Anda di halaman 1dari 18

.

DESAIN DAN ANALISIS EKSPERIMEN

Dosen: DR. H. Wirsad Yuniuswoyo, MPd.

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS YPIB


-1-

desain dan analisis eksperimen 1


KATA PENGANTAR

Setiap peneliti yang terlibat dengan eksperimen sering terbentur


pada permasalahan langkah-langkah apa sebaiknya harus dilakukan agar
eksperimen yang ia kerjakan berhasil dengan baik, efisien, dan ekonomis.
Tidak jarang dijumpai peneliti yang melakukan eksperimen dengan
pengambilan ukuran sampel yang tidak cukup, mengadakan pengacakan yang
tidak benar, melakukan replikasi yang tidak perlu, pembentukan blok yang
salah dan pengujian hipotesis yang tidak tepat. Hal ini mungkin terjadi karena
“ketidaktahuan” bagaimana sebenarnya langkah-langkah eksperimen itu
harus dikerjakan.
Dengan demikian, hal-hal tersebut di atas harus segera dibenahi,
sehingga eksperimen yang dilakukan peneliti akan memperoleh data yang
dapat dipercaya kebenarannya sehingga berbagai kesimpulan yang diambil
menjadi sahih dan dapat diandalkan.
Salah satu usaha dalam rangka mengatasi hal tersebut di atas, maka
perlunya diadakan mata kuliah: Desain dan Analisis Eksperimen.

desain dan analisis eksperimen 2


Kontrak Perkuliahan

Ketentuan: Kategori:
•Kehadiran = 10 % 80 ≤ A ≤ 100
•Tugas = 20 % 70 ≤ B < 80
•UTS = 35 % 60 ≤ C < 70
•UAS = 35 % 40 ≤ D < 60
E < 40

desain dan analisis eksperimen 3


I. PENDAHULUAN
1) Apakah Desain Eksperimen?
Desain suatu eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap
yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan supaya
data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan
membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang
berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas.
2) Tujuan Desain Eksperimen
Desain suatu eksperimen bertujuan untuk memperoleh atau
mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang diperlukan
dan berguna dalam melakukan penelitian untuk persoalan yang
akan dibahas. Meskipun demikian, dalam usaha mendapatkan
semua informasi yang berguna itu, hendaknya desain dibuat
sesederhana mungkin. -2-

desain dan analisis eksperimen 4


.
3) Prinsip Dasar Dalam Desain Ekeperimen
Prinsip dasar yang lazim digunakan dan dikenal adalah yang
biasa dinamakan replikasi, pengacakan, dan kontrol lokal.
Sebelum ketiga prinsip itu, terlebih dahulu agar mengerti
tentang perlakuan, kekeliruan eksperimen, dan unit eksperimen.
a) Perlakuan diartikan sekumpulan kondisi eksperimen yang
akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup
desain yang dipilih. Perlakuan ini bisa berbentuk tunggal atau
terjadi dalam bentuk kombinasi.
Contoh: Melakukan percobaan dalam rangka meneliti efek sejenis makanan
terhadap sapi, maka perlakuan bisa berbentuk: jenis sapi, jenis kelamin sapi,
umur sapi, atau ukuran makanan yang diberikan.
-3-

desain dan analisis eksperimen 5


.
b) Unit eksperimen
Unit adalah yang dikenai perlakuan dalam sebuah replikasi
eksperimen dasar. Dalam contoh tsb, seekor sapi merupakan
unit eksperimen dalam percobaan meneliti efek makanan
terhadap sapi.
c) Kekeliruan eksperimen
Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua unit
eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan
hasil yang sama. Ini bisa terjadi karena, misalnya kekeliruan
waktu menjalankan eksperimen, kekeliruan pengamatan, variasi
bahan eksperimen, variasi antara unit eksperimen dan pengaruh
gabungan semua faktor tambahan yang mempengaruhi
karakteristik yang sedang dipelajari.
-4-
desain dan analisis eksperimen 6
A. Replikasi
.
Replikasi disini diartikan pengulangan eksperimen dasar.
Dalam kenyataan replikasi ini diperlukan oleh karena dapat:
a) Memberi taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai
untuk menentukan panjang interval konfidens (selang
kepercayaan).
b) Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan
eksperimen.
c) Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih
baik mengenai efek rata-rata sesuatu faktor.

-5-
desain dan analisis eksperimen 7
B. Pengacakan .
Pengacakan menyebabkan pengujian menjadi berlaku
yang memungkinkan data dianalisis, dengan asumsi
seolah-olah tentang idependen dipenuhi. Pengacakan
mememungkin kita untuk melanjutkan langkah-
langkah berikutnya.
Selain dari keberhasilan untuk membuat korelasi
antar kekeliruan sekecil-kecilnya, pengacakan juga
merupakan cara untuk “menghilangkan” bias.

-6-

desain dan analisis eksperimen 8


C. Kontrol Lokal .
Kontrol lokal merupakan sebagian dari keseluruhan prinsip
desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan
langkah-langkah atau usaha-usaha yang berbentuk
penyeimbangan, pemblokan dan pengelompokan unit-unit
eksperimen yang digunakan dalam desain.
Dengan pengelompokan akan diartikan sebagai penempatan
sekumpulan unit eksperimen yang homogen ke dalam
kelompok-kelompok agar kelompok yang berbeda
memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda
pula.

