.2 Pengertian Data, Whiz, dan Data


Whiz
Menurut Wikipedia, pengertian data (singular datum) adalah unit
informasi individual. Datum menggambarkan kualitas atau kuantitas
tunggal dari beberapa objek atau fenomena. Dalam proses analitis, data
diwakili oleh variabel. Data diukur, dikumpulkan dan dilaporkan, dan
dianalisis, yang kemudian dapat divisualisasikan menggunakan grafik,
gambar atau alat analisis lainnya. Data sebagai konsep umum mengacu
pada fakta bahwa beberapa informasi atau pengetahuan yang ada diwakili
atau dikodekan dalam beberapa bentuk yang cocok untuk penggunaan
atau pemrosesan yang lebih baik (Wikipedia, 2020).
Menurut Cambridge Dictionary, data adalah informasi, terutama fakta
atau angka, dikumpulkan untuk diperiksa dan dipertimbangkan serta
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, atau informasi
dalam bentuk elektronik yang dapat disimpan dan digunakan oleh
komputer. informasi yang dikumpulkan untuk digunakan. informasi,
terutama fakta atau angka, dikumpulkan untuk diperiksa dan
dipertimbangkan serta digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan. informasi dalam bentuk elektronik yang dapat disimpan dan
diproses oleh komputer (Cambridge Dictionary, 2020a).
Menurut John David Sanders, 2016, data tidak sama dengan informasi.
Apa yang disebut informasi yang berlebihan sebenarnya adalah sebuah
data kelebihan. Pengamatan adalah data yang tidak terorganisir bernilai
kecil. Data tidak tergantung pada suatu hubungan (hanya angka atau
kata-kata) sampai dihubungkan kemudian menjadi pengetahuan. Data
seringkali membutuhkan konteks untuk membuat pengetahuan. Karena
itu, ketersediaan komputer tidak mengubah kebutuhan agen manusia
menginterpretasikan data menjadi informasi dan menyimpulkan
pengetahuan melalui penerapan konteks. Dalam tulisan ini ada
perbedaan antara informasi dan data, dan petunjuknya adalah
penggunaan konseptualisasi untuk model (agen manusia melakukan
interpretasi). Untuk menggunakan data sepertinya membutuhkan
model, yang mengharapkan nilai dari data menjadi tersedia untuk
Bab 2 The Data Whiz 13

memberi makan semacam proses. Seringkali hasilnya adalah suksesi


bentuk simbolis yang mendefinisikan diri mereka dengan mengakses
bentuk simbolis sebelumnya dan mengekspresikan hasil sebagai simbol
daripada mengatasi realitas (Sanders, 2016).

Gambar 2.2: Pyramid of Data, Information, Knowledge and Wisdom


(Sanders, 2016)
Beberapa tipe data yang berbeda dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.3: Tipe Data


14 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Menurut Cambridge Dictionary, pengertian Whiz adalah seseorang


dengan tingkat keterampilan atau pengetahuan yang sangat tinggi dalam
bidang tertentu, yaitu jagoan komputer. Menurut Urban dictionary,
pengertian Whiz adalah salah satu keterampilan besar, pencerahan
kebijaksanaan, dan pengetahuan dalam banyak bidang yang berbeda,
paling sering tahu tanpa sekolah formal, memiliki pengetahuan dalam
tanpa sekolah formal, terutama komputer. Atau, sebuah gelar
kehormatan yang dianugerahkan kepada seorang programmer komputer
master (Cambridge Dictionary, 2020b).
Data Whiz adalah komunitas praktik yang bekerja untuk berbagi praktik
terbaik dan menyelesaikan krusial seputar teknologi dan data di ruang
pendidikan. Mereka adalah komunitas pelaku yang percaya bahwa
mereka harus belajar dari pekerjaan satu sama lain sambil menciptakan
dampak nyata di ruang tersebut. Ini mengambil bentuk proyek yang
memiliki dampak di luar tembok Data Whiz itu sendiri (Data Whiz,
2020).
WHIZDATA menggunakan alat, teknologi, dan integrasi canggih untuk
pengembangan perangkat lunak. Contoh beberapa proyek dalam revolusi
industri 4.0 Kowalski and Lasley, (2010), antara lain :
Project Unicorn adalah upaya untuk meningkatkan interoperabilitas
data dalam pendidikan. Ini bertujuan untuk menciptakan komunitas
inovator yang membuat kasus yang lebih luas untuk interoperabilitas
yang aman dengan menentukan prioritas bersama, bekerja dalam
kemitraan dengan sistem sekolah dan vendor untuk memahami
pentingnya dan manfaatnya, menciptakan dorongan sisi permintaan
untuk interoperabilitas melalui kemitraan, dan mendidik pembeli untuk
pertimbangkan total biaya kepemilikan melalui perbandingan informasi
vendor.
Data Viz Starter Pack adalah perpustakaan visualisasi data dengan
semua laporan penting agar sekolah dapat beroperasi, alat pelaporan yang
ditetapkan sehingga perpustakaan dapat diperluas, dan jalur
pengembangan profesional untuk membantu anggota staf sekolah
tumbuh menjadi data analis. Paket Pemula dilengkapi dengan segala yang
Bab 2 The Data Whiz 15

diperlukan untuk memberi sekolah seperangkat laporan di semua bidang


utama: akademisi, penilaian, kehadiran, demografi, dan disiplin.
Tujuan utama Proyek Mothra adalah untuk membuat inventaris produk
teknologi yang digunakan oleh sekolah untuk mengidentifikasi poin
leverage yang umum, tempat untuk berkolaborasi, dan berbagi poin
krusial untuk ditangani. Proyek Mothra memiliki tiga komponen utama:
kurasi program yang digunakan, kurasi indikator kinerja utama yang
digunakan, dan pembuatan repositori.
Project Scylla: Pemetaan Data Alumni adalah upaya untuk memetakan
data alumni dengan cara yang mudah digunakan untuk sekolah.
Sementara langkah besar telah dibuat oleh pekerjaan National Student
Clearinghouse lakukan, file data yang mereka berikan tidak mudah bagi
sekolah tanpa tim data khusus untuk digunakan. Proyek Scylla bertujuan
untuk 1) membawa organisasi pendidikan (LEA, penyandang dana,
nirlaba) ke konsensus tentang apa statistik agregat yang paling penting
untuk dilaporkan; 2) membuat definisi bersama statistik ini; dan 3)
menyediakan alat gratis dan mudah digunakan untuk menghasilkan
statistik ini dari data dan untuk mengubah data Clearinghouse menjadi
file ringkasan yang dapat dibaca untuk para pemimpin sekolah dan guru.
Project Medusa sedang mempelajari model-model kepegawaian data dan
teknologi dan pembelanjaan untuk kapasitas dan alat yang di-
outsourcing-kan. Proyek ini bertujuan untuk melihat model dan alat ini
di 15-20 organisasi manajemen charter yang mewakili berbagai model
akademik, pendapatan per murid, dan ukuran organisasi (beberapa
faktor yang paling mungkin berdampak pada staf) untuk menjawab
pertanyaan penting.

2.3 Mengapa Perlu Data Whiz?


Dalam menjalankan bisnis, penjualan atau pemasaran, kadang kita
membutuhkan iklan untuk mempromosikannya. Namun tak jarang iklan
kita salah sasaran dan tidak mencapai target yang telah direncanakan
sebelumnya. Dengan data yang kita miliki, kita dapat merancangkan
16 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

strategi pemasaran yang tepat, segmenting, targeting dan positioning


sesuai data yang kita miliki. Dalam digital marketing, tentu beda
karakteristik konsumen dari generasi X, Y, dan Z atau kaum milenial
misalnya (University of Pretoria, 2018).
Data adalah salah satu pilarnya pemasaran digital industri. Setiap
penyedia teknologi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
mencari tahu cara mendapatkannya. Sebagai sebuah industri, iklan
digital marketing bergantung pada data. Dalam ilmu komputer, ada
pepatah yang bagus: "garbage in, garbage out". Ini digunakan saat
berbicara tentang pemrosesan komputer tanpa data yang diinginkan
(Technobasics, 2018).

2.4 Big Data bisa menjadi too Big“ and


Lost in Data
Sangat menarik untuk menyaksikan seberapa cepat ‘big data' telah
merayap di panggung utama, dengan acara-acara industri sekarang
menempatkannya pada banyak agenda konferensi. Sehingga kadang kita
terjebak untuk pilihan atas jumlah acara data khusus dan lokakarya
'praktis' yang dapat dihadiri jika baru di industri ini dan ingin memahami
konsep tentang bagaimana kita harus melihat data sebagai sumber dan
terlibat dengan prospek baru sementara tetap menghargai dan
menginspirasi pelanggan setia yang sudah ada. Semua hal-hal hebat dan
upaya yang layak dari industri too big yang tertarik untuk berbagi ide,
tetapi serius, bukankah semua sensasi ini hanya membuat 'big data'?
Data ada di setiap organisasi dan pengiklan selalu memiliki data
pelanggan di ujung jari mereka. Alasan mengapa ia dengan cepat naik
menjadi tren terbaru, terpenting dan krusial adalah semua berkat
pertumbuhan penggunaan internet. Data interaksi pengguna menjadi
lebih kaya karena kemajuan teknologi saat ini memungkinkan
menemukan cara baru untuk mengikuti interaksi penjelajahan (surfing)
pelanggan (Piñeiro-Otero and Martínez-Rolán, 2016).
Bab 2 The Data Whiz 17

Kevin Kelly, pendiri majalah Wired, baru-baru ini menggambarkan


internet sebagai "jendela ajaib"! Analoginya sangat relevan ketika Anda
memikirkan tingkat wawasan yang sekarang kita miliki tentang
pelanggan kami dan keterlibatan online mereka. Pengiklan dapat
menemukan siapa yang membeli produk mereka, untuk berapa banyak,
di mana dan kapan. Data pihak pertama ini sangat berharga, dan
perkembangan teknologi kini memberi pemahaman yang lebih besar
tentang cara berbicara dengan pelanggan. Melampiri data audiens yang
sudah berharga ini dengan data pihak ketiga, dari demografi dan tren
cuaca hingga langkah ritel dan keterlibatan multi-saluran, berarti
manajemen data sekarang menjadi debu emas bagi pemasaran untuk
benar-benar mencapai ROI dan membangun kesadaran merek. Tetapi,
sebagai sebuah industri, kita juga menjadi terpaku pada seberapa banyak
data yang dapat kita peroleh. Lebih dari dua setengah exabytes data
dibuat setiap hari, dan ada banyak statistik yang mengejutkan lainnya
mengenai jumlah saluran, percakapan, dan perjalanan yang dapat
dilacak. Tapi, 'big data' bukan hanya tentang mengumpulkan lebih
banyak data; ini tentang menemukan wawasan data yang cerdas dan
menghubungkan data untuk merangsang pelanggan dan meningkatkan
pengalaman mereka.
Tidak dapat disangkal bahwa data memberikan wawasan, kesadaran yang
lebih besar dan pada gilirannya mengurangi pemborosan media. Hal ini
juga memberi pengiklan kemampuan untuk melihat di luar audiensi yang
loyal, memahami perjalanan pelanggan sejati, dan memperkuat
pengiriman merek mereka. Kemitraan terbaru, termasuk hubungan
dengan Twitter atau berbagai media sosial, juga sekali lagi memperluas
kemampuan pengumpulan data dengan secara khusus memberi ukuran
nyata dari nilai kesetiaan masyarakat, dan membuka pintu ke seluruh
saluran percakapan baru yang mendorong keterlibatan merek yang lebih
besar. Jelas, ada beberapa yang merasa bahwa wawasan atau iklan yang
didorong data sekarang hanya diberikan dan bukan hak istimewa lagi.
Tetapi beberapa kebisingan 'big data' juga berputar di sekitar konsep
bahwa data hanya dapat menumbuhkan sikap kepastian yang salah,
dengan analitik dan hasil yang tidak sempurna menjadi pendorong yang
mendominasi dan menghancurkan kreativitas yang memungkinkan
merek untuk tumbuh. Oleh karena itu tantangannya adalah bagi bisnis
18 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

untuk memanfaatkan setiap segi dari data yang mereka miliki, dan secara
khusus untuk melihat bagaimana data yang disimpan dalam pemasaran,
IT dan departemen penjualan dapat dihubungkan sehingga wawasan
dapat secara kolektif dan strategis diterapkan.
Untuk beberapa orang, ini bukan proposisi yang paling mudah, terutama
jika ada kekurangan sumber daya atau kebutuhan untuk pelatihan untuk
membangun pemahaman dan kemampuan data. Tapi ini tidak harus
menjadi upaya satu-satunya. Industri telah mengembangkan rakit
perusahaan teknologi yang telah mengembangkan teknologi eksklusif
yang dapat mencerna, menyaring, dan menyederhanakan big data
menjadi wawasan yang mudah digunakan.
Sebagai bagian dari pendekatan pemasaran strategis, Platform
Manajemen Data secara khusus memungkinkan pengiklan untuk
menyimpan data mereka secara efisien, menganalisis keterlibatan merek
audiens mereka dan memahami di mana perbaikan dapat dilakukan.
Berbekal kebijaksanaan ini, mereka kemudian dapat memanfaatkan
wawasan untuk membuat keputusan iklan yang lebih cerdas dan untuk
secara cerdas membangun kampanye kesadaran merek dengan
kedekatan yang disediakan oleh agregasi data waktu nyata. Overlay ini
dengan perencanaan, manajemen, dan pengukuran yang tepat untuk
kampanye yang ditargetkan, dan kemudian secara efektif dipersenjatai
dengan saluran pemasaran.
Tetapi yang paling penting, akan memungkinkan pengiklan untuk
menyederhanakan transaksi data mereka. Big data mungkin menjadi
masa depan untuk beriklan, tetapi secara realistis, pengiklan harus
memulai dengan dasar-dasar dan mengembangkan pengiriman mereka
begitu mereka punya waktu untuk menyaring informasi apa yang mereka
butuhkan, apa yang berguna, apa yang berhasil dan apa yang sebenarnya
penting untuk membangun bisnis mereka. Sekarang bukan saatnya
untuk lost in 'big data' (Ramge and Thomas, 2018).
Bab 2 The Data Whiz 19

2.5 Iklan Dan Pemahaman Tentang Data


Data adalah topik hangat dalam pemasaran digital. Banyaknya informasi
yang tersedia melalui pengiklan, paket analisis, sistem CRM, dan berbagai
sumber lainnya adalah salah satu manfaat terbesar dari saluran
periklanan digital. Masalahnya adalah, sementara hampir semua lembaga
akan mengklaim 'menganalisis' data ini dan 'mengoptimalkan' kampanye
berdasarkan temuan mereka, mayoritas bahkan tidak menggaruk
permukaan.
Melihat kinerja kata kunci individual, atau penempatan individu dari
waktu ke waktu dan melakukan penyesuaian pada strategi Anda
berdasarkan kinerjanya akan menghasilkan peningkatan bertahap kecil,
tetapi ada banyak lagi yang dapat dicapai jika Anda membuat keputusan
berdasarkan banyak sekali informasi lain yang Anda inginkan. Bagaimana
jika kita overlay sepanjang hari pada semua klik dan transaksi yang
dihasilkan oleh penempatan yang dianalisis? Dan hari dalam seminggu?
Dan bagaimana dengan iklan atau penawaran yang dipromosikannya?
Lalu apa yang terjadi jika kita melihat pola cuaca? Atau lokasi pengguna?
Dan itu sebelum kita mulai memperkenalkan data yang kita ketahui
tentang pengguna. Apakah kita tahu jenis kelamin mereka? Apakah
mereka pernah terpapar iklan sebelumnya? Apakah mereka berinteraksi
dengan iklan kami yang lain atau saluran digital lainnya? Sudahkah
mereka mengunjungi situs sebelumnya? Apa yang kita ketahui tentang
situs lain yang telah mereka kunjungi? Apakah kami memiliki data CRM
yang mengindikasikan bahwa mereka telah membeli sebelumnya dan apa
yang mereka beli?
Semua informasi yang tersedia ini berarti bahwa Anda memiliki sejumlah
besar titik data potensial untuk dimainkan dan membuat keputusan iklan
berdasarkan temuan Anda. Di atas dicantumkan 13 varian yang dapat
digunakan untuk membuat keputusan optimisasi tetapi ada banyak lagi.
Jika Anda menambahkan jawaban potensial untuk pertanyaan, maka
Anda dengan cepat naik di atas 50 titik data yang berbeda. Dan ini
sebelum Anda mulai melihat hal-hal seperti indikator sosial ekonomi dan
gaya hidup (Kamal, Hong and Moon, 2014).
20 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Semua informasi ini menghasilkan iklan yang lebih bertarget dan mudah-
mudahan mengurangi pemborosan bagi pengiklan dan keuntungan yang
lebih besar dari pengeluaran iklan mereka. Tantangan bagi agensi dan
saluran media adalah untuk dapat mengambil semua data yang tersedia
ini, memahaminya, memodelkannya, dan menggunakannya untuk
membuat kampanye lebih efektif. Masalahnya adalah tidak banyak orang
di luar sana yang bisa melakukan itu. Banyak talenta yang datang ke dunia
periklanan, baik di agensi dan sisi klien, berasal dari latar belakang
pemasaran dan bisnis. Hal ini menyebabkan banyak orang yang dapat
berbicara dengan nyaman tentang kelompok demografi dan sosial
ekonomi tetapi tidak banyak yang dapat berbicara tentang analisis dan
pemodelan regresi. Dan sama sedikitnya dengan sedikit orang yang dapat
mengembangkan cara untuk mengumpulkan semua poin data yang kami
miliki aksesnya dan menciptakan cara. Agen-agen besar melakukan yang
terbaik. Lebih banyak janji dapat dilihat dari peran ‘Data Scientists’ dan
‘Head of Data’ dan semakin banyak orang dari latar belakang Matematika
dan Ekonometrik yang direkrut ke dalam dunia periklanan tetapi masih
dibutuhkan lebih banyak. Semua bentuk iklan menjadi lebih digital dan
karena itu lebih didorong data, jadi apa pun peran Anda, anda akan perlu
memahami data, atau mendapat dukungan dari seseorang yang
melakukannya. Seperti yang dikatakan oleh seorang pengamat anonim
(James and Durham, 2013).

2.6 Introducing Social Science Data


Konsep data ilmu sosial mendapatkan artinya baik dari informasi
teknologi dan metodologi penelitian sosial. Data ilmu sosial dalam
konteks ini adalah sumber daya digital dari mana statistik sosial dan
ekonomi diproduksi. Data tidak secara spontan muncul tetapi diproduksi
dari metodologi penelitian yang disengaja. Berbagai metode ada untuk
mengumpulkan data secara sistematis dan konsisten, yang merupakan
atribut penting. Dalam survei sosial, informasi biasanya dikumpulkan
dari orang-orang tentang mereka pendapat, perilaku, pengalaman, sikap,
dan karakteristik pribadi. Untuk Misalnya, jajak pendapat 2.552 orang
dewasa dilakukan selama federal Kanada melakukan pemilihan umum
Bab 2 The Data Whiz 21

pada tahun 2010 setelah debat yang disiarkan secara nasional dalam
bahasa Prancis dan Inggris di antara para pemimpin partai.
Setiap orang dalam sampel ini ditanya, "Menurut Anda, siapa yang
memenangkan debat ini? ”Dalam contoh ini, seorang individu dewasa
dalam sampel mewakili satu anggota unit pengamatan, yaitu objek
tentang yang mana data diamati dan dikumpulkan. Menggabungkan
jawaban untuk pertanyaan ini dan pertanyaan lain dalam jajak pendapat
untuk setiap responden menjadi data. Individu tidak selalu merupakan
unit pengamatan dalam ilmu sosial penelitian. Struktur data ilmu sosial
dibangun di atas konsep unit pengamatan, yang mana dapat dianggap
sebagai tulang punggung dari struktur data ini. Karakteristik yang
menentukan dari data ilmu sosial adalah ditentukan oleh unit
pengamatannya. Data adalah data mentah informasi yang dikumpulkan
tentang masing-masing individu anggota unit pengamatan diatur dalam
struktur tertentu, sementara statistik merangkum properti atau
hubungan tentang unit pengamatan.
Data ilmu sosial disimpan dalam file komputer menggunakan format fisik
tergantung pada perangkat lunak statistik yang digunakan dan, seperti
sebelumnya disebutkan, struktur logis ditentukan untuk unit
pengamatan. Data ilmu sosial harus diproses agar dapat digunakan secara
praktis. Statistik perangkat lunak menyelesaikan ini dengan membaca
data dari file yang sudah ada disimpan dan kemudian dianalisis melalui
berbagai prosedur statistik yang berbeda. Struktur logis dari file data ilmu
sosial memiliki sifat spesifik, termasuk jumlah kasus, yaitu jumlah
individu anggota unit observasi, dan jumlah variabel, yang merupakan
atribut yang diamati tentang setiap kasus (Seagall and Cook, 2018).

2.7 Introducing Data Service


Bagian ini memberikan sketsa singkat tentang bagaimana layanan data
telah berkembang selama dua dekade terakhir dan mengomentari
beberapa arah layanan data menuju ragam layanan data untuk penelitian
ilmu sosial. Layanan data yang mendukung penelitian sosial kuantitatif
telah ada dalam berbagai pengaturan organisasi. Perpustakaan, arsip,
22 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

lembaga penelitian ilmu sosial dan pusat komputer telah menjadi rumah
bagi layanan ini. Di mana layanan data akhirnya terletak tergantung pada
kombinasi faktor, termasuk kecocokan layanan dengan misi organisasi
dan ketersediaan anggaran dan sumber daya staf. Keadaan historis juga
memainkan peran penting. Dokumen pemerintah dan pustakawan ilmu
sosial diminta untuk memberikan beberapa tingkat dukungan data.
Kisaran layanan yang dapat disediakan untuk mendukung penelitian
sosial adalah luas. Layanan yang berkualitas menggabungkan aspek-
aspek dari manajemen informasi, komputasi, filosofi layanan, dan
pengetahuan penelitian ilmu sosial metodologi, dan analisis statistik
(Dearborn and Swanson, 2018).

2.8 Introducing The Data Marketplace


Bagian ini memberikan latar belakang tentang tiga aspek penting dari
lingkungan di mana layanan data ilmu sosial beroperasi. Pertama, data
adalah komoditas berharga yang dipertukarkan di pasar mereka sendiri.
Kedua, semua ekonomi adalah cerminan dari beberapa nilai mendasar
yang mendasarinya. Dalam ekonomi data, berbagi data telah menjadi
nilai fundamental yang telah beroperasi dalam tradisi pertukaran data.
Klaim hak milik atas data, bagaimanapun, mengancam nilai berbagi data
dan memajukan kepentingan komersial dalam data. Ketiga, volume yang
luar biasa dari sumber data sekunder dan penerimaan analisis data
sekunder yang lebih luas yang berkontribusi pada perubahan norma
tentang bagaimana ilmu sosial dilakukan. Peran data sedang diangkat
dalam logika keseluruhan tentang bagaimana penelitian dilakukan.
Layanan data terjadi dalam konteks ekonomi data, yang merupakan
sektor ekonomi pengetahuan. Nilai-nilai yang bersaing diwakili oleh
berbagi data, barter data, penimbunan data dan komodifikasi data serta
perubahan norma-norma untuk melakukan penelitian yang berdampak
pada bisnis penyediaan data jasa. Stakeholder kunci di pasar data terdiri
dari produsen data, pemasok, penyedia layanan, dan peneliti. Enam
kategori umum digunakan untuk dikelompokkan yang meliputi
organisasi yang mendistribusikan statistik serta data Ryan and Jones
(2009), yaitu :
Bab 2 The Data Whiz 23

1. Arsip data

Fungsi utama arsip data adalah untuk mengumpulkan, melestarikan, dan


memberikan akses ke data penelitian asli. Contoh arsip umum yang
menyimpan data asli. Beberapa arsip data secara langsung berafiliasi
dengan pusat penelitian yang terlibat dalam pengumpulan dokumen asli
data (mis., UC DATA di University of California, Survei Berkeley Pusat
Penelitian).
2. Pustaka data

Fungsi utama pustaka data adalah untuk mendukung didirikan


komunitas penelitian yang tertarik pada analisis data sekunder.
3. Vendor data komersial

Vendor data komersial ada untuk memasarkan data. Beberapa di


antaranya mengemas ulang data pemerintah gratis atau murah dan nilai
jual ditambahkan untuk mengakses data.
4. Badan statistik pemerintah

Badan statistik pemerintah bertanggung jawab untuk mengumpulkan


data di bawah mandat yang disahkan. Sedangkan persyaratan publik
untuk merilis statistik dan data mereka antar negara atau bahkan lintas
level pemerintahan dalam suatu negara.
5. Lembaga antar pemerintah dan non-pemerintah

Lembaga antar pemerintah dan non-pemerintah menyediakan selektif


produk statistik dan data yang mencerminkan bidang organisasi mereka
spesialisasi dan minat.
6. Peneliti Ilmu Sosial

Komunitas penelitian ilmu sosial, banyak menyumbangkan data asli yang


berharga ke pasar ini melalui penelitian yang didukung secara pribadi dan
publik. Mereka yang menerima bantuan publik melalui hibah dalam
pembuatan data seringkali didorong, untuk menyimpan salinan data
24 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

dengan data arsip. Nilai analisis data sekunder mendapatkan pengakuan


yang lebih luas antara ilmu-ilmu sosial dan sebagai hasilnya, permintaan
yang lebih besar untuk data meningkat.

2.9 Strategi Pencarian untuk Data Ilmu


Sosial
Struktur bibliografi dari pengumpulan data ilmu sosial diatur sekitar dua
tingkat dasar deskripsi. Pertama, setiap studi diberi tingkat studi
deskripsi. Tingkat ini, yang baru-baru ini dikenal sebagai metadata,
cenderung memberikan informasi tentang proyek di mana data telah
dihasilkan. Elemen deskriptif yang khas termasuk judul penelitian,
peneliti utama, data distributor, nomor edisi, tanggal publikasi, dan
abstrak proyek.
Level deskripsi lainnya didasarkan pada konten file data individual dalam
penelitian itu adalah variabel. Deskripsi tingkat ini berfokus pada
substansi setiap file termasuk konten variabel, skema pengkodean yang
digunakan untuk setiap variabel, label yang ditetapkan ke kode,
penetapan nilai yang hilang, dan tata letak catatan fisik. Kedua tingkat
deskripsi - studi dan variabel - menentukan konteks untuk pencarian data
(Geraci, Jacobs and Humphrey, 2012).

2.10 WHIZ: Sistem Analisis Data yang


Cepat dan Fleksibel
Kerangka analitik data hari ini adalah computer-centric, dengan eksekusi
analitik hampir seluruhnya tergantung pada struktur fisik yang
ditentukan sebelumnya dan perhitungan tingkat tinggi. Mengalihkan
data antara entitas dengan cara ini tidak fleksibilitas secara kinerja, dan
efisiensi. Kini menghadirkan WHIZ, analitik baru framework yang
dengan bersih memisahkan komputasi dari intermediate data. Ini
Bab 2 The Data Whiz 25

memungkinkan visibilitas runtime ke dalam data melalui pemantauan


terprogram, dan perhitungan berbasis data (di mana nilai-nilai data
antara dan perhitungan berjalan) melalui abstraksi acara. Eksperimen
dengan Prototipe WHIZ pada cluster besar menggunakan batch,
streaming, dan grafik beban kerja analitik menunjukkan kinerjanya lebih
baik daripada yang mutakhir.
WHIZ adalah kerangka kerja berbasis data. WHIZ menjadikan data
dengan mengadopsi tiga prinsip desain, decoupling komputasi dan data,
visibilitas data yang dapat diprogram dan perhitungan berbasis data
(Grandl et al., 2017).

