MINERAL 1
Definisi Mineral
◼ Adalah elemen inorganik yang mempertahankan sifat
kimianya ketika berada dalam bahan pangan.
◼ Mineral tidak dapat dirusak oleh panas, udara, asam,
atau pencampuran.
◼ Abu yang tersisa dari pembakaran suatu bahan pangan
mengandung mineral yang dimilikinya.
2
Klasifikasi Mineral
3
Klasifikasi Mineral
No Mineral Makro Persen berat Badan No Mineral Mikro Persen berat Badan
5
Kandungan Mineral pada ikan
6
Kandungan Mineral pada ikan
7
MINERAL MAKRO
Ca, P, K, S, Cl, Na, Mg
8
Calcium (Ca)
9
Calcium (Ca)
10
Sumber Kalsium
11
Phosphorus (P)
12
Phosphorus (P)
13
Sumber Fosfor
14
Potassium (K)
15
Potassium (K)
16
Sumber Kalium
17
Sulfur (S)
18
Chlorine (Cl)
◼ Klorin dalam tubuh bersifat sebagai elektrolit
(mampu menghantarkan listrik) karena terurai
menjadi ion negatif dalam air.
◼ Anion utama dari cairan ekstraselular dan tersebar
lluas dalam tubuh.
◼ Lambung memproduksi asam yang mengandung
klorida yang berfungsi mencerna makanan dan
penyerapan nutrisi.
19
Chlorin (Cl)
◼ Kebanyakan diperoleh dalam bentuk garam natrium
klorida.
◼ Kelebihan klorin memicu tekanan darah tinggi.
◼ Klorintersedia dalam berbagai senyawa dalam bahan
pangan, antara lain:
▪ Kalsium klorida
▪ Mangan klorida
▪ Kalium klorida
▪ Natrium klorida
20
Sumber Klorin
21
Sodium (Na)
◼ Natrium dalam tubuh bersifat sebagai elektrolit
(mampu menghantarkan listrik) karena terurai
menjadi ion positif dalam air.
◼ Kation utama dari cairan ekstraselular.
◼ Ion natrium membantu pengaturan keluar masuk
cairan pada sel tubuh, relaksasi otot, dan
menghantarkan sinyal pada saraf.
22
Sodium (Na)
◼ Umumnya diperoleh dalam bentuk garam NaCl.
◼ Kelebihan natrium memicu darah tinggi.
◼ Natrium tersedia dalam berbagai senyawa dalam
bahan pangan, antara lain:
▪ Natrium klorida
▪ Natrium sitrat
▪ Natrium fosfat
23
Sumber Natrium
24
Magnesium (Mg)
25
Magnesium (Mg)
◼ Sumber: kacang-kacangan, sayuran hijau.
◼ RDA:
▪ Males: 400 mg (19-30 years), 420 mg (>30 years)
▪ Females: 310 mg (19-30 years), 320 mg (>30 years)
◼ Magnesium tersedia dalam berbagai senyawa dalam
bahan pangan, antara lain:
▪ Magnesium glukonat
▪ Magnesium fosfat
▪ Magnesium sulfat
26
Sumber Magnesium
27
MINERAL MIKRO
Fe, Sn, Mn, Cu, I
28
Iron (Fe)
◼ Sebagai pembawa oksigen dalam sel darah merah.
◼ Berperan melindungi dari infeksi, mengubah beta
karoten menjadi vitamin A, membantu memproduksi
kolagen.
◼ RDA:
▪ Male: 12 mg (11-18 years), 10 mg (>18 years)
▪ Female: 15 mg (11-50 years), 10 mg (>50 years)
▪ Pregnancy: 30 mg
29
Iron (Fe)
◼ Besi diperlukan dalam periode pertumbuhan dan
kehamilan serta menyusui.
◼ Kekurangan besi menyebabkan anemia; menurunnya
kekebalan tubuh.
◼ Kelebihan besi menurunkan penyerapan dan
penggunaan seng dan tembaga; menyebabkan
gangguan fungsi hati dan jantung.
◼ Bentuk kesediaan besi antara lain:
▪ Besi fosfat
▪ Besi amonium sulfat
▪ Besi sulfat
▪ Besi laktat
30
Sumber Besi
31
Zinc (Zn)
32
Zinc (Zn)
◼ Sumber: daging, ikan, unggas, susu, gandum, kecap
kedelai.
◼ Kekurangan seng: cacat pertumbuhan, hilang nafsu
makan, rentan terinfeksi. Kekurangan seng selama
kehamilan dapat berakibat kelahiran cacat.
◼ Bentuk kesediaan seng antara lain :
▪ Seng glukonat
▪ Seng oksida
▪ Seng sulfat
33
Sumber Seng
34
Manganese (Mn)
◼ Merupakan bagian dari beberapa enzim. Berperan
pada pertumbuhan jaringan ikat dan tulang;
reproduksi; metabolisme karbohidrat dan lemak.
◼ Sumber: kacang-kacangan, the, daging, susu.
◼ Kecukupan asupan harian 2-5 mg/day (adult)
35
Manganese (Mn)
◼ Kekurangan mangan berakibat kinerja reproduksi
buruk, pertumbuhan cacat, pembentukan tulang
abnormal.
