Anda di halaman 1dari 33

METODE

EKPERIMEN,
POPULASI DAN
SAMPEL
Oleh: Kelompok 1
01
METODE
EKPERIMEN
PENGERTIAN
Desain eksperimen merupakan suatu rancangan
percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang METODE
betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga
informasi yang berhubungan dapat dikumpulkan. EKSPERIMEN
Sedangkan menurut Wikipedia, Perancangan
percobaan atau Desain Eksperimen adalah
kajian mengenai penentuan kerangka dasar
kegiatan pengumpulan informasi terhadap objek
yang memiliki variasi, berdasarkan prinsip-prinsip
statistika.
TUJUAN DESAIN EKSPERIMEN

• U
—ntuk memperoleh atau mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna
dalam melakukan penelitian persoalan yang akan
dibahas.
• Desain yang sederhana akan mudah dilaksanakan,
data yang diperoleh berdasarkan desain demikian akan
dapat cepat dianalisis disamping juga akan bersifat
ekonomis
• —
Desain eksperimen berusaha untuk memperoleh
informasi yang maksimum dengan menggunakan biaya
yang minimum
Menurut Prof. Dr. Sugiyono
dalam bukunya “Metode MACAM-
Penelitian Pendidikan” tahun MACAM
2010, beliau membagi desain
penelitian ekperimen kedalam DESAIN
3 bentuk yakni pre- EKSPERIMEN
experimental design, true
experimental design,
dan quasy experimental
design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan
yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :

a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)


Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan
lalu diukur hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum
diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua
yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain
ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama
dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai
kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Desain true experimental terbagi
atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada
kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering
tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan
sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol
dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain
eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam
desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi
pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan
perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
02
POPULASI
DAN SAMPEL
PENGERTIAN POPULASI
DAN SAMPEL
Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah Sugiyono (2008: 118),
wilayah generalisasi yang terdiri atas Sampel adalah suatu bagian
objek/subjek yang memiliki kuantitas dari keseluruhan serta
dan karakteristik tertentu yang karakteristik yang dimiliki oleh
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sebuha Populasi.
dan kemudian ditarik kesimpulannya.

• Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk
mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh karena beberapa
kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu.
Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
• Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan
kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu sampel yang
didapatkan dari Populasi memang harus benar-benar representatif (mewakili).
Populasi adalah keseluruhan dari
Sampel adalah bagian dari populasi
subjek penelitian.
yang harus dapat mewakili
karakteristik dari keseluruhan
populasi.
MENGAPA BANYAK PENELITIAN
MENGGUNAKAN SAMPEL?
Waktu yang lebih
cepat
Ukuran populasi Penelitian menggunakan sampel
memungkinkan penyajian data
terlalu besar dalam waktu yang relatif lebih cepat
Bila ukuran populasi terlalu besar, daripada populasi
rasanya sangat sulit untuk
melakukan penelitian. Penggunaan
sampel akan jauh lebih efektif dan Efisiensi biaya
efisien untuk menghasilkan data
yang dibutuhkan. Dalam prosesnya, bisa jadi
penguunaan populasi akan
menimbulkan biaya yang sangat
besar
Penelitian yang tidak mungkin
menggunakan populasi
Dalam beberapa contoh penelitian, bisa jadi
penggunaan populasi tidak dimungkinkan dan
akan membahayakan objek dari populasi itu
sendiri.
Sumber yang lebih
Contoh : Apakah kita yakin bahwa warna
efisien darah manusia itu seluruhnya berwarna
Sumber daya yang dimaksud adalah hal- merah? Apakah kita yakin darah yang berada
hal pendukung lain seperti peralatan di kepala dan di kaki benar-benar berwarna
teknologi informasi pengolah data. Untuk merah? Untuk memastikan hal tersebut, kita
mengolah data populasi dengan jumlah tidak perlu menyedot seluruh darah dan
jutaan, tentunya membutuhkan perangkat memeriksa hasilnya. Cukup mengambil
penyimpan data dan komputer dengan beberapa tetes di setiap bagian tubuh dan
spesifikasi yang tinggi. Hal ini akan jauh tentunya kita sudah bisa menarik kesimpulan
berbeda bila pendataan dilakukan dalam dari hal tersebut.
bentuk sampel.
MANFAAT SAMPLING

Menghemat
biaya
penelitian
Menghemat Dapat
waktu menghasilkan
penelitian Memperluas data yang
ruang lingkup akurat
penelitian
TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).

Teknik sampling adalah teknik


Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk
untuk menentukan sampel menentukan sampel. Jadi,
yang jumlahnya sesuai dengan sebuah penelitian yang baik
ukuran sampel yang akan haruslah memperhatikan dan
dijadikan sumber data menggunakan sebuah teknik
sebenarnya, dengan dalam menetapkan sampel
memperhatikan sifat-sifat dan yang akan diambil sebagai
penyebaran populasi agar subjek penelitian.
diperoleh sampel yang
representatif (Margono, 2004).
TUJUAN SAMPLING
Tujuan pengambilan sampel menurut ahli adalah (Soegeng dalam Tahir):
• Mengurangi jumlah objek atau orang yang diteliti, jumlah tenaga yang terlibat, waktu
yang diperlukan, dan biaya yang harus dikeluarkan.
• Membuat simpulan atau ringkasan dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya
• Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, ciri-ciri khas individual diabaikan.
(Soegeng dalam Tahir, 2011:37).

Tujuan pengambilan sampel menurut Sugiarto dalam Martono (2010:75)


• Apabila kita tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi yang ada, hal tersebut dapat
terjadi jika anggota populasi sangat banyak.
• Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
• Menghemat biaya, waktu dan tenaga yang digunakan.
• Mampu memberikan suatu informasi yang akurat, lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif). (Martono, 2011:75).
JENIS-
JENIS
TEKNIK
SAMPLING
PROBABILITY
SAMPLING /
RANDOM
SAMPLING
Probability sampling adalah salah satu
teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Dengan probability sampling, maka
pengambilan sampel secara acak atau
random dari populasi yang ada.
Teknik probability sampling meliputi:
1. Simple Random Sampling
dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu.
teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi
yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya. Cara tersebut dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.
dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple
random sampling dapat dilakukan dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
2. Proportionate Stratified Random Sampling
biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat membuat strata.
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik pengambilan sampel ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-
kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas.
Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari tingkat eror samplingnya. Jika lebih banyak dibandingkan dengan
pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya
dengan cluster yang lain di dalam populasi.
NONPROBABILITY
SAMPLING /
NONRANDOM
SAMPLING
Nonprobability sampling adalah salah satu
teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2. Sampling Kuota atau Quota Sampling
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau kuorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah
jatah terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana setiap kasus dipelajari secara
mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.
3. Sampling Aksidental atau Accidental Sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
4. Sampling Purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
5. Sampling Jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak.
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Sebaiknya ukuran sampel antara tiga puluh sampai
dengan lima ratus elemen

Roscoe (1975) memberikan Jika sampel dipecah lagi ke dalam sub sampel,
jumlah minimum subsampel harus tiga puluh
pedoman penentuan jumlah
sampel sebagai berikut : Pada penelitian multivariate (termasuk analisis
regresi multivariate) ukuran sampel harus sepuluh
kali lebih besar dari jumlah variabel yang akan
dianalisis. Misalnya apabila
variabel independent sebanyak tiga, dan
variabel dependent sebanyak dua, maka ukuran
sampel yang digunakan sebanyak lima puluh
sampel.

Untuk penelitian eksperimen yang sederhana,


dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel
bisa antara sepuluh sampai dengan dua puluh
RUMUS
• Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula
untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila
perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui
secara pasti.
LOVIN
• Pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun
1960.
• Rumus Slovin ini biasa digunakan dalam
penelitian survei dimana biasanya jumlah sampel
besar sekali, sehingga diperlukan sebuah formula
untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi
dapat mewakili keseluruhan populasi.
n = jumlah sampel minimal
N = populasi
e = error margin

Berangkat dari ide perihal margin error inilah


mungkin sang pencipta dari rumus ini
memberikan kesempatan kepada para
peneliti untuk menetapkan besar sampel
minimal berdasarkan tingkat kesalahan atau
margin of error.
• Misalnya sebuah penelitian dengan
derajat kepercayaan 95%, maka tingkat
kesalahan adalah 5%. Sehingga peneliti
dapat menentukan batas minimal
sampel yang dapat memenuhi syarat
margin of error 5% dengan
memasukkan margin error tersebut ke
dalam formula atau rumus Slovin.
CONTOH MENENTUKAN
UKURAN SAMPEL
n (Ukuran Sampel) adalah jumlah minimum sampel, nilai N
adalah nilai sementara yang merupakan margin of error

Sebagai contoh, sebuah penelitian dengan tingkat


kepercayaan 95%, tingkat kesalahannya adalah 5%. Jika
peneliti dapat menentukan batas minimum sampel yang
dapat memenuhi margin kesalahan 5% dengan
memasukkan kesalahan margin dalam rumus atau rumus
Slovin.
Berdasarkan usulan notasi sampel besar dari sampel
minimum Slovin yang disebutkan di atas, maka kita
memiliki 1.000 orang dalam suatu populasi, kita dapat
menentukan sampel minimum yang akan dipelajari.
Margin kesalahan yang ditentukan adalah 5% atau 0,05.

Perhitungannya adalah:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian


karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolelir (contoh 5%)
Oleh karena itu: n = 1000 / (1 + (1000 x
0,05²))
n = 1000 / (1 + (1000 x 0,0025))
n = 1000 / (1 + 2,5)
n = 1000 / 3,5
n = 285.7143

Jika dibulatkan, ukuran sampel minimal


1000 penduduk dengan margin
kesalahan 5% adalah 286.
Cara Mengambil Anggota Sampel
Bila peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi
saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah
berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada
hukum statistik dalam menentukan jumlah sampel,
yaitu semakin besar jumlah sampel semakin
menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 :
55).
Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut
sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam
Penentuan anggota pemeriksaan golongan darah.

sampel berdasarkan Meski ada hukum statistika: semakin besar jumlah


sampel semakin menggambarkan populasi. Jika
karakteristik mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan
statistika tetap terpenuhi.
populasi:
TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL

01 04
03 05
02
Mendefinisikan Melakukan
populasi yang akan Melakukan
pengambilan
diamati Menentukan kerang pemeriksaan ulang
Menentukan teknik sampel
ka sampel dan pada proses
atau (pengumpulan data)
kumpulan semua sampling
metode sampling ya
peristiwa yang
ng tepat
mungkin
THANK
YOU!
Sumber
1. Widha Nasir. 2012. Pengertian Desain Penelitian. Diakses pada 16 Maret 2021 melalui
http://nasirwidha.lecture.ub.ac.id/2012/05/pengantar-desain-eksperimen/
2. Fathanweb. 2017. Jenis-jenis Penelitian Eksperimen. Diakses pada 16 Maret
2021. https://fatkhan.web.id/jenis-jenis-penelitian-eksperimen/
3. Luca Aundrey. 2018. https://blog.ub.ac.id/rumusalusius/rumus-slovin-dan-cara-menghitungnya/.
(Diakses pada 16 Maret 2021, pukul 15.28 WIB)
4. Universitas Raharja. APA ITU POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN.
https://raharja.ac.id/2020/11/04/apa-itu-populasi-dan-sampel-dalam-
penelitian/#:~:text=Populasi%20adalah%20keseluruhan%20dari%20subjek,akan%20diteliti%20
oleh%20seorang%20peneliti.
5. Anwar Hidayat. 2017. Teknik Sampling Dalam Penelitian (Penjelasan Lengkap).
https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-
penelitian.html#:~:text=Pengertian%20teknik%20pengambilan%20sampel%20menurut%20Mar
gono%20(2004)%20adalah%3A%20Teknik,agar%20diperoleh%20sampel%20yang%20represe
ntatif. (Diakses pada 16 Maret 2021, pukul 15.00 WIB)
6. Ahmad Nizar Rangkuti. 2020. Menentukan Jumlah Sampel dalam Penelitian.
https://www.iain-padangsidimpuan.ac.id/bagaimana-menentukan-jumlah-sampel-dalam-
penelitian/ (Diakses pada 16 Maret 2021, pukul 18.56 WIB)

Anda mungkin juga menyukai