Gambar 2.4: WHIZ control flow


Whiz mengolah data dan membangun produk berbasis data yang siap
pakai untuk perusahaan. Ini adalah interplay antara berbagai spesialis
dengan ketrampilan inti yang berbeda. Juga bisa menawarkan data sesuai
permintaan dengan keahlian antara lain, di bidang ‘big data’, analitik dan
datascience.
26 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 2.5: Contoh Bidang Cakupan DATA WHIZ (Data Whiz, 2018)

Gambar 2.6: Contoh DATA WHIZ


BAB 3

E-ARTISTE

3.1 Definisi dan Esensi


Dalam bahasa inggris artiste berarti seorang seniman, memiliki talenta
dalam seni, atau yang memiliki cita rasa seni yang tinggi. Secara hakikat,
marketing merupakan proses untuk memasarkan, menjual, atau
memperkenalkan produk, baik jasa atau barang kepada calon pembeli.
Tentunya dalam proses perjalanannya, marketing tidak hanya
membutuhkan kepiawaian seorang penjual, kecerdikan dalam melihat
peluang dan ancaman, atau kemampuan taktis dalam menganalisa serta
memproyeksi berbagai kemungkinan tapi juga seni. Bahkan jika di dapat
di ilustrasikan, marketing menyerupai cabang teknik dalam dunia sulap
yakni illusion.
Bersamaan dengan hal tersebut, dalam konten periklanan dalam dunia
marketing yang kian berkembang pesat dan maju, maka beberapa
karakter pun terlahir salah satunya adalah artiste. Artiste sendiri
merupakan model periklanan dan pemasaran yang dominan
menggunakan konten visual. Konten visual memiliki maksud dan tujuan
adalah menstimulus dan menarik perhatian calon konsumen agar
membeli barang yang diperjual-belikan. Konten visual tersebut dapat
berwujud video, gambar, penempatan dan pemilihan warna, website,
infografis, typography, calligraphy, musik, bahkan bau khas, rasa, dan
28 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

semua yang mewakili entitas indera; pendengaran, penciuman, perasaan,


dan fikiran manusia masuk dalam kategori konten visual. Tabel 3.1
menjelaskan tentang definisi manajemen dari beberapa studi terdahulu.
Tabel 3.1 Definisi Konten Digital
Peneliti Definisi
Membuat, mendistribusikan, dan membagikan
konten yang relevan, menarik, dan tepat waktu
(Wang and untuk melibatkan pelanggan pada titik yang tepat di
Calder, 2006) proses pertimbangan pembelian mereka, sehingga
mendorong mereka untuk beralih ke hasil
pembangunan bisnis.
(Michele Linn, Menarik audiens / konsumen ke pengalaman untuk
2006) mencapai Anda tujuan pemasaran.
Teknik pemasaran untuk menciptakan dan berbagi
hal yang relevan dan berharga untuk memposisikan
(Vollero and perusahaan sebagai 'pemimpin ide' di sektornya
Palazzo, 2015) dengan tujuan mengembangkan keterlibatan
internal dan eksternal perusahaan untuk
meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Strategi pemasaran dan komunikasi yang
(Kilgour, Sasser
terintegrasi dengan tujuan mendorong aksi
and Larke, 2015)
pelanggan yang menguntungkan.
Pelibatan peran aktif organisasi menuju
(Holliman and
partisipasipatif konsumen dalam ruang media yang
Rowley, 2014)
menjadi keminatan mereka.
Membuat, mendistribusikan, dan membagikan
konten yang relevan, menarik, dan tepat waktu
(Rancati and untuk melibatkan pelanggan pada titik yang tepat di
Gordini, 2014) proses pertimbangan pembelian konsumen,
sehingga mendorong konsumen untuk beralih ke
hasil pembangunan bisnis.
Bab 3 E-Artiste 29

Upaya untuk menarik konsumen potensial dan


meningkatkan keterlibatan dan pemberdayaan
(Pulizzi and konsumen melalui penciptaan, diseminasi dan
Barrett, 2009) berbagi konten gratis, dan menjadi relevan,
bermakna, bernilai, dan mampu menginspirasi pada
apa yang ada untuk pelanggan potensial.
Alat untuk berbagi konten, sekaligus juga untuk
(Rahim and menciptakan nilai dan keuntungan organisasi
Clemens, 2012) melalui distribusi pelanggan, daya tarik,
keterlibatan, akuisisi, dan retensi.
Tingginya penguna internet didunia turut mendorong peningkatan
konsumsi masyarakat. Perkembangan internet ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan pengguna smartphone yang sangat tinggi (125% vs 2013).
Saat ini, 79% dari pengguna internet mengakses internet melalui
smartphone (www.nielsen.com, 2019). Berhubungan dengan
peningkatan tersebut Para pelaku industri kini dapat mengukur
kepemirsaan pada media konvensional dan media digital secara lebih
mudah, bahkan lebih jauh lagi melihat demografi pemirsa yang
mengonsumsi konten dan iklan yang ditayangkan. Nielsen Total
Audience menawarkan pengukuran yang solid dari Digital Ad Ratings,
Total Ad Ratings, Digital Content Ratings dan Total Content Ratings
(www.nielsen.com, 2019).

3.2 Mengapa Konten Visual Merupakan


Keharusan Dalam Digital Marketing Hari
ini?
Neil Patel (2019) mengungkapkan bahwa orang menyerap informasi 90%
berasal dari kontak visual, baik penciuman, pendengaran, sisanya
menyerap informasi secara persuasif. Konten visual memang sengaja
dilahirkan sebagai alat strategis untuk menarik perhatian. Jika di cermati
lebih jauh, mengapa orang lebih menyukai menonton TV daripada radio?
30 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Mengapa orang lebih menyenangi majalah daripada koran? Mengapa


orang lebih menyukai komik daripada text book? Seluruhnya tentu
dipengaruhi oleh dominasi daripada konten visual.

Gambar 3.1: Cara kerja otak dalam memvisualisasi karakter stimulus


(www. https://bit.ly/2SavnKq)
Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan tercepat untuk
mengadopsi ekonomi digital. Indeks pertumbuhan adopsi ekonomi
digital. Adopsi ekonomi digital dapat memberikan peluang bagi
Indonesia pada tahun 2025 (www.databoks.katadata.co.id, 2019). Dari
pertumbuhan pertumbuhan ekonomi, dapat dilihat bahwa ekonomi
digital dapat meningkatkan partisipasi dan produktivitas tenaga kerja di
Indonesia. Ekonomi digital membantu menghubungkan kebutuhan
pekerjaan dengan penyedia tenaga kerja melalui platform online yang
lebih efektif daripada metode tradisional (Lihat Gambar 3.2).
Bab 3 E-Artiste 31

120

100
99
80 90

60

40
45 44 44 43
36 35 35
20 31 30 30 30 27 25 25 24

0
Se s

Se l
n

da
a

ng ia
ia

Je a
na

Je n

n
Se a

Ka a

a
ris
ng

Sw t
zi

a
i
di

si

i
ta

ur
a

ta

nc

l
al
s

ed
r ik
a

ra
gg
hi

rm

na
pa
ne

Ru
In

la
la

Br

ap
t

Ko Pra

st
C

In
do

Au
a
In

a
a

Si
ik
re
rik

er
Af

Am

Gambar 3.2: Peringkat dan Peluang Pertumbuhan e-Commerce Dunia


(https://bit.ly/2tHMzhb) data diolah kembali
Pergeseran model periklanan juga berubah seiring target konsumen yang
dicanangkan, pada konsep penjualan konvensional. Banyaknya produsen
yang memproduksi dan menjual barang yang bersifat sama, membuat
pelaku bisnis itu mencari cara agar dapat menarik perhatian pengunjung.
Tidak hanya bermain disektor pemberian harga potongan dan promo
dihari besar seperti yang umum dilakukan, tapi juga tata layout toko
desain interior toko baik penempatan musik dan juga penerangan serta
penempatan tenaga penjual yang handal dianggap sebagai upaya untuk
mendukung hal itu. Karakteristik toko merupakan hal yang membedakan
antara satu produsen dengan kompetitornya. Para pembeli beranggapan
bahwa produk yang ditampilkan di outlet produsen haruslah memiliki
tema yang mewakili produk yang dijualnya, sehingga lingkungan
daripada toko tersebut membuat mood yang mendorong seseorang
untuk tertarik berbelanja, Hal tersebut merupakan faktor pembeda
antara toko yang satu dan toko yang lainnya (Putra, Said and Hasan, 2017).
Pemilihan warna sebagai tema juga mewakili entitas untuk mencuri
perhatian konsumen (Aditya, 2012).
32 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Sehubungan dengan hal tersebut, pada model perbelanjaan pada online


marketplace baik e-commerce, maupun social-commerce. Konten visual
memiliki peluang besar dalam keberhasilan pebisnis dimana:
1. Sebanyak 32% para tenaga marketer mengungkapkan bahwa
visualisasi gambar merupakan bentuk konten yang menjadi
pilihan utama mereka dalam berbisnis (Stelzner, 2018)
2. Dimana sebanyak 51% pemasar B2B menyatakan sikap
memprioritaskan aset visual sebagai bagian strategi marketing
mereka (Pullizi and Handley, 2016).
3. 41,5% para pemasar mengatakan kalau desain grafis orisinil
merupakan konten yang sangat berharga (Pullizi and Handley,
2016).
4. Konsumen dapat menerima dan mengikuti instruksi visual 323%
lebih baik daripada dalam bentuk tulisan (Pullizi and Handley,
2016), (Brad Smith, 2019).
5. Penggunaan media sosial dan internet memberikan peluang bagi
para pebisnis masa kini (Indahingwati et al., 2019), (Merdika et
al., 2019)
6. Jangkauan untuk di bagikan kembali (sharing / re-sharing)
keseluruh dunia memberikan kemudahan bagi pebisnis masa
kini untuk menjangkau pasar yang lebih luas (Hollebeek and
Macky, 2019).
Bab 3 E-Artiste 33

Gambar 3.3: Salah satu konten visual produk sepatu New Balance
(Sumber : Google https://bit.ly/2UC4TmJ)
Konsumen saat ini menjadi semakin skeptis terhadap iklan dan
komunikasi pemasaran tradisional lainnya, dengan demikian membuka
jalan bagi pengembangan Digital Content Marketing (DCM).
Pengembangan Digital Content Marketing didasarkan pada keinginan
untuk menambah nilai pada kehidupan konsumen dalam beberapa cara
yang relevan (misalnya dengan mendidik para konsumen tentang
penggunaan produk dan identifikasi merek), sehingga memfasilitasi
akuisisi pelanggan akan suatu produk. (Hollebeek and Macky, 2019).
34 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

3.3 Etika, Estetika dan Norma Konten


Visual Digital Marketing
Periklanan dengan menggunakan konten visual digital marketing hari ini
merupakan bagian yang penting dalam bisnis modern, banyak yang
mengatakan bahwa menggunakan fasilitas digital marketing dalam
beriklan merupakan cara yang ampuh untuk menyebarluaskan informasi
suatu produk dari bisnis kepada khalayak tanpa mengenal batasan
lingkungan dan dimensi. Tapi iklan tidak hanya bertujuan untuk
menyebarluaskan informasi tentang apa yang ingin dijual, pada
umumnya iklan memiliki isi pesan yang bisa memengaruhi calon
konsumen agar mereka menggunakan, melakukan atau membeli produk
tertentu yang dipasarkan.
Jika tidak tepat sasaran, maka bisa saja iklan mengenai prodyk yang
ditawarkan justru menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Terlebih jika
pesan yang dimuat dalam periklanan dianggap oleh sebagian orang berisi
pesan yang negatif. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa
Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Dalam memuat konsep desain sebagai teaser bagi produk yang
ditawarkan haruslah memenuhi beberapa konsep yang tidak saling
bersinggungan, terutama menyinggung persoalan isu sara, etnis ataupun
menyinggung kompetitior lainnya (black-campaign) dalam hal promosi.
Meskipun beberapa contoh iklan visual masih tetap memuat hal negatif
seperti itu, akan tetapi sebagai marketer yang baik tentunya diharapkan
bahwa model periklanan suatu produk harus dapat bersaing secara sehat
tanpa terkesan saling menjatuhkan. Contoh etika yang kurang berkenan,
misalnya menampilkan jargon yang menyinggung kompetitor lain baik
dari segi entitas warna maupun slogan.
Bab 3 E-Artiste 35

Selain tidak menyinggung kompetitor, etika didalam mengiklankan


sebuah produk juga harus memperhatikan persoalan tabu atau tidak
tabu, kendatipun iklan tersebut merupakan bentuk dari refleksi
penggunaan suatu produk; misalnya, iklan rokok dengan tidak
menampakkan secara eksplisit orang yang merokok, iklan minuman
beralkohol tidak memperlihatkan secara realisistis orang yang sedang
meneguk minuman beralkohol tersebut. Sebab etika merupakan ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, selain itu etika merupakan
konsep yang abstrak artinya bahwa etika disuatu tempat tentu memiliki
perbedaan dengan wilayah atau daerah lain.
Beberapa bentuk tata krama pesan iklan antara lain:
1. Penggunaan materi yang bukan miliki sendiri harus memiliki izin
tertulis dari pemilik atau pemegang merek yang sah
2. Dari sisi bahasa, iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa
dipahami oleh masyarakat atau khalayak yang menjadi
sasarannya, kemudian tidak menggunakan persandian (enkripsi)
yang bersifat ambigu. Berhubungan dengan hal tersebut,
penggunaan bahasan juga sebaiknya tidak menggunakan kata
superlatif seperti “Paling”. Dari pendekatan islam, tentusaja
keterangan Halal merupakan hal yang wajib dipajang pada
promo iklan pada konten visual
3. Dari segi tanda asteris (*) tidak boleh digunakan untuk
menyembunyikan, menyesatkan, membingungkan atau
membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja, atau harga
sebenarnya dari produk yang diiklankan, ataupun tentang
ketidaktersediaan sesuatu produk. Tanda asteris hanya boleh
digunakan untuk memberi penjelasan lebih rinci atau sumber
dari sesuatu pernyataan yang bertanda tersebut.
4. Kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama tidak boleh
dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus
membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang dikenakan kepada
konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas.
36 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

5. Jika harga sesuatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia


harus ditampakkan dengan jelas, sehingga konsumen
mengetahui apa yang akan diperolehnya dengan harga tersebut.
6. Iklan tidak boleh menyalahgunakan istilah-istilah ilmiah dan
statistik untuk menyesatkan khalayak, atau menciptakan kesan
yang berlebihan.

Gambar 3.4: Salah satu konten visual produk Provider Seluler di


Indonesia (Sumber : Google https://bit.ly/2SMTv6r)
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas
masalah tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk). Sedangkan
estetika membahas tentang indah atau tidak. Tujuan estetika adalah
untuk menemukan ukuran yang berlaku umum tentang apa yang indah
dan tidak indah itu. Begitupula didalam iklan harus menempatkan nilai
estetika.
Bab 3 E-Artiste 37

3.4: Konten Visual Dalam Iklan dan


Efeknya Terhadap Merek Suatu Produk
Menurut Mashur et al., (2020) beberapa kaitan antara efek daripada
sebuah iklan terhadap peningkatan entitas dan ekuitas sebuah merek
antara lain:
1. Brand Awareness

Sikap terhadap merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen


akan membeli atau tidak. Sikap akan membentuk suatu persepsi dan
kepercayaan. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan
konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, sebaliknya sikap
negatif akan menghalangi konsumen untuk melakukan pembelian.
Membentuk sikap terhadap merek secara psikologi dibentuk berdasarkan
tiga komponen utama yang berasal dari aspek kognitif atau kepercayaan
terhadap merek, afektif atau konsumen mengevaluasi terhadap merek
tersebut dan aspek konatif atau penentuan keputusan terhadap suatu
merek. Aspek kognitif dan afektif terhadap merek bagi konsumen dapat
terbentuk jika konsumen menganggap bahwa produk tersebut memiliki
produk yang baik dan berkualitas (Batra and Ahtola, 1991), sehingga
menimbulkan kepercayaan diri dan kenyamanan bagi konsumen untuk
menggunakannya (Keller and Aaker, 1992), (Pappu, Quester and
Cooksey, 2005). Selain daripada itu kepercayaan atas sebuah merek atau
produk juga terbentuk jika persepsi konsumen menyatakan bahwa merek
tersebut juga digunakan oleh banyak orang (Washburn and Plank, 2002),
(Hwang and Kim, 2018). Berdasarkan hal tersebutlah aspek konatif bagi
konsumen untuk menentukan pembelian terhadap suatu produk atau
merek dapat terjadi (Mattila, 2001).
Brand awareness adalah kemampuan konsumen dalam mengenali atau
mengingat sebuah merek, termasuk nama, gambar, logo, dan juga slogan-
slogan tertentu yang pernah digunakan oleh brand tersebut dalam
mempromosikan produk-produk mereka. Kemampuan konsumen untuk
mengenal dan mengingat brand berperan besar dalam keputusan
seseorang untuk membeli barang. Membangun kesadaran akan sebuah
38 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

merek dapat ditempuh jika suatu merek dianggap familiar. Familiar


dalam arti kata mudah disebut dan di ingat, dan familiar dari segi
pelayanan prima (Ha and Perks, 2005), (Kotler, 2012), (Vila, Bharadwaj
and Bahadir, 2015), (Jo Hatch and Schultz, 1997).
2. Brand Reputation

Reputasi merek adalah merupakan suatu penjabaran yang berhubungan


dengan citra dan penilaian dari pihak luar terhadap kualitas suatu produk
atau merek. Reputasi dibangun dalam beberapa periode dan diwakilkan
sebagai konsistensi dari adanya atribut yang melekat pada perusahaan.
Semakin tinggi tingkat kepercayaan merek yang dimiliki konsumen,
semakin kuat pula komunikasi yang dilakukan oleh suatu Komunitas
terhadap merek, Shah Alam and Yasin (2010). Baik buruknya reputasi
suatu produk dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu konsumen,
rekomendasi seseorang, pemberitaan, dan public relations yang dimiliki
perusahaan. Reputasi merek harus dapat tercermin tidak hanya melalui
pengalaman tapi juga kemampuan dari marketing relation perusahaan
sebagai salah satu strategi memperkenalkan produk baru atau menjaga
keberlangsungan dari produk yang telah lama di ciptakan. Reputasi
sebuah merek dan produk dianggap baik selama produk atau merek
tersebut dianggap memiliki kebaikan dan memberikan kepuasan
(Lombart and Louis, 2016), (Spears and Singh, 2004), (Xie and Peng,
2009), (Sirdeshmukh, Singh and Sabol, 2002). Pembentukan reputasi
sebuah merek juga tidak terlepas daripada keandalan dan kesesuaian
mengenai apa yang di iklankan dan apa yang telah dirasakan oleh
konsumen pasca pembelian produk atau merek tersebut (Delgado-
Ballester and Luis Munuera-Alemán, 2001), (DelVecchio, 2000), (Foroudi,
Melewar and Gupta, 2014). Sebab reputasi sebuah merek memberikan
kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan pelanggan yang loyal,
sehingga didalam perjalanannya menangani sebuah merek memang
membutuhkan perhatian yang khusus dan maksimal.
3. Brand Visibility

Brand visibility merupakan keadaan yang dapat diamati secara jelas yang
merupakan pesan atau testimony yang kuat bagi konsumen yang
menandai kehadiran atau eksistensi sebuah produk atau merek. Brand
Bab 3 E-Artiste 39

visibility erat kaitannya dengan kegiatan promosi. Di era kemajuan


teknologi seperti hari ini, visibility suatu merek merupakan suatu strategi
penting sebagai upaya untuk melakukan penetrasi ditengah-tengah
kompetisi terutama bagi merek baru atau produk baru. Hari ini kegiatan
promosi tidak hanya dilakukan melalui jalur tradisional seperti TV, Radio
atau Newspaper. Promosi yang melibatkan saluran online seperti social
media, dan youtube juga menjadi sarana yang sekarang terasa efektif
untuk meningkatkan visibilitas merek dengan biaya yang cenderung
lebih efesien. Kehadiran banyak tokoh ternama seperti artis atau
siapapun yang dianggap punya pengaruh terhadap lingkungan dapat
menjadi “Endorser” guna meningkatkan penjualan. Frekuensi daripada
promosi juga menjadi acuan dalam menentukan tingkat visibilitas suatu
merek.
4. Brand Integrity

Brand integrity merupakan keseluruhan rangkaian mengenai persepsi


konsumen tentang perusahaan, merek atau bahkan produk yang
tercermin melalui citra dan reputasi yang konsisten dan bertanggung
jawab atas pemenuhan ekspektasi daripada pelanggan. Integritas erat
kaitannya tentang kejujuran dan tanggung jawab dan menjunjung tinggi
norma etika dan moral terlebih pada etika bisnis untuk melindungi hak-
hak konsumen.
Brand merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap
produk yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
produk atau sebuah merek. Citra terhadap merek berhubungan dengan
sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.
Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek akan
lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Citra merek secara
tidak disadari membentuk sebuah persepsi tentang produk tersebut yang
mana baik ataupun buruknya disimpulkan setelah konsumen mulai
melihat suatu produk sampai dengan konsumen setelah menggunakan
produk tersebut. Pembentukan citra suatu merek tidak terlepas dari
bagaimana strategi dan upaya produsen dalam memperkenalkan
produknya, salah satunya melalui media periklanan.
40 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
BAB 4
SOCIAL MEDIA

4.1 Definisi Social Media


Istilah social media terdiri dari dua kata, yaitu “social” dan “media”. “Social”
diartikan sebagai kenyataan social bahwa setiap individu melalukan aksi yang
memberikan kontribusi kepada masyarakat. Sedangkan “Media” dapat
diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey, 2007) (McQuail, 2003). Dari
pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
social media adalah kegiatan manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain
tanpa dibatasi antara ruang dengan waktu dan menggunakan teknologi
informasi sebagai medianya.
Setiap orang di dalam dan diluar negeri hampir dapat dipastikan memiliki
telepon pintar. Memiliki telepon pintar berdampak terhadap kepemilikian akun
social media, seperti: whatsapp, facebook, twitter, line, instagram, dan
sebagainya. Hampir setiap kali meregistrasi hasil aplikasi yang sudah di install,
maka aplikasi tersebut akan meminta akun social media sebagai identitas
pengguna di aplikasi tersebut.
Peran era digital begitu penting dalam melakukan kegiatan interaksi manusia
antara satu dengan yang lain. Jika dahulu, proses perkenalan dilakukan dengan
cara konvensional, yakni biasanya diiringi dengan saling tukar kartu nama,
namun saat ini setiap orang bertemu orang baru cenderung untuk bertukar
alamat akun atau membuat pertemanan di social media.
42 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

Sebanyak 120 juta orang Indonesia menggunakan perangkat mobile, seperti


smartphone atau tablet untuk mengakses social media, dengan penetrasi 45
persen. Dalam sepekan, aktivitas online di social media melalui smartphone
mencapai 37 persen.
Dirangkum KompasTekno dari We Are Social, YouTube menempati posisi
pertama dengan persentase 43 persen, facebook, whatsapp, dan instagram
membuntuti di posisi kedua hingga keempat secara berturut-turut. Sebanyak
41 persen pengguna social media Indonesia mengaku sering menggunakan
facebook, 40 persen sering menggunakan whatsapp, dan 38 persen mengaku
sering mengakses instagram. Sementara pengguna yang mengaku sering
mengakses line sebanyak 33 persen, dan menempatkannya di posisi kelima.
Secara global, total pengguna Internet menembus angka empat miliar
pengguna. Untuk pengguna social media, naik 13 persen dengan pengguna
year-on-year mencapai 3,196 miliar (Kusuma pertiwi, 2018).

Gambar 4.1: Presentase social media yang paling aktif diakses pengguna
social media Indonesia (Kemp, 2018)
Bab 4 Social Media 43

4.1.1 Pertumbuhan Pengguna Social Media di Indonesia

Gambar 4.2: Pentumbuhan Pengguna Social Media (Jumlah Penduduk Dunia


2019, 2019)
Berdasarkan data Worldometers, Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk
sebanyak 269 juta jiwa atau 3,49 persen dari total populasi dunia. Indonesia
berada di peringkat keempat negara berpenduduk terbanyak di dunia setelah
Tiongkok (1,42 miliar jiwa), India (1,37 miliar jiwa), dan Amerika Serikat
(328 juta jiwa) (Jayani, 2019). Sehingga setiap perubahan maupun inovasi
yang terjadi akan langsung dan dirasakan oleh penduduknya yang berkisar
pada jumlah 200 juta orang, maka tak salah bila banyak orang menyebut
Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial untuk dunia digital. Oleh karena
itu, menurut penelitian yang dilakukan, ada sekitar 88,1 juta orang yang
menggunakan internet aktif di Indonesia sebagai social media mereka. Bisnis
jasa social media pun semakin meraup untung apalagi Indonesia penduduknya
sangat rajin mengakses internet. Jumlah itupun diperkirakan akan semakin
bertambah setiap tahunnya. Fakta menarik lainnya yang dapat dilihat dari data
pertumbuhan pengguna internet dan social media adalah penggunaan televisi
kini semakin mengalami penurunan.
Penelitian menyebutkan rata-rata konsumsi masyarakat menonton televisi
menurun seiring dengan mereka lebih rajin untuk mengakses internet
khususnya social media sebagai alat komunikasi maupun media melihat
44 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

kegiatan teman-teman lainnya yang bergabung dengan social media tersebut.


Seperti yang dilansir We Are Social, saat ini baik tua, muda wanita, pria, anak-
anak maupun orang dewasa lebih menyukai untuk melihat social media dan
internet dibandingkan menonton televisi. Seringnya acara televisi yang tidak
mendidik dan berkualitas serta padatnya jadwal pekerjaan maupun aktivitas
lainnya membuat mereka lebih suka melihat kondisi dunia melalui internet.
Dari social media, pengguna dapat langsung mengetahui berita yang terjadi di
seluruh dunia, peristiwa terkini pun lebih mudah diperoleh dan cepat di update
melalui internet atau social media. Bahkan hal ini lebih cepat daripada
menunggu berita di televisi.
Semakin Indonesia melek dengan teknologi, maka pengguna internet di dalam
negeri akan terus bertambah. Menurut data yang telah dikumpulkan oleh We
Are Social, dalam setahun mulai dari 2015 hingga 2016, ada kenaikan sekitar
15 persen pengguna internet di Indonesia. Kenaikan ini lebih dikhususkan
untuk mereka yang merupakan pengguna aktif social media. Kemungkinan di
akhir 2016 mendatang, kenaikan masih akan terus berlanjut dan semakin
signifikan. Data ini masih terus bertambah di mana penggunaan social media
melalui smartphone menjadi meningkat sebesar enam persen dari tahun
sebelumnya. Itulah mengapa penggunaan gadget semakin meningkat dan
pembelian gadget baru yang mumpuni dengan sistem social media yang
diunduh pun juga meningkat. Sementara menurut APJII atau singkatan dari
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengatakan bahawa 48 persen
dari 88,1 juta orang pengguna internet itu merupakan masyarakat pengonsumsi
internet harian. Itu artinya, warga Indonesia tidak bisa lepas dari gadget dan
internet untuk mengakses social media setiap harinya.
Bila jumlah pengguna internet di Indonesia semakin bertambah, maka waktu
untuk akses internet juga akan semakin banyak dibandingkan dengan kegiatan
lain termasuk nonton televisi. Untuk dapat mengakses internet dan social
media melalui PC, ponsel maupun tablet dalam satu harinya, dibutuhkan
waktu sekitar 4 jam 42 menit. Hasil ini semakin menggusur posisi televisi yang
pada awalnya juga memiliki konsumsi lebih lama. Kini dalam satu harinya,
penggunaan televisi hanya sekitar 2 jam 22 menit setiap harinya. Jumlah ini
tentu tidak ada apa-apanya dengan internet yang mampu menguras waktu para
pengguna. Apalagi semakin banyaknya jumlah aplikasi social media baru
yang dikembangkan beserta keunikannya masing-masing, tak heran jika
nantinya jumlah waktu ini akan semakin meningkat. Pengguna internet aktif
Bab 4 Social Media 45

memang berjumlah 88,1 juta orang dan 79 juta di antaranya menggunakan


internet untuk social media.
Bila dilihat dari jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah 200 juta orang,
ada sekitar 30 persen penduduk yang menjadi langganan setia untuk
mengakses social media. Social media dapat berfungsi untuk membuat banyak
orang merasa terhubung dengan orang lain dan memudahkan akses informasi.
Hal ini kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu media pemasaran yang
efektif mengingat cakupan social media yang luas dan dilengkapi dengan filter
sehingga dapat dipilih kepada siapa iklan kita ingin ditujukan. Sekarang pun
semakin banyak orang yang menggunakan social media sebagai sarana
promosi karena selain cakupannya luas, biayanya pun lebih murah
dibandingkan dengan promosi secara konvensional. Itulah mengapa bisnis jasa
social media semakin berkembang dengan baik dan semakin banyak orang
berlomba-lomba menciptakan social media yang dapat menguntungkan di
masa depan.

