Disusun oleh:
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II...............................................................................................................................2
TAHAPAN KEGIATAN PRODUKSI BENIH TOMAT..............................................2
2.1 Waktu Tanam 2
2.2 Pemilihan Lahan dan Isolasi 2
2.3 Penyemaian 2
2.4 Pemeliharaan Tanaman 3
2.5 Pemeriksaan Lapangan Pasca Tanam dan Roguing 3
2.6 Pembatasan Cabang dan Jumlah Tandan Bunga 4
2.7 Seleksi Buah Tomat dan Pemanenan 4
2.8 Prosesing dan Penyimpanan Benih 4
2.9 Pembersihkan Buah dan Pengupasan 4
2.10 Pengeringan 5
2.11 Pembersihan benih (Seed Cleaning) 5
2.12 Pengujian mutu benih 5
2.13 Pengemasan 5
BAB III.............................................................................................................................6
KESIMPULAN................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses produksi benih tomat bersertifikat dengan benar.
1
BAB II
TAHAPAN KEGIATAN PRODUKSI BENIH TOMAT
2.3 Penyemaian
Benih tomat disemai terlebih dahulu, selanjutnya ditanam. Caranya sama
seperti produksi benih sumber lainnya. Namun yang perlu diperhatikan kotak
semai jangan dekat dengan kotak semai tomat lainnya, serta tertulis : tanggal
semai, nama varietas, asal benih inti, jumlah benih yang disemai, dan tahun
produksi benih. Tindakan roguing sudah dapat dilaksanakan pada tahap
persemaian, yaitu dengan mencabut dan membuang bibit yang sakit dan tipe
simpang (off type).
2
2.4 Pemeliharaan Tanaman
Aplikasi pemupukan dilakukan selama persiapan lahan (pupuk dasar) dan
setelah tanaman ditanam di lapangan (pupuk susulan). Dosis pemupukan untuk
produksi benih tomat sebenarnya agak berbeda dengan dosis pemupukan untuk
produksi buah konsumsi karena dalam setiap buah diharapkan menghasilkan biji
yang fertil dengan kuantitas optimum. Dosis pemupukan untuk produksi benih
tomat sebaiknya adalah N 37,5–50 kg/ha, P2O5 150–200 kg/ha, dan K2O 150-200
kg/ha. Aplikasi pupuk N, P, dan K sebaiknya dilakukan tiga kali, yaitu pada saat
tanam, umur 14 HST, dan 30 HST. Kemasaman tanah (pH) yang baik berkisar 5,5
– 6,5. Penggunaan mulsa plastik dapat dilakukan untuk menjaga kelembaban
tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Pada mulsa plastik tersebut dibuat
lubang tanam antar barisan 60 – 80 cm dan dalam barisan 40 – 50 cm.
Pemeliharaan lainnya berupa penyiraman, penyiangan gulma, pemberian turus
(ajir), pemangkasan tunas, dan penyemprotan pestisida dengan dosis dan interval
yang tepat, tergantung kepada keadaan cuaca dan tingkat perkembangan penyakit.
3
2.6 Pembatasan Cabang dan Jumlah Tandan Bunga
Pada tanaman tomat yang sudah diseleksi kebenaran varietasnya sebaiknya
dilakukan pembatasan cabang, jumlah tandan bunga dan jumlah bunga per tandan
bunga. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas buah tomat yang dihasilkan.
Jumlah cabang yang dipertahankan per tanaman tergantung pada varietas, namun
umumnya ditinggalkan dua cabang utama. Adapun jumlah tandan bunga berkisar
5 – 7 tandan bunga. Jumlah bunga per tandan bunga tergantung dari varietas yang
ditanam. Namun dalam produksi benih inti sebaiknya dibatasi tidak lebih dari 5
bunga per tandan bunga.
2.7 Seleksi Buah Tomat dan Pemanenan
Buah sebaiknya dipilih dari buah-buah awal karena biasanya secara
kualitas lebih baik dan ukurannya relatif lebih seragam, serta kemungkinan
terjadinya serbuk silang oleh serangga dan angin masih relatif kecil. Buah dipanen
pada saat matang fisiologis (dicirikan 60-90 % buah telah berwarna merah) karena
benih akan mencapai viabilitas dan vigor maksimum. Penundaan panen setelah
matang fisiologis di lapangan berarti menyimpan benih dalam kondisi yang tidak
menguntungkan dan kualitas benih akan menurun. Pemanenan dilakukan per buah
dan tidak dicampur, meskipun berasal dari tanaman yang sama. Masing-masing
buah disimpan dalam kantong tersendiri dan diberi keterangan : tanggal panen,
nama varietas, nomor tanaman, dan nomor buah dalam tanaman.
