Anda di halaman 1dari 21

AFTER ANAVA

3
Outline
2

¨  Uji rata-rata sesudah ANAVA


A f t e r ¨  Kontras Ortogonal
A N A V A
¨  Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen
¨  Uji Rentang Newman-Keuls
¨  Uji Scheffé

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Uji Rata-rata Sesudah Anava
3

Jika pengujian menghasilkan hipotesis nol yang ditolak,


berarti terdapat perbedaan yang berarti/sangat
berarti (bergantung pada alpha yang diambil)
diantara taraf-taraf perlakuan, maka adalah wajar
akan timbul pertanyaan-pertanyaan berikut:
–  Rata-rata taraf perlakuan yang mana yang berbeda
–  Apakah rata-rata taraf perlakuan kesatu berbeda denga rata-rata
taraf perlakuan yang kedua, dengan rata-rata taraf perlakuan yang
ketiga, dengan rata-rata taraf perlakuan yang keempat?
–  Apakah rata-rata taraf pertama dan kedua berbeda dari rata-rata
taraf ketiga dan keempat?
–  Dapatkah disimpulkan rata-rata taraf kedua dua kali rata-rata taraf
ketiga?

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Kontras Ortogonal (1)
4

•  Jika perbandingan atau kontras mengenai rata-rata


perlakuan telah direncanakan terlebih dahulu
sebelum eksperimen dilakukan, maka dengan hati-hati
kontras dapat dipilih dimana banyak kontras tidak
boleh melebihi banyak derajat kebebasan (dk)
untuk rata-rata perlakuan.
•  Metode yang biasa digunakan dalam hal ini disebut
metode kontras orthogonal.

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Kontras Ortogonal (2)
5

¨  Untuk membandingkan perlakuan kesatu dan kedua


kita dapat membentuk kontras C1 berbentuk
C1=J1-J 2 (J 1=+1, J 2=-1)
sehingga c 11+c 21=0

¨  Kontras C 1 seperti ini dipakai untuk menyelidiki


apakah rata-rata perlakuan kesatu sama
pengaruhnya dengan rata-rata perlakuan kedua.

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Kontras Ortogonal (3)
6

¨  Jika kita membandingkan perlakuan kesatu dan


kedua dengan perlakuan ketiga, maka kita dapat
mengambil kontras
C 1=J 1+J 2-2J3 dimana c 12+c 22+c 32=1+1-2= 0

¨  Kontras ini untuk menyelidiki apakah rata-rata


perlakuan kesatu dan kedua pengaruhnya sebesar
dua kali rata-rata perlakuan ketiga

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (1)
7

}  Hasil ujian kelas pagi, siang, sore, dan malam


Pagi Siang Sore Malam
Jumlah 36 42 -32 -40 6
Banyak Pengamatan 5 5 5 5 20
Rata-rata 7,2 8,4 -6,4 -8,0 0,3

}  4 Perlakuan, dk=3, karenanya dapat membentuk kumpulan


kontras paling banyak terdiri dari 3 buah
C 1=J 1 - J4
C 2= J2 - J3
C 3=J 1 - J 2 - J3 + J4

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (2)
8

J1 J2 J3 J4
C1 +1 0 0 -1
C2 0 +1 -1 0
C3 +1 -1 -1 +1

¨  Hasil kali koefisien C1 dan C2 adalah (+1)(0) + (0)


(+1) + (0)(-1) + (-1)(0) = 0, demikian juga untuk C1
dan C3 serta C2 dan C3
¨  Hal ini menunjukkan bahwa ketiga kontras
membentuk kumpulan kontras ortogonal
www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (3)
9

¨  Hipotesis nol
¤  H 01 : C 1 = 0 atau ekivalen dengan
H 01 : w 1 = w 4 à membandingkan efek waktu pagi
dengan efek malam
¤  H 02 : C 2 = 0 atau ekivalen dengan

H 02 : w 2 = w 3 à membandingkan efek waktu siang


dengan efek sore
¤  H 03 : C 3 = 0 atau ekivalen dengan
H 03 : w 1+w 4 = w 2+w 3 à membandingkan rata-rata efek pagi
dan malam dengan efek siang dan sore

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (4)
10

C 2
p KT (C p )
JK (C p ) = 2 F (C p ) =
n∑ C ip KT (kekeliruan)
{36 − (−40)}2
JK (C1 ) = 2 2
= 577,6
5{(+1) + (−1) }
{42 − (−32)}2
JK (C2 ) = 2 2
= 547,6
5{(+1) + (−1) }
{36 − 42 − (−32) + (−40)}2
JK (C3 ) = 2 2 2 2
= 9,8
5{(+1) + (−1) + (−1) + (1) }
www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (5)
11

Daftar Anava untuk Data Hasil Ujian


Sumber Variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 1,8 1,8
Waktu 3 1.135,0 378,3 29,79
Kekeliruan 16 203,2 12,7
Jumlah 20 1.340

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (6)
12

¨  KT (kekeliruan) = 12,7 dengan dk=16, maka


F (C 1) = 577,6/12,7 = 45,48
F (C 2) = 547,6/12,7 = 43,12
F (C 3) = 9,8/12,7 = 0,77

¨  Apabila α = 0,05 maka dari daftar distribusi F


didapat F 0,05(1,16) = 4,49. Maka dapat dilihat bahwa
H 01 dan H 02 ditolak, sedangkan H 03 diterima