4.1.2 Apa itu Social Media Marketing?


Social media marketing adalah kegiatan yang dilakukan dalam
mempromosikan produk berupa barang dan jasa di platform social media
menggunakan strategi tertentu. Definisi ini memang cukup sederhana, yaitu
mempromosikan produk di social media. Akan tetapi, hal terpenting dari
social media marketing ini adalah terletak pada strateginya.
Saat ini sudah banyak pelaku bisnis yang tidak hanya memiliki blog atau
website saja, namun juga memiliki beberapa akun social media, seperti:
whatsapp, facebook, line, instagram dan sebagainya untuk memperkenalkan
atau mempromosikan produk dan menjalin hubungan komunikasi demi
peningkatan mutu pelayanan dan penjualan.
Menyadari bahwa komunikasi yang baik tidak hanya terjalin melalui
hubungan satu arah saja, namun perlunya hubungan dua arah. Melalui social
media yang mereka miliki, mereka dapat mengetahui hal apa yang sangat
penting dan ingin didapat oleh consumer mereka serta masukan yang dapat
mereka gunakan untuk meningkatkan mutu produk dan pelayanan.
46 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

4.1.3 Apa yang Dipasarkan dalam Social Media Marketing?


Jika Anda mendengar kata pemasaran atau marketing, Anda akan langsung
terpikirkan tentang iklan yang berisi produk berupa barang dan jasa. Akan
tetapi, pemasaran dengan social media tidak selalu berhubungan dengan jual-
beli secara langsung. Dalam social media marketing, Anda dapat memasarkan
konten dalam bentuk postingan seperti: web, gambar, dan video.
Konten yang dipasarkan melalui social media ini berhubungan dengan barang
atau jasa yang akan dijual. Selain memasarkan konten, social media marketing
juga memasarkan merek. Maksud dari pemasaran merek di sini adalah
mengenalkan dan mempromosikan merek ke masyarakat secara menyeluruh
atau biasa disebut dengan brand awarness. Dengan mengenalkan merek dan
memberi impresi yang baik, maka rasa percaya masyarakat akan meningkat
dan dapat membesarkan konversi promosi ke penjualan.

4.2 Strategi Social Media Marketing


Strategi social media menciptakan atau meningkatkan hubungan seperti pada
platform social yang ada dengan memperkenalkan satu dengan yang lainnya
dan mempunyai 3 komponen penting sebagai berikut (Piskorski, 2011):
1. Mengurangi biaya atau meningkatkan kesediaan pelanggan untuk
membayar apa yang diinginkan.
2. Membangun dan memperkuat hubungan.
3. Pelanggan dengan sukarela dan bebas mempromosikan atasnama
perusahaan.
Perkembangan teknologi informasi sangat begitu cepat sehingga menjadikan
dunia harus cepat mengikutinya dalam hal menghubungkan orang-orang dari
belahan dunia dan budaya dengan mudah dalam berbagi informasi.
Ada banyak cara untuk berbagi informasi lebih serta kemudahan akses dari
sebelum berkembangnya teknologi informasi, sehingga menjadi mudah untuk
menghasilkan kesadaran produk atau mempromosikan layanan Anda. Oleh
karena itulah internet adalah alat yang sangat efektif yang dapat Anda gunakan
untuk menghasilkan ROI (Return On Investment), investasi dalam pemasaran
digital atau digital marketing memang tidak bisa diabaikan. Menurut
eMarketer, “pengeluaran melalui iklan digital di seluruh dunia diperkirakan
Bab 4 Social Media 47

akan mencapai lebih dari $375 miliar pada tahun 2021.” (Tren dan Inovasi
Marketing di Tahun 2020, 2019).
Agar dapat bersaing dengan produk dan layanan Anda, maka pesaing tersebut
harus mengikuti tren terbaru tentang strategi digital marketing. Luangkanlah
waktu sejenak untuk dapat berpikir kritis tentang bagaimana dampak
perubahan teknologi pada bisnis Anda. Dan kemudian manfaatkan teknik-
teknik bisnis dan sukses yang ada di luar sana serta cobalah untuk
memprediksi ke mana arah teknologi informasi akan pergi di masa yang akan
datang. Bisnis Anda akan tumbuh jika Anda tetap mempertahankan dan secara
aktif menjangkau pelanggan baru secara proaktif sehingga tidak ketinggalan.
Pengelolaan terhadap social media tanpa strategi sama saja bekerja tanpa
rencana. Tidak tahu target apa yang ingin dicapai, siapa yang ingin dijangkau,
dan masalah apa yang ingin diselesaikan. Menjalankan social media marketing
tanpa strategi akan berakibat negatif terhadap bisnis yang Anda jalankan. Oleh
karena itu, diperlukan penyusunan strategi social media marketing. Berikut
adalah langkah-langkah menyusun strategi terhadap social media Anda:

4.2.1 Mengidentifiakasi Audiens


Anda tidak dapat menggunakan semua platform untuk memperkenalkan dan
mempromosikan social media Anda. Sebab masing-masing bisnis memiliki
target consumer yang berbeda dan setiap platform social media juga memiliki
karakteristik pengguna masing-masing.
Sebuah bisnis perlu memperkenalkan dan mempromosikan di social media,
seperti: instagram, facebook, dan twitter. Kemudian bisnis berikutnya hanya
perlu menggunakan Instagram saja. Sedangkan bisnis lainnya Anda
melakukan pemasaran social media di instagram, linkedin, dan line.
Bagaimana menentukan social media yang cocok untuk bisnis Anda?
Jawabannya adalah riset. Anda perlu melakukan riset audiens untuk
menentukan social media mana yang paling cocok untuk bisnis Anda. Salah
satu cara metode riset audiens yang efektif adalah teknik Bulls Eye yang
dikembangkan oleh Gabriel Weinberg dan Justin Mares untuk memetakan
strategi pemasaran di social media.
Teknik Bulls Eye adalah teknik yang dikembangkan oleh Gabriel Weinberg
dan Justin Mares dalam buku berjudul “Traction” untuk memetakan strategi
pemasaran di social media. Para pebisnis dapat menerapkan teknik ini untuk
48 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

menentukan media mana yang cocok sebagai kanal marketing utama bisnis
online-nya (Mares, 2015). Teknik ini terdiri dari lima langkah: Brainstorming,
Rank, Prioritize, Test, dan Focus On.
1. Brainstorming
Tujuan dari brainstorming ini adalah menganalisis potensi setiap social
media untuk bisnis online Anda. Buat list berisi semua social media
populer yang ada tanpa terkecuali. Masukkan juga ide-ide yang dapat
diaplikasikan di setiap media tersebut. Di tahap ini Anda baru membuat
hipotesis atau dugaan, memperkirakan social media untuk bisnis yang
cocok untuk pasar bisnis unline Anda.
2. Rank
Pada tahap ini, Anda mulai mengelompokkan media-media yang ada
didaftar tadi ke dalam tiga kategori. Kategori pertama adalah Inner Circle,
yaitu social media yang paling menjanjikan dan ide-ide yang paling
menarik.
Kelompok kedua adalah Potential, yaitu social media yang mungkin
berhasil, tetapi tidak semenjanjikan kategori pertama. Kategori ketiga
adalah Long-Shot, yaitu social media yang memerlukan waktu lama dalam
mengaplikasikan ide-ide di tahap pertama.
3. Prioritize
Setelah mengelompokkan social media dalam tiga kategori, sekarang
adalah saatnya untuk fokus pada satu kategori, yaitu Inner Circle. Inner
Circle ini adalah perkiraan social media yang paling menjanjikan untuk
bisnis online Anda.
Setidaknya ada tiga social media di kategori Inner Circle ini. Alasan
mengapa jumlahnya harus tiga adalah Anda akan menguji tiga media ini di
tahap selanjutnya.
Jika Anda hanya memiliki satu media di kategori ini, Anda tidak dapat
mengetahui potensi dari media lain yang mungkin menjanjikan. Tiga social
media dianggap sebagai jumlah ideal untuk melakukan eksperimen.
4. Test
Tahap ini adalah di mana Anda menerapkan ide-ide yang telah Anda
tuliskan di tiga social media yang ada di kategori Inner Circle. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk mengetahui media mana yang layak dijadikan kanal
marketing utama.
Bab 4 Social Media 49

Di tahap ini eksperimen di tiga social media dilakukan secara bersamaan


agar tidak ada bias pada salah satu media. Harus diingat bahwa proses
eksperimen ini bukan untuk mendapatkan consumer sebanyak-banyaknya
dari satu social media saja.
Eksperimen ini berfungsi untuk mengumpulkan data dan membuktikan
asumsi awal. Jadi dasar menentukan media mana yang cocok untuk bisnis
online Anda bukan sebatas asumsi, tetapi berdasarkan data.
5. Focus On
Jika eksperimen di atas berjalan lancar, Anda akan mendapatkan data yang
menunjukkan satu media yang paling sesuai untuk bisnis online Anda.
Kemudian mulai arahkan usaha dan sumber daya untuk menunjukkan daya
tarik produk Anda ke satu social media tersebut.
Tujuan dari tahap ini adalah memeras semua usaha untuk meningkatkan
daya tarik produk pada satu kanal marketing saja. Agar mendapatkan hasil
efektif, Anda harus terus menerus melakukan eksperimen di social media
pilihan ini untuk menemukan cara paling optimal meningkatkan
pertumbuhan penjualan.
Semakin banyak eksperimen yang dilakukan pada kanal marketing pilihan
ini, Anda akan menemukan taktik marketing paling efektif sampai social
media tersebut tidak lagi relevan.

4.2.2 Membangun Kredibilitas


Membangun kepercayaan untuk suatu bisnis di social media tidaklah serumit
yang dibayangkan. Anda tidak harus memiliki banyak pengikut atau followers,
tapi hanya perlu menghubungkan bisnis Anda dengan orang-orang yang tepat.
Anda dapat memulai proses ini dengan membangun brand awareness. Hal
yang dapat Anda lakukan untuk membangun brand awareness yaitu dengan
menciptakan visibilitas online yang merupakan representasi dari bisnis Anda.
Anda dapat mulai mengembangkan bisnis Anda dengan menggambarkan
identitas brand secara visual. Anda juga harus mendesain tampilan website,
blog, dan social media sesuai dengan jenis bisnis Anda. Apabila tidak dapat
melakukannya sendiri, Anda juga dapat meminta bantuan kepada desain
profesional untuk mendesainkan blog dan website Anda agar lebih menarik.
50 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

4.2.3 Membuat Konten Valuable


Strategi pemasaran social media dikatakan efektif apabila dapat
menyeimbangkan antara konten yang dikurasi maupun konten yang dibuat
sendiri. Membuat konten sendiri memang memerlukan usaha yang lebih, tetapi
apabila hal tersebut dapat Anda lakukan dengan baik, maka akan dapat
meningkatkan traffic terhadap website Anda. Website akan dikunjungi lebih
banyak pembaca, sehingga dapat memperoleh review yang lebih baik.
Anda harus dapat memastikan bahwa setiap bagian konten yang Anda buat
telah memiliki pesan yang berharga bagi pembaca, sehingga mereka akan
mengulang untuk mengunjungi website Anda. Ciri konten yang valuable yaitu
dapat menjawab pertanyaan para pembacanya, dapat menyelesaikan masalah
dan memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Dengan memposting konten yang valuable, Anda akan mendapatkan banyak
manfaat seperti reputasi bisnis semakin membaik, ranking SEO semakin
tinggi, para influencer akan merekomendasikan konten bisnis Anda serta
membuka peluang bagi bisnis Anda untuk dapat diliput oleh media.

4.2.4 Tujuan Yang Jelas


Strategi apa pun jika tidak memiliki goals atau tujuan yang jelas tidak dapat
disebut sebagai strategi yang baik. Begitu juga dengan strategi social media
marketing. Anda harus menentukan tujuan social media marketing terlebih
dahulu sebelum memulai kampanye di social media.
Tujuan social media marketing Anda harus spesifik dan terukur. Jika ini
adalah kali pertama Anda menyusun strategi social media marketing, mungkin
Anda masih bingung tujuan seperti apa yg harus Anda tetapkan. Salah satu
contoh tujuan social media marketing adalah meningkatkan Brand Awareness.
Social media adalah platform di mana consumer Anda menghabiskan sebagian
besar waktunya di internet. Menurut riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi dan perilaku pengguna internet
tahun 2018. Disebutkan jumlah pengguna internet mencapai 171,17 juta jiwa
sepanjang tahun lalu. Angka ini naik 10,12 persen dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 143,26 juta jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk
versi BPS sebesar 264,16 juta jiwa maka bisa dikatakan sudah ada 64,8 persen
penduduk Indonesia sudah mengakses internet (Nabila, 2019).
Bab 4 Social Media 51

Hal ini tentu sebaiknya dimanfaatkan untuk membangun persona brand Anda
di platform social media. Jangan fokus pada konten-konten promosi saja,
tetapi isi social media bisnis Anda dengan konten yang mampu menunjukkan
persona merek Anda sehingga consumer Anda selalu mengingat merek Anda.

4.2.5 Metrik Yang Jelas


Dari dua langkah pertama, Anda sudah mendapatkan goals dan target audiens
social media marketing Anda. Agar dapat selalu mengevaluasi performa
strategi social media marketing, Anda perlu menetapkan metrik yang jelas dan
terukur.
Metrik berguna untuk mengukur goals atau tujuan strategi social media
marketing Anda. Jadi Anda dapat mengetahui apakah goals Anda sudah
tercapai atau belum melalui metrik ini.
Berikut adalah beberapa metrik yang sering digunakan di kampanye social
media:
1. Reach
Reach adalah jumlah unique user yang melihat postingan Anda di social
media.
2. Engagement
Engagement adalah jumlah interaksi di konten social media Anda.
3. Hashtag and Keyword Performance
Hashtag dan Keyword Performance adalah performa konten social media
Anda di hashtag dan keyword tertentu.

4.2.6 Riset Kompetitor


Hampir semua pemilik bisnis kini memanfaatkan social media untuk
pemasarannya. Begitu juga dengan kompetitor Anda. Supaya dapat
memenangkan kompetisi di social media, Anda perlu melakukan riset
terhadap kompetitor bisnis Anda.
Pelajari seperti apa bentuk kampanye social media kompetitor Anda. Keyword
apa yang mereka gunakan, hashtag apa yang mereka gunakan, hingga konsep
konten seperti apa yang mereka terapkan. Bukan berarti Anda mencuri ide
kompetitor, tetapi lebih sebagai analisis untuk pertimbangan dalam
menjalankan strategi social media Anda.
52 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

4.2.7 Konten Yang Relevan dan Menarik


Setelah menentukan platform social media yang cocok, menemukan target
audiens, dan menetapkan goals, kini saatnya Anda membuat konten. Ada
beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum membuat konten. Sebab ada
beberapa konten yang bukannya mendatangkan keuntungan, bahkan dapat
membuat orang unfollow atau unlike social media bisnis Anda.
Berikut adalah enam faktor seseorang unfollow atau unlike profil social media
sebuah bisnis berdasarkan riset Sprout Social (The Q3 2016 Sprout Social
Index, 2016).
1. Terlalu Banyak Konten Promosi (46 persen responden)
Terlalu banyak konten promosi akan menyebabkan orang meninggalkan
social media Anda. Namun, membuat konten non-promosi berlebihan juga
dapat berakibat buruk, yaitu menurunnya pembelian. Oleh karena itu, Anda
perlu membuat konten yang seimbang antara konten promosi dan non-
promosi.
2. Konten Tidak Relevan (41,1 persen responden)
Konten yang tidak relevan dengan bisnis Anda akan membuat orang
bingung, “Brand ini jualan apa sih?”. Kebingungan consumer akan
berbuntut pada ketidakyakinan mereka terhadap produk Anda. Jadi selalu
pastikan konten yang Anda rilis relevan dengan bisnis/layanan Anda.
3. Terlalu Sering Posting (34,9 persen responden)
Jangankan brand yang terlalu sering posting. Bahkan teman sendiri yang
terlalu sering posting pun akan di unfollow. Sebaiknya buat jadwal posting
konten social media dengan jumlah posting per hari yang masih masuk
akal. Tentu jumlah posting per hari untuk setiap bisnis berbeda-beda. Anda
perlu melakukan berbagai riset dan percobaan untuk menentukan jumlah
posting per hari yang pas.
4. Istilah Tidak Cocok dengan Brand (29,9 persen responden)
Istilah dan jargon yang Anda gunakan juga perlu menjadi perhatian.
Gunakanlah istilah dan jargon yang dapat dipahami oleh consumer Anda.
Penggunaan istilah dan jargon yang tidak sesuai dengan bisnis Anda akan
membingungkan consumer.
5. Social Media Terlalu Sepi (17,9 persen responden)
Terlalu banyak posting tidak baik. Begitu juga dengan terlalu sedikit
posting. Terlalu sedikit posting akan membuat consumer berasumsi bisnis
Bab 4 Social Media 53

Anda sudah tidak aktif lagi. Tentukan porsi posting di social media yang
pas melalui riset dan percobaan.
6. Tidak Menjawab Pesan (15,3 persen responden)
Salah satu fungsi social media adalah untuk menghubungkan consumer
dengan bisnis Anda. Jika Anda tidak interaktif dalam komunikasi dengan
consumer tentu akan membuat consumer merasa tidak dihargai dan
meninggalkan bisnis Anda.
Enam poin di atas dapat memberikan gambaran bagaimana mengelola konten
social media yang efektif.

4.2.8 Waktu Posting Yang Tepat


Kelebihan social media dari platform-platform marketing lainnya adalah
memungkinkan Anda untuk memiliki komunikasi dua arah dengan consumer.
Hal ini juga menuntut Anda untuk selalu hadir di social media setiap saat.
Untuk menemukan waktu yang tepat untuk merilis konten social media juga
memerlukan riset dan percobaan. Sebab setiap bisnis punya karakteristik dan
kebiasaan consumer yang berbeda-beda. Selain itu, masing-masing platform
social media juga memiliki kebiasaan pengguna yang berbeda-beda.
Setelah menemukan waktu terbaik untuk merilis konten social media,
sebaiknya buat juga jadwal konten social media. Dengan adanya jadwal, Anda
dapat mengatur konten apa saja yang perlu diproduksi dalam kurun waktu
tertentu. Anda dapat membuat jadwal konten social media mingguan, bulanan,
atau tahunan.

4.2.9 Manfaatkan Ads


Jangkauan di social media tidak hanya didapatkan melalui jangkauan organik
saja. Anda juga dapat memanfaatkan layanan ads masing-masing platform
social media untuk meningkatkan jangkauan postingan social media Anda.
Terlebih lagi timeline social media seperti instagram dan facebook
menerapkan sistem acak, bukan lagi berdasarkan waktu posting. Hal ini dapat
menyebabkan konten social media Anda terlewat. Anda dapat mengatasinya
dengan menggunakan layanan ads. Untuk itu Anda dapat memanfaatkan
layanan ads social media. Membuat ads sangatlah mudah.
54 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

4.2.10 Evaluasi Performa


Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah evaluasi performa strategi
social media marketing Anda. Tanpa evaluasi Anda tidak dapat mengetahui
apa yang perlu dipertahankan, apa yang perlu ditiadakan, dan apa yang perlu
ditingkatkan. Agar evaluasi strategi social media marketing lebih efektif, Anda
memerlukan bantuan aplikasi pengelola social media. Kebanyakan aplikasi
pengelola social media memang berbayar, tetapi penting untuk
keberlangsungan strategi social media marketing Anda.
Dengan menggunakan platform pengelola social media, Anda dapat
mendapatkan analisis dan insight mendalam mengenai kampanye social media
Anda. Beberapa platform pengelola social media yang cukup terkenal adalah
SproutSocial, Buffer, HootSuitee dan lain-lain.

4.3 Manfaat Social Media Marketing


Social media saat ini menjadi peran penting dalam strategi pemasaran pada
bisnis kecil maupun besar. Salah satu keuntungan menggunakan social media
bagi sebuah bisnis adalah berbagi informasi kepada pengunjung atau followers.
Para pebisnis dari belahan dunia telah menemukan bagaimana cara social
media dapat memberikan dampak kesuksesan dan perkembangan terhadap
segala aspek. Perkembangan dan keuntungan dari perjalanan suatu bisnis tidak
luput atas pengaruh bertambahnya jenis social media yang semakin bervariasi
dalam berbagi informasi, seperti: blog, biro jodoh, media personal dan lain
sebagainya. Berikut adalah 9 manfaat social media bagi suatu bisnis:

4.3.1 Kenali Consumer


Mengenal lebih dekat consumer menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam
suatu bisnis. Social media merupakan wadah bagi pebisnis dalam mengenal
lebih dekat siapa consumer Anda. Proses pengenalan terhadap consumer
menjadi lebih mudah dibandingkan sebelum social media ada.
Social media dapat membantu mengenal lebih dekat siapa saja consumer
Anda, seperti mengetahui bahasa yang mereka gunakan, usia, jenis kelamin
bahkan alamat dan kontak telepon mereka. Sehingga informasi ini dapat
membantu proses branding dan promosi kepada target consumer secara tepat.
Bab 4 Social Media 55

Usia consumer pada masing-masing social media menjadi salah satu acuan
para pelaku bisnis dalam memilih channel promosi yang tepat. Dengan target
curtomer yang tepat diharapkan memberikan keuntungan lebih dari investasi
pada bisnis yang telah dilakukan.

4.3.2 Pencarian Target Consumer


Social media seperti Facebook, Twitter dan Instagram memiliki perangkat
pendukung yang dapat membantu dalam menyajikan informasi yang sesuai
bagi consumer. Salah satu contohnya jika Anda memiliki bisnis perjalanan
wisata dan ingin melakukan promosi melalui facebook, twitter dan instagram,
postingan foto tersebut dapat dilengkapi dengan fitur location atau #hashtag.
Fitur location facebook dan instagram menjdi salah satu manfaat dalam
memasarkan bisnis dengan lebih tepat. Sehingga consumer yang ingin
mengunjungi lokasi bisnis tersebut dapat tertarik dan kemungkinan
berkeinginan untuk menjadi consumer Anda.

4.3.3 Menemukan Consumer Baru


Instagram merupakan social media yang dapat membantu para pebisnis kecil
dalam menemukan consumer baru dan mencari consumer yang potensial. Fitur
location Instagram dapat melakukan pencarian consumer dengan lokasi yang
terdekat dengan bisnis Anda.
Jika Anda ingin mencari consumer dengan lokasi yang berdekatan dengan
Anda, pencarian berdasarkan lokasi terdekat dapat dilakukan dengan
Instagram. Selanjutnya Anda akan menemukan calon consumer yang dapat
dihubungi sehubungan dengan promosi bisnis Anda. Anda dapat
menggunakan fitur location agar mudah ditemukan calon consumer yang
dekat dengan lokasi bisnis Anda. Kemudian untuk mencari curstomer, seperti
sebelumnya Anda dapat memanfaatkan #hashtags yang terkait dengan bisnis
Anda dan dapat digunakan untuk menemukan calon consumer yang sesuai.
Follow, like dan comment postingan mereka agar mereka dapat tahu mengenai
produk/merek Anda. Dimanapun Anda berada, baik dalam maupun luar
negeri, selama Anda dan calon consumer memanfaatkan social media yang
sama, maka kedua pihak dapat tetap bertemu dan melakukan transaksi.
56 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

4.3.4 Memberikan Feedback Secara Langsung


Social media untuk bisnis memberikan Anda akses kepada feedback positif
maupun negatif dari consumer, yang merupakan informasi berharga dari sudut
pandang consumer. Sebagai contoh, jika Anda meluncurkan produk baru dan
di bagikan melalui social media, maka secara instan Anda dapat langsung
mengetahui pendapat consumer.
Cara lain untuk mengetahui perspektif consumer adalah dengan mempelajari
bagaimana cara mereka menggunakan produk Anda. Dengan adanya Fanpage
pada Facebook misalnya, consumer dapat langsung memberikan saran, kritik
dan pertanyaan pada kolom komentar atau mengirim pesan mengenai produk
dan layanan Anda. Dengan begini respon consumer terhadap aspek apapun
pada bisnis Anda dapat terlihat dengan jelas. Hasilnya dapat Anda gunakan
untuk melakukan improvisasi terhadap kualitas bisnis Anda.

4.3.5 Memperluas Target Pasar


Dengan social media Anda mendapatkan informasi penting dari kompetitor,
yang kemudian dapat meningkatkan strategi pemasaran Anda. Dengan cara
ini, Anda dapat menganalisis teknik apa saja yang digunakan oleh kompetitor
dan melakukan hal yang lebih baik dari yang mereka lakukan. Selain itu Anda
juga dapat menggunakan social media untuk teknik pemasaran seperti melihat
kelebihan & kekurangan kompetitor. Caranya, cari kompetitor atau pendahulu
di industri bisnis Anda, lalu perhatikan teknik apa saja yang mereka gunakan.
Anda juga dapat melihat siapa saja follower kompetitor Anda, perhatikan apa
yang mereka posting dan apa yang mereka sukai. Dengan demikian Anda
dapat memulai untuk mengembangkan konten yang relevan dengan target
audiens Anda dan mendapatkan klien dengan social media.

4.3.6 Peringkat search engine


Salah satu keuntungan terbesar dari social media bagi bisnis adalah
meningkatkan jumlah pengunjung website. Namun tidak hanya kunjungan
yang dapat Anda dapatkan. Apabila informasi yang mereka temukan pada
website Anda bermanfaat, mereka akan melakukan ‘share’ di social media.
Meskipun tidak signifikan tetapi social media juga bisa meningkatkan ranking
website dengan memberikan sinyal positif kepada search engine. Ini
merupakan contoh campaign dari Airbnb yang dibagikan melalui twitter,
Bab 4 Social Media 57

mendapatkan 32 retweet dan 104 likes. Jika diperhatikan pada akhir tweet
terdapat URL ke website Airbnb.
Salah satu faktor penentu kekuatan SEO sebuah website adalah backlink
berkualitas dan traffic, dan dengan social media Anda dapat mendapatkan
kedua hal ini sekaligus. Backlink berkualitas adalah ketika link yang menuju ke
website Anda berasal dari website dengan kualitas yang baik. Social media
pada umumnya tergolong sebagai website dengan kualitas yang sangat-sangat
baik, hal ini tentu memberi efek positif bagi aspek SEO website Anda. Sama
halnya dengan traffic. Jika konten yang Anda bagikan di social media dinilai
menarik oleh pengguna, maka Anda akan mendapatkan banyak traffic dari
website yang berkualitas pula. Inilah efek positif tidak langsung dari social
media terhadap SEO.

4.3.7 Bagikan Informasi


Sebelumnya proses pemasaran mengalami kendala untuk menyajikan
informasi kepada consumer dalam waktu yang singkat. Kini dengan adanya
social media, penyampaian informasi kepada consumer menjadi lebih mudah
dan cepat. Saat Anda menggunakan social media untuk bisnis, khususnya
untuk membagikan informasi mengenai bisnis Anda, cukup klik tombol
‘share’ pada setiap social media yang digunakan. Ingat, pastikan bahwa
informasi yang Anda bagikan sesuai dengan minat target consumer Anda.
Search engine membutuhkan waktu berjam-jam bahkan hari atau minggu agar
konten yang baru Anda posting bisa muncul di halaman pencarian. Tidak
seperti social media yang bisa menampilkan dengan real time. Apapun yang
Anda posting di social media maka akan langsung muncul di timeline follower
Anda, sehingga bisa langsung menghasilkan traffic ke website bahkan
penjualan. Hal ini tentunya akan efektif jika akun social media Anda memiliki
follower yang cukup banyak. Kalaupun tidak, Anda mungkin bisa
mempertimbangkan menggunakan jasa influencer.

4.3.8 Menjangkau Bisnis


Social media mampu menjangkau siapapun yang menggunakannya, terlepas
apakah itu calon consumer ataupun bisnis lain yang juga membutuhkan jasa
atau produk bisnis Anda. Mereka dapat memanfaatkan social media dalam
melakukan pencarian produk atau jasa yang mereka butuhkan.
58 Digital Marketing: Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

Kini pengguna smartphone semakin meningkat bersamaan juga dengan akses


ke social media, alasannya sederhana yakni karena lebih praktis. Begitu pula
dengan pencarian produk atau brand, kini consumer selalu berusaha mencari
informasi sebuah brand di social media. Hal ini biasanya dilakukan sebelum
memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produk. Consumer
melakukan hal ini untuk mencari tahu reputasi merek Anda di social media,
seperti berapa banyak follower, seperti apa komentar consumer lain, informasi
produk terbaru dan hal lainnya.
Selain untuk melihat reputasi, consumer juga menggunakan social media
untuk mengukur seberapa terpercayanya brand Anda. Oleh karena itu social
media penting, karena berada di salah satu tahap yang mendukung keputusan
pembelian consumer.

