Anda di halaman 1dari 37

Universitas

Padjadjaran

Statistika - FMIPA
2
Pendahuluan

Desain eksperimen adalah suatu


rancangan percobaan (tiap langkah
tindakan terdefinisikan) sehingga informasi
Tujuan
yang berhubungan dengan atau
diperlukan untuk persoalan yang sedang
diteliti dapat dikumpulkan secara factual.

Informasi Penelitian
3
Prinsip Dasar dalam Desain Eksperimen

Perlakuan > Memberikan


Tunggal suatu dugaan dari
galat (kesalahan) eksperimen.
> Memperluas
Kombinasi cakupan penarikan
Pengulangan kesimpulan dari suatu eksperimen.
> Meningkatkan ketelitian suatu
eksperimen melalui pengurangan
Menjamin kesahihan atas pendugaan
Pengacakan simpangan baku
tak bias dari dari
galat nilai tengah
eksperimen
(mean) perlakuan.
Merupakan sebagian daripada
Pengendalian
keseluruhan prinsip desain yang harus
Lokal
dilaksanakan
4
Rancangan Acak
Lengkap
> Satuan percobaan yang digunakan
homogen

> Faktor luar yang dapat mempengaruhi


percobaan dapat dikontrol

Keuntungan Rancangan Acak Lengkap :
1. Perancangan dan pelaksanaannya mudah
2. Analis data sederhana
3. Fleksibel
4. Permasalahan data hilang lebih mudah ditangani
5. Tidak memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi mengenai bahan
percobaan.
6. Terdapat alternatif analisis nonparametric yang sesuai

Kerugiannya:
1. Tingkat ketepatan (presisi) percobaan mungkin tidak terlalu memuaskan
2. Hanya sesuai untuk percobaan dengan jumlah perlakuan yang tidak terlalu
banyak
3. Jumlah ulangan yang rendah akan memberikan hasil yang tidak konsisten
4. Tidak mungkin dilakukan pada kondisi lingkungan yang tidak seragam
6
Kapan seharusnya memilih RAL?

Apabila satuan percobaan benar-benar homogen


Apabila tidak ada pengetahuan/informasi sebelumnya
tentang kehomogenan satuan percobaan
Apabila jumlah perlakuan hanya sedikit
7
Contoh Kasus dengan ulangan sama

Perlakuan yang diuji ada 1, yaitu: pemberian pupuk X


Taraf yang digunakan ada 4, yaitu: 0 mg, 10 mg, 20 mg, dan 30
mg
Ulangan yang digunakan ada 5 untuk setiap tarafnya
Unit percobaan ada: 4 taraf x 5 ulangan = 20 unit,
Sedangkan respon yang dikur yaitu Bobot Basah Tanaman
(BBT) dalam gram

H0: Pemberian pupuk X tidak berpengaruh nyata terhadap BBT


H1: Pemberian pupuk X memberikan pengaruh nyata terhadap
BBT
8
Contoh Kasus dengan ulangan sama

Taraf Pupuk Ulangan ke


X (mg) 1 2 3 4 5
0 84.5735 47.0932 15.4147 38.7322 72.1766
10 33.5858 102.7964 46.0042 69.8011 28.7473
20 97.914 223.8534 213.2534 13.3564 26.7543
30 51.1697 31.3592 24.9611 61.6244 53.2427
9
Contoh Kasus dengan ulangan berbeda

Empat macam campuran makanan diberikan kepada kambing


dalam rangka percobaan untuk meningkatkan pertambahan
berat dagingnya. Untuk ini tersedia 18 ekor diantaranya 5 ekor
diberi campuran makanan pertama, 5 ekor campuran kedua, 4
ekor campuran ketiga, dan 4 ekor lagi campuran keempat.
Pengambilan tiap ekor kambing untuk dicoba dengan salah satu
dari keempat makanan yang tersedia dilakukan secara acak

H0: Pemberian campuran makanan tidak berpengaruh nyata


terhadap pertambahan berat daging
H1: Pemberian campuran makanan memberikan pengaruh
nyata terhadap pertambahan berat daging
10
Contoh Kasus dengan ulangan berbeda