◼ Bentuk kesediaan mangan antara lain:
▪ Mangan klorida
▪ Mangan glukonat
▪ Mangan sulfat
▪ Mangan sitrat
36
Sumber Mangan
37
Copper (Cu)
◼ Merupakan bagian dari banyak enzim dan membantu
sel tubuh menghasilkan energi.
◼ Membantu pembuatan hemoglobin untuk membawa
oksigen di sel darah merah.
◼ Berfungsi juga untuk kekuatan tulang, pematangan
sel darah merah dan putih, transpor besi,
metabolisme kolesterol dan glukosa.
38
Copper (Cu)
◼ Sumber: daging, kerang, boga bahari,
kacang-kacangan, coklat.
◼ Kekurangan tembaga menyebabkan anemia, tulang
abnormal.
◼ Kelebihan tembaga dapat menyebabkan kerusakan
hati
◼ Kecukupan asupan harian: 1.5-4 mg/day
◼ Bentuk kesediaan tembaga: tembaga glukonat,
tembaga sulfat.
39
Sumber Tembaga
40
Iodine (I)
◼ Bagian dari hormon kelenjar tiroid, yaitu tiroksin.
◼ Kelenjar tiroid mengarut laju penggunaan energi
tubuh, terlibat dalam aktivitas metabolisme sel
terutama otak selama masa janin dan setelahnya.
◼ Kekurangan yodium berakibat lamban memahami,
kretinisme, gondok.
41
Iodine (I)
◼ Sumber: garam beryodium, susu, ikan air laut,
kentang, bayam, almond.
◼ RDA:
▪ 150 µg/day (adult)
▪ 175 µg/day (pregnancy)
▪ 200 µg/day (lacting women)
◼ Bentuk kesediaan yodium pada natrium iodida.
42
Sumber Yodium
43
Prinsip dan Analisis Mineral
Yudi Prasetyo Handoko
Kimia Hasil Perikanan
Sekolah Tinggi Perikanan
2020
1
Definisi Abu dan Kadar Abu
⦿ Abu merupakan residu anorganik dari proses
pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan
pangan.
⦿ Kadar abu menunjukkan total mineral yang
terkandung dalam bahan pangan tersebut.
⦿ Kadar abu total adalah bagian dari analisis proksimat
untuk mengevaluasi gizi suatu bahan pangan.
2
Langkah pengujian dan analisis
mineral
Secara umum, proses pengujian kandungan ineral
pada bahan dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1. Pengabuan sampel
2. Analisis kandungan mineral
3
Metode pengabuan
⦿ Pengabuan dapat dilakukan dengan metode langsung
dan tidak langsung.
• Pengabuan langsung
❑Pengabuan kering (Dry Ashing)
❑Pengabuan basah (Wet Ashing)
• Pengabuan tidak langsung
❑Metode konduktometri
❑Metode pertukaran ion
4
Metode pengujian kadar abu
⦿ Pengujian Kadar Abu Metode Kering
Prinsip kerja Abu dalam sampel ditetapkan dengan
menimbang residu hasil pembakaran komponen bahan
organik pada suhu sekitar 550 oC.
⦿ Pengujian Kadar Abu Metode Basah
Prinsip kerja sampel didestruksi menggunakan
oksidator-oksidator kuat seperti asam nitrat, asam
sulfat, dan asam perklorat dengan tahapan pemanasan.
5
Analisis kandungan mineral
• Dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1. Metode Gravimetri
2. Metode Titrimetri
3. Metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
6
Metode Gravimetri
⦿ Dilakukan dengan cara mengendapkan mineral yang
diinginkan secara selektif.
⦿ Tahapan umum proses:
1. Pengendapan mineral yang diinginkan
2. Pencucian endapan
3. Pembilasan
4. Pengeringan
5. Penimbangan
7
Metode Titrimetri
⦿ Metode titrimetri terdiri dari beberapa cara tergantung
dari mineral yang akan diuji.
⦿ Beberapa metode adalah titrimetri:
❖ Asidi-alkalimetri (asam-basa),
❖ Permanganometri (dengan permanganat),
❖ Iodo dan iodimetri ( dengan Iod atau sodium
thio-sulfat ),
❖ Argentometri (dengan perak nitrat).
8
Metode AAS
⦿ Prinsip kerjanya melibatkan absorbsi radiasi energi
oleh atom pada fasa gas.
10
1
Metode Volumetri
Oksidasi
• Produk hasil titrasi merupakan hasil presipitasi
Titrasi Presipitasi • Metode Mohr, menggunakan Ag
• Contoh : Penentuan Cl (AgCl)
4
Dasar Teori
• Abu merupakan residu organik yang didapat dengan
pengabuan (metode kering) atau dengan pendesktrusian
komponen-komponen organik dengan asam kuat
(metode basah).
• Residu organik ini terdiri dari beberapa komponen, yang
jumlahnya tergantung dari jenis bahan yang diuji. Di
antara mineral-mineral ini antara lain garam klorida,
fosfor, besi.
• Metode analisis dapat digunakan beberapa metode yaitu
gravimetri, titrimetri ataupun AAS. Pengenalan metode
gravimetri, titrimetri, dan AAS telah disampaikan pada
pertemuan yang lalu.
14
…bersambung
28
Hollow cathode
lamp
36