4.3.9 Meningkatkan Brand Awareness


Social media membantu bisnis Anda untuk meningkatkan brand awareness
dengan biaya yang bisa dibilang hampir tidak ada. Biaya yang sangat
diperlukan untuk hal ini adalah waktu. Pasalnya membangun brand dengan
social media setidaknya membutuhkan tenaga, proses dan waktu yang tidak
singkat.
Meskipun tanpa biaya, yang dimaksud di sini adalah ketika Anda benar-benar
melakukan promosi di social media tanpa menggunakan iklan. Hal ini sangat
mungkin dilakukan dan hasilnya bisa jauh lebih baik daripada mengandalkan
iklan. Harus diingat, Anda membutuhkan konten yang menarik dan
berkualitas. Artinya jika Anda memposting foto, Anda membutuhkan foto
dengan kualitas baik untuk bisa menarik perhatian calon consumer.
BAB 5

THE BETA TESTER

5.1 Mengenal Beta Test


Beta Test atau pengujian beta yang dilakukan oleh pengguna akhir
(pelanggan) secara langsung untuk membuktikan adanya manfaat
(validasi produk), fungsi produk, kesesuaian antara perangkat lunak yang
berjalan dengan sistem operasi yang digunakan (kompatibilitas produk),
serta melakukan pengukuran terhadap perangkat lunak yang dirancang
(uji realibilitas produk). Atau disebut juga dengan uji lapangan melalui
sistem yang dikirimkan kepada pengguna akhir (pelanggan) untuk di
instal serta digunakan dalam tahap uji coba.

Gambar 5.1: Alur Pengujian Beta


Proses tersebut dilakukan untuk memberikan nilai tambah terhadap
pengembangan ekosistem perangkat lunak agar nantinya pengguna akhir
(pelanggan) memiliki kesempatan untuk dapat memberikan masukan
dari mulai desain, fungsi maupun manfaat produk yang dirancang.
Masukan tersebut merupakan layanan terbaik yang diberikan
60 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

pengembang (developer) kepada pengguna akhir (pelanggan) sebagai


investasi produk untuk jangka panjang agar keberhasilan produk dapat
terus terpantau dari data yang dikumpulkan serta dikelola secara efektif.
Beta Test atau pengujian kedua ini dilakukan setelah melalui proses tahap
uji yang pertama yaitu Tes Alpha yang dilakukan oleh pihak internal,
meliputi unit testing, uji komponen, dan uji sistem. Beta Test atau disebut
juga dengan uji pra-rilis ini berfungsi untuk mengetahui bahwasanya
kualitas produk yang akan dipasarkan telah terbebas dari cacat (bug) atau
kegagalan (glitch). Sehingga dapat diketahui bahwasanya tujuan dari
adanya Tes Beta ini dilakukan agar perangkat lunak yang dirancang oleh
pengembang dapat sampai ke tangan pengguna akhir (pelanggan) yang
sebenarnya (tidak lagi berada di pihak internal) untuk secara kontinyu
menemukan kekurangan produk dari sudut pandang pengguna akhir
(pelanggan).

Gambar 5.2: Alur Pengujian Alpha


Kelebihan dari Beta Test, yaitu:
a Pengujian produk tidak diawasi sehingga pengguna akhir bebas
mencoba fitur atau layanan yang tersedia.
b Berfungsi untuk membantu menemukan kesalahan yang tidak
terlacak di tahap sebelumnya.
c Menganalisa gambaran mengenai fitur atau layanan yang
tersedia pada produk yang akan dipasarkan.
d Memberikan layanan produk berupa review/kotak suara bagi
pengguna akhir/pelanggan sebagai umpan balik atas produk
yang telah digunakan.
Bab 5 The Beta Tester 61

Kekurangan dari Beta Test, adalah:


a Responden atau peserta testing tidak semuanya dapat
memberikan hasil yang memuaskan atas pengujian kualitas
produk.
b Umpan balik tidak sepenuhnya dapat diperoleh dari hasil.
c Pengumpulan datanya sangat rumit terlebih dalam hal
pengumpulan data umpan balik.
d Kemungkinan tidak semua fitur ataupun layanan yang
tersedia dapat dilakukan uji coba.

5.2 Pengujian Beta Pada Pengembangan


Ekosistem Perangkat Lunak
Pengujian Beta dapat dilakukan melalui pengembangan ekosistem
perangkat lunak atau SDLC (Software Development Life Cycle). SDLC
merupakan tahapan ataupun langkah yang diambil untuk digunakan
oleh seorang analis maupun programmer dalam merancang atau
membangun serta mengembangkan sistem perangkat lunak melalui
sebuah konsep yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: Planning
(perencanaan sistem), Analysis (analisa sistem), Design (rancang sistem),
Implementation (penerapan sistem), Testing (pengujian sistem) dan
Maintenance (pengelolaan dan pemeliharaan sistem) digunakan sebagai
proses dalam membuat dan mengubah model maupun berbagai jenis
metodologi yang dipakai dalam pengembangan sistem-sistem tersebut
(Simarmata, 2010).
62 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 5.3: Tahapan Ekosistem SDLC


1. Planning (perencanaan sistem)

Merupakan tahapan dasar dari SDLC yang digunakan untuk memahami


sistem yang dibangun. Tahapan ini mengutamakan aspek studi kelayakan
pengembangan sistem (feasibility study) dengan mencari data pengguna.
Pada tahapan ini juga terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan
meliputi proses dan tindakan dalam memperkuat hubungan antara tim
pengembang sistem, batasan tujuan dan ruang lingkup pengembangan
sistem, menemukan permasalahan yang ada untuk diselesaikan melalui
pengembangan sistem, memilih dan menentukan strategi yang
digunakan dalam pengembangan sistem, serta menentukan dan memilih
teknologi maupun aplikasi yang akan dijadikan sebagai prioritas dalam
pengembangan sistem.
2. Analysis (analisa sistem)

Melakukan penyelidikan terhadap sistem yang dibangun bertujuan


untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja
sistem serta waktu penggunaan sistem melalui proses informasi yang
dibutuhkan terkait dengan sistem yang akan dibangun sehingga
Bab 5 The Beta Tester 63

ditemukan cara dalam membangun sistem tersebut serta tujuan


pembangunannya.
3. Design (rancang sistem)

Memilih cara kerja sistem dalam hal desain arsitektur, analisa data dan
skema database, desain antarmuka pengguna serta programnya sehingga
ditemukan sistem yang lebih spesifik.
4. Implementation (penerapan sistem)

Penerapan rancangan dari tahapan sebelumnya meliputi pembangunan


dan pengujian sistem, pemasangan sistem, dan rencana dukungan
sistem. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini, yaitu: rancang
database sesuai dengan skema, rancang aplikasi, dan proses debugging
(metode untuk mencari serta mengurangi bug agar piranti dapat bekerja
sesuai dengan yang diharapkan).
5. Testing (pengujian sistem)

Proses pengujian dari sistem yang dibangun setelah melalui tahap


implementasi sistem.
6. Maintenance (pengelolaan dan pemeliharaan sistem)

Proses selanjutnya setelah melalui uji sistem yaitu pengelolaan dan


pemeliharaan sistem agar dapat dilakukan proses rilis sistem
(deployment). Tahapan ini berguna untuk menjaga sistem agar dapat
berjalan dengan baik.

5.2.1 Pengujian Perangkat Lunak


Tahapan SDLC tersebut harus dijalankan secara terurut, mulai langkah
awal sampai akhir. Tiap tahapan yang telah selesai dilakukan harus dikaji
ulang apakah sudah sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, jika
belum sesuai maka harus diulang ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang disini bermakna untuk pengujian yang bersifat Quality Control
(QC) yaitu pengujian yang dilakukan oleh tim yang merancang sistem
untuk membangun kualitas sistem, sedang kaji ulang pada tahap testing
64 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

bersifat Quality Assurance (QA) yaitu pengujian kualitas sistem yang


dilakukan oleh orang diluar tim. Setelah tahapan pada siklus tersebut
selesai dilakukan maka harus di dokumentasikan untuk mempermudah
pemeliharaan serta peningkatan fungsi sistem.
Dalam mengembangkan sistem SDLC membutuhkan cara tertentu
untuk menerapkannya dengan metodologi sebagai berikut :
1. Waterfall Model

Waterfall model lebih dikenal dengan istilah metode air terjun. Model ini
dinamakan sebagai siklus hidup klasik (classic life cycle), membutuhkan
pendekatan yang sistematis dan terurut pada pengembangan perangkat
lunak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna melalui beberapa
tahapan, meliputi: perencanaan (planning), permodelan (modeling),
konstruksi (construction), serta penyerahan sistem kepada para
pelanggan/pengguna (deployment), kemudian diakhiri dengan adanya
dukungan dari perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (Roger S.
Pressman, 2012).

Gambar 5.4: Model Waterfall (Roger S. Pressman, 2012)


Bab 5 The Beta Tester 65

2. Prototype Model

Model ini menggunakan tahapan komunikasi antara tim pengembang


perangkat lunak dengan para pemangku kepentingan (stakeholder)
untuk menentukan kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan serta
menggambarkan tempat untuk iterasi berikutnya. Tahap selanjutnya
dilakukan pemodelan dalam bentuk “fast design” atau rancangan cepat
berdasarkan pada representasi aspek perangkat lunak yang terlihat oleh
para pengguna.

Gambar 5.5: Model Prototype (Pressman, 2010)


3. RAD (Rapid Application Development) Model

Model ini pengembangan dari perangkat lunak sekuensial linier yang


menekankan pada siklus perkembangan yang sangat pendek (berkisar 60
– 90 hari) melalui pendekatan konstruksi berbasis komponen dengan
beberapa tahapan, yaitu:
a Model Bisnis (Bussiness Modeling)

Fungsi model ini untuk menjawab pertanyaan dari informasi yang


diterima, misalnya:
• Proses bisnis yang bagaimanakah yang dapat dikendalikan
oleh sebuah informasi?
66 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

• Seperti apakah tampilan informasi yang akan ditampilkan?


• Dimanakah Informasi tersebut digunakan?
• Siapakah orang yang berhak untuk memproses informasi
tersebut?
b Model Proses (Process Modeling)

Model ini mengirimkan informasi yang diterima untuk penerapan bisnis


yang dibuat.
c Generasi Aplikasi (Application Generation)

Menggunakan komponen program yang sudah ada atau merancang


ulang komponen yang masih bisa digunakan melalui alat bantu untuk
mendukung konstruksi perangkat lunak.
d Pengujian dan Pergantian (Testing dan Turnover)

Pengujian komponen baru harus diuji sepenuhnya dan seluruh perangkat


antar muka harus dilatih. Sedangkan pergantian komponen lama namun
masih bisa digunakan kembali maka proses uji tidak sepenuhnya
dilakukan karena banyak dari komponen tersebut yang telah melalui
tahap uji program sehingga dapat menghemat waktu pengujian.

Gambar 5.6: Model RAD (Rapid Application Development) (Pressman,


2010)
Bab 5 The Beta Tester 67

4. ASD (Agile Software Development) Model

Model ini perpaduan antara pendekatan pada manajemen proyek dengan


penggunaan teknik iterasi secara bertahap untuk setiap perubahan yang
terjadi dalam proses pembuatan produk melalui tim khusus dan
pengguna langsung dalam melakukan tahapan metode ASD, yaitu mulai
dari perencanaan, analisa, design, koding, testing unit dan acceptance
testing. Fungsi yang berjalan di akhir iterasi akan di uji coba kan kepada
para stakeholder supaya produk dapat beradaptasi dengan baik
dikarenakan adanya perubahan pada kebutuhan bisnis yang berjalan.

Gambar 5.7: Model ASD (Agil Software Development) (Pressman, 2010)

5.2.2 Digital Marketing


Digital marketing atau pemasaran digital merupakan jenis pemasaran
yang menggunakan perangkat elektronik atau internet yang
menggunakan beragam teknik marketing serta media digital yang
berfungsi sebagai alat komunikasi dengan calon pembeli untuk
bertransaksi melalui dunia maya. Bermacam cara dapat dilakukan oleh
68 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

calon pembeli untuk melihat jenis penawaran produk yang dipasarkan


secara digital seperti dari iklan, email marketing, brosur online, dan
lainnya melalui Website, Blog, Media Sosial (Facebook, Instagram,
Whatsapp, Youtube, Twitter, dan sebagainya.

Gambar 5.8: Pemasaran Digital (Elite marketer, 2019)


Pebisnis terbaik yang memasarkan produknya secara digital (digital
marketer) adalah seseorang yang memiliki gambaran yang cukup jelas
mengenai produk yang akan ditawarkan dipasar digital dengan cara
mempromosikan produk tersebut melalui strategi pemasaran sehingga
promosi produk yang dibuat akan memperoleh hasil yang lebih besar
lewat jasa media gratis ataupun berbayar yang dimiliki.

5.2.3 Pengujian Quality Assurance (QA)


Quality Assurance (QA) merupakan pengujian terhadap produk
sistem/aplikasi yang dijalankan oleh QA Engineer dan bertujuan untuk
memastikan bahwa produk sistem/aplikasi yang dikembangkan sudah
sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya sehingga
menghasilkan sistem yang berkualitas.
Beberapa perusahaan IT sudah memiliki QA Engineer yang berperan
penting dalam pembangunan sebuah sistem. QA Engineer bertugas
Bab 5 The Beta Tester 69

untuk melakukan pengujian dari alur sistem, desain, sampai memperoleh


hasil akhir aplikasi, sedangkan hasil uji QA Engineer tersebut yang berupa
alur sistem, bug, serta masukan aplikasi yang di uji akan
didokumentasikan kedalam laporan Quality Assurance (QA). Seorang
QA Engineer juga harus mahir berkomunikasi dengan pihak yang
berkaitan dengan sistem baik itu designer, back end, serta project
manager. Untuk melakukan proses pengujian, maka seorang QA
Engineer harus memiliki kriteria kemampuan sebagai berikut:
1. Uji Pola Pikir.
2. Analisa dan Uji Fungsional.
3. Perbaikan Proses.
4. Uji Keamanan.
5. Uji Performa.
6. Uji Penerimaan Pengguna (User Acceptance Testing).

Contoh Studi Kasus Pada Mitrais (Member of CAC Holdings Group):

Gambar 5.9: Pengujian QA (Mitrais,2020)


Mitrais menyediakan layanan pengujian baik pengujian manual dan API
untuk solusi Manajemen Pesanan WEB dan Seluler (Android dan iOS).
Pengguna dapat memilih opsi pengiriman ke rumah, atau untuk
membayar dan mengambil di restoran. Fitur-fitur dari solusi ini termasuk
Login/SignUp, Alamat Pencarian, Pindai QR, Menu Pencarian,
70 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Menyesuaikan Makanan, Checkout dengan Mudah, Riwayat Pesanan,


dan Poin Loyalitas. Aplikasi WEB ini menyediakan fitur administratif
untuk restoran seperti Login Admin, Manajemen Restoran, dan Fitur
Lengkap Laporan. Teknologi yang digunakan yaitu Jira, TestRail,
Postman, Manual Testing (Mitrais, n.d.).

5.2.4 Pemasaran Medsos


Proses pemasaran di media sosial dapat dilakukan oleh pihak ketiga yaitu
website berbasis media sosial yang banyak dimanfaatkan para pelaku
bisnis di digital marketing sebagai media pemasaran/promosi dari sebuah
produk maupun jasa sehingga perusahaan atau brand dapat melakukan
pemasaran/promosi produk maupun jasa dengan lebih terstruktur dan
tepat sasaran.
Dalam pemasaran media sosial terdapat beberapa komponen penting
yang wajib ada, meliputi:
1. Fokus sasaran
2. Memiliki gabungan dari banyak platform
3. Aktif berinteraksi
4. Menggunakan influencer
5. Sabar dalam menjalankan bisnis digital

Gambar 5.10: Pemasaran Melalui Media Sosial (Andrian, 2019)


Bab 5 The Beta Tester 71

Jenis pemasaran melalui media sosial tidak hanya sebatas jual beli secara
langsung kepada pembeli/konsumen namun pelaku bisnis (digital
marketer) juga dapat memasarkan konten produk maupun merek berupa
postingan di web, gambar, atau video untuk mengenalkan kepada
masyarakat luas terhadap produk maupun merek yang ditawarkan.
Teknik pemasaran yang dilakukan di digital marketing dapat melalui alur
berikut, yaitu seorang pembuat konten (content marketer) membuat
postingan di blog yang berfungsi untuk mengajak orang/konsumen
untuk menyukai postingan yang dibuat, selanjutnya bagian pengelola
media sosial (social media marketer) akan membantu untuk
mempromosikan postingan blog tersebut lewat pos berbayar maupun
organik (tidak berbayar) melalui akun media sosial, kemudian email
marketer akan membuat email campaign untuk mengirimkan informasi
tersebut kepada calon pembeli (customer) agar tertarik dengan
penawaran yang diberikan.
Penetrasi pengguna internet di Indonesia tercatat dalam survey Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia di tahun 2017 telah mencapai 54,68
% dari total keseluruhan jumlah penduduk Indonesia ± 262 juta jiwa.
Angka yang cukup besar terlebih bila ditambahkan dengan fakta bahwa
telah terjadi peningkatan sekitar 3 kali lipat dibanding 8 tahun yang lalu.
Maka, tercatatlah jumlah pengguna internet baik di sektor bisnis maupun
ekonomi berkisar 37,82 % - 45,14 % dalam mencari informasi produk dan
jasa. Angka tersebut harus menjadi peluang bagi digital marketer untuk
melakukan pendekatan secara digital pada bisnis, produk, dan jasanya
sehingga hal ini akan menambah banyaknya penyedia jasa web di
Indonesia (Andrian, 2019).
Strategi pemasaran menggunakan media sosial:
1. Target dan jenis media yang akan digunakan harus dapat
ditentukan.
2. Desain konten yang unik dan menarik sehingga dapat
memancing konsumen untuk melihat dan membeli produk
maupun jasa yang ditawarkan.
72 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

3. Membangun komunikasi yang efektif dengan calon


pembeli/konsumen.

5.2.5 Sales Promotion


Dalam digital marketing diperlukan adanya sales promotion yang
bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada konsumen agar tertarik
dan memiliki hasrat untuk membeli produk ataupun jasa yang
ditawarkan, bisa juga dapat memberikan saran kepada konsumen untuk
menggunakan produk maupun jasa tersebut secara kontinyu.
Manfaat strategis dari sales promotion, yaitu:
1. Sales promotion berfungsi untuk menaikkan tingkat penjualan
jangka panjang. Selain itu juga dapat berfungsi untuk
mengenalkan produk baru atau untuk mempertahankan
keberadaan sebuah produk di pasar.
2. Berfungsi dalam meningkatkan loyalitas konsumen.
3. Berfungsi untuk meningkatkan penggunaan produk.

Sales promotion bila ditinjau dari aspek konsumen:


1. Mendapatkan tester produk dan pembelian kembali (Obtaining
Trial and Repurchase).
2. Meningkatkan penggunaan merek pada produk secara permanen
(Increasing Consumption of an Established Brand).
3. Mempertahankan pelanggan saat ini (Defending Current
Customers).
4. Menargetkan segmen pasar tertentu (Targeting Specific Market
Segment).
5. Meningkatkan komunikasi pemasaran secara terpadu dan
membangun ekuitas merek (Enhancing Integrated Marketing
Communication and Building Brand Equity).
Bab 5 The Beta Tester 73

Sales promotion bila ditinjau dari aspek perdagangan


1. Tujuan promosi penjualan yang berorientasi perdagangan
(Objectives of Trade Oriented Sales Promotion) dapat dibagi
kedalam tiga bagian, yaitu:
a Mendapatkan distribusi untuk produk baru.
b Mempertahankan dukungan terhadap perdagangan untuk
merek-merek yang digunakan.
c Mendorong pengecer untuk menampilkan merek yang sudah
permanen.
d Membangun inventaris ritel.
2. Jenis promosi yang berorientasi perdagangan (Types of Trade
Oriented Promotions), yaitu:
a Menyelenggarakan kontes dan insentif, misal dalam hal
insentif penjualan, maka akan diberikan apabila outlet
mencapai target tertentu disebut sebagai Blind Bonus.
b Tunjangan perdagangan, misal untuk produk dalam
pengambilan jumlah tertentu maka akan diberikan diskon
khusus (special discount).
c Tampilan dan tempat pembelian barang.
d Program pelatihan penjualan.
e Pameran perdagangan.
f Iklan koperasi dapat berupa: iklan kerjasama horizontal,
iklan kooperatif yang disponsori bahan, iklan kooperatif
vertikal.

Teknik yang dapat dilakukan dalam sales promotion:


1. Produsen ke Reseler (Manufacturers to Resellers).

Perusahaan atau perorangan yang membeli barang atau jasa dari


produsen dengan tujuan untuk dijual kembali.
74 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

2. Reseler ke Konsumen (Resellers to Consumers).

Konsumen yang membeli barang atau jasa melalui reseller.


3. Produsen ke Konsumen (Manufacturers to Consumers).

Konsumen yang membeli barang atau jasa langsung ke produsen.


4. Kekuatan dari Penjualan (The Sales Force).

Perusahaan yang memberikan layanan teknologi, strategi, tool/perangkat


kerja yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
bertujuan agar kinerja perusahaan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik.
5. Alat Bantu Penjualan Lainnya (Other Sales Promotion Aids)
seperti brosur yang dapat digunakan untuk memandu
konsumen, reseler, ataupun sales force mengenai produk yang
ditawarkan oleh perusahaan.

5.3 Kesimpulan
Kegiatan promosi pada digital marketing melalui sosial media dilakukan
dalam versi beta. Pada beta tester para digital marketer akan memperoleh
data dari penggunaan perangkat. Jenis beta tester ini memiliki keunikan
tersendiri sebab satu dari banyak orang dapat menggunakan lebih dari
empat perangkat untuk melakukan promosi.
BAB 6

THE SNARKY MARKETER

6.1 Pendahuluan
The snarky markerter dari sisi bahasa terdiri dari dua kata utama, snarky
bermakna seseorang yang sangat kritis (Lexico, 2020) dan marketer
bermakna seseorang yang mempromosikan dan menjual produk atau
layanan (Merriam-Webster, 2020). Istilah the snarky marketer pertama
kali digagas dan diperkenalkan oleh Optify pada tahun 2013. The snarky
marketer dimaknai sebagai jenis pemasar digital yang mengetahui
kesalahan atas apa yang pemasar digital lakukan dalam kegiatan
pemasaran digital (Optify, 2013). Pemasaran yang profesional dengan
semangat wirausaha mendukung akselerasi manajemen dan bisnis.

6.2 Kesalahan yang Sering Dilakukan


Pemasar Digital dan Solusinya
Berikut ini beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh para pemasar
digital, baik sengaja maupun tidak sengaja beserta rekomendasi saran
solusinya.
76 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

6.2.1 Tidak Menetapkan Tujuan


Pemasar digital sangat perlu menetapkan tujuan pemasaran yang
realistik. Buatlah tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk
perusahaan kita. Apa yang ingin pemasar digital capai? Bagaimana kita
berencana menuju ke sana? Setelah pemasar digital menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat mulai merencanakan strategi
pemasaran. Pastikan semua orang di tim pemasaran kita memahami
tujuan kita dengan komunikasi sebagai kuncinya. Upayakan semua orang
perlu bekerja untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan.
Sasaran juga akan membantu pemasar digital mengalokasikan anggaran
pemasaran (Patel, 2017a).

6.2.2 Menghindari Media Sosial


Mengapa beberapa pemasar digital tidak memberdayakan potensi
platform media sosial? Bisnis kita harus dioptimalkan menggunakan
media sosial. Media sosial merupakan salah satu cara produktif guna
berinteraksi intensif dengan pelanggan bisnis dan juga sangat murah
bahkan gratis. Tidak seperti saluran pemasaran lainnya, pemasar digital
tanpa perlu mengeluarkan biaya apa pun ketika membuat suatu akun
Facebook, Twitter, atau Instagram. Tentu, akan dikenakan biaya jika
pemasar digital akan membeli iklan dan membayar seseorang untuk
mengelola halaman media sosial. Tetapi, penggunaaan media sosial ini
masih lebih murah dibandingkan dengan upaya pemasaran tradisional.
Bisnis kita akan mendapat manfaat dari media sosial (Patel, 2017a).
Bab 6 The Snarky Marketer 77

Gambar 6.1: Media Sosial Paling Aktif di Indonesia Tahun 2019 (We Are
Social, 2019)
Di Indonesia pada tahun 2019, total pengguna media sosial mencapai 150
juta pengguna sehingga jumlah pengguna media sosial mencapai 56%
dari jumlah total penduduk Indonesia, dengan pengguna berbasis seluler
mencapai 130 juta. Urutan pengguna terbanyak media sosial adalah
youtube, whatsapp, facebook, instagram, line dan twitter (We Are Social,
2019).

6.2.3 Lemah Personalisasi


Pemasar digital harus memberikan layanan personalisasi kepada
pelanggan. Sebagai contoh, pada email marketing, mengirim email yang
ditujukan ke “Hai semuanya“ bukanlah teknik personalisasi yang efektif.
Alih-alih, gunakan nama depan pelanggan. Pemasar digital juga harus
menandatangani (email signature) setiap pesan dengan nama pengirim.
Ini lebih personal daripada "Hormat kami, Perusahaan XYZ". Gunakan
alamat email personal di bidang pengirim. Personalisasi membantu kita
terhubung dengan pelanggan kita. Itu membuat mereka merasa seperti
mereka mendengar dari seseorang daripada pengirim otomatis dan
anonim. Jika kita memiliki lokasi toko ritel, berbicaralah kepada
pelanggan ketika kita melihatnya. Cobalah untuk membangun hubungan
emosional. Menjadi personal adalah faktor kunci dalam layanan
pelanggan yang sukses. Mempelajari dan menerapkan nama seseorang
78 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

dalam menjalin hubungan dengan konsumen dapat membantu


membedakan perusahaan kita dari pesaing (Patel, 2017a).

6.2.4 Tidak Mengukur ROI


Pengukuran kinerja di dunia offline umumnya menggunakan metrik
Return on Investment (ROI). Konsep ROI dapat dimaknai sebagai ukuran
kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi atau untuk
membandingkan efisiensi sejumlah investasi yang berbeda. Namun,
dunia online biasanya menggunakan Click Through Rate (CTR) dan
konversi (Vidomanets, 2014).

Gambar 6.2: Metrik ROI pada Pemasaran Digital (Vidomanets, 2014)


Berapa banyak uang yang pemasar digital habiskan untuk strategi
pemasaran online? Pengembalian apa yang kita dapatkan dari setiap
tindakan pemasaran? Jangan hanya membabi buta mengeluarkan uang
di strategi pemasaran digital tanpa mengukur ROI. Jika pemasar digital
tidak mengukur ROI, maka pemasar digital tidak akan tahu seberapa
sukses strategi nya. Kampanye yang gagal dapat mulai membuat lubang
di akun kita jika kita dapat memperbaikinya. Pemasar digital harus tetap
berpegang pada metode pemasaran apa yang berfungsi dan
meninggalkan atau mengubah yang tidak berfungsi (Patel, 2017a).
Bab 6 The Snarky Marketer 79

6.2.5 Spamming
Jangan melakukan tindakan spam kepada pelanggan kita karena ini
seharusnya tidak perlu dilakukan. Tetapi beberapa pemasar digital
melakukan spam pada pelanggan mereka tanpa menyadarinya.
Bagaimana pemasar digital menentukan apakah tergolong sebagai pelaku
spam? Pertama, lihat email yang pemasar digital kirimkan kepada
pelanggan di masa lalu. Tanyakan pada diri sendiri apakah setiap email
berkarakter yaitu bermanfaat, pendidikan, dan relevan. Relevansi sangat
penting. Pesan pemasar digital harus relevan bagi semua orang di daftar
penerima. Beberapa email pemasar digital mungkin relevan bagi
beberapa suatu kelompok pelanggan, tetapi tidak bagi yang kelompok
pelanggan lainnya. Pemasar digital dapat menghindari spam ini dengan
menggunakan daftar target segmentasi email (Patel, 2017a).

6.2.6 Melupakan Pengguna Seluler


Setiap orang di era teknologi informasi ini memiliki telepon genggam di
saku mereka, dan mereka menggunakannya untuk lebih dari sekadar
menelepon. Pastikan pemasar digital tidak mengabaikan pelanggan
seluler. Memiliki situs web tidak cukup. Situs web pemasar digital perlu
dioptimalkan untuk perangkat seluler. Mengapa? Pengalaman seluler
yang buruk dapat membuat pelanggan menjauh dan meninggalkan bisnis
kita. Beberapa perusahaan pasti dapat mengambil manfaat dari aplikasi
seluler. Pengguna ponsel menghabiskan waktu paling banyak di ponsel
mereka menggunakan aplikasi. Apa pun itu, bahkan jika pemasar digital
tidak akan membuat aplikasi, pemasar digital perlu memastikan bahwa
situs kita ramah seluler (Patel, 2017a).
Sekitar 50% orang mengatakan mereka akan lebih jarang menggunakan
produk atau jasa suatu perusahaan jika mereka tidak memiliki situs yang
ramah seluler walaupun mereka menyukai merek tersebut. Kesan seperti
apa yang diberikan pelanggan kita? Ya, 48% orang berpikir bahwa
perusahaan tidak peduli dengan suatu bisnis jika situs web tersebut tidak
dioptimalkan untuk pengguna seluler (Pendreigh, 2017).
80 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 6.3: Penggunaan Gawai di Indonesia Tahun 2019 (We Are


Social, 2019)
Data riset penduduk Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan ada 355
juta telepon genggam digunakan. Sekitar 91% populasi dewasa memiliki
telepon genggam dan 60% populasi dewasa menggunakan smartphone
(We Are Social, 2019).

