Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEMULIAAN TANAMAN

Pemuliaan tanaman tomat

Oleh :

Kelompok 10

1. M.jais ( 20011014052 )
2. Dicky Zulkarnaen ( 21011014058 )
3. Mulyati ( 20011014047 )

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Itulah pujian yang kami
Panjatkan atas kehadirat Maha besar-Nya Allah swt karena atas limpahan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “pemuliaan tanaman tomat ” dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pemuliaan tanaman.
menyadari penulisan makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kelemahan maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari bapak dosen dan pembaca sekalian.

Makassar, 14 Juni 2022

Penulis

ii
Kelompok 10

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL ..........................................................................................……………… i
KATA PENGANTAR .....................................................................……………... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................…………….. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................……………... 1

A. Latar belakang........................................................................……………... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................……………... 2


A. Tanaman tomat ......................................................................... 3
B. Budidaya tanaman tomat .......................................................... 4
III. Strategi pengelolaan hara kedepan ......................................... 16
BAB III PENUTUP ......................................................................... 18
I. Kesimpulan............................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan


genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan
tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman,
kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada
kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan
penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman
yang lebih bermanfaat.

Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya


tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga
buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki
keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia.

Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik:
memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya. Kultivar juga dikenal
awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu sama artinya. Aplikasi kultivar
unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau,
suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan
dunia, khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis,
pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal
atau hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

Melihat situasi yang demikian, maka dalam makalah ini penulis mengambil judul
“Hasil Pemuliaan Tanaman Tomat”. Diharapkan agar masyarakat terutama yang bergerak di
bidang pertanian dapat lebih meningkatkan mutu kualitas tanaman.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill. )

Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)

Species :  Lycopersicon esculentum Mill.

Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau
xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke
seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran
tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar
kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat
ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat
sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat,
protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi
sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan
pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan.

6
B.  Budidaya Tanaman Tomat

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas
dan kualitas masih rendah. Bunga tanaman tomat berukuran kecil berdiameter sekitar 2 cm
dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian daerah atau pangkal bunga. Bagian lain dari bunga tomat adalah
mahkota bunga yaitu bagian terindah dari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna
kuning cerah, berjumlah sekitar. 6 buah dan berukuran 1 cm. Bunga tomat merupakan bunga
sempurna, karena benang sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya
memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga
yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.

 Pembibitan

Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan.
Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme
yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng
persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng,
kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak
antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling
tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan
menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan
kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau
2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung
dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih
saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media
semai sebaiknya dibasahi dengan air.

 Pengolahan Media Tanam

7
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus
memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat
dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap
tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan
tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat
waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2
minggu setelah benih disemaikan.

 Pemupukan

Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara
merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen
agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.
2. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris
tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau
kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5
gram. Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau
pupuk kandang, TSP dan tanah tercampur rata.

 Pemberian Mulsa

Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah
banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa
lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati,
misalnya jerami padi.

 Teknik Penanaman

Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila
penanaman dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak atau
kertas alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibit
ditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik
transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.

8
Tata cara pemupukan adalah:

Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk
buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2
gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman
tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak
boleh mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.

Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam
berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang
tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram
dengan air.

Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan
Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7
cm.

Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh
kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan
tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah
terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan
perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan
oksigen dalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari
dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah
menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan bunga dan
menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi pertumbuhan dan
perkembangan generatif (buah).

Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu


pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila
kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan
bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.

C. Hama dan Penyakit

 Hama

9
Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner), Ulat tanah ( Agrotis ipsilo Hufn ), Kutu
kebul ( Bemisia tabaci Genn ), Ulat grayak ( Spodoptera liture F )
 Penyakit

Penyakit layu fusarium, Penyakit busuk daun, Penyakit busuk buah.

D. Penyerbukan Silang Tanaman Tomat

Perkawinan silang antara spesies dan dalam spesies memiliki beberapa perbedaan
dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam tanaman atau sering disebut
dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan khusus mengenai meorfologi dan sifat-sifat
pada bunga. Proses penyerbukan ditandai dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik.
Setiap jenis tanaman memiliki cara-cara tersendiri dalam proses tersebut secara alami.
Penyerbukan tanaman oleh manusia baik untuk memperoleh varietas baru maupun untuk
mendapatkan produk dari tanaman tersebut harus memperhatikan proses penyerbukan
tanaman secara alami itu sendiri.         

