Anda di halaman 1dari 12

V.

KAPAN METODE KUANTITAIF DAN KUALITATIF DIGUNAKAN

1. Penggunaan Metode Kuantuitatif (meliputi metode survey dan metode eksperimen).

(a) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas;

(b) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi;

(c) Bila ingin mengetahui pengaruh perlakuan/treatmen tertentu terhadap yang lain;

(d) Bila peneliti ingin menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk
hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif ;

(e) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang empiris dan
dapat diukur. Misalnya: ingin mengetahui IQ anak-anak dari masyarakat tertentu, maka
dilakukan pengukuran dengan test IQ;

(f) Bila ingin menguji terhadap keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk
tertentu.

2. Penggunaan Metode Kualitatif

(a) Bila masalah belum jelas, masih remang-remang atau masih gelap;

(b) Untuk memahami makna dibalik yang tampak;

(c) Untuk memahami interaksi sosial;

(d) Memahami perasaan seseorang;

(e) Untuk mengembangkan teori;

(f) Untuk memastikan kebenaran data;

(g) Meneliti sejarah perkembanagan.

3. Apakah Metode Kualitatif dan Kuantitatif Dapat Digabunglan

Menurut Sugiyono (2006), sesungguhnya metode kualitatif dengan metode kuantitatif tidak
akan pernah dipakai secara bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma
yang berbeda dan perbedaannya besifat mutually exclusisive, sehingga dalam penelitian hanya
dapat memilih salah satu metode saja. Kedua metode tersebut dapat digunakan bersama-sama
atau digabungkan, tetapi dengan catatan sebagai berikut:

1
(1) Dapat digunakan bersamaan untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi tujuannya
berbeda.
(2) Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama digunakan metode kualitatif sehingga
ditemukan hipotesis, selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan metode
kuantitatif.
(3) Tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam penelitian kuantitatif
dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan datanya (bukan metodenya),
seperti penggunaan triangulasi dalam penelitian kualitatif.
(4) Dapat menggunakan kedua metode secara bersamaan, asalkan kedua metode tersebut
telah difahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan
penelitian.

2
VI. PROSES, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN

A. Proses Penelitian Kuantitatif


Proses penelitian kuantitatif seperti yang tertera pada Gambar 2.

Pengujian
Instrumen

Populasi & Pengembangan


Sampel Instrumen

Rumusan Landasan Perumusan Pengumpulan Analisis Data


Masalah Teori Hipotesis Data

Kesimpulan dan
Saran

Gambar 2: Komponen dan proses penelitian kuantitatif

Setiap penelitian kuantitatif selalu berangkat dari masalah yg sudah jelas (berbeda dgn
masalah pd penelitian kualitatif).
Setelah masalah diidentifikasikan, kemudian dibatasi, maka selanjutnya dirumuskan (=
rumusan masalah). Berdasarkan rumusan masalah tsb, peneliti menggunakan berbagai teori
untuk menjawabnya. Jawaban terhadap rumusan masalah yg baru menggunakan teori tsb
dinamakan hipotesis. Jadi, hipotesis dpt diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah.
Hipotesis yg merupakan jawaban sementara tsb, selanjutnya akan dibuktikan
kebenarannya secara empirik/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan pd populasi terentu yg telah ditetapkan oleh peneliti. Bila
populasi terlalu luas/besar, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga,
maka dpt menggunkan sampel dari populasi tsb. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi,
maka sampel harus refresentatif, dan pengambilan sampel dengan teknik ramdom sampling.

3
Untuk pengumpulan data peneliti manggunakan instrumen penelitian. Dalam penelitian
sosial, instrument penelitian dpt berbentuk test dan nontest. Untuk instrument nontes, dpt
digunakan sebagai kuesioner, pedoman observasi dan wawancara. Jadi, dlm penelitian
sosial/sosial ekonomi, alat pengumpulan data dpt berupa test, kuesioner, observasi
(pengamatan) dan wawancara.
Data yg telah terkumpul selanjutnya dianalisis, dan analisis yg dilakukan diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah dan hipotesis yg diajukan. Analisis data menggunkan statistik yg
sesuai, yaitu statistik deskriptif dan statistik infrensial/induktif. Statistik infrensial dpt berupa
statistik parametrik dan statistk nonparametrik.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dpt
menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik, piechart (diagram lingkaran) dan
pictogram.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, selanjutnya ditarik kesimpulan.
Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yg telah
terkumpul. Krn penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, mk peneliti berkewajiban
untuk memberikan saran-saran. Saran yg diberikan hrs berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
Jadi, tidak dibenarkan membuat saran yg tdk berdasarkan hasil penelitian.