6.2.7 Tidak Ada Blog


Situs web kita perlu menyediakan blog. Mengapa? Blog meningkatkan
traffik hingga 206% (Patel, 2017b). Blog juga dapat membantu pemasar
digital membangun hubungan dengan calon pelanggan kita. Ini adalah
cara kreatif bagi pemasar digital untuk berinteraksi dengan konsumen
dan bagi konsumen untuk berinteraksi dengan kita juga. Biarkan orang
mengomentari blog kita dan kemudian tanggapi komentar tersebut. Blog
juga merupakan tempat yang tepat bagi pemasar digital untuk
mendapatkan umpan balik. Orang-orang tidak dibatasi dalam
menyuarakan pendapat mereka di blog. Pemasar digital juga dapat
mengintegrasikan blog dengan media sosial. Jika pemasar digital
kesulitan membuat posting baru untuk dibagikan di halaman media
sosial setiap hari, blog pemasar digital dapat membantu. Bagikan tautan
ke pos blog kita dengan pengikut kita di media sosial. Ini cara yang bagus
untuk menjaga semua halaman digital kita aktif (Patel, 2017a).
Bab 6 The Snarky Marketer 81

6.2.8 Tidak Pernah Menawarkan Diskon atau Promosi


Hadiahi pelanggan kita dengan menawarkan diskon dan promosi untuk
mendorong pembelian dan mengajak orang ke pintu dan situs web kita.
Menawarkan diskon akan meningkatkan lalu lintas ke halaman toko dan
web Pemasar digital. Iklankan penjualan kita dengan jelas. Promosi
biasanya dapat membantu meningkatkan penjualan kita. Menawarkan
diskon tidak berarti bahwa pelanggan kita tidak akan membeli barang
yang terdaftar dengan harga penuh. Tentu, mereka mengambil beberapa
barang dengan harga diskon. Tetapi jika sesuatu yang lain menarik
perhatian mereka, mereka bahkan mungkin lebih bersedia untuk
membelinya karena mereka mendapat kesepakatan tentang barang-
barang yang dijual. Kupon juga membangun hubungan yang lebih kuat
dengan klien kita. Sekitar 91% orang mengatakan bahwa mereka akan
mengunjungi pengecer lagi setelah mereka menebus kupon. Diskon
adalah salah satu cara terbaik bagi pemasar digital untuk mendapatkan
pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan kita saat ini (Patel,
2017a).

Gambar 6.4: Statistik Loyalitas Pelanggan (Krupa, 2016)


Kupon menciptakan loyalitas pelanggan. Sejumlah 75% pelanggan
menyampaikan program loyalitas sebagai bagian membangun hubungan
82 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

dengan suatu merek. Sekitar 49% orang mengatakan akan mengganti


merek berdasarkan penawaran kupon. Pemasar digital bisa mendapatkan
keuntungan signifikan dari pesaing kita jika kita dapat mulai
menawarkan kupon kepada pelanggan mereka (Krupa, 2016).

6.2.9 Menargetkan Semua Orang


Siapa yang pemasar digital targetkan dengan suatu kampanye pemasaran
online? Apakah targetnya adalah semua orang dengan komputer?
Ataukah, mentargetkan orang dengan smartphone? Adakah yang
memiliki akses Internet? Jawaban ini salah. Pemasar digital perlu
mempersempit target pasar. Pertimbangkan demografi pelanggan saat ini
dan calon pelanggan pemasar digital. Maka, itulah yang pemasar digital
targetkan. Jangan membuat asumsi tentang demografi basis pelanggan
pemasar digital. Setelah mempersempit audiens target pemasar digital,
biasanya pemasar digital akan lebih sukses dengan kampanye pemasaran
digital. Pemasar digital akan mendapatkan arahan yang lebih relevan
dengan cara ini. Menargetkan semua orang dan siapa pun juga
merupakan cara yang tidak efisien untuk menghabiskan uang (Patel,
2017a).

6.2.10 Melupakan Video


Kebanyakan orang berpikir tentang Facebook dan Twitter ketika mereka
mendengar kata-kata media sosial. Tapi, bagaimana dengan YouTube?
Bisnis kita juga membutuhkan halaman YouTube. Pemasar digital juga
dapat menggunakan video dari saluran YouTube di platform pemasaran
digital lainnya. Jangan lupa tentang video Facebook juga. Bahkan
Instagram memungkinkan pemasar digital memposting video yang
berdurasi 1 menit. Video menarik dan membantu menarik perhatian
konsumen. Pemasaran konten video adalah strategi yang bagus untuk
membuat orang memeriksa situs web kita. Data menunjukkan 43%
bahwa orang-orang melihat suatu situs web setelah melihat videonya.
Video dapat menghasilkan kunjungan baru dan pada akhirnya mengarah
ke konversi (Patel, 2017a).
Bab 6 The Snarky Marketer 83

Sekitar 88% pengguna internet di Indonesia juga merupakan pengguna


Youtube. Berurut-urut kueri yang dicari pada Youtube dari tertinggi
adalah lagu, film, dj, live, lucu, dan cover (We Are Social, 2019).

Gambar 6.5: Pencarian Terbanyak di Indonesia pada Youtube (We Are


Social, 2019)

6.2.11 Melakukan Semuanya Sendirian


Lakukan tindakan bayar atau sewa jasa tenaga bantuan untuk pemasaran
digital. Kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Jika kita tidak unggul
dalam bidang pemasaran tertentu, cari seseorang yang melakukannya.
Setelah kita mengelilingi diri dengan orang yang tepat, pastikan setiap
orang memiliki peran. Kesalahan lain yang dilakukan orang adalah tidak
mendelegasikan tugas dengan benar. Tentu saja, anggota tim pemasaran
kita tidak akan bekerja secara terpisah supaya mereka semua akan bekerja
menuju sasaran pemasaran kita. Tetapi, setiap orang membutuhkan
tugas (Patel, 2017a).
Struktur tim pemasaran dapat disusun berdasarkan ukuran perusahaan.
Untuk perusahaan enterprise menggunakan channel, perusahaan jenis
midmarket memakai semi terintegrasi, dan perusahaan small market
menetapkan integrasi penuh pada tim pemasaran (Rogers, 2016).
84 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 6.6: Struktur Tim Pemasaran Berdasarkan Ukuran Perusahaan


(Rogers, 2016)

6.2.12 Tak Terjadi Konversi Kunjungan menjadi Pelanggan


Pemasar digital umumnya suka melihat analitik situs website dan melihat
jumlah pengunjung yang terus bertambah. Jika seorang pemasar digital
memiliki tiga kali lipat jumlah lalu lintas dari bulan sebelumnya, tetapi
angka penjualan bisnis tetap sama. Apa masalahnya? Itu karena lalu lintas
web bisnis tidak mengonversi ke penjualan. Bagaimana pemasar digital
memperbaiki ini? Pertama, pastikan situs web kita mudah dinavigasi.
Karena, sekitar 80% pengunjung situs web meninggalkan halaman suatu
perusahaan karena mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka
cari. Sesederhana itu. Jika kita memiliki semacam tata letak yang
membingungkan, pengunjung situs web umumnya tidak akan tahan dan
meninggalkan website. Kedua, bagi pemasar digital yang memiliki
halaman e-commerce, pastikan ada banyak opsi pencarian dan filter
sehingga pengguna dapat dengan cepat menemukan apa yang mereka
inginkan dan melakukan pembelian. Konsumen tidak ingin
menghabiskan waktu lama untuk mencari dan mencari. Mereka
menginginkan hasil dengan cepat. Pastikan situs web bisnis telah
dioptimalkan untuk pengguna seluler (Patel, 2017a).

6.2.13 Web Terlalu Lambat


Situs web yang lambat akan menyebabkan masalah besar bagi website
dan bisnis. Pemasar digital menghabiskan waktu, uang, dan segala upaya
untuk mengarahkan orang ke situs web bisnis, namun hanya untuk
Bab 6 The Snarky Marketer 85

mengusir mereka jika terlalu lambat. Orang-orang pada dasarnya tidak


sabar. Itu adalah sifat netizen internet. Pelanggan akan meninggalkan
situs web kita jika terlalu lama untuk terbuka. Jangan biarkan waktu
pemuatan web (web load) kita membunuh bisnis. Jika pemasar digital
perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk memastikan layanan
hosting web secepat mungkin, maka lakukanlah segera. Setiap detik
penting, dan pemasar digital tidak boleh kehilangan pelanggan. Jika
pemasar digital tidak puas dengan hosting penyimpan web bisnis saat ini,
cari-cari dan temukan yang lain (Patel, 2017a).

Gambar 6.7: Hubungan Lama Web Load dengan Pengabaian Netizen


(Kissmetrics, 2011)
Sekitar 47% konsumen mengharapkan halaman web dimuat dalam 2
detik atau kurang. Sejumlah 40% orang meninggalkan situs web yang
membutuhkan waktu lebih dari 3 detik untuk memuat. Penundaan 1
detik dalam respons halaman dapat menghasilkan pengurangan 7%
dalam konversi (Kissmetrics, 2011).

6.2.14 Tidak Menerapkan Lead Validation


Lead atau calon pelanggan adalah orang atau pihak yang menunjukkan
minat pada produk atau layanan merek, yang membuat orang tersebut
menjadi pelanggan potensial. Tujuan utama perusahaan mana pun
adalah menghasilkan sebanyak mungkin pelanggan (SendPulse, 2020).
86 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Validasi calon pelanggan (Lead Validation) memisahkan lead penjualan


pemasaran internet pemasar digital dari konversi lain. Dari mana asal
pelanggan bisnis, yaitu media sosial, pertanyaan layanan pelanggan,
permohonan, perwakilan penjualan, pelamar kerja, atau formulir di
website. Ini semua sangat dimungkinkan. Jangan hanya
mengelompokkan semua analitik pemasaran kita ke dalam satu grup dan
menganggap bahwa semua konversi bisnis berasal dari sumber yang
sama. Jika pemasar digital tidak melakukan lead validation, maka pemasar
digital tersebut sesungguhnya melebih-lebihkan keberhasilan kampanye
digital. Pertimbangkan untuk mempekerjakan tim lead validation. Lead
validaton akan membantu memperketat anggaran pemasaran bisnis
dalam kaitannya dengan ROI suatu bisnis (Patel, 2017a).
Sangat sedikit perusahaan yang menggunakan lead validation. Beberapa
bisnis pengguna lead validation mampu meningkatkan hingga 50%
konversi yang berasal dari sumber selain lead. Kesalahan atau
mengabaikan perhitungan lead validation ini pada akhirnya akan
memberikan data ROI yang tak akurat hingga palsu (Shorr, 2016).

6.2.15 Mengabaikan Shopping Chart yang Ditinggalkan


Bagi pemasar digital yang memiliki situs web e-commerce, bagaimana
pemasar digital menangani pelanggan yang menambahkan sesuatu ke
keranjang belanja mereka tetapi tidak check out belanja? Jika jawaban
pemasar digital tidak mengetahui makna dari fenomena ini, maka artinya
pemasar digital melakukan sesuatu yang salah. Pelanggan ini hanya satu
atau dua klik saja dari menyelesaikan penjualan. Mengapa pelanggan
meninggalkan shopping chart mereka alih-alih memeriksa? Proses
checkout harus cepat. Cobalah untuk menawarkan pengiriman gratis
kepada pelanggan dan jangan menambahkan biaya tambahan jika bisnis
dapat menghindarinya. Jangan memaksa orang untuk membuat akun
hanya untuk melakukan pembelian. Biarkan mereka check out sebagai
tamu. Pastikan web bisnis memiliki proses checkout yang aman sehingga
pelanggan merasa nyaman mengirimkan informasi kartu kredit mereka
secara online. Mengoptimalkan proses checkout pada web bisnis dapat
meningkatkan konversi hingga lebih dari 35%. Jika pelanggan bisnis
Bab 6 The Snarky Marketer 87

memiliki profil dengan perusahaan kita, kirimi mereka email pengingat


tentang barang-barang di troli mereka (Patel, 2017a).

Gambar 6.8: Alasan Mengabaikan Checkout Belanja Online (Baymard


Institute, 2019)
Beberapa alasan pengunjung membatalkan atau mengabaikan checkout
belanja online adalah ekstra biaya terlalu tinggi seperti pengiriman &
pajak, website memaksa membuat akun, proses terlalu panjang, tak ada
kalkulasi biaya, tak dipercaya untuk kartu kredit, pengiriman lambat,
website error, tak ada kebijakan pengembalian barang dan tak bisa kartu
kredit (Baymard Institute, 2019).

6.2.16 Tidak Menggunakan SEO


Situs web bisnis perlu dioptimalkan untuk pencarian di mesin pencari
(Search Engine) khususnya Google. Mengabaikan Search Engine
Optimazation (SEO) bisa merugikan. Mengapa? Pelanggan tidak akan
dapat menemukan kita ketika mencari di mesin pencari. Jika website kita
tidak berada di halaman pertama hasil pencarian mereka, maka kita
tergolong kurang beruntung. Pemasar digital perlu memastikan bahwa
88 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

situs web bisnis mengandung kata kunci dan frasa yang dicari orang (SEO
Onpage) (Patel, 2017a).

Gambar 6.9: Perilaku Netizen dengan Mesin Pencari (Illumination


Consulting, 2015)
Sekitar 93% seluruh pengalaman online dimulai dari mesin pencari.
Sejumlah 75% pengguna mesin pencari tidak membuka halaman ke-dua.
Kira-kira 70-80 % pengguna mesin pencari mengabaikan iklan berbayar,
dan tetap fokus pada hasil pencarian organik (Illumination Consulting,
2015).

6.2.17 Tidak Ada Call-to-Action


Apa tujuan dari kampanye pemasaran oleh pemasar digital? Bagaimana
pemasar digital mengharapkan pelanggan membantu bisnis mencapai
tujuan pemasaran? Jika pemasar digital memiliki iklan online yang bagus
tetapi tidak ada ajakan untuk bertindak (Call-to-Action (CTA)), itu
sebenarnya tidak berguna. Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada
tidak ada seruan untuk bertindak adalah seruan yang buruk untuk
bertindak. “Pelanggan baru mendapat diskon 5%“. Apakah itu terdengar
menarik bagi Anda? Bagaimana dengan ini, "Kunjungi situs web kami
sebelum tengah malam pada hari Sabtu untuk menerima diskon 20% dari
barang-barang tertentu dan pengiriman gratis pada semua pembelian"
dan disertakan tautan ke situs web kita. Panggilan kedua untuk bertindak
secara signifikan lebih menarik bagi pelanggan kita. Ini memberi mereka
alasan untuk benar-benar mengunjungi situs kita dan tenggat waktu
untuk melakukannya (Patel, 2017a).
Bab 6 The Snarky Marketer 89

Gambar 6.10: CTA Diabaikan oleh Pemasar (Akbar, 2017)


Banyak pemasar digital mengabaikan CTA dan itu adalah kesalahan. Jika
pemasar digital mulai menggunakan metode CTA yang lebih baik, kita
dapat memisahkan perusahaan kita dari kerumunan. Sekitar 70% bisnis
online tak ada tombol CTA. Hanya 47% website menempatkan CTA
secara baik. Kira-kira 72% bisnis tak menempatkan CPA pada interior
halaman websitenya (Akbar, 2017).

6.2.18 Tidak Mempromosikan Website


Beberapa pemasar digital yang tidak mempromosikan situs websitenya.
Memiliki situs web yang hebat bahkan tidak setengah dari pertempuran.
Bagaimana pemasar digital dapat menarik pelanggan ke website? Kita
dapat meningkatkan kunjungan ke situs web kita tanpa menggunakan
SEO. Memiliki situs web tidak cukup. Pemasar digital perlu mengarahkan
lalu lintas kunjungan ke situs web melalui taktik pemasaran online. Ini
akan membantu membawa pelanggan baru dan lama ke halaman website
kita (Patel, 2017a).
90 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 6.11: Siapa yang Mengeklik Iklan? (Ferdaus, 2015)


Cobalah berbagai iklan untuk mempromosikan situs web kita. Netizen
umur 55+ tahun sangat suka mengklik iklan. Sekitar 58% netizen
berumur 15-24 tahun pernah mengklik iklan. Rerata klik iklan (CTR)
internet sekitar 2,1% (Ferdaus, 2015).

6.2.19 Berfokus pada Akuisisi dan Bukan Retensi


Kita sama sekali tidak meremehkan pentingnya akuisisi pelanggan.
Namun, pemasar digital perlu secara aktif mencoba menumbuhkan basis
pelanggan suatu bisnis untuk bertahan hidup. Dengan demikian, akuisisi
pelanggan hanya setengah dari pertempuran pemasar digital. Setelah
pemasar mendapatkan pelanggan, kita ingin mengubahnya menjadi
pelanggan seumur hidup. Apa yang kita lakukan untuk mempertahankan
pelanggan? Jika kita tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan ini, kita
tentu akan tertinggal. Jangan menghabiskan seluruh anggaran pemasaran
kita untuk pelanggan baru. Pastikan bahwa sebagian dari dana tersebut
masuk ke retensi pelanggan. Pelanggan kita yang sudah ada cenderung
berbelanja lebih sering dan menghabiskan lebih banyak uang untuk
setiap transaksi daripada pelanggan baru (Patel, 2017a).
Bab 6 The Snarky Marketer 91

Gambar 6.12: Peluang Beli Konsumen Lama dan Baru (Bindea, 2016)
Mengapa pemasar digital perlu begitu fokus pada retensi? Sebab
umumnya pemasaran bisnis adalah menjual ke pelanggan yang sudah
ada. Peluang menjual ke pelanggan yang sudah ada atau lama (existing
customer) adalah 60-70%. Peluang menjual ke pelanggan baru (new
customer) adalah 5-20% (Bindea, 2016).

6.3 Cara Berpikir Kritis untuk Pemasar


Digital
Salah satu ciri khas utama sebagai The Snarky Marketer adalah berpikir
kritis (Critical Thinking). Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
berpikir jernih dan rasional, memahami hubungan logis antara gagasan
(Skills You Need, 2020). Llewellyn (2019) menjelaskan bahwa pemikiran
kritis adalah tentang membuat penilaian yang jelas dan beralasan. Selama
ini banyak hal lebih mudah dikatakan daripada dilakukan karena kita
92 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

semua rentan terhadap berbagai asumsi pribadi dan bias kognitif. Ketika
kita membaca, mendengar atau melihat sesuatu, ada risiko kita akan
membentuk penilaian cepat berdasarkan apa yang sesuai dengan
ppemasar digitalngan dunia kita saat ini dan bertindak tanpa bertanya
lebih lanjut. Salah satu kunci pengambilan keputusan yang efektif adalah
kemampuan untuk mengambil langkah mundur dan secara objektif
mengevaluasi semua opsi yang tersedia. Untuk melakukan ini, kita perlu
memiliki kemampuan untuk berpikir kritis.
Berikut ini beberapa cara membangun keahlian berpikir kritis bagi
pemasar digital dengan lima pendekatan untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

6.3.1 Tantang Asumsi dan Terima Kebijaksanaan


Setiap tim, kelompok, atau perusahaan memiliki cara dan budaya mereka
sendiri untuk bekerja. Beberapa di antaranya akan terdiri dari asumsi dan
menerima kebijaksanaan. Sementara proses dan cara kerja tertentu akan
didasarkan pada bukti empiris. Beberapa cara kerja menggunakan dasar
asumsi yang telah berkembang dari waktu ke waktu tanpa pernah
dipertanyakan (Llewellyn, 2019).
Banyak pemasar digital baru menunjukkan bahwa perusahaan itu
mengukur kinerja penjualan digitalnya berdasarkan atribusi klik terakhir
(last-click attribution) di website. Meskipun pengukuran klik terakhir
memiliki kelebihan, metode ini pada beberapa website perusahaan tidak
dapat menunjukkan secara akurat dari mana penjualan berasal. Dengan
mengajukan pertanyaan yang sulit namun sopan, bisnis perlu meninjau
prinsip-prinsip pengukurannya dan mulai menggunakan kombinasi
metodologi, termasuk pengukuran tambahan (incremental
measurement) (Llewellyn, 2019).

6.3.2 Ajukan Pertanyaan yang Tepat


Berangkat dari pendekatan sebelumnya, mengajukan pertanyaan yang
bagus dan tajam akan memungkinkan pemasar digital untuk
menginterogasi proses dan cara kerja yang ada secara lebih menyeluruh.
Namun, pemikiran kritis bukan tentang menantang segalanya.
Bab 6 The Snarky Marketer 93

Sebaliknya, pemasar digital dengan kemampuan berpikir kritis yang sehat


akan cenderung mengambil pendekatan pertanyaan ketika taruhannya
tinggi (Llewellyn, 2019).
Jika pemasar digital sedang berdiskusi tentang strategi jangka panjang
perusahaan yang menjadi dasar upaya dan biaya selama bertahun-tahun,
pastikan untuk mengajukan pertanyaan mendasar tentang keyakinan
pemasar digital. Bagaimana pemasar digital tahu bahwa bisnis akan
meningkat? Apa yang dikatakan penelitian tentang harapan pemasar
digital tentang masa depan pasar? Sudahkah pemasar digital meluangkan
waktu untuk masuk ke benak figuratif pelanggan untuk mengatahui
rahasia keinginan pelanggan? (Bouygues, 2019).

6.3.3 Keluar dari Cangkang Diri


Keragaman kognitif dalam tim pemasaran itu penting. Jika pemasar
digital hanya pernah membaca hal-hal yang sama, mendengarkan
podcast yang sama dan berkomunikasi dengan orang-orang yang
berpikiran sama, maka ada peluang besar yang tidak proporsional bahwa
pemasar digital akan memiliki pandangan dunia yang lebih sempit yang
akan mencegah pemasar digital mempertanyakan status quo dan
menemukan peluang baru. Proses ini bisa sangat tidak nyaman
menghadapi berbagai pendapat atau ide yang bertentangan dengan cara
berpikir pribadi pemasar digital. Tetapi jika pemasar digital hanya
beroperasi dalam cangkang pribadi pemasar digital, pemasar digital tidak
akan memiliki keterampilan berpikir kritis yang penting (Llewellyn,
2019).
Ada delapan kebiasaan orang dengan pikiran indah untuk keluar dari
cangkang diri menurut Kuper (2019), yaitu:
a Mereka memperlakukan setiap situasi sebagai kesempatan untuk
belajar.
b Mereka dapat menjernihkan pikiran mereka untuk dapat melihat
orang lain.
c Mereka sering menderita kebosanan yang menyedihkan dalam
kehidupan sosial biasa.
94 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

d Mereka adalah spesialis, namun selalu berusaha menguasai


bidang lain.
e Mereka mengumpulkan wawasan dari berbagai bidang.
f Mereka melakukan pekerjaan yang ingin mereka lakukan, bukan
pekerjaan yang dunia inginkan untuk memaksakannya, bahkan
jika ada biaya untuk karier atau penghasilan mereka.
g Mereka memiliki imajinasi untuk menghasilkan ide, tetapi juga
kerendahan hati dan teknik untuk menguji terhadap data.
h Orang-orang dengan pikiran yang indah mengatakan apa yang
mereka anggap benar.

6.3.4 Menggunakan Logika


Para pemasar digital di mana pun bekerja selalu memperhatikan baik-
baik rantai logika (logic chain) yang telah digunakan untuk membangun
argumen yang berbeda mengapa hal-hal seperti itu adanya. Pemasar
digital yang sekaligus pemikir kritis harus mengambil pandangan data-
sentris (data-centric view) dan bertanya pada diri sendiri, “Apakah
argumen pendukung telah didukung oleh bukti? Apakah semua bukti
saling membangun untuk menghasilkan kesimpulan yang masuk akal?“
(Llewellyn, 2019).
Dengan menyadari kesalahan umum akan memungkinkan kita untuk
berpikir lebih logis. Misalnya, orang sering terlibat dalam apa yang
dikenal sebagai pemikiran “post hoc“. Dalam kekeliruan ini, orang
percaya bahwa “karena peristiwa Y mengikuti peristiwa X, peristiwa Y
pasti disebabkan oleh peristiwa X“. Misalnya, manajer pemasaran digital
mungkin percaya bahwa penjualan baju secara online naik menjelang
bulan Ramadhan karena kebutuhan lebaran. Tetapi sampai asumsi ini
diuji, tidak mungkin untuk mengetahui apakah kepercayaan ini benar
(Bouygues, 2019).

6.3.5 Terlibat dalam Diskusi Aktif


Pemasar digital juga mencari cara untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mereka sendiri tentang dunia ketika berbicara kepada
Bab 6 The Snarky Marketer 95

orang-orang dengan terlibat dalam diskusi aktif. Alih-alih mencoba untuk


memenangkan pertemuan dengan jargon, judul, atau menjatuhkan nama
yang pintar, para pemikir kritis akan berusaha menyerap apa yang
dikatakan orang, terlepas dari status mereka. Misalnya, Direktur
pemasaran senior dapat belajar sebanyak mungkin dari magang kerja
generasi Z terkait tren, minat, teknologi seperti siapa pun yang beroperasi
di level mereka sendiri (Llewellyn, 2019).
Ada beberapa upaya agar pemasar digital terlibat aktif dalam diskusi
offline menurut Heston (2019), yaitu berkontribusi pada diskusi,
berkontribusi pada suasana positif, dan memimpin kelompok diskusi
kelompok.

6.4 Kesimpulan
The snarky marketer adalah jenis pemasar digital yang mengetahui
kesalahan atas apa yang pemasar digital lakukan dalam kegiatan
pemasaran digital. beberapa kesalahan yang dilakukan oleh pemasar
digital, diantaranya: tidak menetapkan tujuan, menghindari media sosial,
lemah personalisasi, tidak mengukur ROI, spamming, melupakan
pengguna seluler, tidak ada blog, tidak pernah menawarkan diskon atau
promosi, menargetkan semua orang, melupak video, melakukan
semuanya sendirian, tak terjadi konversi kunjungan menjadi pelanggan,
web terlalu lambat, tidak menerapkan Lead Validation, mengabaikan
shopping chart yang ditinggalkan, tidak menggunakan SEO, tidak ada
Call-to-Action, tidak mempromosikan website, berfokus pada akuisisi
dan bukan retensi. Ada lima pendekatan untuk membangun keahlian
berpikir kritis khas The Snarky Marketer yaitu tantang asumsi dan terima
kebijaksanaan, ajukan pertanyaan yang tepat, keluar dari cangkang diri,
menggunakan logika dan terlibat dalam diskusi aktif.
96 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah
BAB 7

THE MARKETING
MEGAPHONE

7.1 Pendahuluan
Dalam operasional sebuah perusahaan besar di bidang komunikasi
(terintegrasi), kegiatan marketing megaphone adalah sebuah
keniscayaan. Mengapa demikian? Karena kegiatan marketing
megaphone merupakan suatu tools atau alat yang digunakan oleh
perusahaan ketika akan melakukan promosi atas produk yang mereka
hasilkan. Dalam setiap kegiatan promosi atau advertising, setiap
perusahaan tentunya mempunya gaya atau style yang berbeda dalam
setiap kegiatan periklanan. Munculnya kegiatan marketing megaphone
menunjukkan bahwa sebagain besar orang atau marketer memiliki
mimpi menjadi bagian dari dunia pemasaran yang sangat kompleks,
rumit, namun menarik sekaligus menantang.
Bila kita memasuki dunia periklanan, marketing megaphone merupakan
sarana efektif dan efisien yang hingga kini masih banyak digunakan oleh
beberapa perusahaan, sarana atau media yang gunakan pun sudah mulai
beragam (Mcquarrie et al., 2014). Dalam kegiatan marketing megaphone,
terkadang setiap personal yang melakukannya hanya sebatas “bagaimana
menjual barang atau produk”, bukan “bagaimana agar produk bisa laris
98 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

dan disukai pembeli”. Hal tersebut terkadang akan menurunkan sasaran


marketing yang telah dipetakan sebelumnya. Marketing megaphone
dapat berjalan apabila kita telah mengetahui sasaran marketing, siapa
pelanggan kita, di mana posisi pelanggan atau calon pelanggan, dan
bagaimana bentuk atau produk yang akan dihasilkan dari aktivitas
sebelum marketing megaphone dijalankan.
Marketing megaphone masih menjadi yang paling menarik di kalangan
konsumen milenial dunia, karena aktivitas megaphone marketing tidak
memerlukan tempat atau lokasi, mudah disampaikan, efektif
dilaksanakan, efisien dalam waktu pelaksanaan, serta lebih tepat sasaran.
Dalam kegiatan marketing, megaphone merupakan salah satu cara atau
alat yang digunakan oleh sebagian orang dalam berjualan (selling).
Kegiatan marketing megaphone harus terencana dan terstruktur, bahkan
masuk dalam sistem yang terintegrasi dalam sistem lainnya.
Di kalangan pemula, seorang marketer dapat memulai kegiatan
megaphone sebagai konsumen biasa terlebih dahulu, dalam hal ini,
seorang marketer yang menggunakan megaphone memiliki keleluasaan
secara terbuka dalam memilih, menentukan target, melakukan evaluasi,
serta memiliki kebebasan dalam menyajikan produk, serta memiliki
kekuatan dan kebebasan dalam memposting akun atau kegiatan ini
kepada orang asing yang jumlahnya sangat banyak. Seorang marketer
dalam menjalankan megaphone marketing juga secara otomatis akan
memperoleh posisi social dengan para konsumen atau pelanggannya di
ranah publik (Credit et al., 2011).
Dalam aktivitas megaphone, seorang pebisnis atau seorang marketer
akan memahami aturan atau regulasi yang berlaku dalam lanskap atau
bentuk komunikasi baru, serta menggunakan analisis data yang telah
mereka dapatkan dengan wawasan pemasaran untuk menyesuaikan diri
dan memberi serta menentukan pesan kepada pelanggannya. Untuk
sukses dalam pelaksanaan dan praktik megaphone marketing, seorang
marketer harus memilik jaringan jaringan sosial online yang luas dan
kuat. Karena jaringan sosial yang bersifat online akan memiliki pengaruh
yang sangat fundamental dan mendasar serta di masyarakat. (Phethean
and Harris, 2012).
Bab 7 The Marketing Megaphone 99

Seorang yang telah memasuki jaringan dalam megaphone marketing,


tentulah memiliki jaringan sosial (online) yang tentunya digunakan oleh
puluhan, bahkan ratusan juta orang setiap hari untuk tetap dan terus
berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta kegiatan dengan orang
lain. Jaringan dimaksud disini bermacam macam jenisnya, yakni
Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp, Blog, Google ADS, LinKedin,
Email Marketing, Lead Generation, dan media megaphone lainnya. Ke 9
alat atau tools tersebut merupakan sarana atau alat yang sangat vital
fungsi dan kegunaannya untuk menghubungkan dan mengintegrasikan
orang per orang dari berbagai informasi dan komunitas. Jaringan sosial
(online) memungkinkan seorang marketer megaphone dapat membuat
profil yang berisi informasi atau produk layanan tentang diri mereka
sendiri (misal : gambar, minat, dan informasi pribadi) dan terhubung
dengan orang lain untuk memperluas jaringan pribadi mereka (Effects et
al., 2013).
Marketing megaphone akan lebih tajam dan terlihat hasilnya bila
dipraktekkan dalam 9 contoh praktik dalam dunia pemasaran digital.