Campuran Makanan Ke
Jumlah
1 2 3 4

12 14 6 9

20 15 16 14
Pertambahan
23 10 16 18
Berat
10 19 20 19

17 22
Banyak
5 5 4 4 18
Pengamatan
Jumlah 82 80 58 60 280
11
Uji Asumsi Klasik

Normalitas
Homogenitas Varians
Independensi

Kruskal-Wallis
Rancangan Acak
12

Kelompok
Rancangan Acak Kelompok adalah
suatu rancangan acak yang dilakukan
dengan mengelompokkan satuan
percobaan ke dalam grup-grup yang
homogen yang dinamakan kelompok dan
kemudian menentukan perlakuan secara
acak di dalam masing-masing kelompok
13
Tujuan Pengelompokkan

Tujuan pengelompokan satuan-satuan


percobaan tersebut adalah untuk membuat
keragaman satuan-satuan percobaan di
dalam masing-masing kelompok sekecil
mungkin sedangkan perbedaan antar
kelompok sebesar mungkin.
14
Keuntungan & Kerugian

Keungtungan
Lebih efisien dan akurat dibanding dengan RAL
Lebih Fleksibel.
Penarikan kesimpulan lebih luas, karena kita bisa
juga melihat perbedaan diantara kelompok

Kerugian
Memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa uji
hipotesis
Interaksi antara Kelompok*Perlakuan sangat sulit
15
Keuntungan & Kerugian

Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun


dengan semakin meningkatnya jumlah satuan percobaan
dalam kelompok
Derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas
galat, sehingga sensitifitasnya akan menurun terutama
apabila jumlah perlakuannya sedikit atau keragaman dalam
satuan percobaan kecil (homogen).
Memerlukan pemahaman tambahan tentang keragaman
satuan percobaan untuk suksesnya pengelompokan.
jika ada data yang hilang memerlukan perhitungan yang
lebih rumit.
16
Contoh Kasus

Hipotesis.
H0: tidak ada perbedaan empat merk mesin terhadap suku cadang XYZ.
H1: ada ada perbedaan empat merk mesin terhadap suku cadang XYZ

Perlakuan (Mesin)
Blok (Hari)
A B C D
1 260 308 323 330
2 280 358 343 345
3 298 353 350 333
4 288 323 365 363
Rancangan
Faktorial
18
Pendahuluan

Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang


perlakuannya terdiri atas semua kemungkinan kombinasi
taraf dari beberapa faktor.
Istilah faktorial lebih mengacu pada bagaimana perlakuan
yang akan diteliti disusun, tetapi tidak menyatakan
bagaimana perlakuan-perlakuan tsb. ditempatkan pada
unit-unit percobaan --- penegasan pembedaan
antara rancangan perlakuan dengan rancangan
lingkungan.
19
Pendahuluan

Jika kasus di atas diterapkan pada rancangan acak


kelompok lengkap maka disebut: Rancangan Faktorial dalam
Rancangan Acak Kelompok Lengkap atau Faktorial RAKL
Jika kasus di atas diterapkan pada rancangan acak lengkap
maka disebut: Rancangan Faktorial dalam Rancangan Acak
Lengkap atau Faktorial RAL
20

Rancangan Faktorial
Dalam Rancangan Acak
Lengkap (Faktorial RAL)
21
Faktorial RAL

Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB adalah


rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua peubah bebas
(Faktor) dalam klasfikasi silang yaitu faktor A yang terdiri dari a
taraf dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor
tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi
dimasudkan bahwa pengaruh suatu faktor tergantung dari taraf
faktor yang lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi interaksi
berarti berarti pengaruh suatu faktor tetap pada setiap taraf
faktor yang lain. Jadi bila tidak terjadi interaksi antar taraf-taraf
suatu faktor saling sejajar satu sama lainnya, sebaliknya bila
ada interaksi tidak saling sejajar.
22
Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan
1. Dapat diketahui interaksi 2 faktor dan besar pengaruh
utama
2. Informasi yang diperoleh lebih komprehensif karena kita
bisa mempelajari pengaruh utama dan interaksi
3. Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi
yang lebih luas karena kita mempelajari kombinasi dari
berbagai faktor.
23
Kelebihan & Kekurangan