2.8 Prosesing dan Penyimpanan Benih
Peralatan prosessing dan fasilitas penyimpanan yang akan digunakan harus
diperiksa kebersihan dan kelayakannya, untuk memastikan bahwa benih yang
diolah atau disimpan terhindar dari kemungkinan pencampuran sehingga
kemurniannya dapat dijamin. Prosesing dan penyimpanan benih, yaitu meliputi
kegiatan : (1) pembersihan buah tomat; (2) pengupasan untuk mengeluarkan benih
dari plasenta; (3) fermentasi; (4) pencucian benih; (5) pengeringan benih; (6)
pembersihan benih; (7) pengemasan; dan (8) penyimpanan benih. Namun yang
membedakan adalah selama prosesing dan penyimpanan benih dilakukan per
buah.
2.9 Pembersihkan Buah dan Pengupasan
Buah hasil panen di lapangan ketika memasuki ruang prosesing benih
langsung diseleksi lagi berdasarkan kesehatan penampilan buah. Setelah diseleksi
4
dicuci dalam air yang mengalir kemudian ditiriskan. Pengupasan untuk
mendapatkan benih masih bergelatin dan menyatu dengan plasenta dilakukan
secara manual. Standar kebersihan buah yang akan dikupas harus diperhatikan
agar tidak menginduksi terjadinya kontaminasi dengan patogen. Pengupasan
dilakukan dengan mempergunakan pisau stainless steel.
2.10 Pengeringan
Pengeringan benih inti tomat sebaiknya dilakukan dengan alat pengering
(artificial drying), misalnya : batch drier atau air drier, karena suhu dapat diatur,
panas lebih merata, tidak tergantung cuaca, waktu pengeringan lebih singkat, dan
lebih mudah pengawasannya. Temperatur ruang pengering yang optimal ialah 35-
37° C. Selama pengeringan sebaiknya benih tomat dibolak-balik supaya
pengeringan dapat berjalan secara merata. Benih inti tomat dikeringkan sampai
kadar air benih mencapai sekitar 5 – 10 %.
2.11 Pembersihan benih (Seed Cleaning)
Pembersihan benih dimaksudkan untuk memilih benih dari komponen lain
seperti pasir, benih rusak mekanis yang terbawa sewaktu prosesing dan campuran
varietas lain. Seleksi untuk memisahkan campuran varietas lain pasca fermentasi
sulit dilakukan, maka pengendalian yang utama adalah roguing lapangan serta
pada awal buah tomat akan diproses (Sofiari et al. 2003).
2.12 Pengujian mutu benih
Pengujian dilakukan oleh Pengawas Benih dari badan terkait seperti
UPTD BPSB TPH dengan tahapan berupa pemeriksaan lapangan pendahuluan
kemudian pemeriksaan lapangan Fase Vegetatif dan Fase Berbunga, setelah itu
pemeriksaan lapangan Fase Masak sampai Pengawasan Panen. Pemeriksaan juga
dilaukan pada alat-alat prosessing / Gudang serta Pemeriksaan Pengolahan benih.
Setelah semua sudah memenuhi persyaratan maka pengaawan akan mengambil
benih contoh dan melakukan Pengujian benih di laboratorium. Setelah lolos uji
benih dei laboratorium maka akan mendapat label dan melegalisir label serta
Pengawasan pemasangan label.
2.13 Pengemasan
Pengemasan umumnya menggunkan wadah alumunium foil dengan
kemasan 10 – 100 gr tiap kemasan bergantung pada target pasar yang dituju. Pada
kemasan juga ditulis jenis benih, varietas benih, jumlah benih per satuan serta
5
produsen benih. Dalam proses pengemasan benih dilakukan dalam keadaan steril
agar tidak terkontamisa oleh bahan lain selama proses pengemasan (Kuswanto,
2003).
BAB III
KESIMPULAN
Proses produksi benih tomat bersertifikat harus dilakukan dengan
pengawan ketat agar produksi benih tidak terkontaminasi varietas lain. Setiap
proses yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
badan terkait serta pemeliharaan optimal dari produsen.
6
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat, J. H. (2017). Pemasukan Dan Pengeluaran Benih Hortikultura.
Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura.
Kuswanto, H. (2003). Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan
Benih. Yogyakarta: Kanisius.
Sofiari, E. E. (2003). Tata Cara Memproduksi Benih Inti dan Benih Penjenis
Tanaman Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran-Lembang. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Sayur-Sayuran
BPPP.