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Kontras Ortogonal
13

¨  Metode kontras ortogonal banyak digunakan dalam analisis


desain eksperimen. Untuk banyak pengamatan dalam tiap
perlakuan masing-masing sama dengan n, caranya telah
diberikan
¨  Jika tiap perlakuan berukuran berlainan, yakni perlakuan ke
I berisikan pengamatan sebanyak n i , i=1,2,…,k maka
kontras pengujian kontras digunakan jumlah kuadrat dengan
rumus:
2
C p
JK (C p ) = 2
n C
∑ i ip
¨  Sedangkan cara melakukan pengujian sama seperti
pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya
www.debrina.lecture.ub.ac.id
Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen
14

¨  Jika penyelidikan perbandingan antara perlakuan


ditentukan sesudah data diperiksa, jadi setelah
pengujian atas Anova dilakukan, maka alpha akan
berubah. Ini dikarenakan pentuan yang diambil
tidak secara acak melainkan berdasarkan hasil yang
telah dicapai.
¨  Perbandingan demikian dapat dilakukan dengan:

¤  Uji rentang Newman-Keuls


¤  Uji Scheffé

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh Uji Rentang Newman-Keuls (1)
15

¨  Dari daftar Anava diperoleh KT (kekeliruan) = 12,7


dengan dk = 16
¨  Kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan
12,7
S Yi = = 1,59
5
¨  Dari daftar E, apendiks, dengan v=16, dan alpha 0,05
didapat Rata-rata -8,0 -6,4 7,2 8,4
Perlakuan 4 3 1 2

p 2 3 4
Rentang 3,00 3,65 4,05

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh Uji Rentang Newman-Keuls (2)
16

¨  Kalikan harga rentang yang diperoleh dengan 1,59


maka didapat RST untuk tiap p sebagai berikut
p 2 3 4
RST 4,77 5,80 6,44

¨  Langkah terakhir menghasilkan perbandingan


antara perlakuan Perbandingan
2 lawan 4 16,4 > 6,44
2 lawan 3 14,8 > 5,80
2 lawan 1 1,2 < 4,77
1 lawan 4 15,2 > 5,80
1 lawan 3 13,6 > 4,77
www.debrina.lecture.ub.ac.id 3 lawan 4 1,6 < 4,77
Contoh Uji Rentang Newman-Keuls (3)
17

¨  Berdasarkan perbandingan menunjukkan perbedaan


antara perlakuan 2 dan 4, 2 dan 3, 1 dan 4, 1 dan 3;
yaitu hasil mengajar siang berbeda dengan hasil
mengajar malam, hasil siang berbeda dengan sore,
hasil pagi berbeda dengan malam, dan hasil pagi
berbeda dengan sore.
¨  Perbandingan lainnya tidak memberikan perbedaan

yang berarti.

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Uji Scheffé
18

¨  Uji Newman-Keuls telah digunakan untuk membandingkan


pasangan rata-rata perlakuan (membandingkan setiap dua
hasil perlakuan)
¨  Sering dikehendaki untuk membandingkan dalam bentuk
kombinasi linier dari perlakuan, khususnya bentuk kontras.
¨  Uji ini memungkinkan untuk melakukan hal tersebut
meskipun kontrasnya tidak ortogonal
¨  Sebagai contoh kita bermaksud membandingkan rata-rata
efek perlakuan kesatu dan rata-rata efek perlakuan kedua,
dan efek perlakuan kesatu dengan rata-rata efek tiga
perlakuan lainnya

www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (1)
19

C 1= J 1 - J2
C 2= 3J 1 - J 2 - J3 - J 4

Nampak bahwa kedua kontras tidak ortogonal sehingga dapat


dilakukan uji Scheffé
Pagi Siang Sore Malam
Jumlah 36 42 -32 -40 6
Banyak Pengamatan 5 5 5 5 20
Rata-rata 7,2 8,4 -6,4 -8,0 0,3

k=4
C 1= 36 – 42 = -6
C 2= 3(36) – 42 – (-32) – (-40) = 138
www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (2)
20

¨  Dari daftar Anava didapat v 1 = 3 (k-1) dan v 2 = 16


dengan KT (kekeliruan) = 12,7 dengan dk = 16 dan
alpha 0,05 serta F tabel 3,24
A = (k − 1)(F )
A = 3(3,24) = 3,12
sedangkan s(C p ) = KT(kekeliruan) x ∑ n icip2

maka (C1 ) = (12,7){5(1)2 + 5(−1)2} = 11,27


(C2 ) = (12,7){5(3) 2 + 5(−1)2 + 5(−1)2 + 5(−1) 2} = 27,60
www.debrina.lecture.ub.ac.id
Contoh (3)
21

¨  Selanjutnya didapat
A x s(C1 ) = 35,16
A x s(C2 ) = 86,11
¨  Karena C 1 (tanda mutlak) = 6 < 35,16 maka kontras C
1 tidak signifikan. Antara efek perlakuan kesatu dengan
efek perlakuan kedua tidak berbeda secara berarti
¨  Karena C 2 (tanda mutlak) = 138 > 86,11 maka kontras
C 2 signifikan. Ini berati ada perbedaan yang nyata
antara efek perlakuan pertama dengan rata-rata efek
tiga perlakuan lainnya.

www.debrina.lecture.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai