pengujian
instrumen
populasi
dan pengembangan
sampel instrument
kesimpulan
dan saran
gambar 2.1 komponen dan proses penelitian kuantitatif
gambar 2.1 menjelaskan bahwa suatu penelitian dilakukan karena terdapat suatu
masalah yang sedang terjadi,tetapi masalah dalam penelitian harus sudah jelas, berbeda
dengan masalah dalam penelitian kualitatif ,masalahnya masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasikan dan dibatasi, maka selanjutnya masalah
tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dengan kalimat
pertanyaan. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru
menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut selanjutnya
akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti. Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti
menggunakan instrumen penelitian, agar instrumen penelitian dapat dipercaya maka
harus diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah instrumen teruji validitas dan
reabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan
untuk diteliti. Instrumen untuk pengumpulan data dapat berbentuk test dan non test.
Untuk instrumen yang berbentuk non test, dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman
observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian
kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Data dari hasil analisis selanjutnya
disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel,
tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram
lingkaran) dan pictogram. Pembatasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan
yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjunya dapat
disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah
berdasarkan data yang telah terkumpul..
Apabila hipotesis penelirian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu di cek
apakah ada yang salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis
data atau rumusan masalah yang diajukan.
B. masalah
Emory (1985) menyatakan bahwa baik penelitian murni maupun terapan,
semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya
langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah,
walaupun dialui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang
paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman,1998).
.
1. Sumber Masalah
Stoner (1982) mengemukakn bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
apabila terdapat penyimpangan pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan denga kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
Berikut adalah sumber-sumber masalah :
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan denga kenyataan
c. Adanya pengaduan
d. Adanya kompetisi
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. setiap rumusan masalah penelitian harus
didasarkan pada masalah.
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah penelitian
a. Rumusan masalah deskriptif
yaitu suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubugan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk
selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah desktiptif.
1. Seberapa baik kinerja kabinet bersatu ?
2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan
hukum ?
3. Seberapa tinggi tingkat efektifitas kebijakan mobil penumpang tiga di Jakarta ?
4. Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang kesehatan ?
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
ada variabel independen (yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi),
contoh :
a. Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja ?
b. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap efisiensi kerja
karyawan ?
c. Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan
d. Seberapa besar pengaruh kurikullum, media pendidikan dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah ? Contoh judul
penelitiannya adalah sebagai berikut :
(1) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X. (satu
variabel independen)
(2) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di
Departemen X. (dua variabel independen).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka
macam-macam variabel penelitian dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel Independen/ variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
independen (terikat).
E. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statisitk yang akan
digunakan.
berikut adalah bentuk pardigma/ model penelitian kuantitatif terkhusus untuk
penelitian survey :
1. Paradigma Sederhana
Paradigma penelitian ini sterdiri atas satu variabel independen dan dependen.
Gambar 2.8 Paradigma Ganda dengan tiga variabel Independen yaitu X1,
X2, X3. untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y;
X3 dengan Y; (X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan
korelaso sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama-
sama dengan X2 dan X3) terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana,
dan ganda serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini.
Gambar 2.9 Paradigma Ganda dengan satu variabel independen dan dua variabel
Dependen. untuk mencari besarnya hubungan antara X dengan Y1 dan X dengan
Y2digunakan reknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dan Y2. analisis regresi
juga dapat digunakan disini.
6. Paradigma Ganda dengan dua variabel Independen dan dua variabel Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel Independen (X1,X2,) dan dua
variabel Dependen (Y1,Y2). Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dam 6
rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.
X1 Y1
X1 Y2
Gambar 2.10 Paradigma Ganda dengan dua variabel Independen dan dua variabel
Dependen. Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, r6 dapat dianalisis dengan
korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2, terhadap Y1 dan X1
dan X2, bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis
regresi sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah
tiket yang terjual dan kepuasan penumpang Kereta api.
7. Paradigma Jalur
F. Menemukan Masalah
Untuk menemukan masalah dilakukan dengan cara melakukan analisis
masalah, yaitu dengan pohon masalah. Dengan analisis masalah melalui pohon
masalah dapat diketahui mana masalah yang penting, kurang penting dan tidak
penting serta dapat diketahui akar-akar permasalahannya.
Contoh analisis terhadap faktor-faktor yang diduga menjadi masalah
sehingga produktivitas pegawai rendah. Analisis masalah menggunakan paradigma
dari Sutermeister (1976) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja .