Anda di halaman 1dari 7

PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN LANGKAH KATUP

Kelompok 1 ( Absen 1-6 )

Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang


Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
Email : mesin@polines.ac.id

Abstrak
Mesin diesel merupakan jenis motor bakar empat langkah yang menggunakan bahan bakar
solar. Motor bakar merupakan sebutan dari mesin yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga
gerak, mesin diesel banyak digunakan untuk penggunaan yang memerlukan torsi dan daya yang
tinggi. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui clearance dan Panjang langkah katup
mesin diesel. Hasil observasi dan perhitungan menunjukan clearance katup intake sebesar 0.18
mm dan exhaust sebesar 0.25 mm, dan untuk langkah katup intake 5.9 mm serta langkah katup
exhaust 5.8 mm.

Kata kunci : Katup, Langkah katup, intake, exhaust, diesel.

1. PENDAHULUAN

Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam yang mengubah tenaga panas
menjadi tenaga gerak Proses kerja motor bakar empat langkah terdiri dari langkah hisap,
Langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah buang. Untuk menghasilkan tenaga yang
optimal diperlukan suatu sistem pemenuhan campuran bahan bakar dan udara yang baik serta
pembakaran yang sempurna. Pembakaran tersebut menghasilkan panas yang diubah menjadi
tenaga kerja melalui gerak putaran poros engkol dan naik turunnya piston.
Untuk menghasilkan panas pada mesin, ruang silinder di atas torak harus rapat, tidak
boleh ada kebocoran gas pada saat langkah kompresi maupun langkah kerja. Pada silinder
untuk mencapai keadaan agar tidak ada kebocoran, maka dilengkapi dengan katup. Katup yang
dipasang terdiri dari katup masuk dan katup buang.
Katup masuk adalah katup yang digunakan untuk membuka dan menutup saluran
masuk sehingga campuran udara dan bahan bakar dapat masuk ke dalam silinder, sedangkan
katup buang adalah katup yang digunakan untuk membuka dan menutup saluran pembuangan
sehingga gas buang dapat keluar dari dalam silinder (ruang bakar). Banyaknya campuran udara
dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder (ruang bakar) sangat mempengaruhi performa
mesin. Pengaturan campuran udara dan bahan bakar yang masuk dan gas sisa yang dibuang
keluar silinder dipengaruhi oleh rapat renggangnya katup.
2. DASAR TEORI
2.1 Pengertian Mekanisme Katup

Jika diterjemahkan, maka mekanisme katup adalah sebuah rangkaian mekanis yang
tersistematis untuk membuka saluran intake disaat piston berada pada fase hisap, dan membuka
saluran exhaust ketika posisi piston berada pada fase buang. Secara desain, keberadaan
mekanisme katup tentu saja membuat mesin terlihat lebih rumit. Karena perlu satu rangkaian
roda gigi dari crankshaft ke camshaft. Mekanisme katup hanya terdapat pada mesin 4 tak. Pada
mesin 2 tak, saluran keluar masuk udara kedalam ruang bakar diatur langsung oleh piston.
Dengan kata lain dinding piston yang akan menutup saliran intake dan exhaust. Sementara pada
mesin 4 tak, udara disuplai dari kepala silinder, sehingga perlu sebuah mekanisme yang kite
kenal Valve Mechanism.

2.2 Jenis jenis mekanisme katup


Dilihat dari konstruksinya, maka secara garis besar mekanisme katup dibagi menjadi
dua macam, yaitu ;
1. Mekanisme OHV
OHV(Over head Valve) adalah sebuah rangkaian katup dengan camshaft yang terletak
didalam blok silinder. secara desain memang rumit, karena camshaft yang langsung
terhubung dengan roda gigi sproket crankshaft harus menekan valve lifter dan pushrod
sebelum menggerakan katup. Sehingga kurang efisien. Hal inilah yang menjadikan
mekanisme ini sudah tidak lagi dipakai dalam mesin mobil.

2. Mekanisme Katup OHC


OHC(Overhead Camshaft) adalah rangkaian katup dengan camshaft yang berada pada kepala
silinder untuk menekan katup secara langsung tanpa melalui pushrod. Sistem OHC diciptakan
untuk menggantikan OHV yang dinilai rumit dan kurang efisien. Katup OHC sendiri dibagi
mejadi dua jenis
 SOHC (Single Overhead Camshaft) Hanya memiliki sebuah camshaft untuk menekan
katup hisap dan katup buang. Biasanya ditemui pada mesin sepeda motor.
 DOHC (Double-Overhead Camshaft) Memiliki dua buah camshaft yang masing-
masing menekan katup hisap dan katup buang. Biasanya, mesin dengan katup DOHC
dikonfigurasikan dengan 4 buah katup dalam satu silinder. sistem ini banyak ditemui
pada mesin mobil kekinian.
2.3 Cara Kerja Mekanisme Katup

1. Cara Kerja Katup OHV

 Saat poros engkol berputar, gigi sproket pada crankshaft akan memutar gigi sproket
poros nok. Akibatnya poros nok ikut berputar selama poros engkol berputar.
 Putaran poros nok akan memutas cam atau tonjolan, ketika tonjolan tersebut menyentuh
valve lifter maka valve lifter akan terangkat.
 Push rod akan menghubungkan gerakan valve lifter ke rocker arm.
 Akibatnya terjadi efek ayunan, ketika ujung rocker arm terangkat, maka ujung lainya
aka menekan katup.
 Saat katup tertekan rocker arm, maka katup akan terbuka.
 Ketika tekanan dari rocker arm usai, pegas katup akan mengembalikan posisi katup ke
semula.
2. Cara Kerja katup OHC

 Pada katup OHC, juga prinsipnya sama ketika poros engkol berputar maka poros nok
ikut berputar. Tapi karena poros nok terletak di kepala silinder, maka diperlukan sebuah
belt atau chain untuk menghubungkan putaran kedua poros.
 Saat poros nok berputar, maka tonjolan akan langsung menekan rocker arm. Dan ketika
tonjolan tersebut berputar, maka pegas katup akan mengembalikan posisi valve ke
semula.
 Pada beberapa tipe, biasanya OHC dilengkapi dengan rocker arm yang terletak diantara
valve dan cam. Fungsinya sebagai pengatur celah katup dengan metode HLA
(Hydraulic Lash Adjuster).
Selanjutnya, mekanisme katup akan bekerja secara otomatis selama mesin poros engkol
berputar. Letak posisi hubungan camshatf dengan camshaft juga tidak sembarangan, biasanya
ada penempatan timing khsusus yang bertujuan untuk menghindari timing missed. Saat timing
katup tidak sesuai, maka katup akan membuka tidak pada saatnya. Akibatnya bukan hanya
mesin yang tidak hidup, tapi komponen mekanisme katup juga berpotensi rusak. Jumlah mata
gigi poros nok dua kali lebih banyak dibandingkan jumlah mata gigi poros engkol. Tujuannya,
agar saat crankshaft berputar dua kali camshaft hanya berputar sekali putaran. Kita tahu sendiri,
satu fase mesin empat tak terdiri dari dua putaran engkol. Namun pembukaan katup hanya
berlangsung sekali pada satu fase. Sehingga konstruksi mekanisme katup dibuat dengan
perbandingan 1 : 2 (satu putaran camshaft = dua putaran engkol).
3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan

1. 1 unit mesin bensin


2. 1 klem C
3. 1 set kunci pas & ring
4. 1 set obeng + -
5. 1 set kunci shock
6. 1 micrometer
7. 1 jangka sorong
8. 1 palu karet
9. 1 penyiku
10. 1 mistar baja

3.2 Langkah – Langkah Pengujian

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Melepaskan seluruh komponen yang ada pada silinder head
3. Mengidentifikasi komponen mekanisme katup pada mesin
4. Membersihkan komponen
5. Menyiapkan data untuk laporan
6. Memasang kembali komponen dengan urutan kerja yang benar
7. Membuat laporan

4. DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Pengukuran
Diameter batang katup
Valve Valve Valve Valve
Saluran Sumbu Posisi
1 (mm) 2 (mm) 3 (mm) 4 (mm)
1 7,96 7,96 7,97 7,96
X 2 7,94 7,94 7,965 7,96
3 7,965 7,92 7,97 7,97
Exhaust
1 7,955 7,96 7,96 7,95
Y 2 7,93 7,94 7,95 7,96
3 7,965 7,92 7,98 7,935
Kondisi Pegas Baik Baik Baik Baik
1 7,97 7,95 7,96 7,96
X 2 7,945 7,93 7,94 7,95
3 7,91 7,97 7,96 7,97
Intake 1 7,965 7,96 7,955 7,955
Y 2 7,95 7,92 7,92 7,94
3 7,92 7,97 7,932 7,96
Kondisi Pegas Baik Baik Baik Baik

Diameter kepala katup


Valve Valve Valve Valve
Saluran Sumbu
1 (mm) 2 (mm) 3 (mm) 4 (mm)
X 28,64 28,55 28,5 28,76
Exhaust
Y 28,7 28,62 28,51 28,66
X 36,02 36,02 35,95 35,97
Intake
Y 36,04 36,05 35,98 36,01

Panjang langkah katup

d H l
Camshaft Posisi (mm) (mm) (mm)
1 Intake 32,1 38 5,9
2 Exhaust 32,1 37,9 5,8
3 Exhaust 32,1 37,95 5,85
4 Intake 32,1 38 5,9
5 Intake 32,1 38 5,9
6 Exhaust 32,1 37,9 5,8
7 Exhaust 32,1 37,85 5,75
8 Intake 32,1 37 4,9

Clearance katup
Intake 0,18 mm
Exhaust 0,25 mm
4.2 Pembahsan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa untuk dimensi setiap katup intake maupun exhaust
terdapat perbedaan pada bagian diameter kepala katup dimana untuk dimensi katup terbesar
terdapat pada valve 2 masing-masing untuk intake sumbu x 28.55 mm dan sumbu y 28.62 mm,
untuk exhaust sumbu x 36.02 mm dan sumbu y 36.05 mm. sedangkan untuk hasil pengukuran
terkecil didapat pada valve 3 masing-masing untuk intake sumbu x 28.5 mm dan sumbu y
28.51 mm, untuk exhaust sumbu x 35.97 mm dan sumbu y 35.98 mm. Dimensi kepala katup
intake lebih besar dibandingkan dengan dimensi kepala katup exhaust hal ini berkaitan dengan
proses pemasukan bahan bakar dan proses kompresi, dimana untuk proses intake diperlukan
pasokan campuran bahan bakar yang lebih besar dengan waktu yang cepat sehingga dimensi
kepala katup harus lebih besar dibanding exhaust.
untuk kompresi, kepala katup exhaust dibuat lebih kecil dari kepala katup intake hal ini
berkaitan dengan tekanan untuk proses ekpansi dan proses blowdown gas buang. Untuk
Panjang langkah katup terdapat perbedaan yang signifikan pada camshaft 7 untuk exhaust dan
camshaft 8 untuk intake bila dibandingkan dengan Panjang langkah camshaft yang lainnya hal
ini menandakan bahwa kedua katup tersebut memiliki bukaan yang relative lebih kecil
disbanding dengan yang lainnya, karena Panjang langkah katup berbanding lurus dengan luas
bukaan katup.

5. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan proses observasi dan pengambilan
data yakni :
a. Diameter kepala katup intake lebih besar dibandingkan dengan diameter kepala katup
exhaust, hal ini berkaitan dengan pemasukan campuran bahan bakar dan proses
kompresi-ekspansi.
b. Panjang langkah katup berbanding lurus dengan bukaan katup yang terjadi, dimana
ketika Panjang langkah katup besar maka bukaan katup yang terjadi akan lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Pariadi. 2011. Mekanisme Katup dan Automatic Timer TMD. Diakses 09.59 WIB 07 Mei
2019. https://www.scribd.com/user/65394381/pariadi-36b/uploads
Utama, Firmansyah P. 2016. Analisa Mekanisme Katup Dan Sistem Pengapian Pada
Rancang Bangun Media Pembelajaran Mesin Bensin Kijang Seri 3k. JRM Volume
03 Nomor 03.

Anda mungkin juga menyukai