DISUSUN OLEH
Kelompok 3
Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu sayuran penting yang dibudidayakan pada iklim tropis.
Tomat selain sebagai bumbu utamamasakan dan bahan baku industri juga memiliki nilai
ekonomis dan kandungan gizi. Seiring dengan semakin berkembangnya pengolahan bahan
makanan menggunakan tomat sebagai bahan bakunya, seperti sambal, saus, minuman segar
sumber vitamin dan mineral, dan bahan pewarna alami, tomat juga digunakan sebagai bahan
dasar kosmetik atau obat-obatan (Febriana. 2011).
Produksi tomat pada tahun mencapai 629.744 ton dan pada tahun 2005sebesar 647.020
ton.Secara nasional, rata-rataproduksi mencapai 12,64 ton/ha dan khusus diJawa 19,96 ton/ha
serta luar jawa 8,37 ton/ha. Biladibandingkandengan produksi di Amerika Serikatdan Eropa
dapat mencapai 100 ton/ha.Rendahnyaproduksi tomat di Indonesia kemungkinandisebabkan
varietas yang ditanam tidak cocok,kultur teknis yang kurang baik atau
pemberantasanhama/penyakit yang kurang efisien.Untukmeningkatkan produksi dapat dilakukan
denganberbagai cara sepertiintensifikasi maupunekstensifikasi.Guna menopang program
tersebutperlu ditunjang dengan ketersediaan benih atauvarietas unggul yang dihasilkan para
pemulia.Berkenan dengan itu, pada tanaman tomat sudahdilepas oleh Departemen Pertanian
beberapavarietas unggul, antara lain varietas Mirah, Opal,Zamrud, Intan, Mutiara, Berlian dan
Ratna.Varietas-varietas tersebut memiliki berbagai sifatyang berbeda satu sama lain seperti
produksi,rasa,bentuk, umur panen, ketahanan simpan danketoleranan terhadap penyakit tertentu.
Dari sekianbanyak varietas tomat yang ada, yang banyakditanam petani adalah tomat varietas
Ratna,Berlian, Precious 206, Kingkong dan Intan.Di sisilain, tanaman tomat dapat tumbuh di
berbagaiketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun didataran rendah, tergantung
varietasnya (Mangoendidjojo, 2011).
Produksi adalah salah satu sifat akhir yangpenampilannya dikendalikan oleh faktor
genetik danatau lingkungan maupun gabungan ke duafaktortersebut.Dalam arti luas, pengertian
lingkunganmencakup faktor-faktor intra maupun ekstra selluleryang dapat mempengaruhi
perwujudan genotipa(Brewbaker, 1964).Itu berarti, produksi sebagaisifat akhir merupakan wujud
akhir atauseringkalidisebut penampilan.,sifat yang ada dapat langsung dilihat sepertiwarna
bunga, warnadaun, dan bentuk biji (berkerutatau tidak), namun ada juga yang
memerlukanpengamatan dan pengukuran seperti tinggitanaman, jumlah anakan, dan
produksi.Selanjutnya sifat yang memerlukan pengukuran dikenal sebagai sifat kuantitatif dan
keberadaannyaditentukan oleh faktor genetik dan sangattergantung pada faktor lingkungan
(Adiyoga, 2012).
Komponen lingkungan luar sel dapat berupa:1) tinggi tempat dari permukaan laut, 2)
temperatur(maksimum-minimum), 3) fotoperiod, 4) keasamantanah (pH), keracunan Aluminium
(Al) dan Besi(Fe), 5) curah hujan dan pengairan, 6) hamapenyakit dan 7) keadaan yang kurang
baik lainnya(kesuburan rendah).Dijelaskan bahwa varietasyang dapat mengatasi keadaan yang
tidakmenguntungkan akan memiliki stabilitas yang baikdan dapat digunakan dalam program
pemuliaantanaman untuk berbagai kegiatan (Dahlan, 2012).
Tujuan Praktikum
Usaha untuk meningkatkan hasil selain harus terpenuhinya syarat-syarat kultur teknis
yang baik, juga melalui usaha pemuliaan tanaman. Setiap program pemuliaan tanaman bertujuan
untuk mendapatkan varietas baru yang dikembangkan dari hasil seleksi terhadap suatu populasi
tertentu.Kebanyakan varietas tomat hanya sesuaiditanam di dataran tinggi.Badan Penelitian
danPengembangan Pertanian telah melepas varietas tomat untuk dataran rendah, yaitu Ratna,
Intan, Karinaserta beberapa varietas lainnya. Varietastomatberdayahasiltinggi yang
dikembangkan di dataran rendahsedikitmengalami hambatan karena tidak tahan terhadap
temperatur tinggi, masihsedikitnyavarietas yang cocokdan adanya penyakit layu bakteri
(Sunarjono, 2011).