-7-

desain dan analisis eksperimen 9


.
Penyeimbangan diartikan usaha memperoleh
unit-unit eksperimen, usaha pengelompokan,
pemblokan, dan penggunaan perlakuan
terhadap unit-unit eksperimen sedemikian rupa
sehingga dihasilkan suatu konfigurasi atau
formasi yang seimbang.

-8-

desain dan analisis eksperimen 10


Langkah-langkah Membuat Desain Eksperimen
1) Pernyataan mengenai masalah atau persoalan yang dibahas.
2) Perumusan hipotesis.
3) Penentuan teknik dan desain eksperimen yang diperlukan.
4) Pemeriksaan semua hasil yang mungkin dan latar belakang
atau alasan-alasan agar supaya eksperimen setepat mungkin
memberikan informasi yang diperlukan.
5) Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin ditinjau dari
prosedur statistika yang diharapkan berlaku untuk itu, dalam
rangka menjamin dipenuhinya syarat-syarat yang diperlukan
dalam prosedur tersebut.

-9-

desain dan analisis eksperimen 11


.
6) Melakukan eksperimen.
7) Penggunaan teknik statistika terhadap data hasil eksperimen.
8) Mengambil kesimpulan dengan jalan menggunakan atau
memperhitungkan derajat kepercayaan yang wajar mengenai
satuan-satuan yang dinilai.
9) Penilaian seluruh penelitian, dibandingkan dengan penelitian-
penelitian lain mengenai masalah yang sama.

-10-

desain dan analisis eksperimen 12


.

TERIMA KASIH

desain dan analisis eksperimen 13


Contoh:
UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOLIK
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & av)
TERHADAP KULTUR SEL RAJI

INTISARI
Di Indonesia, kanker merupakan salah satu penyakit yang masih berpotensi tinggi dalam
menyebabkan kematian. Secara empiris, tanaman sirih merah (Piper crocatum) telah digunakan
oleh masyarakat sebagai obat anti kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
potensi efek sitotoksik dan nilai LC50 ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap kultur sel Raji.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan lengkap pola satu
arah. Ekstrak etanolik daun sirih merah dibuat dalam delapan konsentrasi yaitu 250; 500; 750;
1000; 1250; 1500; 1750; 2000 μg/ml. Uji sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih merah dilakukan
dengan metode direct counting. Perolehan hasil perhitungan merupakan persen kematian sel
yang kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan Anova satu arah dan analisis probit
untuk menentukan nilai LC50 .
Melalui uji sitotoksisitas yang dilakukan dapat diketahui bahwa ekstrak etanolik daun sirih
merah mempunyai efek sitotoksik terhadap kultur sel Raji, dengan nilai LC 50 = 395,5 μg/ml.

Kata kunci : sitotoksisitas, ekstrak etanolik, daun sirih merah, LC 50, sel Raji .

desain dan analisis eksperimen 14


.

ABSTRACT
In Indonesia, cancer is a kind of the disease that might cause death. Empiricaly, Piper
crocatum Ruiz & Pav has been used for cancer treatment. The objective of this
research is to identify the cytotoxicity potential and the LC 50 of ethanolic extract
of Piper crocatum Ruiz & Pav against Raji Cell Culture.
This research was pure experimental with one way completely randomized design.
Ethanolic extract of Piper crocatumRuiz & Pav was made on eight concentration,
that were 250; 500; 750; 1000; 1250;1500; 1750 and 2000 μg/ml. The cytotoxicity
test have been done with the direct counting method. Cytotoxicity of ethanolic
extract of Piper crocatum Ruiz & Pav were analyzed with one way Anova and the
LC50 value were analyzed with probit statistic.
The result showed that the extract of Piper crocatum Ruiz & Pav have cytotoxicity
effect on Raji cell culture with LC50 value of 395.5 μg/ml.

Keyword : cytotoxicity, ethanolic extract, Piper crocatum Ruiz & Pav, LC50, Raji cell culture

desain dan analisis eksperimen 15


.

Perumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanolik daun sirih merah memiliki efektivitas sitotoksik
terhadap kultur sel Raji ?
2. Berapakah nilai LC50 ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap kultur sel
Raji?
3. Apakah ekstrak etanolik daun sirih merah stabil dalam penyimpanan?

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektivitas sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih
merah terhadap kultur sel Raji.
2. Untuk mengetahui nilai LC50 ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap
kultur sel Raji.
3. Untuk mengetahui kestabilan ekstrak etanolik daun sirih merah dalam
penyimpanan.

desain dan analisis eksperimen 16


Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan ilmu ….
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperkaya informasi
mengenai daya sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap kultur
sel Raji.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu alternatif untuk pengobatan
kanker dengan memanfaatkan bahan alam.

Hipotesis Penelitian
Ho : Ekstrak etanolik daun sirih merah tidak mempunyai efektivitas sitotoksik
terhadap kultur sel Raji.
Ha : Ekstrak etanolik daun sirih merah mempunyai efektivitas sitotoksik
terhadap kultur sel Raji.

desain dan analisis eksperimen 17


Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :


1. Ekstrak etanolik daun sirih merah mempunyai efektivitas sitotoksik
terhadap kultur sel Raji.
2. Ekstrak etanolik daun sirih merah bersifat sitotoksik terhadap kultur sel Raji
dengan harga LC50 sebesar 395,5 μg/ml.
3. ….stabil dalam penyimpanan…

Saran-saran
1. …..
2. …..
3. …..

desain dan analisis eksperimen 18

Anda mungkin juga menyukai