Kekurangan
1. Makin banyak faktor yang di teliti, perlakuan kombinasi
meningkat
2. Analisis Statistika menjadi lebih kompleks
3. Terdapat kesulitan dalam menyediakan satuan percobaan
yang relatif homogen pengaruh dari kombinasi perlakuan
tertentu mungkin tidak berarti apa-apa sehingga terjadi
pemborosan sumberdaya yang ada
24
Contoh Kasus

Seorang mahasiswa Ilmu Tanah Unpad melaksanakan penelitian


inkubasi tanah di rumah kaca tentang pengaruh kapur dan bahan
organik terhadap kejenuhan Al (%) tanah Ultisols Kentrong.
Percobaan menggunakan rancangan Faktorial RAL dengan 4 kali
ulangan. Faktor pertama, kapur (A) diberikan sebanyak 3 taraf yaitu:
a0 = 0 ton/ha, a1 = 5 ton/ha dan a2 = 10 ton/ha. Faktor kedua,
bahan organik (B) diberikan sebanyak 3 taraf yaitu: b0 = 0 ton/ha, b1 =
10 ton/ha, b2 = 20 ton/ha. Cobalah anda bantu mahasiswa tersebut
untuk mendapatkan kesimpulan apakah terjadi interaksi antara kapur
dan bahan organik terhadap kejenuhan Al tanah Ultisols Kentrong?
(Ket: diuji pada taraf 5%, r = ulangan = 4, taraf faktor a = 3, taraf
faktor b = 3). Data mentah sbb.:
25
Contoh Kasus

H01: tidak terdapat pengaruh antara kapur terhadap kejenuhan Al (%) tanah
Ultisols Kentrong
H11: terdapat pengaruh antara kapur terhadap kejenuhan Al (%) tanah Ultisols
Kentrong

H02: tidak terdapat pengaruh bahan organik terhadap kejenuhan Al (%) tanah
Ultisols Kentrong
H12: terdapat pengaruh bahan organik terhadap kejenuhan Al (%) tanah
Ultisols Kentrong

H03: tidak terdapat pengaruh interaksi antara kapur dan bahan organik
terhadap kejenuhan Al (%) tanah Ultisols Kentrong
H13: terdapat pengaruh interaksi antara kapur dan bahan organik terhadap
kejenuhan Al (%) tanah Ultisols Kentrong

Rancangan Faktorial
Dalam Rancangan
Acak Kelompok
(Faktorial RAK)
28
Faktorial RAK

Percobaan Faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok


(RAK) adalah percobaan dimana faktor yang dicobakan lebih dari satu
faktor dan menggunakan RAK sebagai rancangan percobaannya.
Rancangan ini dipilih apabila satuan percobaan yang digunakan tidak
seragam, sehingga perlu pengelompokan, sedangkan pada RAL Faktorial,
satuan percobaan relatif seragam sehingga tidak perlu adanya
pengelompokkan. Pada prinsipnya percobaan RAK Faktorial sama
dengan percobaan RAKL tunggal yang telah dibahas sebelumnya namun
dalam percobaan ini terdiri dari dua faktor atau lebih.
29 Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan
1. Analisis statistiknya masih bersifat sederhana, sama seperti pada
rancangan acak lengkap faktorial.
2.Jika tujuan pengelompokan terpenuhi, rancangan acak kelompok faktorial
memberikan presisi dan efisiensi yang lebih tinggi dibanding rancangan
acak lengkap faktorial.
3. Jika ada satu atau dua data yang hilang, analisis statistic masih dapat
dilanjutkan dengan teknik data hilang.
30 Kelebihan & Kekurangan

Kekurangan
Rancangan acak kelompok faktorial juga memiliki
kelemahan yaitu bila perlakuannya banyak maka luas
kelompok percobaannya juga bertambah besar, sehingga
ragam dalam kelompok menjadi besar, ragam galat menjadi
besar dan uji F menjadi kurang peka (sugiarto, 1994). Jika
tujuan pengelompokan tidak terpenuhi, presisi dan efisiensi
penggunaan rancangan acak kelompok factorial lebih rendah
dari rancangan acak lengkap faktorial karena berkurangnya
derajat bebas untuk galat percobaan.
31
Contoh Kasus

Seorang mahasiswa Ilmu Tanah Unpad melaksanakan penelitian di


lahan tentang pengaruh olah tanah dan bahan organik terhadap indeks
stabilitas agregat tanah Ultisols Kentrong. Percobaan menggunakan rancangan
Faktorial RAK dengan 3 kali ulangan dalam bentuk kelompok karena terdapat
3 variasi kemiringan tanah. Faktor pertama, olah tanah (A) diberikan sebanyak
3 taraf yaitu: a1 = conservation tillage, a2 = minimum tillage, a3 = zero
tillage. Faktor kedua, bahan organik (B) diberikan sebanyak 4 taraf yaitu: b0
= 0 ton/ha, b1 = 10 ton/ha, b2 = 20 ton/ha, b3 = 30 ton/ha. Cobalah anda bantu
mahasiswa tersebut untuk mendapatkan kesimpulan apakah terjadi interaksi
antara olah tanah dan bahan organik terhadap indeks stabilitas agregat
tanah Ultisols Kentrong? (Ket: diuji pada taraf 5%, r = ulangan = kelompok = 3,
taraf faktor a = 3, taraf faktor b = 4). Data mentah sbb.:
32
Contoh Kasus

H01: tidak terdapat pengaruh antara olah tanah terhadap indeks stabilitas
agregat tanah utisols kentrong
H11: terdapat pengaruh antara olah tanah terhadap indeks stabilitas agregat
tanah utisols kentrong

H02:tidak terdapat pengaruh antara bahan organik terhadap indeks stabilitas


agregat tanah utisols kentrong
H12: terdapat pengaruh antara bahan organik terhadap indeks stabilitas agregat
tanah utisols kentrong

H03: tidak terdapat pengaruh bersama antara olah tanah dan bahan organik
terhadap indeks stabilitas agregat tanah utisols kentrong
H13: terdapat pengaruh bersama antara olah tanah dan bahan organik terhadap
indeks stabilitas agregat tanah utisols kentrong
33
Rancangan
34

Split Plot
Split Splot Design merupakan percobaan faktorial
atau dengan kata lain setiap percobaan yang
menggunakan split splot design pasti faktorial,
tetapi setiap percobaan faktorial tidak selalu split
splot design.
Faktor dengan derajat ketelitian yang lebih rendah
disebut sebagai faktor utama (main plot faktor),
sedangkan faktor dengan ketelitian yang lebih
tinggi disebut faktor anak petak (sub plot faktor).
35
Contoh Kasus

Temperatur
Replikasi Lama Pembakaran
600 620 640 660
5 162 122 160 201
I 10 201 138 170 227
15 175 147 182 172
5 188 126 229 223
II 10 233 185 186 181
15 213 152 161 156
5 217 158 167 182
III 10 170 130 181 201
15 195 180 155 199
36
Contoh Kasus

H01: tidak terdapat pengaruh antara temperatur terhadap umur komponen kompor
listrik
H11: terdapat pengaruh antara temperatur terhadap umur komponen kompor
listrik

H02:tidak terdapat pengaruh antara lama pembakaran terhadap umur komponen


kompor listrik
H12: terdapat pengaruh antara lama pembakaran terhadap umur komponen
kompor listrik

H03: tidak terdapat pengaruh interaksi antara temperatur dan lama pembakaran
terhadap umur komponen kompor listrik
H13: terdapat pengaruh interaksi antara temperatur dan lama pembakaran
terhadap umur komponen kompor listrik
37
Thanks For Your Attention
Vania Regina (140610140018)
Pembimbing : Chotimatul Azmi, SP.,M.Agr

Ristanti Febriana P. (140610140024)


Pembimbing : Nurmalita Waluyo, SP

Riestiawati D. (140610140006)
Pembimbing : Dr. Ir. Darkam Musaddad, M.Si.

Nurul Hikmah (140610140020)


Pembimbing : Ir. Neni Gunaeni

Anda mungkin juga menyukai