1
3. Bahwa setelah menunggu tidak ada kepastian pembayaran, diakhir tahun 2019, orang-orang Pihak
Perusahaan bergerilya mencoba menawarkan kembali, masing-masing dengan cara dan harga yang variatif,
issue perubahan menejemen, issue calo, issue segera membangun, menawarkan bernada menekan ke-Istri
Klien Nyonya Maria Margaretha dengan berbagai cara dan yang terakhir mencoba menegosiasi harga bisa
langsung diajukan kepimpinan Perusahaan 17,5(tujuh belas koma lima) juta/m, sambil menanyakan
no.rekening Bank (bukti pesan electronic), ternyata hanya tipu daya, karena esoknya tanggal 19 desember
2019 kami menerima surat dari PT.ASIANA JAKARTA PROPERTI bukan PT. JAKARTA PROPERTI sebagai
2 (dua) badan hukum yang berbeda dari Pengembang yang membuat PPJB, dikatakan ;
“bahwa mereka transfer kekurangannya sesuai hak dan
kewenangan berdasarkan maka kami akan melakukan tindakan-tindakan untuk
mendapatkan tanah tersebut”
Pembeli yang baik harusnya menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu, selanjutnya haknya, bukan
kewenangan yang semena-mena pada hal sudah dugaan jelas wanprestasi sangat TIDAK ADIL..!
mangkir pembayaran.., melakukan tekanan.., penuh intrik., ada niat jahat (mens rea)., melegalkan segala
cara.., merupakan CARA-CARA PREMANSISME..
Bahwa sebelumnya Kami Kuasa hukum Eddy Riyanto advice legal-nya, secara keperdataan dugaan cacat
hukum pada PPJB tersebut yang ditandatangani kuasa direksi ke legal manager, harusnya ke-direksi lain atau
perlu dilihat Anggaran Dasar PT.Jakarta Property, syarat sahnya suatu perjanjian, wanprestasi atau Ingkar
Janji (pasal 1238 dan 1243 KUHPer) dan dugaan Perbuatan Melawan Hukum (pasal 1365 KUHPer), melebar
menjadi Hukum Pidana dugaan Penipuan (pasal 378) dan Dugaan Tindak Pidana Korporasi (PERMA No.13
tahun 2016) terkait atas pelanggaran atau kelalaian dan/atau pembiaran, serta dugaan Perintah dari Pimpinan
Perusahaan/ korporasi terhadap para pekerjanya.
Kami melakukan SOMASI (Teguran Hukum) dengan harapan meredam sekaligus mengingatkan Pimpinan
Perusahaan untuk tidak lalai atau tidak lagi melepas staff di lapangan dengan cara-cara melanggar hukum.,
utamanya pada Klien Kami Eddy Riyanto, kami berharap upaya hukum persuasive ini berespon baik, tapi
apabila diabaikan terlebih cara-cara repressive dengan ancaman kewenangan, tetap dilakukan SOMASI ke-2,
ke-3. dengan tembusan lebih kepada Instansi terkait. Terus meningkat kamipun melakukan Tindakan Hukum
yang tegas, penguasaan objek perkara, termasuk rekan-rekan media-berita penyeimbang karena zolim..
4. Bahwa Prinsipnya kami menghormati Pimpinan Perusahaan Ibu Loemongga Kartasasmita sebagai pengusaha
property yang telah mendapatkan pengakuan dan diakui terpilih sebagi “Most inspiring women” dan “Busines
women of the year”, dengan demikian kami yakin dan percaya cara-cara seperti di point.(3) tidak akan terjadi
lagi, somasi kami lebih kami tujukan ke internal perusahaansebagai koreksi,Mohon dipahami meski Klien
sebagai tokoh/ warga lama, tapi tidak ikut-ikutan mempermasalahkan tambahan bunga bank, memperhitungkan
kelebihan tanah khususnya Fasilitas Umum, akan dibangun wilayah komersial premium TBS terintegrasi,
Namun kami tetap bersikap proporsional Tetapi dengan pertimbangan harga disesuaikan harga pasar,
akan dibangun wilayah komersial premium terintegrasi, didasari point-point tersebut, Kami menggunakan
himbauan Presiden RI, Joko Widodo “Jual Untung”.(konsep Presiden RI. Joko Widodo dalam sertifikat masal)
mendekati harga pasar, Untuk itu Klien/Eddy Riyanto dan Keluarga setelah berdiskusi bersepakat pengajuan
perubahan harga menjadi sebesar Rp.25.000.000,- /m (dua puluh lima juta rupiah permeter) artinya
penambahan 17 juta dari 8 juta dengan kekurangan 70%, setengah harga dari minimal harga pasar, tentu
dengan harapan Pimpinan Perusahaan Ibu Loemongga menyetujui dan segera merealisasikan. Namun apabila
di tolak kiranya demi kepastian hukum Gugatan hukum atau Laporan Polisi dan Tekhnis pengembalain uang
terakhir sebaiknya dititipkan/ konsinyasi, di instansi terkait.
2
5. Bahwa kami tetap mengedepankan upaya persuasive, apabila tidak direspon tetap melanjutkan SOMASI
berikutnya, dengan mencoba berdiskusi atau surat tembusan Pihak-pihak terkait, aduan masyarakat yang
tercederai, terzolimi, pada akhirnya opini publiklah sebagai juri yang benar untuk menilai sebelum melakukan
Tindakan Hukum atau Upaya hukum secara Pidana dan Perdata, itupun kami laksanakan meski menghindari
tapi demi kepastian hukum akan dilakukan, karena penyelesaian masalah akan lebih baik daripada mengumbar
cara-cara yang tidak benar. Bahwa Pembicaraan dan Permintaan Klien perubahan harga sebesar hingga 25
juta/m itu pun masih wajar dengan konsep JUAL UNTUNG, karena itupun masih setengah harga pasar, kami
tidak meminta kelebihan tanah/jalan, kami tidak mengclime suku bunga bank atas tunggakan, kami hanya mau
berdamai dan penyesuaian harga yang kami ajukan diterima:
Demikian SURAT SOMASI ini kami sampaikan, kiranya dapat dipahami
Hormat kami,
Ambarita & Partners
( MANGASI AMBARITA, SH )
Tembusan :
1.Legal Manager Perusahaan Terbuka, INDRA RAMDHANI.
2. Divisi Pengelola dan pengembangan Aset.BRAHMASTAGI
3.Klien/EDDY RIYANTO
4.fILE
3
Ambarita &
rekan
.
Tembusan :
4
Komisaris Utama PT. Perikanan Nusantara-
Bapak M.Zulfikar Mochtar
5.Principle/file.