7.2 Facebook
Media sosial ini sekarang banyak digunakan oleh para marketer yang aktif
dalam berjualan atau aktif dalam berbisnis, baik itu bisnis online maupun
offline. Media ini paling sering digunakan terutama sejak hadirnya
berbagai macam pembaruan dari fitur fitur baru yang melengkapi
tampilan muka (baik PC ataupun gadget) yang digunakan (Hutauruk,
Naibaho dan Rumahorbo, 2017). Terlebih kini ada fitur baru bernama
“Market Palace” yang merupakan fitur tambahan di Facebook untuk
mempermudah para marketer yang menggunakan cara atau tekni
Megaphone di dalam berjualan. Untuk lebih mempertajam dari kegiatan
“Marketing Megaphone”, biasanya para marketer akan memilih lokasi
atau komunitas tertentu atau obyek tertentu yang lebih spesifik dalam
medisplay barangnya di media facebook (Imam and Nugraha, 2018).
Kebanyakan dari para penjual atau reseller belum menyadari bahwa
kehadiran dari fitur atau tools baru dari media Facebook akhir akhir ini
100 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

telah membawa perubahan atau dampak dari kegiatan bisnis menajadi


lebih menarik atau flexible. Hal ini disebabkan karena adanya ruang lebih
atau hal baru dalam facebook yang membuat penggiat marketing
megaphone di Facebook semakin banyak dan bervariasi (Yustiani et al.,
2017). Facebook Marketplace merupakan wadah media jual dan beli yang
memang dikhususkan untuk para pengguna facebook, juga dikarenakan
marketplace ini khusus ditempatkan atau mendapat tempat tersendiri di
dalam platform Facebook. Marketplace Facebook Bisa ditemukan di
bagian ujung kiri atas atau ujung kanan atas (bila menggunakan gadget),
keberadaan marketplace di facebook dapat pula diakses melalui desktop
atau PC, tablet, ataupun aplikasi facebook di smartphone (Unsa, 2012).
Keberadaan marketplace di facebook bertujuan untuk menyediakan dan
menyiapkan tempat jual dan beli yang bertujuan agar para facebookers
atau pengguna facebook dapat lebih mudah untuk mencari dan
menemukan barang-barang menarik yang dijual atau yang akan menjual
di dalam facebook (Sistem, 2017). Di marketplace ini, Pengguna atau user
dapat langsung berkunjung dan membuka tools di marketplace secara
langsung di dalam Facebook (dan melakukan promosi atau iklan dari
produknya (melalui marketing megaphone).
Dalam sistem marketplace, beberapa komponen yang mendukung, yaitu:
pelanggan, penjual, barang dan jasa, infrastruktur, front-end dan back-
end. Keenam komponen tersebut merupakan saluran distribusi yang
terdapat dalam marketplace, dan masuk dalam marketing megaphone.
Proses tersebut pada intinya adalah upaya memunculkan faedah atau
manfaat dari sisi waktu, tempat dan keleluasaan dalam menjalankan
marketing megaphone (Sistem, 2017). Fenomena dari marketing
megaphone merupakan salah satu isu global yang sering muncul dalam
kegiatan pemasaran dunia. Seperti kegiatan marketing yang lain, teknik
marketing megaphone juga bisa mengalami flexibilitas yang dinamis.
Melalui marketplace, pelaksanaan marketing megaphone adalah alat
untuk menyajikan informasi pemasaran sedemikian rupa kepada
pelanggan sehingga mempunyai nilai atau manfaat bagi penerimanya.
Salah satu tujuan yang lainnya adalah untuk menyajikan atau
memberikan informasi untuk membuat atau mengambil sebuah
kebijakan atau keputusan pada perencanaan, pengorganisasian,
Bab 7 The Marketing Megaphone 101

pengendalian kegiatan pemasaran suatu perusahaan yang menyajikan


sinergi atau integrasi pada proses mempertemukan kebutuhan atau
kepentingan transaksi bisnis secara harian yang mendukung fungsi
pemasaran (Phethean and Harris, 2012).
Kegiatan megaphone dalam marketing dalam dunia bisnis dewasa ini
sangat bergantung kepada peranan jaringan internet. Hal ini telah
dirasakan semakin penting, semakin mendesak, dan semakin berarti,
karena dengan perantara melalui internet, para pebisnis dapat melakukan
transaksi bisnisnya secara online melalui kegiatan megaphone di
manapun berada. Tanpa adanya koneksi dan fasilitas internet, para bisnis
yang terpisah atau berada dalam gap atau memiliki jarak dan waktu,
dapat dipastikan akan mengalami masalah, problem dan kesulitan dalam
hal waktu, efisiensi, efektivitas, serta biaya dalam melakukan promosi dan
transaksi bisnis. Karena manfaat yang diperoleh inilah, para pebisnis yang
berbasiskan internet atau menggunakan media megaphone diyakini akan
terus berkembang (Imam and Nugraha, 2018).

Gambar 7.1: Marketing Place (Amon, 2020)


Salah satu contoh dari kegiatan megaphone marketing dari marketplace
di atas, yakni marketplace Facebook. Marketplace merupakan sarana
promosi untuk mencapai targeting market dalam level global. Mengapa
demikian? Karena marketplace telah menjadi sarana penghubung secara
tidak langsung (online) antara penjual dan pembeli (Credit et al., 2011).
Dalam pasar online juga terdapat aktivitas sosial yang tentunya juga
102 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

menjadi bagian dari pasar atau market, tempat komunikasi dan tukar
menukar informasi yang bertujuan untuk memperlebar atau mencari
relasi dan atau jaringan bisnis, serta memudahkan antara penjual dan
pembeli dalam melakukan transaksi jual beli.

7.3 Instagram
Kemajuan serta pesatnya teknologi telah berhasil merubah dan
mempermudah kita sebagai manusia dalam menjalani pemikiran dan
kegiatan serta menciptakan bentuk atau model baru dalam berinteraksi
dan bersosialisasi dengan para pebisnis atau rekan dalam bertransaksi
pemasaran satu dengan yang lain. Salah satu dari dampak kemajuan serta
pesatnya hasil dari inovasi dan teknologi komunikasi berupa media sosial
bernama Instagram. Sebagai salah satu sarana komunikasi yang efektif
dan efisien, media sosial sangat berperan penting dalam aktifitas
megaphone marketing seorang pebisnis di masyarakat (Saleh and
Pitriani, 2018)
Penggunaan teknologi komunikasi sangat berarti dan sangat penting
dalam tataran masyarakat informasi, karena dengan menggunakan
teknologi, memudahkan orang atau para pebisnis untuk bertukar
informasi dan bertukar komunikasi. Kegiatan pertukaran informasi dan
komunikasi ini sangat penting dalam kegiatan marketing megaphone,
karena dengan pertukaran informasi dan komunikasi, aktivitas
megaphone marketing dapat mendukung kegiatan bisnis seseorang
dengan orang lain. Melalui jalur megaphone, sistem komunikasi seorang
pebisnis juga dapat memberikan dampak yang signifikan dalam
meningkatkan jumlah pelanggan dan calon pelanggan yang akan menjadi
sasarannya (Remaja, 2017).
Keberadaan dan ketersediaan sarana dan prasarana komunikasi digital
sekarang ini, mampu memberikan dampak atau efek yang signifikan
dalam berbagai seperti sosial, ekonomi, pendidikan, hukum, dan bidang
lainnya. Komunikasi dalam proses megaphone marketing tidak hanya
dilakukan secara fisik, namun juga dilakukan secara non fisik, serta dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara dan berbagai media seperti di dunia
Bab 7 The Marketing Megaphone 103

maya. Dengan begitu pesat dan sengitnya perkembangan media


megaphone seperti intagram, otomatis telah memberikan warna dan
dampak yang cukup signifikan terhadap proses komunikasi, dari hanya
sekedar email dan chatting, menjadi media megaphone yang efektif dan
efisien (Saleh and Pitriani, 2018).
Instagram adalah salah satu aplikasi marketing megaphone berupa
aktivitas membagi berbagi macam jenis foto (produk) yang
memungkinkan pengguna atau penjual memposting foto atau gambar,
menggunakan teknologi filter digital, dan membagikannya ke berbagai
jenis layanan jejaring sosial, baik online, maupun offline, termasuk
membagikannya ke instagram milik kita sendiri (Yasundari, 2016).
Salah satu dari sekian banyak fitur yang unik kita temukan di instagram
adalah aplikasi untuk memotong atau meng crope foto atau gambar
menjadi bentuk persegi, aplikasi tambahan ini bisa menjadi salah satu
fitur menarik untuk aktivitas marketing megaphone. Sehingga, fasilitas
dalam instagram tersebut akan terlihat seperti baslinya. Dalam
menggunakan media instagram sebagai penguat marketing megaphone,
fitur yang dimiliki berupa gambar dan keterangan dibagian gambar
tersebut, sehingga sangat memudahkan konsumen dalam berbelanja
atau kegiatan shopping yang lain, juga memudahkan dalam memilih
barang yang diinginkan (Sakti et al., 2013).
Salah satu dambaan dari peningkatan aktivitas hasil dari megaphone
marketing adalah peningkatan produktivitas dan efisiensi dan efektivitas
anggaran promosi, hal yang dan ini adalah merupakan dambaan setiap
perusahaan, baik besar maupun kecil, baik perorangan maupun
perusahaan besar (Fisip and Airlangga, 2018). Siapapun itu, kapanpun,
dan dalam keadaan bagaimanapun, pasti tidak ada yang ingin kegiatan
bisnisnya berjalan stagnan di tempat, seiring berputarnya waktu. Oleh
karena itu, semua pelaku usaha baik pebisnis daring maupun non-daring
(offline) pun pasti akan berusaha keeras agar produktivitas usahanya
selalu lancar dan tetap sustainable atau berkelanjutan. Jalannya sebuah
usaha yang baik dan berkesinambungan itu harus mencetak laba sesuai
dengan kuantitas dan kualitas barang yang dihasilkan. Kehadiran media
sosial dalam mendukung marketing megaphone didesain untuk
mempermudah interaksi antara penjual dan pembeli, baik offline
104 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

maupun online. Marketing megaphone juga mempermudah pengguna


atau pebisnis online di dalam mengembangkan pola penyebaran
informasi ke banyak audiens, atau pelanggan (Yasundari, 2016).
Kehadiran atau keberadaan dari media sosial (instagram) saat ini telah
meleburkan seluruh ruang privasi seseorang dengan ruang public.
Terlebih seluruh kegiatan masyarakat pada saat ini tidak terlepas dari
media sosial. Dampak keterkaitan tersebut ternyata berpengaruh kepada
pola atau perilaku masyarakat (khususnya para pebisnis). Dalam kegiatan
marketing megaphone, identitas seorang penjual atau sales marketing
sangat penting, karena dengan adanya identitas tersebut, para marketer
yang seluruh kegiatan bisnisnya, mampu menyampaikan hal tersebut
kepada khalayak sasaran (Saleh and Pitriani, 2018). Berikut adalah salah
satu bentuk marketing megaphone berbasis instagram.

Gambar 7.2: Instagram Marketing (Freier, 2019)


Dalam kegiatan marketing megaphone, identitas merupakan hal yang
sangat penting dalam kegiatan pemasaran. Identitas dapat menghasilkan
ciri khas tersendiri yang membuat suatu gambaran mengenai seorang
pemasar. Melalui identitas, (tampak seperti contoh gambar di atas)
seorang marketer yang menggunakan fasilitas megaphone akan
menampilkan ciri khas secara online, berupa tampilan media, frekuensi
dari kegiatan penjualannya, dan sebagainya (Remaja, 2017).
Bab 7 The Marketing Megaphone 105

7.4 Twitter
Ketika Proses komunikasi dalam bisnis telah dimulai, maka diperlukan
media (online) sebagai media atau saluran untuk menyampaikan pesan
(tak terkecuali dalam menggunakan teknik marketing megaphone). Hal
ini diperlukan terutama di dalam kegiatan komunikasi bisnis massa yang
lokasi atau eventnya ramai, serta mendukung dalam bermedia sosial.
Maka, salah satu media yang bisa dikatakan tengah naik daun atau
digandrungi oleh kaum milenial adalah Twritter. Twitter merupakan
salah satu dari sekian banyak unsur media online yang amat penting di
era 5.0 saat sekarang ini. Twitter seolah mampu memengaruhi sebuah
hubungan marketing dalam kegiatan pemasaran antar manusia (pembeli
dan penjual). Hal serupa juga terjadi ketika penggunaan teknologi
komunikasi dan teknologi informasi dalam sistem informasi operasional
bisnis memainkan peran penting dalam membawa perubahan dari
penggunaan media tradisional ke media elektronik (Azeharie, 2014).
Perkembangan teknologi saat ini, lebih mempermudah aktivitas para
pelaku bisnis dan pengguna fasilitas dari metode megaphone dalam
menjalankan hubungan sosial sebagai media untuk berinteraksi secara
universal dan di berbagai lini. Perkembangan pesat ini tentu memberikan
wadah dan ruang kebebasan yang cukup luas dan lebar bagi seluruh
pengguna media sosial. Di era kehidupan yang serba canggih seperti
sekarang ini, yang kegiatannya sudah dilingkari oleh berbagai ragam
media, yakni audio visual, serta teknologi digital. Pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan teknologi komunikasi, serta kecanggihan
komputer, menyebabkan terjadinya perubahan dinamika budaya di
tengah tengah aktivitas para pebisnis sehari hari. Pertumbuhan yang
pesat ini tak terlepas dari meningkatnya penggunaan wadah atau media
bagi kegiatan atau aktivitas megaphone di bidang marketing.
Media sosial (megaphone) adalah saluran atau sarana yang bisa dipakai
untuk operasional sebuah bisnis, seperti berpartisipasi, berbagi dan
menciptakan peluang melalui blog, jaringan sosial, forum virtual, dan lain
lain. Media sosial telah menjadi sarana utama atau primadona yang baru
di dalam perkembangan media dunia. Aktivitas bisnis melalui media
106 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

sosial atau akrab disebut jejaring sosial (megaphone) juga sangat banyak
digunakan untuk berbisnis bagi masyarakat Indonesia.
Sebuah media sosial dapat menjadi wadah atau tempat untuk berbagi
karya, ide, tanggapan, bahkan untuk berjualan. Hanya dengan membuat
ID atau akun pribadi, para pebisnis dapat memperoleh kemudahan dalam
bertransaksi serta menampilkan produknya, agar menjadi daya tarik dan
membuat para pembeli atau pelanggan menggunakan media sosial dalam
tiap aktivitas bisnis (Dakwah, 2014).
Pengguna megaphone marketing di media online Twitter sebagian besar
berasal dari kalangan remaja atau milenial. Alasan atau motif penggunaan
megaphone marketing twitter ini adalah merupakan media yang pas
untuk menyalurkan naluri bisnis, dan kegiatan hiburan. Berikut contoh
tampilan dari marketing megaphone Twitter:

Gambar 7.3: Marketing Twitter (Kingaby, 2015)


Tampak dalam tampilan di atas, begitu terarahnya kegiatan megaphone
dalam aktivitas bisnis sehari hari. Sehingga kegiatan megaphone dalam
kegiatan marketing atau pemasaran sangat menentukan potensi
penjualan yang dilakukan oleh seorang penjual atau sales. Dalam aktivitas
bisnis berbasis Twitter, peran media sosial dalam penyebaran dan
penyampain informasi produk barang dan jasa saat ini sudah pada level
Bab 7 The Marketing Megaphone 107

yang sangat berarti dan amat penting, ditandai dengan peningkatan


frekuensi pengguna media sosial, pemanfaatan dan penggunaan media
sosial untuk keperluan penyampaian promosi atau iklan merupakan hal
yang wajar, karena dapat berdampak pada jumlah aktivitas dan jumlah
kegiatan megaphone itu sendiri (Nurhadi, 2017).
Kebutuhan atas informasi yang selama ini dipercaya menjadi media
penting dalam hal meningkatkan frekuensi penjualan, penguatan sistem,
serta penentuan nilai dan strategi dalam penyampaian produk, dapat
menjadi fondasi seorang marketer dalam kegiatan atau aktivitas bisnis.
Hal ini dapat diwujudkan melalui peningkatan frekuensi penjualan
melalui kegiatan megaphone, meningkatkan jumlah produk, serta
menumbuhkan jumlah sponsorship yang akan digunakan dalam setiap
kegiatan megaphone marketing (Pramiyati, 2016). Peningkatan dan
perkembangan teknologi digital dan kecepatan informasi saat ini
membuktikan bahwa pemasaran digital telah mengalami kemajuan dan
kecepatan yang sangat cepat.
Munculnya teknologi digital (internet), sampai dengan perkembangan
media sosial online telah membawa dampak cukup massif bagi
masyarakat. Terdapat beberapa manfaat dalam penggunaan megaphone
marketing twitter dalam dunia penjualan atau dunia marketing, yaitu
memposting hal yang ingin ditulis, dapat pula memposting foto, lagu, dan
video. Disampng itu pula dapat menjadi media untuk mencari teman
yang baru atau jaringan marketing atau jaringan bisnis yang baru, bisa
mengetahui kebiasaan figure public dalam dunia marketing, seta sebagai
media untuk mencari global network (Strategy, 2015).
Aspek yang secara teoretis dalam dunia megaphone marketing dalam
media Twitter, berupa pengetahuan yang terkait dengan bidang ilmu
pemasaran pada umumnya bisa berbentuk relationship marketing.
Twitter sebagai sebuah mikro blog yang berkapasitas 140 karakter, di
mana para penggunanya dapat melakukan penyebaran informasi dan
berbagai macam pesan atau massage, laporan atau report, dan
pengalaman luar biasa dengan para pebisnis, termasuk sebagai sarana
atau media tempat berkomunikasi dalam bidang pemasaran atau
marketing online yang mempunyai tampilan atau view menarik, banyak
diminati, dan sangat mudah digunakan. Disisi lain, dalam megaphone
108 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

marketing, Brand image adalah hal yang sangat substansial dalam dunia
marketing, karena apapun bentuk bisnis, brand image atau sebuah merek
sangatlah penting dibangun dan dijaga agar tetap survive untuk
menciptakan serta menunculkan loyalitas dan kesetiaan konsumen
terhadap sebuah bisnis.
Munculnya megaphone dalam media sosial online seperti Twitter,
merupakan salah satu komponen inti dari web 2.0. Layanan berbasis
aplikasi teknologi ini, memiliki peran dalam pertukaran informasi serta
komunikasi pemasaran yang luas dan sangat kompleks, yang intinya
platform ini menandai perpindahan model promosi dari web ke layanan
yang secara umum memfasilitasi jejaring sosial atau jaringan global pada
skala universal (Saulles, 2018).
Untuk melihat secara utuh jejaring sosial dalam konteks marketing
megaphone, saluran marketing yang digunakan dalam media platforms
seperti Twitter dapat digunakan secara utuh dan komprehensif untuk
menyampaikan pesan pemasaran, meskipun Twitter tidak sekomplit
media platform yang lain dalam penggunaan maupun penggunanya
(Fischer and Reuber, 2011).

7.5 Google ADS


Sejak internet booming atau menjadi primadona pada awal tahun 2000-
an, sangat banyak bermunculan bisnis di internet. Hal tersebut terjadi
bagaikan munculnya jamur dimusim hujan. Semua para pebisnis
menawarkan berbagai macam kemudahan dan penghasilan yang sangat
luar biasa, dan seolah tanpa batas, hal tersebut tercipta dan terwujud
karena memang banyak peluang dan potensi bisnis di media internet
merupakan para pengguna aktif. Saat ini, di dunia internet ada berbagai
macam jenis bisnis yang menawarkan berbagai kemudahan yang
menggiurkan, dengan penghasilan yang akan diperoleh tanpa batas.
Salah satu dari jenis media bisnis tersebut adalah Google Adsense.
Google berawal dari proyek penelitian dua mahasiswa Ph.D. Universitas
Standford, Lary Page dan Sergey Brin pada awal 1996. Mereka berdua
Bab 7 The Marketing Megaphone 109

kemudian membuat dan mengembangkan, serta memperkuat teori


mereka bahwa sebuah mesin cerdas atau mesin pencari pintar yang
dibuat berdasarkan analisis teori matematika dan dihubungkan antara
situs-situs web, akan memberikan dampak atau hasil yang akan lebih baik
dari pada sekedar menggunakan teknik pencarian yang digunakan pada
saat itu. Teknologi dalam dunia internet telah membuat perubahan atau
membuat pola baru tentang cara pelanggan berinterakasi dengan
perusahaan.
Kegiatan megaphone marketing dapat meningkatkan efisiensi dan
menciptakan efektifitas dalam fungsi pemasaran digital. Megaphone
marketing juga mampu merubah cara berjualan para pebisnis dan
membuat mereka para pebisnis) merubah strategi dalam melakukan
penjualan dan atau pemasaran. Berikut adalah contoh dari tampilan atau
view dari megaphone marketing Google Ads :

Gambar 7.4: Google Ads (a) (Squarefeed, 2020)


110 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Gambar 7.5: Google Ads (b) (Jurnal, 2016)


Dari gambar di atas, jelas tertera bahwa megaphone marketing digunakan
oleh para pebisnis untuk aktivitas promosi di media online/internet, dan
dapat dikatakan bahwa megaphone merupakan media yang paling sering
dipakai oleh para pemasar atau pebisnis dalam menjual produk (barang
dan jasa) (Hutomo, 2014). Dalam megaphone marketing, strategi
pemasaran dapat diatur sedemikian rupa di mana organisasi atau
perusahaan yang menggunakan dan mengembangkan megaphone
marketing bisa atau bisa mentransfer nilai atau value dalam unsur
marketing melalui pertukaran barang dan jasa untuk pelanggan dan
calon pelanggannya. Kombinasi dalam megaphone marketing di Google
Ads dalam bentuk transaksi barang dan jasa tidak hanya yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada pasar tertentu, namun secara lebih luas lagi
mengarah kepada khalayak yang lebih luas. Dapat dikatakan bahwa
megaphone marketing adalah bagian dari salahs satu komponen regulasi
atau kebijakan yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memperluas,
mengembangkan dan memperkuat pasar sasaran serta memeroleh
keuntungan (Tyas and Aryani, 2017).
Perkembangan dan penyebaran kegiatan di bidang dunia digital di
Indonesia, khususnya sektor digital (e-commerce) telah menjadi
primadona (Saputra et al., 2019). Fenomena massif ini ini ditunjukkan
Bab 7 The Marketing Megaphone 111

dengan makin maraknya toko online, tentu tidak hanya di toko online
lokal saja, namun juga telah merambah adanya invasi besar besaran
perusahaan e-commerce besar dari luar negeri yang masuk secara masif
ke pasar Indonesia. Mereka (para pebisnis) bergerak dengan melakukan
promosi atau iklan melalui keyword Advertising di Google Ads dan
melalui para pemasang iklan yang dapat mengarahkan atau menggiring
konsumen atau calon konsumen untuk mengunjungi website atau
Google Ads miliknya.
Di era berikutnya, popularitas dari teknologi search engine (Google Ads),
mulai dianggap sangat efisien dan efektif, serta dapat diandalkan oleh
para pebisnis yang giat mencari jaringan dan memperlebar kekuatan
dalam berbisnis. Keberadaan mesin pencari atau search engine (Google
Ads) dapat memberikan harapan para pelaku bisnis atau pebisnis tentang
kemudahan dalam kegiatan megaphone marketing (Eriyanti, 2019).

7.6 LinKedin
Pergerakan atau mobilitas dalam teknik megaphone, akan sangat
menentukan keberhasilan dari sebuah kegiatan pemasaran. Tak
terkecuali dengan salah satu teknik megaphone dari media sosial online,
yakni LinKedin. LinKedin merupakan salah satu media sosial online yang
digunakan oleh banyak tenaga pemasaran untuk melancarkan kegiatan
megaphone dalam bidang pendidikan, bisnis, teknologi, humaniora dan
lembaga sosial lainnya (Ekuitas et al., 2019). LinKedin merupakan
kegiatan yang bersifat professional networking, terhubung dengan
banyak individu atau personal dengan jaringan luas dan berpengalaman,
serta memiliki potensi yang sangat tinggi dalam hal menjalani
megaphone marketing.
Dalam dunia bisnis sehari hari, penggunaan LinKedin untuk kepentingan
megaphone marketing lebih banyak digunakan untuk keperluan personal
branding, membuat resume secara online, networking atau membina
jaringan, serta untuk keperluan mencari pekerjaan. Namun yang lebih
utama adalah, LinKedin bisa menjadi channel yang powerfull atau dapat
112 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

menjadi kekuatan utama serta untuk membuat konten konten menarik


dalam bidang marketing (Ubay, 2016).