B. Masalah Penelitian
Setiap penelitian hrs berangkat dr masalah, sedang memilih masalah penelitian
merupakan hal yg paling sulit dlm proses penelitian. Bila masalah telah ditemukan, maka 50%
pekerjaan penelitian itu telah selesai.
Masalah dpt diartikan sebagai penyimpangan antara yg seharusnya dgn apa yg benar-
benar terjadi, antara teori dgn praktek, antara aturan dgn pelaksanaan, antara rencana dgn
pelaksanaan.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dgn masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan
antara yg diharapkan dgn yg terjadi, sedangkan rumusan masalah merupakan suatu pernyataan
yg akan dicarikan jawabannaya melalui pengumpulan data. Antara masalah dan rumusan
masalah terdapat kaitan yg erat, krn setiap rumusan masalah penelitian hrs didasarkan pd
masalah.
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian:
1. Rumusan masalah deskriptif, yaitu suatu rumusan masalah yg berkenaan dgn pertanyaan
terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pd satu variabel atau lebih (variabel yg
berdiri sendiri). Jadi, peneliti tdk membuat perbandingan variabel itu pd sampel yg lain, dan
tdk mencari hubungan variabel itu dgn variabel yg lain. Penelitian semacam ini disebut
penelitian deskriptif.

4
Contoh rumusan masalah deskriptif:
(1) seberapa besar pendapatan petani tembakau?
(2) bagaimana sikap petani terhadap penurunan harga tembakau?
(3) Apakah petani merugi dengan penurunan harga tembakau?
(4) bagaimana tingkat rentabilitas usahatani tembakau?.
(5) Dll.

2. Rumusan masalah komparatif, yaitu masalah penelitian yg membandingkan keberadaan


satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yg berbeda, atau pd waktu yg berbeda.

Contoh rumusan masalah komparatif: (1) adakah perbedaan produktivitas antara usahatani
padi musim tanam pertama dan musim tanam kedua? (2) bagaimana perbedaan efisien dan
rentabilitas usahatani padi musim tanam pertama dan musim tanam kedua? (3) seberapa
besar perbedaan pendapatan antara usahatani cabai dan usahatani tomat di Kecamatan A?

3. Rumusan masalah assosiatif, yaitu suatu rumusan masalah penelitian yg bersifat


menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Ada tiga bentuk hubungan, yaitu
hubungan simetris, hubungan kausal dan hubungan timbal balik (ienteraktif/resifrocal).

(1) hubungan simetris, yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih yg kebetulan
menculnya bersamaan.

Contoh rumusan masalahnya:


(a) adakah hubungan antara kurangnya curah hujan dgn serangan hama wereng? Hal ini
bukan berarti yg menyebabkan serangan hama wereng adalah kurangnya curah huja.
(b) adakah hubungan antara keberadaan kelompok tani dgn etos kerja petani?
(c) Dll.

(2) hubungan kausal, yaitu hubungan yg bersifat sebab akibat. Disini ada variabel
independent (variabel yg mempengaruhi) dan variabel dependent (varabel yg
dipengaruhi).
Contoh:
(a) adakah pengaruh intensitas penjemuran terhadap kulaitas gabah?
(b) seberapa besar pengaruh penggunaan alat-alat bantu dalam penyuluhan terhadap
perubahan sikap petani?
(c) Dll.

5
(3) hubungan timbal balik/interaktif/reciprocal, yaitu hubungan yg saling mempengaruhi.
Disini tdk diketahui mana variavel independen dan mana variabel dependen
Contoh:
(a) hubungan antara motivasi dan prestasi
(b) hubungan antara kecerdasan dan kekayaan

D. Variabel Penelitian

Pengertian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yg ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.

Macam-macam variabel
1. Variabel Independen (variabel bebas); sering juga disebut variabel stimulus, predictor.
Antecendent, adalah variabel yg mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau
timbulnya variabel dependen.
2. Variabel Dependen (variabel terikat); sering juga disebut variabel output, kriteria,
konsekuen, adalahvariabel yg dipengeruhi atau yg menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.

Komitmen Kerja Produktivitas Kerja

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Gambar 3: Contoh Hubungan variabel independen-dependen

3. Variabel Moderator (variabel independen ke-dua); adalah variabel yg mempengaruhi


(memperkuat dan melemahkan) hubungan variabel idependen dgn variabel dependen.
Contoh: (1) Hubungan prilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat) jika
mempunyai anak, dan akan semakin renggan kalau ada fihak ke-3 ikut mencampuri.
Disini anak sebagai variabel moderator yg memperkuat hubungan, dan fihak ke-3
sebagai variabel moderator yg melemahkan hubungan. (2) Hubungan antara motovasi
dan produktivitas kerja akan semakin kuat bila pemimpin mampu menciptakan
iklim/suasana kerja yg baik; sebaliknya, hubungan semakin rendah bila pemimpin
kurang mampu menciptakan iklim kerja yg baik.
Disini kemampuan pemimpin sebagai variabel moderator yg dpt memperkuat/
melamahkan.

