Anda di halaman 1dari 16

Laporan Penelitian Cabai Panjang

Disusun Oleh :

1. Laela Haerunnisa (J1B02310102)


2. M. Doni Saputra (J1B02310105)
3. M. Kevin Noviansyah (J1B02310113)
4. Muthiah Nur Azizah (J1B02310116)
5. Jefry Samuel Fangidae (J1B02310129)
6. Lalu Suranggana Tilar N. (J1B02310132)
7. M. Prayogi Gyananta (J1B02310136)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat
pada waktunya. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Ayu
Widhiantari S. TP., MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Pertanian dan
Biosistem. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pertanian dan
Biosistem yang dibimbing oleh Ibu Ida Ayu Widhiantari S. TP., MP

Mataram, 9 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................................4

BAB II......................................................................................................................7

METODE PENELITIAN.........................................................................................7

2.1 Waktu dan tempat penelitian..........................................................................7

2.2 Alat-alat dan bahan yang digunakan..............................................................7

2.3 Metode yang digunakan.................................................................................7

BAB III....................................................................................................................8

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................8

3.1 Tabel Data Pengukuran Respon Tanaman Cabai Panjang..............................8

3.2 Grafik Pengukuran Respon Tanaman Cabai Panjang.....................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman cabai panjang (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu
tanaman hortikultura yang termasuk komoditas penting di indonesia karena
tanaman cabai panjang mempunyai nilai ekonomis yang cukup yang tinggi
karena tanaman cabai dapat diusahakan selama dua setengah tahun selama
musim tanam. Walaupun demikian pada saat tertentu harga cabai melonjak
naik sehingga memberikan nilai yang sangat prospektif dan potensial dalam
upaya peningkatan taraf hidup petani. Cabai Panjang (Capsicum annuum L.)
juga memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk dikembangkan karena
cukup penting peranannya baik untuk kebutuhan konsumsi nasional maupun
komoditas ekspor.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana tahap pengolahan tanah?
b) Apa alat yang digunakan pada budidaya tanam?
c) Bagaimana tekstur tanah?
d) Bagaimana pemilihan pada benih?
e) Berapa umur tanaman saat kunjungan?
f) Kapan waktu panen?
g) Bagaimana cara mengatasi serangan opt pada tanaman dan apa saja
serangan opt yang ada pada tanaman cabai di Greenhouse?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah meneliti budidaya tanaman
cabai di Greenhouse.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang termasuk komoditas penting di Indonesia karena sangat
prospektif dan potensial dalam upaya peningkatan taraf hidup petani. Kendala
utama yang dihadapi tanaman cabai merah ialah terdapat curah hujan yang tinggi
dapat menyebabkan terjadinya kerontokan bunga dan buah yang terbentuk
(Kurniawan et al., 2016).
Permasalahan yang dihadapi dari tanaman cabai besar meliputi cuaca atau iklim
yang tidak menentu disaat awal penanaman dan dari varietas cabai merah sendiri
yang rentan atau tidak tahan terhadap serangan penyakit sehingga dapat
menurunkan hasil produktivitas setiap masa panen. Antraknosa adalah salah satu
penyakit utama pada tanaman cabai besar selain layu bakteri dan virus gemini.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp yang dapat menurunkan
produksi dan kualitas cabai merah sebesar 45-60%. Pada tanaman dewasa dapat
menyebabkan mati pucuk (dieback), kemudian diikuti infeksi lebih lanjut pada
buah (Palupi et al., n.d.)

Penyebab kerusakan atau kehilangan hasil cabai disebabkan pemanenan


dilakukan pada saat terlalu muda atau terlalu matang, alat panen tidak higienis,
transportasi tidak higienis, terdapat hama dan penyakit, sistem bongkar muat yang
kurang hati-hati, sistem pengangkutan yang tidak baik, termasuk sanitasi
lingkungan pasar yang buruk. Penanganan pascapanen cabai merah di Indonesia
umumnya masih sederhana sehingga tingkat kerusakannya sangat tinggi berkisar
antara 0,8 - 10,6%. Hal ini terjadi karena fasilitas dan pengetahuan petani tentang
penanganan pascapanen masih terbatas. Pascapanen cabai menjadi andalan dalam
mempertahankan dan meningkatkan nilai jual produk yang dituntut prima oleh
konsumen, maka petani cabai perlu memiliki pengetahuan tentang penanganan
komoditas yang mudah rusak agar kesegarannya dapat dipertahankan lebih dari 2

5
hari. Beberapa hasil penelitian menunjukkan cabai tergolong sayuran yang mudah
rusak dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar (Munika,2015).

Salah satu varietas cabai unggul yaitu varietas Kencana. Varietas cabai merah
Kencana memiliki beberapa keunggulan yaitu potensi hasil produksi mencapai
18,4 ton ha-1 dan jumlah buah mencapai 1000 buah per tanaman. Varietas unggul
lainnya yaitu varietas cabai merah Laba F1 memiliki keunggulan yaitu dapat
tumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, tahan terhadap penyakit
busuk akar dan layu bakteri. Varietas cabai merah Lado F1 memiliki banyak
keunggulan yaitu tahan terhadap beberapa penyakit layu fusarium dan tahan
terhadap hama seperti ulat daun, wereng dan walang sangit. Cabai merah varietas
Lado F1 ini dapat menghasilkan buah yang lebih banyak dan menguntungkan dari
pada varietas lain serta memiliki umur panen 115-120 HST (Andani et al., 2020).

Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu tanaman rempah-rempah


terpenting di dunia dan tumbuh di semua musim dan wilayah Bangladesh. Hasil
rata-rata cabai adalah 0,042 t ha-1 yang sangat rendah dibandingkan dengan hasil
cabai lainnya di negara-negara berkembang di dunia (Anonim, 2003).
Perkecambahan biji cabai yang tertunda dan tidak menentu adalah salah satu
alasan rendahnya hasil cabai. Ada banyak faktor yang bertanggung jawab atas
perkecambahan biji cabai yang tertunda dan tidak menentu. Di antara berbagai
faktor, penyakit dominan. Penyakit jamur memainkan peran penting dalam
mengurangi perkecambahan cabai. Imbibisi air adalah langkah pertama dalam
perkecambahan biji. Tetapi ladang tanaman mungkin tidak memiliki kadar air
yang memadai untuk hal yang sama, sehingga perkecambahan yang buruk dan
tertunda terjadi. Untuk mengatasi hal ini, petani terlebih dahulu merendam benih
dalam air biasa selama beberapa jam. Tetapi ini dapat menyebabkan kerusakan
benih dengan lebih dari satu cara. Dari mereka, yang utama adalah bahwa,
kelebihan air mungkin terperangkap di daerah sumbu embrionik, zona nodal dan
kotiledon. Hal ini menyebabkan mati lemas, mengakibatkan perkecambahan
tertunda dan buruk serta pertumbuhan bibit yang lemah (Heydecker, 1977). Genus

6
Trichoderma terdiri dari sejumlah besar strain jamur yang bertindak sebagai agen
kontrol biologis (Ahsanur, dkk, 2012).

7
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2024. Lokasi penelitian di
Nyurlembang, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

3.2 Alat-alat dan bahan yang digunakan


Bahan yang digunakan adalah 10 tanaman cabai Panjang dan alat yang
digunakan adalah penggaris, kamera hp, dan alat tulis.

3.3 Metode yang digunakan


Pengamatan yang dilakukan adalah pengukuran data respon tanaman seperti
tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun dari 10 sampel tanaman. Data yang
diperoleh diolah dalam bentuk grafik dan table.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian penanaman cabai dilakukan di Greenhouse. Sistem
penanaman ini menggunakan polybag sebagai gambaran karena penggunaan lahan
yang terbatas. Pemupukan dilakukan 2 pekan sekali atau 14 hari sekali. Metode
penyiraman pada tanaman cabai ini menggunakan teknik penyiraman manual,
ketika baru di tanam dilakukan penyiraman 1 kali sehari hingga pekan kedua.
Masuk pekan ke-2 tanaman cabai di siram 2 kali sehari pagi dan sore karena di
dalam Greenhouse terjadi penguapan yang tinggi.

4.1.1 Tabel Data Pengukuran Respon Tanaman Cabai Panjang

Tabel Data Pengukuran Respon Tanaman Cabai Panjang

No sampel Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun Rata rata luas daun
1 36 24 12.29444
2 35.4 18 12.13
3 29.5 17 11.88727
4 30.7 20 11.97769
5 29.6 22 14.194
6 29.6 19 13.01230769
7 25.8 21 12.86333
8 27.3 22 12.32071
9 28.5 19 10.2125
10 23.5 21 12.836
Rata rata 29.59 20.3 12.37282

9
4.2.2 Grafik Pengukuran Respon Tanaman Cabai Panjang

10
4.2 Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang budidaya tanaman cabai di Greenhouse.
Berdasarkan hasil penelitian kami, untuk mendapatkan tanah yang subur
dilakukan pencampuran media tanam. Pencampuran media tanam yang dilakukan
pada Greenhouse UNRAM FARMING memerlukan 3 bahan yaitu tanah, sekam
bakar dan pupuk kandang. Penanaman cabai di Greenhouse menggunakan
reflektor manual dengan menggunakan alat seperti cepang dan sekop, sedangakan
untuk alat penyiramannya menggunakan gembor, selang atau memakai ember
secara manual. Sistem penanaman cabai di Greenhouse menggunakan polybag
karena sebagai gambaran untuk penggunakan lahan yang terbatas, misalnya
diperkotaan.

Dengan pencampuran media tanam pada tanah dapat meningkatkan kualitas


tanah karena menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman sehingga tanah
menjadi gembur dan subur. Tanah yang memiliki tekstur yang lempung berfungsi
untuk mengikat berbagai mineral sehingga tidak mudah terbawa oleh air. Oleh
karena itu tanah yang subur seharusnya bertekstur lempung namun tingkat tekstur
lempung jangan terlalu tinggi karena akan berakibat menggenangnya air yang
akan merusak perakaran.

Benih yang ditanam adalah benih yang memiliki varietas unggul, dibeli di toko
pertanian. Umur tanaman saat kunjungan sekitar 20 hari. Diperkirakaan tanaman

11
cabai akan panen sekitar umur 75-90 hari. Terkadang tanaman cabai panen lebih
cepat, terkadang juga lambat. Hal tersebut biasanya di pengaruhi oleh faktor-
faktor tertentu. Salah satunya adalah manajemen tanaman. Praktik-praktik
manajemen tanaman, seperti pemupukan, irigasi, pengendalian gulma,
pengendalian hama, dan penyakit itu akan mempengaruhi produktivitas tanaman
dan hasil panen.

Jenis jenis hama

1. Kutu daun
Kutu daun adalah spesies serangga kecil pemakan getah tanaman. Kutu
daun hidup secara berkelompok, berwarna hitam,coklat atau hijau.
Dampak dari hama ini adalah daun yang diserang akan
mengkerut,mengeriting dan melingkat, menyebabkan pertumbuhan
tanaman terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Menurut narasumber Cara
yang dapat digunakan untuk mengatasi hama kutu daun adalah
menggunakan penyemprotan air sabun untuk meluruhkan lapisan lilin
pada kutu daun.
2. Trips
Thysanoptera atau penggorok daun adalah hama kutu yang menghisap
pucuk daun, berukuran kecil antara 1 hingga 1.2 mm berwarna hitam
dengan bercak merah. Dampak dari hama ini adalah dapat merusak tunas,
daun, dan bunga dengan menusuk jaringan tanaman dan mengisap cairan
tanaman.Untuk mengatasi hama trips ini adalah dengan cara menggunakan
insektisida yang berbahan aktif seperti abamektin, karbosulfan, fibronil
atau imidakloprid.
3. Lalat buah
Lalat buah adalah hama yang paling merugikan dalam budidaya tanaman
dengan ciri ciri dari lalat buah ini adalah mempunyai tubuh yang berbuku
buku, baik ruas tubuh utama maupun alat tambahan, misalnya kaki dan
antena. Dampak dari hama ini dapat merusak bunga, produksi buah
menurun dan kualitas hasil panen menjadi buruk.

12
Menurut narasumber pada Greenhouse UNRAM FARMNG sedang
dilakukan uji coba menggunakan pestisida organik yaitu pestisida nabati
dan ecoenzim. Pestisida nabati merupakan jenis pestisida yang
memanfaatkan kandungan bahan aktif yang terdapat pada tumbuhan untuk
mengendalikan OPT. Kentungan menggunakan pestisida nabati adalah
dapat menciptakan lingkungan yang aman untuk manusia, hewan dan
dapat juga menghasilkan produk yang segar. Dosis yang digunakan dua
sampai tiga tutup botol perliter . pestisida nabati biasanya di buat dengan
daun-daun tumbuhan, bunga dan juga buah. Sedangkan pestisida ecoenzim
adalah jenis pestisida organik yang terbuat dari kulit buah yang
difermentasikan keuntungan menggunakan pestisida ini sama dengan
pestisida nabati. Dosis yang digunakan pada pestisida ecoenzim adalah
satu tutup botol perliter.
Berdasarkan tabel 4.1.1 terdapat tabel data pengukuran respon tanaman
cabai. Terdapat 10 sampel tanaman dengan pengukuran tinggi tanaman,
luas daun dan jumlah daun. Didapatkan rata-rata tinggi tanaman 29,59.
Rata-rata banyak daun 20,3 dan rata-rata luas daun 12.37282. Pada tabel
4.2.2 terdapat grafik pengukuran respon tanaman cabai panjang.

13
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, budidaya tanaman cabai pada


Greenhouse adalah dengan memanfaatkan polybag yang di isi dengan 3 bahan
yaitu tanah, pupuk kandang dan sekam bakar sebagai media tanam. Media
penanaman menggunakan polybag memiliki tujuan agar menghemat tempat pada
Greenhouse, hal ini dikarenakan lahan pada Greenhouse tidak cukup luas
sehingga media penanaman menggunakan polybag adalah cara yang efisien untuk
menghemat tempat atau lahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andani, R., Rahmawati, M., & Hayati, M. (2020). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai
(Capsicum annuum L.) Akibat Perbedaan Jenis Media Tanam dan Varietas Secara
Hidroponik Substrat Growth and yield of paper (Capsicum annuum L.) due to differences
in the type of planting media and varieties in hydroponic substrates. JFP Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian, 5(2). www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Biosci, I. J., Ahsanur Rahman, M., Sultana, R., Ferdousi Begum, M., Firoz Alam, M.,
& Author, C. (2012). 46 Rahman et al. Effect of culture filtrates of Trichoderma
on seed germination and seedling growth in chili International Journal of
Biosciences (IJB). 2(4), 46–55. http://www.innspub.net

Rochayat, Y. ∙ V.R. Munika. Respon kualitas dan ketahanan simpan cabai merah
(Capsicum annuum L.) dengan penggunaan jenis bahan pengemas dan tingkat
kematangan buah. Jurnal Kultivasi Vol. 14(1) Maret 2015

Kurniawan, F., dan Moch Nawawi Jurusan Budidaya Pertanian, K., & Pertanian, F.
(2016). RESPON DUA VARIETAS CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
TERHADAP PEMBERIAN IAA (INDOLE ACETIC ACID) THE RESPONSE
OF TWO VARIETIES OF RED CHILI (Capsicum annuum L.) ON
APPLICATION OF IAA (INDOLE ACETIC ACID). Jurnal Produksi Tanaman,
4(8), 660–666.

Palupi, H., Yulianah, I., Jurusan, R., Pertanian, B., & Pertanian, F. (n.d.). RESISTANCE
TEST LINE OF 14 CHILI (Capsicum annuum L.) TO DISEASE ANTRHACNOSE
(Colletotrichum spp) AND BACTERIA WILT (Ralstonia solanecearum).

15
Lampiran

16

Anda mungkin juga menyukai