Teknik Penyilangan pada Tomat:

~ FASE PRA TANAM

1. Syarat Tumbuh>

- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi


- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan
pH antara 5 – 6
- Kelembaban Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat
menghambat persarian.
- relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang
masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang
membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme
pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam

10
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-
kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan
keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu

3. Penyiapan Lahan

- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai,
terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua
minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta
diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk
barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk
pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas
bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2
dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas
bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER
NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER
NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1
minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam

11
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan,
diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

4. Pemilihan Bibit

- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )


- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke
lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari
sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

~ FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)

- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 –
30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat
dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran
media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

~ FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu


- Bibit siap tanam umur 3 – 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan
tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup
per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah
mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat
lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam

12
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati
jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu
menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit.
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan
Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun ,
kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan
1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul
(Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau
(Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara
bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-
20 cm dari batang tomat.

~ FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)

- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan
penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan
KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di
sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup
tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran
Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan
sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea
dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan
diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika
terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) +
HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.

13
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir
dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri
tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi
gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

~ FASE GENERATIF (30 – 80 HST)


1. Pengelolaan Tanaman

- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-
tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama /
tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan
cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri
sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong
dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas
perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga
tanaman tidak terlalu pendek.
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila
jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-
4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. – Agar tidak mudah
hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan
dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit

- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan
kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan
pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang
jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih.

14
- Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan
Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat
buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani)
serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan
semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
(PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml
(1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala
kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

~ FASE PANEN & PASCA PANEN (80 – 130 HST)

- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau
menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning,
pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah
terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik.
Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang
akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan
bercelah.

PEMBAHASAN

A.   Ciri Tanaman Berdasarkan Perkembangbiakan Tanaman

Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah
5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunga terdiri dari lima
helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang
letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik.

15
Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang
(Wiryanta dalam Saragih, 2008). 

B.   Perkembangan Bunga Dari Kuncup Sampai Mekar dan Siap Disilangkan

Menurut Hartati (2000), tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur 18-25
hari setelah tanam. Umur berbunga pada setiap varietas tanaman tomat berbeda-beda. Dalam
perkembangannya proses pembungaan memiliki beberapa tahapan, yaitu :

1. Induksi bunga

Tahap pertama dari proses pembungaan ketika meristem vegetatif deprogram


untuk mulai berubah menjadi sistem reproduktif. Peristiwa ini terjadi di dalam sel dan
dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein
yang dibutuhkan dalam diferensiasi dan pembelahan sel.

2. Inisiasi bunga
Tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai
dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Inisiasi dan pembungaan
berkaitan dengan sifat tumbuhannya yang juga dipengaruhi oleh iklim.

3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis ( bunga mekar)


Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini
terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan
pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.

4. Anthesis
Tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan
dengan masaknya organ reproduksi. Ada kalanya organ reproduksi masak sebelum
anthesis atau bahkan jauh  setelah terjadinya anthesis (Anonymous, 2009).

C.      Tujuan Dilakukan Persilangan

Beberapa tujuan dilakukan persilangan pada tanaman tomat adalah :

16
1. Mendapatkan varitas baru
2. Potensi hasil tinggi
3. Umur panen relatif pendek
4. Daya simpan lama
5. Toleran terhadap penyakit layu bakteri (Astarini, 2009)

D.    Cara Pemilihan Tetua

Pilih tomat yang memiliki warna berbeda, misalnya merah dan kuning. Jika galur
murni, variasi warna akan tampak pada F2. Selain variasi warna mungkin timbul variasi
karakter lain (Astarini, 2009)

E.   Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan Emaskulasi dan Polinasi

1. Emaskulasi
Dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna
saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebuh tinggi. Waktu yang baik
melakukan emaskulasi adalah setelah pukul 3 sore. Stadia bunga yang baik
diemaskulasi adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga
(Anonymous, 2009).

2. Polinasi
Waktu polinasi yang baik sekitar jam 6-9 pagi, karena pada saat itu kondisi
lingkungan mendukung. Kondisi putik dan serbuk sari masih baik. Jika, polinasi
dilakukan siang hari, putik mengering sehingga terjadi pembuahan, kalaupun berbuah
kualitasnya tidak maksimal (Anonymous, 2009).

17
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyilangan penyerbukan
sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak
mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan
belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan
penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada
saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca
mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan
adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar
ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk
jantan).

Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk
sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan
sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak
dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga
ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku bunga lain dan tidak
rusak).