6
Perilaku Suami Perilaku Isteri

(Variabel Independen) (Variabel Independen)

Jumlah Anak

(Variabel Moderator)

Motivasi Kerja Produktivitas Kerja

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Kepemimpinan

(Variabel Moderator)

Gambar 4: Contoh hubungan variabel independen-moderator, dependen

4. Variabel Intervening, adalah variabel yg secara teoritis mempengaruhi hubungan


antara variabel independen dgn variabel dependen menjadi hubungan yg tdk langsung
dan tdk dpt diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yg
terletak diantara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel
independen tdk langsung memepengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.
Contoh: tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tdk langsung
terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Disini ada variabel antara, yaitu
gaya hidup. Antara varaiabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel
moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal.

Penghasilan Gaya Hidup Harapan Hidup

(Variabel Independen) (Variabel Intervening) (Variabel Dependen)

Budaya Lingkungan
Temapt Tinggal

(Variabel Moderator)
Gambar 5: Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening, dependen

7
5. Variabel Kontrol, adalah variabel yg dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tdk dipengeruhi oleh
faktor luar yg tdk diteliti.
Contoh; pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik. Variabel
independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yg ditetapkan sama,
misalnya: naskah yg diketik sama, mesin tik yg digunakan sama, ruang tempat
mengetik sama. Dgn adanya variabel kontrol tsb, maka besarnya pengeruh jenis
pendidikan terhadap keterampilan mengetik dpt diketahui lebih pasti.

Pendidikan SMA&SMK Keterampilan Mengetik

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Naskah, tempat, mesin tik sama

(Variabel Kontrol)

Gambar 6: contoh hubungan variabel independen-kontrol, dependen

E. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dpt diartikan sebagai pola pikir yg menunjukkan hubungan antara
variabel yg akan diteliti yg sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yg perlu
dijawab melalui penelitian, teori yg digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yg akan digunakan.
Bentuk-bentuk paradigma/model penelitian kuantutatif, khusunya untuk penelitian survey
seperti gambar berikut:

1. Paradigma Sederhana. Variabel ini terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel
dependen
X r Y

X = Kualitas alat
Y = Kualitas barang yang dihasilkan

Gambar 7: Paradigma Sederhana

8
2. Paradigma Sederhana Beruntun
X1 X2 X3 y

X1 = kualitas input
X2 = kualitas proses
X3 = kualitas output
Y = kualitas outcome

Gambar 8: Paradigma sederhana, menunjukkan hubungan antara satu variabel independen


dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel
(X1 dengan X2, X2 dengan X3 dan X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik kolerasi sederhana.
Naik turun harga Y dapat diprediksikan melalui persamaan regresi Y atas X 3, dengan
persamaan Y = a +bX3. Berdasarkan contoh 1 tersebut, berapa jumlah rumusan masalah,
deskriptif dan assosiatif.

3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen


r1
X1
Y
R

X2 r2

X1 =lingkungan keluarga

X2 = demografi

Y = keberhasilan usaha

Gambar 9: paradigm ganda dengan dua variabel independen X 1 dan X2 dan satu variabel
dependen Y. untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan teknik
kolerasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-sama terhadap Y
menggunakan korelasi ganda.

4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

9
X1 r1

r4
Y
r6 X2 R r2

r5 r3
X3

r2 berhimpit dengan R

X1= kualitas mesin


X2 = gaya kepemimpinan manajer
X3 = sistem karir
Y = produktivitas kerja

Gambar 10: paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X 1,X2 dan X3. Untuk
mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2
dengan X3 dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi saderhana. Untuk mencari
besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan
korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta kolerasi parsial dapat diterapkan dalam
paradigma ini.

5. Paradigma Ganda dengan dua Variabel Dependen

Y1

r1
X1
r2
Y2
X1 = tingkat pendidikam
Y1 = gaya kepemimpinan
Y2 = disiplin kerja

Gambar 11: paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk
mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan tekinik korelasi
sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2. analisis regresi juga dapat digunakan di sini.

10
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

r1
X1 Y1

r2

r5 r3 r6

r4
X1 Y2

X1 = kebersihan kereta

X2 = pelayanan KA

Y1 = jumlah tiket yang terjual

Y2 = kepuasan penumpang KA

Gambar 12: adalah paradigm ganda dua variabel independen dan dua variabel dependen.
Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisa dengan kolerasi sederhana.
Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama
terhadap Y2 dapat dianalisis dengan kolerasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda
dapat juga digunakan untuk meprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang
Kereta Api.

7. Paradigma Jalur

0,33
X1
0,41

0,30 X3 0,50 y

0,16
X2
0,57

X1 = Status Sosial Ekonomi


X2 = IQ
X3 = Motivasi berprestasi, (nach )
Y = Prestasi Belajar (achievement)

11
Gambar 13: paradigma jalur. Teknik analisis statistik yang digunakan dinamakan path analysis
(analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat
diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung, atau
melalui variabel intervening. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif,
dan 6 rumusan masalah hubungan

12

Anda mungkin juga menyukai