Gambar 7.6: Marketing LinKedin


LinkedIn merupakan jejaring sosial yang didirikan dan menjadi salah satu
dari sekian banyak jejaring sosial pertama didedikasikan untuk
pelaksanaan kegiatan operasional bisnis. LinkedIn adalah salah satu dari
sekian banyak media sosial yang menjadi acuan para pebisnis dalam
melalakukan aktivitas bisnis di dunia maya (Koch, Gerber and Klerk,
2006). Saat ini, LinkedIn menduduki posisi ketiga jejaring sosial yang
paling banyak digunakan di seluruh dunia setelah Facebook dan Twitter
yang merupakan jejaring sosial terdahulu muncul di dunia komunikasi.
LinkedIn adalah salah satu jejaring sosial yang berbeda dari jenis jejaring
sosial lainnya. LinkedIn mampu menghubungkan jaringan bisnis antar
profesional satu dan profesional yang lain, LinkedIn mampu memberikan
wadah atau media untuk menunjukkan kemampuan, expert atau
keahlian seseorang dalam bidang atau bisnis tertentu. Selain itu, LinkedIn
juga memiliki fungsi diantaranya, menghubungkan dan
mengintegrasikan antara pencari kerja dan pencari karyawan melalui
dunia maya.
Bab 7 The Marketing Megaphone 113

Salah satu dari sekian banyak keunikan dari jejaring sosial LinkedIn
adalah, pengguna dapat terhubung dengan profesional lainnya yang
memiliki keahlian yang sama. Saat pengguna mempromosikan keahlian
dengan mencantumkan keahliannya pada fitur Skills & Specialties dan
jika terdapat pengguna lainnya yang memiliki keahlian sama maka secara
otomatis keduanya akan saling tahu dan terhubung. Sehingga informasi
seperti lowongan pekerjaan, artikel, iklan, dan fitur lainnya akan saling
terhubung satu sama lainnya (Semuel and Setiawan, 2018)
Banyak pebisnis memanfaatkan media sosial hanya sebatas untuk
kegiatan promosi jangka pendek, serta hanya memberikan informasi
tentang produk atau jasa, tanpa adanya retensi yang berkelanjutan.
Namun, kini hal tersebut telah berubah dengan adanya strategi atau tips
yang bisa dilakukan yakni dengan digital strategy melalui LinKedin, serta
melakukan penyampaian pesan layaknya memindahkan pesan promosi
ke media sosial. Strategi digital dalam LinKedin mampu memuat iklan
atau pesan dari perusahaan, dan dapat disampaikan melalui media sosial.
Strategi digital dalam media LinKedin biasanya hanya memuat iklan,
sponsor, advertising atau pesan dari perusahaan, dan diteruskan melalui
media sosial terintegrasi dengan megaphone. Melihat hasil operasional
tersebut, pihak perusahaan tentunya akan mencoba melakukan alternatif
lain dalam melakukan strategi yaitu dengan melakukan social strategy
melalui social impact dan strategy impact (Umami, 2015).
Strategi megaphone yang berkembang dalam era media sosial saat ini
adalah bentuk revolusi media yang memberikan keleluasaan kepada
konsumen agar mendapatkan sebuah informasi yang baru dan
bagaimana menyampaikan informasi tesebut kepada khalayak (Petra et
al., 2009). Dalam pelaksanaannya, strategi promosi melalui LinKedin
dapat memberikan dampak atau pengaruh, serta manfaat bagi
perusahaan besar yang menggunakan media tersebut. Dalam upaya
mengoptimalkan jaringan dalam praktik marketing megaphone
LinKedin, diperlukan cara sebagai berikut :
1. Membangun network yang luas

Network yang luas, universal dan global, merupakan salah satu bagian
penting dari kegiatan megaphone marketing. Membentuk jaringan global
114 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

merupakan salah satu keniscayaan, karena jaringan atau network yang


luas adalah jawaban dari strategi pemasaran dalam mengembangkan dan
mengoptimalkan marketing melalui media online LinKedin.
2. Mengunggah Konten yang Luar Biasa

Dalam salah satu proses mengunggah bahan atau materi dalam


marketing megaphone, tulisan, konten, atau materi yang akan di publish
hendaknya memang berhubungan dengan bisnis yang sedang dijalanai
atau setidaknya bisnis tersebut mampu atau dapat memberikan solusi
terhadap kebutuhan saat ini. Hal tersebut dibutuhkan karena konten atau
materi yang akan dipublish tentunya banyak dibutuhkan oleh orang lain.
3. Membagi video ke dalam konten LinKedin (via youtube)

Salah satu layanan dari mesin pencarian besar (Google) ini, memfasilitasi
penggunanya untuk mengupload video atau konten menarik dalam
rangka kegiatan megaphone, serta bisa diakses oleh pengguna yang lain
dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan YouTube adalah database
video yang paling populer di dunia internet, atau bahkan mungkin yang
paling lengkap dan variatif untuk mendukung kegiatan marketing
dengan media LinKedin.
Di awal abad millennium, internet adalah media yang baru dalam
kebutuhan manusia, juga merupakan wahana untuk menyediakan
informasi untuk segala kalangan usia. Dalam perkembangannya, fitur di
internet masih terkesan kurang lengkap, namun kini, muncul fitur fitur
yang memang menyediakan konten atau ikon ikon menarik dalam
rangka memberikan berbagai macam pilihan menarik untuk optimalisasi
fitur yang ada dalam dunia internet.
Salah satu cara untuk bisa membuat konten menarik melalui megaphone
LinKedin, yakni membuat video. Hal ini akan terasa semakin mantap jika
konten marketing tersebut mampu membuat para pelanggan atau calon
pelanggan kita tertarik untuk menjadi partner bisnis kita. Video dalam
konten marketing dengan biaya murah tidak selamanya seperti video
dengan kualitas rendah. Banyak jenis video pemasaran yang murah dan
bisa terlihat professional serta berkualitas sama seperti konten-konten
video berbiaya mahal (Hurley, Chen and Umumnya, 2016).
Bab 7 The Marketing Megaphone 115

7.7 Email Marketing


Kegiatan atau pekerjaan sebagai marketing sales dari sebuah kegiatan
bisnis (dalam skala yang lebih kecil), justru dapat menjadi sesuatu yang
lebih menantang atau menjadi challenge. Karena seluruh masalah yang
terkait dengan bisnis kecil, sering menjadi hambatan menyangkut cara
melakukan perluasan serta pengembangan market atau pasar potensial
dengan biaya seadanya. Serta disatu sisi, bagaimana kegiatan marketing
sales atau kegiatan pemasaran tersebut bisa mendatangkan keuntungan
atau laba yang stabil dan sustainable setiap bulan (Sekaringtias, 2017).

Gambar 7.7: Email Marketing (Warnock, 2015)


Dalam usaha skala kecil, para pebisnis atau owner (pemilik) sebuah bisnis
kecil dan menengah, sangat banyak yang melihat, mengetahui dan
mendapatkan manfaat dari proses email marketing. Hal ini dikarenakan
kampanye atau campaign melalui email marketing sangat menghemat
biaya atau cost, serta lebih mudah digunakan.
116 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Jenis jenis dalam marketing email adalah sebagai berikut :


1. Invitation email

Invitation email atau email undangan adalah jenis email marketing yang
sangat banyak digunakan untuk menjaga, merawat, menata dan
memelihara klien, calon klien atau pelanggan agar tetap selalu update
atau tetap selalu mengetahui berita terbaru pada acara-acara tertentu dan
acara dimasa yang akan datang. Sehingga, para pengusaha kecil dan yang
setara, sangat mengandalkan jenis atau metode megaphone ini. Jenis dari
email marketing ini, dapat atau bisa dikirimkan seminggu atau sehari
sebelum kegiatan atau event berlangsung, sebagai cara untuk mendorong
calon pelanggan untuk hadir dalam event atau acara tersebut.

Gambar 7.8: Contoh Invitation Email (Really, 2020)


2. Digest Email

Digest Email adalah email marketing otomatis yang dihasilkan mailing


list elektronik. Dengan kecanggihan email ini, para pebisnis juga bisa
Bab 7 The Marketing Megaphone 117

menentukan atau mengatur kapan atau periode email tersebut akan


digunakan, misalnya hari, minggu, bulan, tahun, dan lain sebagainya.
Digest email berguna atau dapat membatasi jumlah penerima email,
misalnya, 100 orang calon penerima email marketing dalam satu kali
pengiriman pesan tunggal secara sekaligus. Toko online yang kita atau
owner miliki, tentu saja akan banyak memiliki data atau jenis produk dan
juga artikel majalah yang berkaitan dengan produk yang dijual. Email
atau surat elektronik jenis ini sangat cocok digunakan dalam sebuah
pertunjukan, event atau kontes.

Gambar 7.9: Digest Email (Allner, 2017)


Dengan menggunakan email ini, pengguna atau user dapat menerima,
mengirim dan mengikuti semua atau segala kontes atau event dan
kegiatan yang ada. Kita juga bisa atau dapat menggunakan digest email
ketika toko online yang sedang mengadakan sebuah kontes atau event.
Karena, ketika sudah bergabung atau berkolaborasi disalah satu event
atau kontes yang diselenggarakan atau diadakan, maka digest email akan
secara rutin atau berkala mengirimkan sebuah email tentang kontes atau
118 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

event yang yang sedang dan atau akan berjalan. Begitupula dengan kontes
atau event yang kita buat, digest email akan secara rutin dan berkala
mengirimkan email yang berisi informasi kontes atau event kepada
semua pelanggan yang mengikuti kontes atau event tersebut (Beon,
2016).
3. Newsletter

Newsletter adalah cara paling cepat dan tepat untuk menjaga pelanggan
atau calon pelanggan kita melalui penggunaan informasi atau pada setiap
berita bisnis atau kegiatan promosi dimasa mendatang. Newsletter juga
bisa dikirim secara berulang ulang atau secara sustainable, misalnya
setiap seminggu atau sebulan sekali.

Gambar 7.10: Newsletter (UGM, 2020)


Setelah kita mengetahui dan memahami berbagai macam atau jenis email
marketing, yang perlu kita ketahui selanjutnya, poin penting ketika akan
mengirimkan email marketing kepada customer atau calon customer.
Karena, kebanyakan para pebisnis tidak selalu akan aktif membaca email
yang kita kirimkan, jika orang tersebut mengetahui adanya “bau
promosi”.
Berikut adalah hal yang dapat mengefektif dan mengefisienkan email
marketing adalah :
1. Subjek email

Poin yang paling penting dalam kegiatan email marketing adalah subjek
atau judul email. Poin ini harus betul-betul menarik, spesifik, dan
mengandung ajakan. Jangan pernah sekalipun meremehkan atau
menganggap sebelah mata sebuah subjek atau judul email, apabila ingin
Bab 7 The Marketing Megaphone 119

email marketing kita dibuka, dibaca dan ditanggapi oleh pelanggan,


ataupun calon pelanggan.

Gambar7.11: Contoh subyke email (Santoso, 2020)


2. Tampilan email

Dalam hal tampilan email, tidak semua email yang masuk di kotak email
akan dibuka semua, karena terkadang judulnya kurang menarik,
membosankan, dan kadang email tersebut kurang mengundang orang
untuk membacanya sampai habis dan membuat orang tersebut enggan
atau malas menanggapi email Anda. Oleh sebab itu, orang yang banyak
membuka email, biasanya akan menyukai tampilan email berupa konten
HTML, dan lainnya menyukai konten berupa teks.

Gambar 7.12: Contoh tampilan email (Nurlaeliyah, 2015)


120 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

3. Permintaan data diri

Terkadang ketika kita ingin atau akan mengumpulkan list database, kita
pasti akan mencantumkan atau melampirkan formulir data pribadi
dalam email marketing. Kita berusaha hanya mengambil data diri yang
penting, seperti alamat email (email address), hal tersebut untuk
meningkatkan kuantitas atau jumlah subscribe pada situs yang kita
miliki. Karena, jika data diri yang kita minta terlalu banyak, dan
sebenarnya hal tersebut tidak diperlukan, maka pasti akan membuat
customer akan menjadi ragu dan bimbang untuk memberi informasi
mengenai dirinya, terutama dengan maraknya atau seringnya
penyalahgunaan informasi di internet saat sekarang ini.

Gambar 7.13: Contoh data diri (Today, 2017)


4. Testimonial pelanggan

Salah satu tips atau cara meningkatkan pertumbuhan serta strategi


mengefisienkan subscribe email di situs adalah dengan mencantumkan
social proof atau bukti sosial. Kita yang memiliki bisnis skala kecil dapat
melakukan hal ini dengan mencantumkan foto customer yang puas atau
testimony/pendapat dari orang yang memiliki nama yang terkenal pada
situs kita. Cara ini mempunyai tujuan untuk memberikan informasi yang
Bab 7 The Marketing Megaphone 121

utuh mengenai email dengan harapan kita agar terus menyediakan


informasi berharga yang dicari oleh calon customer atau customer yang
loyal.

Gambar 7.14: Contoh testimoni pelanggan (Sholeh, 2020)


5. Promo hadiah

Kita dapat menawarkan hadiah atau menawarkan bonus kepada orang


yang melakukan subscribe. Dengan cara diskon spesial ataupun promo
lainnya yang terdapat dalam email marketing yang kita kirimkan. Dalam
menjalankan promo atau diskon tersebut, pasti selalu
mempertimbangkan win-win solution bagi kita yang menginginkan list
building email serta bagi calon customer yang ingin mendapatkan
sesuatu dari produk kita (Fahlevi, 2020).

Gambar 7.15: Contoh Promo Hadiah


Kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui email marketing dan
kegiatan pemasaran melalui sosial media, keduanya sangat penting,
122 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

keduanya digunakan sebagai alat promosi oleh perusahaan untuk


meningkatkan kinerja bisnis mereka. Adapun manfaat yang diperoleh
jika sistem yang kita pergunakan menggunakan kedua tools tersebut
memang berbeda, namun tujuan dan fungsi serta manfaatnya, relatif
sama.
Memiliki pekerjaan dan rutinitas sebagai seorang marketing atau
pemasar pada suatu perusahaan dengan skala yang lebih kecil tentunya
akan menjadi suatu hal yang menantang bagi kebanyakan orang.
Masalah-masalah yang kerap timbul yang berhubungan dengan bisnis
berskala kecil seringkali terjadi diseputaran cara melakukan
perkembangan market dengan biaya yang seadanya saja. Selain itu pula
juga harus memikirkan bagaimana cara agar bisa mendapatkan
keuntungan yang stabil di setiap bulannya. Para pelaku usaha dengan
skala kecil ataupun menengah banyak yang melihat peluang dengan
melakukan pemasaran dengan memanfatkan email marketing. Hal
tersebut disebabkan karena email marketing merupakan cara promosi
yang hemat dan tentunya sangat mudah untuk dilakukan (Anitasari,
2017).
Namun, dengan adanya era digital dan ketersediaan smartphone saat ini,
mempermudah kita dalam menerima, memeriksa dan bahkan mengirim
email dengan menggunakan ponsel. Sebaliknya, data yang diperiksa,
diterima ataupun dikirim dari perangkat mobile secara signifikan lebih
rendah daripada yang dibuat melalui komputer desktop atau laptop. Jika
bisnis Anda menggunakan aplikasi yang user-friendly, Anda bisa
mendapatkan keuntungan dari situ, yaitu dengan mencari tahu perilaku
pelanggan mengapa mereka tidak mengklik link di smartphone atau
tablet mereka. Taktik yang paling sukses adalah dengan memperluas
konten email marketing, yang berfungsi untuk hampir seluruh situs atau
bahkan hampir seluruh situs atau bahkan sebagai landing page.
Keuntungan terbesar dari cara ini adalah pembeli dapat menelusuri
seluruh koleksi dari penawaran anda tanpa harus mengklik satu tombol.
Bab 7 The Marketing Megaphone 123

7.8 Lead Generation


Lead Generation adalah salah satu cara untuk mendatangkan prospek
atau calon potensial pelanggan dikegiatan bisnis kita, dengan
melaksanakan serangkaian atau aktivitas digital marketing. Leads
generation adalah istilah yang umum dan bersifat universal dalam
pemasaran atau marketing vertikal secara online, yang merupakan salah
satu fokus bidang megaphone system. Untuk marketing B2B, kegiatan
leads generation juga sangat berguna untuk mengukur target kerja dan
kinerja digital marketing dan sales. Dengan mendapatkan sejumlah leads
atau prospek per bulan, dan mengukur kualitas prospek (lead scoring).
Jika hal ini dilakukan, maka selanjutnya digital marketer dapat
memperkuat strategi terbaik tersebut. Demikian taktik dan strategi yang
tidak efektif dapat di seleksi kembali (Jakarta, 2019).

Gambar 7.16: Contoh Lead Generation


Perilaku pelanggan (pembuat keputusan) di era digital ini semakin
berubah. Perubahan tersebut harus dapat di adaptasikan dalam sebuah
program digital marketing. Persaingan di era digital semakin menuntut
sebuah bisnis untuk cepat beradaptasi ke jalur digital sesuai praktik
terbaik. Mungkin kita bisa bayangkan antara perusahaan yang tidak
memiliki website, yang terbiasa main proyek tender di pemerintahan,
dengan sebuah perusahaan yang memiliki website dan secara “ganas”
memainkan program digital marketing. Perusahaan yang belum
beradaptasi ke jalur digital secara tepat, mungkin lebih jarang terlihat di
124 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

saluran digital yang berpotensi untuk mendatangkan leads atau prospek


untuk bisnis. Pada akhirnya, jika proyek atau tender pemerintahan
tersebut tidak dapat, maka perusahaan harus tutup.
Dalam berurusan dengan sejumlah partners email yang baru dari waktu
ke waktu, dan mempelajari bagaimana mengubah pola fikir dengan
proses yang panjang dan melelahkan. Namun perubahan tersebut dapat
meningkatkan kualitas program pemasaran secara keseluruhan dalam
jangka waktu yang panjang. Sebagian perusahaan mengganti vendor
untuk peningkatan fitur dan fungsi yang lebih baik. Ketersediaan sistem
software yang canggih dengan integrasi yang lebih baik akan mendorong
untuk perubahan vendor.
Setiap email marketer yang berpengalaman, sangat memahami dan tahu
bahwa setiap program email yang didukung data yang seefektif mungkin,
akan menghasilkan dampak yang besar pula. Program ini juga harus lebih
banyak menginformasikan dari sekedar alamat email dan mencakup
semua jenis perilaku pelanggan transaksional atau lebih tepatnya seperti
testimoni dari pelanggan. Permintaan untuk perubahan template adalah
masalah umum yang dihadapi oleh email marketers. Hal ini tidak hanya
membuat semua strategi kacau, tetapi juga membuang-buang waktu.
Cara terbaik untuk mencegah situasi tersebut adalah dengan
mengembangkan template serbaguna yang mengikuti untuk pembatasan
secara spesifik, namun memungkinkan untuk desain maksimum dan
flesibilitas konten. Intinya adalah miliki template cadangan yang canggih
dan personal, dengan hanya menambahkan beberapa gambar dan
mengubah sedikit aset desain (Rian, 2015).
Daftar Pustaka

Aditya, H. P. (2012) ‘Analisis Pengaruh Harga, Data Demografi, Promosi


terhadap Kecenderungan Pembelian Impulsif Dan Pengaruhnya
Terhadap Budaya Konsumerisme Relatif Pada Konsumen KFC Kota
Makassar’. Tesis.
Akbar, H. (2017) 100 Crazy CRO Hacks to Boost Conversion Rate Right Now,
TruConversion. Available at:
https://www.truconversion.com/blog/conversion-rate-optimization/100-
crazy-cro-hacks-to-boost-conversion-rate-right-now/ (Accessed: 15
February 2020).
Allner, C. (2017) Weekly digest email with recent Office 365 changes -
Microsoft Tech Community - 40725. Tersedia pada:
https://techcommunity.microsoft.com/t5/change-alerts/weekly-digest-
email-with-recent-office-365-changes/m-p/40725 (Diakses: 4 Februari
2020).
Amon, M. (2020) Facebook Market Place. Tersedia pada:
https://id.pinterest.com/pin/758152918502666518/?lp=true (Diakses: 3
Februari 2020).
Andrian. (2019). Pemasaran Melalui Media Sosial Solusi Pemasaran Digital
Bisnis Anda. Retrieved from
https://seoanaksholeh.com/marketing/pemasaran-melalui-media-sosial
Anitasari, N. (2017) MENGENAL JENIS-JENIS EMAIL MARKETING
DAN BAGAIMANA CARA MEMBUAT EMAIL MARKETING
YANG EFEKTIF - Zahir Accounting Blog. Tersedia pada:
https://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-email-marketing-yang-
efektif/ (Diakses: 4 Februari 2020).
Azeharie, S. (2014) ‘Analisis penggunaan twitter sebagai media komunikasi
selebritis di jakarta’, pp. 83–98.
126 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Batra, R. and Ahtola, O. T. (1991) ‘Measuring the hedonic and utilitarian


sources of consumer attitudes’, Marketing letters. Springer, 2(2), pp.
159–170.
Baymard Institute (2019) 41 Cart Abandonment Rate Statistics, Baymard
Institute. Available at: https://baymard.com/lists/cart-abandonment-rate
(Accessed: 15 February 2020).
Beon (2016) 6 Jenis Email Marketing yang Dapat Digunakan untuk Bisnis
Anda. Tersedia pada: https://beon.co.id/news/6-jenis-email-marketing-
yang-dapat-digunakan-untuk-bisnis-anda (Diakses: 4 Februari 2020).
Bindea, P. (2016) Banner Promotion Strategies You Might Not Have Thought
of, BannerSnack. Available at: https://blog.bannersnack.com/banner-
promotion-strategies/ (Accessed: 14 February 2020).
Bouygues, H. L. (2019) 3 Simple Habits to Improve Your Critical Thinking,
Harvard Business Review. Available at: https://hbr.org/2019/05/3-
simple-habits-to-improve-your-critical-thinking (Accessed: 11 February
2020).
Brad Smith (2019) 15 Visual Content Marketing Statistics That’ll Blow Your
Mind. Available at: https://www.jeffbullas.com/visual-content-
marketing-statistics/ (Accessed: 9 February 2020).
Cambridge Dictionary (2020a) Data, Cambridge Dictionary. Available at:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/data.
Cambridge Dictionary (2020b) Whiz, Cambridge Dictionary. Available at:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/whiz.
Dakwah, F. (2014) ‘JURNAL AN-NIDA TWITTER SEBAGAI MEDIA
PROMOSI WISA A SEMARANG Abstract ’:, 6(2), pp. 101–110.
Data Whiz (2018) Data Whiz, Data Whiz. Available at:
http://www.datawhizz.io/.
Data Whiz (2020) Data Whiz, Data Whiz. Available at: https://www.data-
whiz.com/.
Dearborn, J. and Swanson, D. (2018) The Data Driven Leader: A Powerful
Approach to Delivering Measurable Business Impact Through People
Analytics. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Daftar Pustaka 127

Delgado-Ballester, E. and Luis Munuera-Alemán, J. (2001) ‘Brand trust in the


context of consumer loyalty’, European Journal of marketing. MCB UP
Ltd, 35(11/12), pp. 1238–1258.
DelVecchio, D. (2000) ‘Moving beyond fit: the role of brand portfolio
characteristics in consumer evaluations of brand reliability’, Journal of
Product & Brand Management. MCB UP Ltd, 9(7), pp. 457–471.
DewaWeb (2018) Digital Marketing: Panduan Lengkap bagi Pemula | Blog
Dewaweb. Tersedia pada: https://www.dewaweb.com/blog/digital-
marketing-lengkap/ (Diakses: 2 Februari 2020).
Ekuitas, S. et al. (2019) ‘Pengaruh Persepsi Kualitas Dan Persepsi Resiko
Terhadap Keputusan Pembelian Susu Formula’, 1(1), pp. 1–8.
Elite marketer. (2019). Apa itu digital marketing dan kegunaannya untuk bisnis
Anda?. Retrieved from Elitemarketer.id website:
https://elitemarketer.id/productivity/apa-itu-digital-marketing-2/
Eriyanti, N. (2019) “GOOGLE ADSENSE PERSPEKTIF HUKUM
PERJANJIAN ISLAM,” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Syariah, 4(2), hal. 147–159.
Fahlevi, S. I. (2020) Email Marketing yang Efektif untuk Bisnis UMKM Anda
- Jurnal Blog. Tersedia pada: https://www.jurnal.id/id/blog/email-
marketing-yang-efektif-untuk-bisnis-umkm-anda/ (Diakses: 4 Februari
2020).
Ferdaus, J. (2015) Who Looks at Banner Ads, Slideshare. Available at:
https://www.slideshare.net/Jannatunf/promote-your-website-by-banner-
design (Accessed: 9 February 2020).
Fischer, E. and Reuber, A. R. (2011) ‘Journal of Business Venturing Social
interaction via new social media : ( How ) can interactions on Twitter
affect effectual thinking and behavior ?’, Journal of Business Venturing.
Elsevier Inc., 26(1), pp. 1–18. doi: 10.1016/j.jbusvent.2010.09.002.
Fisip, S. and Airlangga, U. (2018) ‘Mahasiswa Dan Instagram ( Study Tentang
Instagram Sebagai Sarana Membentuk Citra Diri Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Airlangga ) Disusun Oleh : Dinda Marta Almas
Zakirah DEPARTEMEN SOSIOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA Semester Ganjil 2017 / 2018’, pp. 1–21.
128 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Foroudi, P., Melewar, T. C. and Gupta, S. (2014) ‘Linking corporate logo,


corporate image, and reputation: An examination of consumer
perceptions in the financial setting’, Journal of Business Research.
Elsevier, 67(11), pp. 2269–2281.
Freier, A. (2019) Facebook is testing brand collaborations on Instagram.
Tersedia pada: https://www.businessofapps.com/news/facebook-is-
testing-brand-collaborations-on-instagram/ (Diakses: 3 Februari 2020).
Geraci, D., Jacobs, J. and Humphrey, C. (2012) Data Basics: An Introductory
Text. Alberta: Education & Research Archive. doi:
https://doi.org/10.7939/R3251FK8F.
Grandl, R. et al. (2017) Whiz: A Fast and Flexible Data Analytics System.
Madison. Available at: https://arxiv.org/abs/1703.10272.
Ha, H. and Perks, H. (2005) ‘Effects of consumer perceptions of brand
experience on the web: Brand familiarity, satisfaction and brand trust’,
Journal of Consumer Behaviour: An International Research Review.
Wiley Online Library, 4(6), pp. 438–452.
Heston, K. (2019) How to Be Good at Group Discussion, Wikihow. Available
at: https://www.wikihow.com/Be-Good-at-Group-Discussion
(Accessed: 8 February 2020).
Hollebeek, L. D. and Macky, K. (2019) ‘Digital Content Marketing’s Role in
Fostering Consumer Engagement, Trust, and Value: Framework,
Fundamental Propositions, and Implications’, Journal of Interactive
Marketing, 45, pp. 27–41. doi:
https://doi.org/10.1016/j.intmar.2018.07.003.
Holliman, G. and Rowley, J. (2014) ‘Business to business digital content
marketing: marketers’ perceptions of best practice’, Journal of research
in interactive marketing. Emerald Group Publishing Limited.
Hurley, C., Chen, S. and Umumnya, K. (2016) ‘Youtube sebagai sarana
komunikasi bagi komunitas makassarvidgram 123’, 5(2).
Hutauruk, B. D., Naibaho, J. F. dan Rumahorbo, B. (2017) “Analisis dan
Perancangan Aplikasi Marketplace Cinderamata khas Batak Berbasis
Android.”
Daftar Pustaka 129

Hutomo, J. (2014) “Pengaruh keywords ads terhadap keputusan pembelian


dengan metode aisas,” Skripsi. Dipublikasi. Bandung: Universitas
Telkom.
Hwang, S. and Kim, S. (2018) ‘Does mIM experience affect satisfaction with
and loyalty toward O2O services?’, Computers in Human Behavior, 82,
pp. 70–80. doi: https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.12.044.
Illumination Consulting (2015) 7 Statistics and Facts That Show The
Significance of SEO, Illumination Consulting. Available at:
http://illuminationconsulting.com/7-statistics-and-facts-that-show-the-
significance-of-seo/ (Accessed: 8 February 2020).
Imam, R. and Nugraha, A. R. (2018) ‘Halaman Jurnal: http://jurnal.stmik-
dci.ac.id/index.php/jumantaka/ Halaman LPPM STMIK DCI:
http://lppm.stmik-dci.ac.id/’, 01(01), pp. 161–170.
INDAHINGWATI, A. et al. (2019) ‘How Digital Technology Driven
Millennial Consumer Behaviour in Indonesia’, Journal of Distribution
Science, 17(8), pp. 25–34.
Jakarta (2019) Apa itu Lead Generation? dan Apa Pentingnya Untuk Bisnis?
Tersedia pada: https://jakartaurbanhosting.com/apa-itu-lead-generation/
(Diakses: 4 Februari 2020).
James, F. and Durham, H. (2013) 50 Shades of Digital Marketing. London:
Bookbook.com.
Jayani, D. H. (2019) Jumlah Penduduk Indonesia 269 Juta Jiwa, Terbesar
Keempat di Dunia. Available at:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/29/jumlah-
penduduk-indonesia-269-juta-jiwa-terbesar-keempat-dunia (Accessed: 6
January 2020).
Jo Hatch, M. and Schultz, M. (1997) ‘Relations between organizational culture,
identity and image’, European Journal of marketing. MCB UP Ltd,
31(5/6), pp. 356–365.
Jumlah Penduduk Dunia 2019 (2019) Worldometer. Available at:
https://www.worldometers.info/world-population/ (Accessed: 6 January
2020).
130 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Jurnal (2016) 2 Posisi Iklan Adsense Terbaik Menurut Pengalaman Google –