Pengembangan varietas tomat di dataran rendah mengalami hambatan karena tidak tahan
terhadap temperatur tinggi dan adanya penyakit layu bakteri. Namun pada saat ini sudah banyak
dihasilkan varietas-varietas yang berdaya hasil tinggi dan dapat beradaptasi di dataran rendah,
baik itu varietas unggul maupun varietas hibrida. Beberapa varietas yang cocok ditanam di
dataran rendah seperti varietas Intan, Berlian, Idola, Ratna, Niki, Permata, Montero dan Mutiara.
(Nurita, 2013).
Varietas Permata merupakan tomat hibrida turunan pertama (F1) yang memiiki tipe
tumbuh determinate dengan potensi hasil mencapai 3 kg tanaman -1atau 50-70 ton ha -1.
Varietas Montero merupakan tomat turunan pertama yang juga memiliki tipe tumbuh
determinate dengan potensi hasil 5-6 kg tanaman -1. Varietas Niki memiliki tipe tumbuh semi
determinate dengan potensi hasil hasil 5-6 kg tanaman-1. Varietas Montero dan Niki mempunyai
buah yang lebih tahan terhadap pengangkutan (transportasi) dengan jarak yang jauh, sehingga
sangat cocok untuk diekspor (Bintang Asia 2012).
METODE PRAKTIKUM
Alat
Bahan
Prosedur kerja
Untuk varietas yang paling baik itu terdapat pada varietas Ratna dengan Tinggi Tanaman
(cm) 92.87a, Diameter Batang (cm) 62.20c, UmurMulaiBerbunga(HSS) 53.00a,
UmurMulaiPanen(HST) 48.36a, Panjang Buah (cm) 4.85a, Diamater Buah (cm) 3.81a,
BobotperBuah (g) 40.153 a, Bobot TotalBuah per Tanaman (g) 1144.0a.
Varietas yang kurang baik terdapat pada varietas IPBT30-4-4 Tinggi Tanaman (cm)
62.20c, Diameter Batang (cm) 1.34c, Umur Mulai Berbunga (HSS) 40.00c, Umur Mulai
Panen(HST) 36.33b, Panjang Buah (cm) 3.19b, Diamater Buah (cm) 1.94c, BobotperBuah (g)
17.617bc, Bobot Total Buah per Tanaman (g) 343.9b.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari galur-galur tomat yang diuji, diameter batang pada galur IPB T3-8-10lebih baik
dibanding dengan varietas Ratna dan Intan. GalurtomatIPB T3-8-10 dan IPB T30-4-4yang diuji
memiliki 9Jom Faperta Vol 1 No 2 Oktober 2014produksilebih baik dari varietas Ratna dan Intan
sebagai varietas pembanding.
Hasil bobot totalbuahper tanaman tertinggi terdapat pada galur IPB T3-8-10 (1144 g) dan
diikutiIPB T30-4-4 (796 g), galur IPB T57-3 (734.6 g) dan IPB T65-6-2012 (605.6 g) merupakan
galur denganhasilbobottotalbuahper tanaman sedang sementara hasilbobottotalbuahper tanaman
terendah terdapat pada varietas Intan (404.9g) yang diikuti oleh varietas Ratna (343.9 g
Saran
Galur IPB T3-8-10memiliki hasil tinggidibanding varietas Intan dan Ratnasehingga baik
dibudidayakan di dataran rendah seperti Riau, namunperlu dilakukan uji ketahanan terhadap
beberapa penyakit penting tanaman tomat seperti layu bakteri dan busuk buah.
DAFTAR PUSTAKA
Febriana. 2011. Evaluasi Karakter Morfologi dan Daya Hasil 11 Galur Cabai (Capsicum
Annuum L.). Introduksi Avrdc Di Kebun Percobaan IPB Tajur.
Mangoendidjojo, W. 2011. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.Yogyakarta.
Adiyoga. 2012 .Profil Komoditas Tomat.Pusat Penelitian dan PengembanganHortikultura
Republik Indonesia, Jakarta.
Islami, T., W.H. Utomo. 2013. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press
Bintang Asia. 2012. Tanggapan Tanaman Selada dan Sawi Terhadap Dosis dan Cara Pemberian
Pupuk Cair Stimulan. Jurnal Agrotropika. I (1): 25-29.
Nurita, N., E. Fauziati., Maftu’ah &R.S. Simatupang. 2004. Pengaruh Olah Tanah Konservasi
Terhadap Hasil Varietas Tomat diLahan Lebak. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa.
Hlm 360-367.