            Tanaman tomat jantan ini berumur 60 hari, antara bedengan 30 cm, lebar
bedengan 60 cm dan jarak tanamnya adalah 30x30 cm . Tempat penanaman bunga
jantan dan betina yang hendak disilangkan harus berbeda areal tanamnya karena
dikuatirkan terjadi penyerbukan sendiri.

            Pengambilan bunga jantan dilakukan pada pukul 05.00  pagi hari untuk
mencegah terjadinya pembukaan kuncup bunga sehingga serbuk sari dapat menyebar

18
keseluruh permukaan kepala putik. Pada tanaman toamat jantan dialakuakan
pengambilan buah jika tanaman tomat jantan mengalami pembuahan akibat
penyerbukan sendiri (alami) yang bertujuan untuk memperpanjang perkembangan
generatifnya.

Tanaman tomat jantan mencapai ketinggian 200 cm. Ciri-ciri bunga jantan
kelopaknya agak lebar dan kepala putiknya besar dibandingkan dengan bunga betina.
bunga jantan yang sudah dipetik  lalu dikering anginkan.  Bunga tanaman tomat
berukuran kecil berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga
yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian daerah atau pangkal
bunga.

E. Bioteknologi Pemuliaan Tanaman Tomat

Dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan


arti penting kesehatan, kebutuhan akan produk-produk hortikultura sebagai sumber
vitamin meningkat. Hal tersebut mendorong banyak orang untuk melakukan
pemanfaatan berbagai metode dalam pemuliaan tanaman. Salah satunya adalah
pemanfaatan bioteknologi tanaman seperti rekayasa genetika yang juga dapat
memudahkan petani dalam budidaya tanaman. Sebagai contoh, di Asia yaitu di China
pada tahun 2006 saja, telah ada sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antara lain
padi, jagung, kapas, rapeseed, kentang, kedelai, poplar, tomat (delay ripening dan
ketahanan virus), petunia (warna bunga), paprika (virus resistance), kapas (ketahanan
ham) yang telah dilepas untuk produksi.

Tomat merupakan salah satu produk hortikultura utama. Sperti produk


hortikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Shelf-lifeyang
pendek ini disebabkan dengan aktifnya beberapa gen seperti pectinase saat tomat
mengalami kematangan. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk
dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk ekspor. Biaya pengemasan sangat
mahal seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin.

Tomat buah biasanya dipanen pada tahap matang-hijau jika memilih untuk
tujuan ekspor. Menunda pematangan buah tomat ekspor selama ini sangat diperlukan
sedangkan pematangan percepatan merupakan proses penting di tujuan akhir atau
awal pasokan pasar lokal.

19
Tomat delay ripening adalah suatu upaya untuk mendapatkan tomat yang baik
untuk diekspor karena tomat delay ripening adalah tomat yang sengaja dipanen pada
umur yang matang namun warna buah masih hijau sehingga pematangannya ditunda
agar pada saat diekspor tomat masih dalam keadaan segar atau tidak terjadi
pembusukan. Dengan penggunaan bahan kimia dalam pengawetan dapat
membahayakan bai konsumen ataupun bagi kualitas buah tersebut yang juga dapat
berdampak buruk bagi lingkungan karena bahan-bahan kimia yang ada kebanyakan
bersifat beracun dn mencemari lingkungan tersebut.

Menurut literatur yang telah didapatkan bioteknologi tanaman tomat Delay


ripening dapat diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:

Tomat (Lycopersicon esculenium Mill.) Biji CV. Castle Rock ditaburkan di busa


nampan diisi dengan campuran peatmoss : vermiculite (1: l volume) pada 16
Maret dari kedua 1994 dan 1995 musim. Nampan itu kemudian disimpan di
bawah rumah kaca tidak dipanaskan kondisi dan
semua manajemen pembibitan dianjurkan digunakan untuk memproduksi satu
bulan bibit yang sehat tua. Bibit tersebut kemudian dipindahkan ke tempat terbuka
lapangan di Shalakan pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Ain Shams, 30 cm di
5m panjang deretan lebar 80cm. Ini dilakukan dalam 3 ulangan masing-
masing terdiridari 8 baris. Semua manajemen pertanian dilakukan karena biasanya
direkomendasikan untuk produksi tanaman tomat di lapangan terbuka. Pada dewasa-
hijau panggung, buah dipanen dini hari dan langsung ditransfer ke Hortikultura
Departemen lembaga tersebut di atas. Dalam setiap buah mereplikasi telah disortir,
ukuran dinilai (dengan perkiraan diameter 7cm), dicuci dengan air diklorinasi
(500ppm NaOCI), maka udara dikeringkan, ditimbang dan terkena tester deformasi
untuk merekam segar buah, berat awal dan kelembutan, masing-
masing. Buah tersebut kemudian didistribusikan antar perlakuan dibawah ini
dijelaskan:

Aplikasi Uap Etanol

Mengobati buah tomat dengan uap etanol dilakukan melalui sistem aliran


udara
(Atta-Aly dan Brecht, 1995). Sistem aliran udara dibangun untuk ditunjukkan pada
sebuah pelat. Sebelum buah diinkubasi, seluruh aliran udara serta buah ambient

20
disimpan di dalam ruangan penyimpanan yang dikendalikan dari 14±22 ° C
dan RH82 +3%. Dua puluh buah tomat yang matang-hijau berada
dalam 5 liter kaca IAR (buah ambien) dan masing masing 2 buah ambients dianggap
sebagai salah satu yang direplikasi. Aliran udara yang
melewati 500 ml larutan etanol 0,5,10 dan 15% etanol sebelum lewat
dan memperkaya ambien buah dengan uap etanol. 

Setiap konsentrasi yang digunakan oleh uap etanol  dikompresi dalam


3 ulangan. Air suling itu digunakan dalam pengenceran etanol dengan
konsentrasi yang disebutkan di atas untuk memastikan titik jenuh Kelembaban
relatif dalam aliran udara. Hasil dari aliran udara yang dihubungkan
ke karet tabung membawanya keluar dari ruang penyimpanan. Disiapkan larutan
dari konsentrasi etanol yang berbeda yangdiubah dan diperbaharui setiap dua hari
melalui seluruh periode yang dipaparkan untuk
memastikan konsentrasi etanol tetap. Etanol termasuk larutan
yang  terkena rotary evaporator  yang menunjukkan adanya
etanol dengan konsentrasi hampir tepat di masing-masing larutan etanol setelah
dua hari penggunaan. Setelah 14 hari dari paparan uap etanol yang secara terus
menerus, buah-buahan  dipindahkan ke ruang penyimpanan etanol-udara
bebas setelah dicelupkan ke dalam H2O atau 1OOOppm Ethrel seperti dijelaskan.

            Tomat Flavr Savr merupakan tomat hasil rekayasa genetika yang


memilikishelf-life lama dapat diciptakan dengan menyisipkan gen antibeku dari ikan
air dingin ke dalam gen tomat. Gen antibeku ini diperoleh dari ikan Flounder, yaitu
jenis ikan diAntartika yang dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat
dingin.Berikut ini merupakan langkah-langkah transfer gen dalam pembuatan
tomatFlavr Savr :

1. Ikan Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen antisenescens
yang dapat menghambat enzim poligalakturonase (enzim yang
mempercepatkerusakan dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari kromosom
di dalam selikan Flounder.
2. DNA antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri E scherichia coli
yangdisebut plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua
DNAberbeda disebut sebagai DNA rekombinan.

21
3. DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam
kembalipada bakteri E scherichia coli
4. Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah
yangsangat banyak.
Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu
yang dilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair
untuk melepaskan isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung
reaksi, lalu disentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua
lapisan dimanasalah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian
dipisahkan dari tabung,kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1
yang berfungsi memotongdi lokasi DNA yang spesifik.
5. Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu
ditambahkanenzim ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk
menyambungkan DNA,sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen antibeku pada
plasmid yang terdapat padabakteri bergabung dengan DNA sel tanaman tomat.
6. Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa
cawanpetri yang mengandung media nutrien selektif.
7. Bibit tomat mulai ditanam.
8. Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian gen antibeku
dari ikan Flounder pada setiap selnya.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

- Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan serbuk  sari pada
bagian bunga.

22
- Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel
kelamin.
- Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat.
- Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya
- Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam  yaitu
bunga lengkap dan bunga tak lengkap.
- Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses penyerbukan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. &

v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 1997. Budidaya Tanaman Tomat.  Balitsa: Malang

23
Cahyono, Bambang. 1998. Tomat : budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius :Yogyakarta

Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi.  http://missrant.host22.com/   hkm_hrdy_wnbrg.html ,

diakses pada 19 Oktober 2010.

Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy

Weinberg.http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy weinberg/,
diakses pada 19 Oktober 2010.

Pracaya. 1998. Bertanam tomat. Kanisius:Yogyakarta

Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta:  PT.Gramedia.

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT.  Raja Grafindo

Persada.

24

Anda mungkin juga menyukai