Jurnal Web. Tersedia pada: https://www.jurnalweb.com/posisi-iklan-
adsense-terbaik-menurut-pengalaman-google/ (Diakses: 3 Februari
2020).
Kamal, R., Hong, C. S. and Moon, S. Il (2014) ‘Whiz-M2M Big Data Learning
Engine for Autonomic Happy Internet Management’, Semantic Scholar.
Available at: https://www.semanticscholar.org/paper/Whiz-M2M-Big-
Data-Learning-Engine-for-Autonomic-Kamal-
Hong/8e005ddeacd80e6c6636e3e1b1230cda4a6bc20a.
Keller, K. L. and Aaker, D. A. (1992) ‘The effects of sequential introduction of
brand extensions’, Journal of marketing research. JSTOR, pp. 35–50.
Kemp, S. (2018) The State Of The Internet In Q4 2018. Available at:
https://wearesocial.com/sg/blog/2018/10/the-state-of-the-internet-in-q4-
2018 (Accessed: 6 January 2020).
Kilgour, M., Sasser, S. L. and Larke, R. (2015) ‘The social media transformation
process: curating content into strategy’, Corporate Communications: An
International Journal. Emerald Group Publishing Limited, 20(3), pp.
326–343.
Kingaby, H. (2015) WiR: Twitter Rolls Out Video Ad Marketplace, Google
Launches AMP and Facebook Prepares its DSP - Video Ad News.
Tersedia pada: https://videoadnews.com/2015/10/09/wir-twitter-rolls-
out-video-ad-marketplace-google-launches-amp-and-facebook-
prepares-its-dsp/ (Diakses: 3 Februari 2020).
Kissmetrics (2011) How Loading Time Affects Your Bottom Line, Kissmetrics.
Available at: https://blog.kissmetrics.com/wp-
content/uploads/2011/04/loading-time.pdf (Accessed: 9 February 2020).
Koch, T., Gerber, C. and Klerk, J. J. De (2006) ‘The impact of social media on
recruitment : Are you LinkedIn ?’, pp. 1–14.
Kotler, P. (2012) ‘Marketing management/Philip Kotler, Kevin Lane Keller’,
Pearson Education Limited, 817, p. 1.
Kowalski, T. and Lasley, T. J. (2010) Handbook of Data-Based Decision
Making in Education, Handbook of Data-Based Decision Making in
Education. New York: Routledge. doi: 10.4324/9780203888803.
Daftar Pustaka 131

Krupa, S. (2016) Develop a Measurable Customer Retention Strategy with


These 5 Best Practices, Vtiger. Available at:
https://www.vtiger.com/blog/develop-a-measurable-customer-retention-
strategy-with-these-5-best-practices/ (Accessed: 11 February 2020).
Kuper, S. (2019) What We Can Learn from People with Beautiful Minds,
Financial Times. Available at: https://www.ft.com/content/760e2f0a-
efa8-11e9-bfa4-b25f11f42901 (Accessed: 13 February 2020).
Kurniawan, K. (2019) Digital Marketing 2019 - Panduan Lengkap Pemula -
Projasaweb. Tersedia pada: https://projasaweb.com/digital-marketing/
(Diakses: 4 Februari 2020).
Kusuma pertiwi, W. (2018) Riset Ungkap Pola Pemakaian Medsos Orang
Indonesia, Kompas.com. Available at:
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-
pola-pemakaian-medsos-orang-indonesia (Accessed: 5 January 2020).
Laughey, D. (2007) Themes in media theory. New York: Open University
Press.
Lexico (2020) Snarky, Lexico.com. Available at:
https://www.lexico.com/en/definition/snarky (Accessed: 14 February
2020).
Llewellyn, G. (2019) Critical Thinking for The Modern Marketer: Five
Approaches to Develop Your Problem-Solving and Decision-Making
Skills, Smart Insights (Marketing Intelligence) Ltd. Available at:
https://www.smartinsights.com/managing-digital-marketing/personal-
career-development/critical-thinking-for-the-modern-marketer/
(Accessed: 15 February 2020).
Lombart, C. and Louis, D. (2016) ‘Sources of retailer personality: Private brand
perceptions’, Journal of Retailing and Consumer Services. Elsevier, 28,
pp. 117–125.
Mares, G. W. dan J. (2015) Traction. New York: Penguin Random House.
Mashur, R. et al. (2020) ‘Antecedents and consequence of brand management:
empirical study of Apple’s brand product’, Journal of Asia Business
Studies. doi: 10.1108/JABS-01-2019-0030.
132 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Mattila, A. S. (2001) ‘Emotional bonding and restaurant loyalty’, Cornell Hotel


and Restaurant Administration Quarterly. Sage Publications, 42(6), pp.
73–79.
McQuail, D. (2003) Teori komunikasi massa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mcquarrie, E. F. et al. (2014) ‘The Megaphone Effect : Taste and Audience in
Fashion Blogging’, 40(1), pp. 136–158. doi: 10.1086/669042.
Merdika, D. et al. (2019) ‘Moderating of the Role of Technology Theory to the
Existence of Consumer Behavior on e-commerce’, 17, pp. 15–25. doi:
10.15722/jds.17.07.201907.15.
Merriam-Webster (2020) Marketer, merriam-webster.com. Available at:
https://www.merriam-webster.com/dictionary/marketer (Accessed: 15
February 2020).
Michele Linn (2006) 9 Definitions: How Content Marketing Works Within
Marketing. Available at:
https://contentmarketinginstitute.com/2016/11/content-marketing-
definitions/ (Accessed: 9 February 2020).
Mitrais. (2020). Layanan Pengujian Perangkat Lunak dan QA Mitrais.
Nabila, M. (2019) Survei APJII: Pengguna Internet di Indonesia Capai 171,17
Juta Sepanjang 2018. Available at: https://dailysocial.id/post/pengguna-
internet-indonesia-2018 (Accessed: 28 January 2020).
Neil Patel (2019) 6 Types of Visual Content You Need to Use in Your
Marketing Campaigns. Available at: https://neilpatel.com/blog/visual-
content-you-need-to-use-in-your-marketing-campaign/ (Accessed: 9
February 2020).
Nurhadi, Z. F. (2017) “Model komunikasi sosial remaja melalui media twitter,”
Jurnal Aspikom, 3(3), hal. 539–549.
Nurlaeliyah (2015) Tutorial Menggunakan Email UGM Pada Gmail. Tersedia
pada: http://nurlaeliyah.web.ugm.ac.id/2015/02/ (Diakses: 4 Februari
2020).
Optify (2013) The 7 Types of Digital Marketers, optify.net. Available at:
http://www.optify.net/digital-marketing/infographic-7-types-of-digital-
marketers (Accessed: 10 February 2020).
Daftar Pustaka 133

Optify (2013) The 7 Types of Digital Marketers, optify.net. Available at:


http://www.optify.net/digital-marketing/infographic-7-types-of-digital-
marketers (Accessed: 10 February 2020).
Pappu, R., Quester, P. G. and Cooksey, R. W. (2005) ‘Consumer-based brand
equity: improving the measurement–empirical evidence’, Journal of
Product & Brand Management. Emerald Group Publishing Limited,
14(3), pp. 143–154.
Parsons, A., Zeisser, M. dan Waitman, R. (1998) “Organizing today for the
digital marketing of tomorrow,” Journal of Interactive Marketing.
Elsevier, 12(1), hal. 31–46.
Patel, N. (2017a) 25 Online Marketing Mistakes That People Make Every
Single Day, neilpatel.com. Available at:
https://neilpatel.com/blog/online-marketing-mistakes/ (Accessed: 13
February 2020).
Patel, N. (2017b) 7 Proven Strategies to Increase Your Blog’s Traffic by 206%,
neilpatel.com. Available at: https://neilpatel.com/blog/7-proven-
strategies-to-increase-your-blogs-traffic-by-206/ (Accessed: 12 February
2020).
Pendreigh, M. (2017) Non Mobile Optimized Websites Lose Online Customers,
Business 2 Community. Available at:
www.business2community.com/mobile-apps/non-mobile-optimized-
websites-lose-online-customers-2-01785131#jh8sFPBMERc5CpaK.97
(Accessed: 13 February 2020).
Petra, U. K. et al. (2009) ‘Kepuasan Pengguna Jejaring Sosial LinkedIn sebagai
Jejaring Sosial yang Berorientasi pada Dunia Bisnis dan Profesional di
Indonesia Pendahuluan’.
Phethean, C. and Harris, L. (2012) ‘Measuring the Megaphone – How are
Charities Using Social Media for Marketing ?’
Piñeiro-Otero, T. and Martínez-Rolán, X. (2016) ‘Understanding Digital
Marketing—Basics and Actions’, in MBA: Theory and Application of
Business and Management Principles. New York: Springer, pp. 37–74.
doi: 10.1007/978-3-319-28281-7_2.
Piskorski, M. J. (2011) Social Strategies That Work. Harvard Business Review.
134 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Pramiyati, T. (2016) ‘KECENDERUNGAN PENILAIAN PENGGUNA


INFORMASI TERHADAP TWEET ( KICAUAN ) PADA MEDIA
SOSIAL TWITTER’, 7(1), pp. 209–216.
Pressman, R. S. (2010). Software Engineering : A Practitioner’s Approach,
Seventh Edition. In McGraw-Hill.
https://doi.org/10.1002/9781118830208
Pulizzi, J. and Barrett, N. (2009) ‘Get content get customers-Turn Prospects into
buyers with content marketing’, Saxena NSB Management Review, 2(2),
pp. 98–100.
Pullizi, J. and Handley, A. (2016) ‘B2B Content Marketing : 2016 Benchmarks,
budgets & trends’, Content Marketing Institute, pp. 1–32.
Putra, A. H. P. K., Said, S. and Hasan, S. (2017) ‘Implication Of External And
Internal Factors Of Mall Consumers In Indonesia To Impulsive Buying
Behavior’, International Journal of Business Accounting and
Management ISSN, 2(4), pp. 1–10.
Rahim, K. and Clemens, B. (2012) ‘Organizational goals and performance
measurement criteria for content marketing’, Journal of Communication
and Computer. David Publishing Company, 1840 Industrial Drive Suite
160 Libertyville …, 9(8), pp. 896–904.
Ramge, V. M. and Thomas, S. (2018) Reinventing Capitalism in the Age of Big
Data. New York: Basic Books.
Rancati, E. and Gordini, N. (2014) ‘Content marketing metrics: Theoretical
aspects and empirical evidence’, European Scientific Journal. European
Scientific Journal, 10(34).
Really (2020) Account Invitation Email from Shopify | Really Good Emails.
Tersedia pada: https://reallygoodemails.com/emails/account-invitation-
shopify/ (Diakses: 4 Februari 2020).
Remaja, E. S. (2017) ‘Mahendra: Eksistensi Sosial Remaja dalam Instgram ...’,
16(01), pp. 151–160.
Rian (2015) 5 Trik Jitu Mengirim Email Marketing Di Hari Libur | Jurnal
Website. Tersedia pada: http://jurnalwebsite.com/5-trik-jitu-mengirim-
email-marketing-di-hari-libur/ (Diakses: 4 Februari 2020).
Daftar Pustaka 135

Roger S. Pressman, P. D. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak - Buku Satu,


Pendekatan Praktisi. In Software Engineering : A Practitioner’s
Approach, Seventh Edition. https://doi.org/10.1098/rspb.2012.1110
Rogers, C. (2016) Outdated Marketing Team Structures are Hampering Brands’
Chances of Achieving a Single Customer View, Marketingweek.
Available at: https://www.marketingweek.com/outdated-marketing-
team-structures-are-hampering-brands-chances-of-achieving-a-single-
customer-view/ (Accessed: 7 February 2020).
Ryan, D. and Jones, C. (2009) Understanding Digital Marketing: Marketing
Strategies for Engaging the Digital Generation. New York: Kogan Page.
Sakti, B. C. et al. (2013) ‘PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
DALAM PEMBENTUKAN’, pp. 1–12.
Saleh, G. and Pitriani, R. (2018) ‘Pengaruh Media Sosial Instagram dan
WhatsApp Terhadap Pembentukan Budaya “ Alone Together ”’, pp.
103–114.
Sanders, J. (2016) ‘Defining Terms: Data, Information and Knowledge’, in SAI
Computing Conference. London: IEEE.
Santoso, B. (2020) Cara Menulis Email Yang Baik Dan Benar Bagi Pemula -
Belajar Komputer Dasar Palu. Tersedia pada:
http://www.palucomputer.com/2015/12/cara-menulis-email-yang-baik-
dan-benar.html (Diakses: 4 Februari 2020).
Saputra, D. H., Purba, D. W., Iswahyudi, M., Banjarnahor, A. R., Kusuma, A.
H. P., Effendy, F., ... & Simarmata, J. (2019). E-Commerce:
Implementasi, Strategi dan Inovasinya. Yayasan Kita Menulis.
Saulles, M. De (2018) ‘Suggested Citation for this paper ’:, (July 2015).
Seagall, R. S. and Cook, J. S. (2018) Handbook of Research on Big Data Storage
and Visualization Techniques. Pennsylvania: IGI Global (Advances in
Data Mining and Database Management). doi: 10.4018/978-1-5225-
3142-5.
Sekaringtias, K. (2017) ‘PERAN PERMISSION EMAIL MARKETING
DALAM MEMEDIASI PENGARUH TRUST TERHADAP
PURCHASE INTENTION ( Studi pada Konsumen Althea Korea Di
Indonesia dan Malaysia )’, 50(6), pp. 174–182.
136 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Semuel, H. and Setiawan, K. Y. (2018) ‘PROMOSI MELALUI SOSIAL


MEDIA, BRAND AWARENESS , PURCHASE’, 12(1), pp. 47–52.
doi: 10.9744/pemasaran.12.1.47.
SendPulse (2020) What is a Marketing Lead? Definition and Guide, SendPulse.
Available at: https://sendpulse.com/support/glossary/marketing-lead
(Accessed: 10 February 2020).
Shorr, B. (2016) 3 Bone-Crushing Internet Marketing Mistakes 99 Percent of
Companies Make, Forbes. Available at:
https://www.forbes.com/sites/allbusiness/2016/08/02/3-bone-crushing-
internet-marketing-mistakes-99-percent-of-companies-
make/#3c80c6ea5ebf.
Simarmata, J. (2010) Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta, ID: Penerbit
Andi.
Sirdeshmukh, D., Singh, J. and Sabol, B. (2002) ‘Consumer trust, value, and
loyalty in relational exchanges’, Journal of marketing. American
Marketing Association, 66(1), pp. 15–37.
Sistem, R. (2017) ‘JURNAL RESTI E - Commerce Berbasis M arketplace
Dalam Upaya Mempersingkat’, 1(2), pp. 131–136.
Skills You Need (2020) Critical Thinking Skills, SkillsYouNeed.com.
Available at: https://www.skillsyouneed.com/learn/critical-thinking.html
(Accessed: 10 February 2020).
Spears, N. and Singh, S. N. (2004) ‘Measuring attitude toward the brand and
purchase intentions’, Journal of Current Issues & Research in
Advertising. Taylor & Francis, 26(2), pp. 53–66.
Squarefeed (2020) Squarefeed Google Shopping Ads. Tersedia pada:
https://marketplace.magento.com/adfix-squarefeed.html (Diakses: 3
Februari 2020).
Stelzner, M. (2018) ‘2018 Social Media Industry Report, May 2018’, Bulletin
of the Orton Society, (May). doi: 10.1007/BF02653755.
Technobasics (2018) Computer Whiz, Technokids Inc.
The Q3 2016 Sprout Social Index (2016). Available at:
https://sproutsocial.com/insights/data/q3-2016/ (Accessed: 31 January
2020).
Daftar Pustaka 137

Today (2017) Jangan Salah Lagi! Ini Dia Cara yang Benar Mengirim Email
Lamaran Magang. Tersedia pada:
https://today.line.me/id/pc/article/Jangan+Salah+Lagi+Ini+Dia+Cara+y
ang+Benar+Mengirim+Email+Lamaran+Magang-r0Ey5n (Diakses: 4
Februari 2020).
Todor, R. D. (2016) “Blending traditional and digital marketing,” Bulletin of the
Transilvania University of Brasov. Economic Sciences. Series V.
Transilvania University of Brasov, 9(1), hal. 51.
Tren dan Inovasi Marketing di Tahun 2020 (2019) Asosiasi Digital Marketing
Indonesia. Available at: https://digimind.id/tren-dan-inovasi-marketing-
di-tahun-2020/ (Accessed: 8 January 2020).
Tyas, A. and Aryani, D. (2017) ‘EFEKTIVITAS IKLAN DIGITAL GOOGLE
ADSENSE’, 20, pp. 19–28.
Ubay, F. (2016) (13) Penjualan Apartemen dan Strategi jitu promosi nya |
LinkedIn. Tersedia pada: https://www.linkedin.com/pulse/penjualan-
apartemen-dan-strategi-jitu-promosi-nya-fahri-ubay/ (Diakses: 3
Februari 2020).
UGM (2020) Newsletter – Badan Penerbit dan Publikasi. Tersedia pada:
https://publikasi.ugm.ac.id/id/newsletter/ (Diakses: 4 Februari 2020).
Umami, Z. (2015) “Social Strategy Pada Media Sosial Untuk Promosi
Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta,” Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 4(2), hal. 195–201.
University of Pretoria (2018) Data, Information & Meaning. Pretoria:
University of Pretoria. Available at:
https://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/27367/03chapter3.pdf.
Vidomanets, S. (2014) Bridging the Gap Between Online and Offline
Marketing, StrataBlue. Available at: https://stratablue.com/bridging-
online-offline-marketing/ (Accessed: 13 February 2020).
Vila, O. R., Bharadwaj, S. G. and Bahadir, S. C. (2015) ‘Exploration- and
Exploitation-Oriented Marketing Strategies and Sales Growth in
Emerging Markets’, Customer Needs and Solutions, 2(4), pp. 277–289.
doi: 10.1007/s40547-015-0053-0.
138 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Vollero, A. and Palazzo, M. (2015) ‘Conceptualizing content marketing: a


delphi approach’, Mercati e Competitività. FrancoAngeli Editore.
Wang, J. and Calder, B. J. (2006) ‘Media transportation and advertising’,
Journal of Consumer Research. The University of Chicago Press, 33(2),
pp. 151–162.
Warnock, J. (2015) How To Maintain Email Customer Engagement In An
Increasingly Mobile Marketplace - Marketing Land. Tersedia pada:
https://marketingland.com/maintain-email-customer-engagement-
increasingly-mobile-marketplace-133214 (Diakses: 4 Februari 2020).
Washburn, J. H. and Plank, R. E. (2002) ‘Measuring brand equity: An evaluation of
a consumer-based brand equity scale’, Journal of Marketing Theory and
Practice. Taylor & Francis, 10(1), pp. 46–62.
We Are Social (2019) Digital in 2019, We Are Social Ltd. Available at:
https://wearesocial.com/global-digital-report-2019 (Accessed: 10
February 2020).
Wikipedia (2020) Data, wikipedia.org. Available at:
https://id.wikipedia.org/wiki/Data.
www.databoks.katadata.co.id (2019) Indonesia Peringkat Pertama Adopsi Ekonomi
Digital | Databoks. Available at:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/24/indonesia-peringkat-
pertama-adopsi-ekonomi-digital# (Accessed: 9 February 2020).
www.nielsen.com (2019) Mengoptimalkan Strategi Komunikasi dan Pemasaran
dengan Nielsen Total Audience – Nielsen. Available at:
https://www.nielsen.com/id/en/press-releases/2019/mengoptimalkan-
strategi-komunikasi-dan-pemasaran-dengan-nielsen-total-audience/
(Accessed: 9 February 2020).
Xie, Y. and Peng, S. (2009) ‘How to repair customer trust after negative publicity:
The roles of competence, integrity, benevolence, and forgiveness’,
Psychology & Marketing. Wiley Online Library, 26(7), pp. 572–589.
Yasundari. (2016). Hubungan Penggunaan Instagram dengan Motivasi Wirausaha
Pebisnis Daring (Online) dalam Meningkatkan Produktivitas. Jurnal Kajian
Komunikasi, 4(2).
Yustiani, R. et al. (2017) ‘Ilmiah Komputer dan PERAN MARKETPLACE
SEBAGAI ALTERNATIF BISNIS DI ERA Ilmiah Komputer dan’, 6(2).
Biodata Penulis

Didin Hadi Saputra


Lahir di desa Montong Baan, Kec. Sikur, Lombok
Timur, NTB, menyelesaikan S1 (Akuntansi) di
Universitas Widyagama Malang (2007), Jatim,
dan S2 nya di Magister Manajemen (MM),
Pemasaran, Unviersitas Mataram (2014), penulis
menjadi dosen tetap yayasan (DTY), dengan tugas
tambahan (Head of Departement), yang cukup
aktif dan produktif di Program Administrasi
Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Nahdlatul Wathan Mataram. Sebagai dosen yang
cukup produktif dalam menulis dan menjadi
reviewer (baik jurnal (penelitian dan pengabdian), proceeding, maupun buku),
penulis juga cukup aktif dan produktif di kegiatan Dharma Pengabdian di
masyarakat, seperti Pengembangan Ekonomi Kreatif, Peran Pemuda dalam
Ekowisata berbasis Wilayah, Usaha Produksi Serabut Kelapa, Usaha Produksi
Jamur Tiram, Penguatan dan Pengembangan BUMDes, dan lain lain. Penulis
juga aktif di beberapa asosiasi profesi dosen, yakni IMARC, ADRI, IDRI,
ASPROPENDO, AIC (Academic Indonesian Consortium) Indonesia, IAPA
(Indonesian Administration Public of Association) Indonesia, GRDS (Global
Research Development System), penulis juga telah menerbitkan buku ber HaKI,
yakni Kajian IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti (2018), buku tentang
Dialektika Pondok Pesantren (2016), serta buku tentang Sistem Informasi
Manajemen E-Commerce, ber HaKI.
140 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Dr. Dian Utami Sutiksno., SE., M.Si.


Terlahir dari orangtua yang berasal dari
Yogyakarta, namun dilahirkan di Ambon.
Merupakan anak bungsu dari lima bersaudara,
putri dari RM. P. S. Sutiksno (Purnawirawan
Perwira TNI AD) dan Tuty Marmiyati Sutiksno
(Mantan PNS TNI AD-Wirausaha). Karena
terlahir dari ayah yang keturunan ningrat dan
militer serta ibu yang berwirausaha, dan pernah
mengecap penggemblengan selama 3 minggu di
Mabes AAL Bumimoro Surabaya,
menjadikannya sebagai sosok yang tegas dan
juga memiliki pengalaman praktis dibidang
bisnis sejak kecil. Selain berprofesi sebagai dosen tetap PNS pada Politeknik
Negeri Ambon sejak tahun 2001, juga aktif sebagai aktifis sosial dan founder &
chairman beberapa LSM. Memiliki seorang puteri bernama Naddynda
Prassacintania Nythieazita. Penulis artikel pada jurnal nasional maupun jurnal
internasional bereputasi tinggi terindeks SCOPUS dan WOS, dengan
kompetensi di bidang : Management, Marketing, Marketing Management,
Tourism Marketing, Strategic Marketing dan Strategic Marketing Management.
Selain itu,
juga aktif dalam kegiatan sebagai reviewer dan editor dibeberapa jurnal nasional
dan internasional bereputasi tinggi. Aktif dalam organisasi profesi dosen, dan
beberapa organisasi kemasyarakatan. Memiliki ketertarikan yang tinggi dalam
hal konsep dan hal-hal yang bersifat strategik.
Biodata Penulis 141

Dr. Aditya Halim Perdana Kusuma, SE., MM.


Lahir di Makassar pada 24 Juni 1988 merupakan
anak sulung dari tujuh bersaudara, putra dari H.
Muslimin dan Hj. Hadrah. Memiliki dua orang
puteri bernama Zafirah Hanifa Asya & Azkadyna
Maliqa Asya dan istri bernama Asriani, S.Si., Apt.
Berprofesi sebagai dosen tetap pada fakultas
ekonomi dan bisnis, Universitas Muslim
Indonesia. Selain berprofesi sebagai dosen, pria
yang menuntaskan studi doktornya di usianya
yang ke-27 itu, juga aktif sebagai penulis artikel
internasional bereputasi dengan spesialisasi
bidang ilmu Marketing, Brand Management dan
Consumer Behavior. Selain itu, juga aktif dalam
kegiatan sebagai reviewer dan editor dibeberapa jurnal nasional dan
internasional bereputasi SCOPUS dan WOS. Pria yang akrab di sapa TroJhan
oleh sebagian besar teman-temannya ini, selain aktif dalam organisasi
keprofesian dosen juga seorang aquascaper kawakan Indonesia. Tercatat
beberapa prestasi berhasil ia torehkan dalam berbagai kompetisi bergensi
nasional dan internasional. Karakater Sanguin yang melekat padanya
menjadikan pria ini mantap berslogan “Seorang pemikir, penulis dan penggagas
masa depan“.

Romindo, S.Kom., M.Kom.


Lahir di Bekasi 11 November 1991. Saat ini
bertempat tinggal di Deli Serdang - Sumatera
Utara, Indonesia. Telah menyelesaikan studi S1 di
STMIK Pelita Nusantara dengan jurusan Teknik
informatika dan pendidikan S2 di STMIK Eresha
dengan jurusan Teknik Informatika bidang
peminatan Business Engineering. Tahun 2014
menjadi Dosen tetap dan mengajar di Politeknik
Ganesha Medan serta mengajar sebagai dosen
tidak tetap di Universitas Pelita Harapan. Sejak itu
penulis mendalami dan mengajar matakuliah
Web Programming terutama E-Commerce.
142 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Aktif menulis berbagai artikel atau jurnal ilmiah dan menjadi narasumber dalam
beberapa seminar. Pada tahun 2019 artikel ilmiah yang telah terbit sebanyak 7
dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi dan jurnal lokal.
Judul artikel di antaranya:
1. Sistem Informasi Pengarsipan Pada Kantor Notaris Efrina Nofiyanti
Kayadu, Sh. M. Kn Berbasis Web Dengan Metode Waterfall.
2. Application of SMART Methods (Simple Multi-Attribute Rating
Technique) In the Decision Support System for the Provision of
People's Business Loans At Bank Sumut (Case Study: KCP Pasar
Martubung).
3. Analisa Perbandingan Metode ANP Dan SAW Dalam Menentukan
Mahasiswa Terbaik.
4. Implementasi Metode Analytical Network Process Terhadap
Pengambilan Keputusan Memilih Pasangan Hidup.
5. Optimalisasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Toko Daring
Terbaik Menggunakan Metode ANP (Studi Kasus Politeknik
Ganesha).
6. Implementasi Metode ANP Terhadap Sistem Pendukung Keputusan
Memilih Toko Daring Terbaik.
7. Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode ANP Untuk
Pemilihan Toko Daring Terbaik di Politeknik Ganesha.

Semoga tulisan yang ada pada buku ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran apapun akan penulis terima sebagai upaya peningkatan kualitas
menjadi lebih baik. Penulis dapat dihubungi melalui WA: 0813-6559-8807 atau
melalui email romindo4@gmail.com.
Biodata Penulis 143

Dewi Wahyuni
Staf pengajar di Prodi Manajemen Informatika
Universitas Imelda Medan (UIM). Telah
menyelesaikan Pendidikan S1 Teknik
Informatika di STMIK Budidarma Medan dan
Pendidikan S2 Teknik Informatika di Universitas
Sumatera Utara (USU).
Aktif menulis berbagai artikel ilmiah serta
produktif dalam kegiatan Dharma Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat di Perguruan Tinggi.
Buku ini merupakan buku kolaborasi kedua di
Yayasan Kita Menulis, setelah rilis buku
kolaborasi pertama dengan judul “Aplikasi Pembelajaran Berbasis TIK”.
Semoga buku ini banyak memberikan manfaat bagi para pembaca dan dapat
menjadi inspirasi bagi penulis lainnya. Penulis dapat dihubungi melalui email
dhewiqchan@gmail.com.

Agung Purnomo, MBA


Penulis kelahiran Sidoarjo ini adalah dosen tetap
(faculty member) program studi Sarjana
Kewirausahaan (business creation) di Universitas
Bina Nusantara, Kampus Malang sejak tahun
2016.
Muslim penggemar ice cream coklat dan film ini
menyelesaikan pendidikan formal Sarjana di
Universitas Brawijaya dan Master of Business
Administration in Creative and Cultural
Entrepreneurship (MBA CCE) di Institut
Teknologi Bandung. Sejak tahun 2019 menjalani
pendidikan Doktor Ilmu Manajemen di
Universitas Airlangga.
Email: agung.purnomo@binus.ac.id
URL : https://about.me/agungpurnomo
144 Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah

Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom.


Sarjana Teknik Informatika dari STMIK
Bandung, Magister Ilmu Komputer dari
Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Doktor
Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK) diperoleh
dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
bidang kajian Blended Learning.
Menulis buku sejak tahun 2006. Dosen di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan. Informasi
lengkap dapat dilihat di web pribadi
www.jannersimarmata.com | surel:
jannersimarmata[at]unimed.ac.id.
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai