Anda di halaman 1dari 9

ACARA VI

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN GARUT

A. Tujuan
1. Mempelajari teknik budidaya garut secara organik.
2. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam pada pertumbuhan tanaman
garut.

B. Tinjauan Pustaka
Garut (Maranta arundinaceae L.) berasal dari Amerika Tengah Tropis
adalah tanaman umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat dan termasuk
dalam famili Marantaceae. Tingkatan taksonomi tanaman garut adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingerbales
Famili : Marantaceae
Genus : Maranta
Spesies : Maranta arundinacea L.(Suhertini dan Wawan, 2003).
Umbi garut tumbuh di dalam tanah dengan batang bercabang yang
tingginya mencapai 40 - 100 cm, rimpangnya berwarna putih, lunak dan
berdaging tebal. Daunnya hampir mirip dengan daun kunyit atau temu -
temuan, memiliki bunga majemuk berwarna putih yang cantik (Litbang
Pertanian, 2014). Tanaman ini berbunga pada umur 97 hari sejak awal tanam
dan membentuk umbi yang berasal dari daerah akar yang membesar dan
menembus ke dalam tanah. Umbi Garut (Marantha arundinacea) memiliki
bentuk silinder, berwarna putih serta berbentuk panjang dan lonjong (Suhartini
dan Hadiatmi 2011).
Tanaman Garut (Marantha arundinaceae) merupakan salah satu bahan
pangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia yang mendapatkan
prioritas untuk dikembangkan karena berpotensi sebagai pengganti tepung
terigu. Tanaman garut merupakan tanaman yang dapat tumbuh maksimal
diawah tegakan pohon dengan intensitas cahaya yang diterima minimum.
Tanaman garut mampu tumbuh pada tanah yang sedikit kandungan haranya,
meskipun untuk produksi terbaik, tanaman harus dipupuk. Tanaman garut
tidak membutuhkan perawatan yang khusus serta hama dan penyakitnya relatif
sedikit. Umbinya mulai dapat dimakan saat umur tanaman 3-4 bulan,
sehingga tanaman ini potensial diusahakan di hutan rakyat, tanah pekarangan,
maupun daerah-daerah penghijauan (Kusmiyati, 2013).
Suhu berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman garut. Suhu
tanah berperan dalam pertumbuhan awal (inisiasi) pembentukan kalus dari
umbi. Suhu lingkungan yang optimal adalah 25-30°C agar proses respirasi,
transpirasi maupun fotosintesis dapat berjalan optimal. Untuk mendapatkan
suhu yang optimal, garut sebaiknya ditanam pada ketinggian kurang dari
1.000 mdpl. Garut umumnya ditanam di lahan kering dengan curah hujan
1.500-2.000 mm/tahun. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan air
selama pertumbuhan tanaman. Tanaman garut mampu tumbuh maksimal
dibawah tegakan atau ternaungi pohon dengan intensitas naungan 30-70%,
tumbuh pada berbagai jenis tanah, tumbuh di berbagai tipe tanah baik
subur maupun kritis/tanah miskin hara, tumbuh secara baik mulai dari tepi
pantai sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian 900 m dpl dan
tidak membutuhkan perawatan yang khusus sehingga mudah dibudidayakan
dan dipelihara. Potensi hasil umbi garut berkisar antara 12,5 ton umbi/ha.
Budidaya secara intensif akan menghasilkan rata-rata 21 ton umbi/ha
(Suhendrata, 2013).
Tanaman garut banyak mengandung karbohidrat yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan alternatif. Tingginya kadar karbohidrat
dan energi membuat umbi garut dapat digunakan sebagai pengganti sumber
karbohidrat sehingga berpotensi menggantikan tepung terigu. Analisa
komposisi gizi terhadap tepung garut menunjukkan bahwa dalam 100 gram
tepung garut mengandung kalori sebesar 355 kalori, lemak 0,2 gram,
karbohidrat 85,2 gram, protein 0,7 gram (Mien et al.,2009).
Menurut Marsono (2002), umbi garut memiliki manfaat kesehatan
karena indeks glisemiknya lebih rendah dibanding umbi-umbian
lainnya,seperti gembili (90), kimpul (95), ganyong (105), dan ubi jalar
(179). Indeks glisemik menyatakan ukuran kenaikan kadar gula darah
seseorang setelah mengkonsumsi makanan yang bersangkutan. Makin
tinggi indeks glisemik, berarti makanan tersebut makin tidak baik
dikonsumsi oleh penderita diabetes. Indeks glisemik adalah tingkatan
pangan menurut efeknya terhadap gula darah.
Banyak media yang dapat digunakan untuk menanam stek ini, asalkan
gembur dan halus, sehingga akar yang baru keluar tidak terhalang
pertumbuhannya. Pasir halus yang telah dibersihkan dari lumpur dan steril
sangat diperlukan untuk media. Media yang digunakan untuk perbanyakan
tanaman harus memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Cukup kompak (firm an dense)
2. Mempunyai kapasitas pegang air (Water holding capasity) yang baik atau
tinggi
3. Mempunyai aerase yang baik
4. Bebas dari benih gulma
5. Menyediakan unsur hara essensial bagi tanaman (Pujawati,2009 ).
Pupuk organik adalah bahan organik yang umumnya berasal dari
tumbuhan atau hewan, ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai
sumber hara, pada umumnya mengandung nitrogen (N) yang berasal dari
tumbuhan dan hewan. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa
tanaman dan kotoran hewan yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk
padat atau cair dan dapat diperkaya dengan bahan mineral alami atau
mikroba yang bermanfaat memperkaya hara, bahan organik tanah,
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mempunyai
kandungan unsur, terutama nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K)
sangat sedikit, tetapi mempunyai peranan lain yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan tanaman. Peranan
bahan organik dalam memperbaiki kesuburan tanah, yaitu :
1. Melalui penambahan unsur-unsur hara N, P, dan K yang secara lambat
tersedia.
2. Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah sehingga kation-kation hara
yang penting tidak mudahmengalami pencucian dan tersedia bagi
tanaman.
3. Memperbaiki agregat tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih
baik untuk respirasi dan pertumbuhan akar.
4. Meningkatkan kemampuan mengikat air sehingga ketersediaan air bagi
tanaman lebih terjamin.
5. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah (Hardjowigeno, 2003).
Kompos adalah hasil akhir suatu proses dekomposisi tumpukan sampah
serasah tanaman dan bahan organik lainnya. Keberlangsungan proses
dekomposisi ditandai dengan nisbah C/N bahan yang menurun sejalan dengan
waktu. Bahan mentah yang biasa digunakan, seperti daun, sampah dapur,
sampah kota dan lain-lain dan pada umumnya mempunyai nisbah C/N yang
melebihi 30 (Sutedjo, 2002).
Beberapa manfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara
makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu
meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan aktivitas bahan
mikroorganisme tanah, pada tanah masam penambahan bahan organik dapat
membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk organik tidak
menyebabkan polusi tanah dan polusi air. Kompos dibuat dari bahan organik
yang berasal dari bermacam-macam sumber. Kompos merupakan sumber
bahan organik dan nutrisi tanaman. Kemungkinan bahan dasar kompos
mengandung selulosa 15-60%, enzim hemiselulosa 10-30%, lignin 5-30%,
protein 5-30%, bahan mineral (abu) 3-5%, di samping itu terdapat bahan larut
air panas dan dingin (gula, pati, asam amino, urea, garam amonium) sebanyak
2-30% dan 1-15% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin (Novizan,
2007).
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Cetok
b. Gembor
c. Ember
d. Polybag
2. Bahan :
a. Umbi garut
b. Pupuk kompos

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kompos
dengan perbandingan 1:2.
2. Memasukkan media tanam yang telah dibuat ke dalam polybag sebanyak 10
polybag.
3. Menanam umbi garut dengan posisi tidur.
4. Memelihara tanaman dengan cara menyiram dua kali sehari pagi dan sore.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Tanaman Garut B2
02 Oktober 16 Oktober 30 Oktober 06 November
2019 2019 2019 2019 Hari
Sampel Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Muncul
Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas
(cm) (buah) (cm) (buah) (cm) (buah) (cm) (buah)
1 3 1 13 1 34 1 39 1
26
2 2 1 10 1 37,5 1 39 2
Septem
3 11 1 20,5 1 44,5 2 51 1
-ber
Total 16 3 43,5 3 116 4 129 4
2019
Rerata 5,3 1 13,5 1 38,6 1,33 43 1,33
Sumber: Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Pangan 2019

Tabel 6.2 Hasil Pengamatan Tanaman Garut B4


02 Oktober 16 Oktober 30 Oktober 06 November
2019 2019 2019 2019 Hari
Sampel Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Muncul
Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas
(cm) (buah) (cm) (buah) (cm) (buah) (cm) (buah)
1 15 1 21 1 38 2 40,5 2
26
2 12 1 22 1 42 1 52 2
Septem
3 11 2 19 2 34 2 51,5 2
ber
Total 38 4 62 4 114 5 144 6
2019
Rerata 12,67 1,33 20,6 1,33 38 1,67 48 2
Sumber: Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Pangan 2019
Tabel 6.3 Hasil Pengamatan Tanaman Garut B6
02 Oktober 16 Oktober 30 Oktober 06 November
2019 2019 2019 2019 Hari
Sampel Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Muncul
Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas
(cm) (buah) (cm) (buah) (cm) (buah) (cm) (buah)
1 12 1 17,5 1 23 2 30 3
25
2 19 2 24 2 32 1 37,5 4
Septem
3 20 2 30 1 38 1 48 4
ber
Total 51 5 71,5 4 93 4 115,5 11
2019
Rerata 17 1,67 28,3 1,3 31 1,3 38,5 3,67
Sumber: Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Pangan 2019

F. Pembahasan
Garut (Maranta arundinaceae L.) berasal dari Amerika Tengah Tropis
adalah tanaman umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat dan termasuk
dalam famili Marantaceae. Umbi garut tumbuh di dalam tanah dengan batang
bercabang yang tingginya mencapai 40 - 100 cm, rimpangnya berwarna
putih, lunak dan berdaging tebal. Daunnya hampir mirip dengan daun
kunyit atau temu - temuan, memiliki bunga majemuk berwarna putih
yang cantik. Tanaman Garut (Marantha arundinaceae) merupakan salah
satu bahan pangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia yang
mendapatkan prioritas untuk dikembangkan karena berpotensi sebagai
pengganti tepung terigu. Praktikum budidaya tanaman garut dilakukan dengan
mengamati panjang tunas, jumlah tunas dan hari muncul tunas.
Praktikum budidaya tanaman garut dilakukan dengan cara mencampur
media tanam berupa kompos dan tanah 2:1 untuk kelompok B2, media tanah
dan kompos 1:1 pada kelompok B4 dan media tanah dan kompos 1:2 pada
kelompok B6 lalu media tanam dimasukkan ke dalam polybag. Kemudian,
media dibasahi dengan air sampai jenuh lalu umbi garut ditanam secara
vertikal untuk memperluas bagian yang nantinya akan muncul tunas.
Selanjutnya, polybag diberi air kembali sampai jenuh dan ditempatkan di
tempat yang ternaungi. Perawatan pada tanamn garut, meliputi penyiraman 2
kali sehari, penyiangan, penyulaman dan penyemprotan poc, insektisida dan
fungisida.
Berdasarkan hasil 4 kali pengamatan, pada pengamatan pertama
kelompok B2 diperoleh panjang tunas rata- rata 5,3 cm, pengamatan kedua
13,5 cm, pengamatan ketiga 38,6 cm, dan pengamatan terakhir 43 cm. Jumlah
tunas pada pengamatan pertama sampai terakhir rata-rata 1 buah tunas. Tunas
pada tanaman garut muncul pertama kali pada tanggal 26 September 2019.
Media tanam pada kelompok B2, yaitu tanah dan kompos dengan
perbandingan 1:2.
Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman pada kelompok B4 adalah
12,67 cm, pengamatan kedua 20,6 cm, pengamatan ketiga 38 cm, dan
pengamatan terakhir 48 cm. Jumlah tunas pada pengamatan satu sampai tiga
rata-rata 1 buah tunas dan pada pengamatan terakhir rata-rata 2 buah tunas.
Tunas muncul pertama kali pada tanggal 26 September 2019. Pada kelompok
B4 menggunakan media tanam berupa tanah dan kompos dengan perbandingan
1:1.
Hasil pengamatan pertama kelompok B6 diperoleh rata-rata tinggi
tanaman 17 cm, pengamatan kedua 28,3 cm, pengamatan ketiga 31 cm, dan
pengamatan terakhir 38,5 cm. Jumlah tunas pada pengamatan pertama rata-rata
sebanyak 2 buah tunas, pengamatan kedua dan ketiga rata-rata 1 buah tunas,
dan 4 buah tunas pada pengamatan terakhir. Tunas muncul pertama kali pada
tanggal 26 September 2019. Media tanam yang digunakan pada kelompok B6
adalah tanah, kompos dan arang sekam perbandingan 1:1:1.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa garut tumbuh maksimal
pada media tanam campuran tanah dan kompos 1:1. Hal tersebut disebabkan
karena komposisi media tanam yang seimbang. Pupuk kandang berfungsi
menambah unsur hara dalam tanah sebagai penyediaan humus yang dapat
memperbaiki struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik dalam tanah.
Oleh karena itu, pada perbandingan 1;1 tanah akan bersifat subur, mudah
mengikat air dan kaya akan unsur hara sehingga tanaman dapat tumbuh
optimal karena nutrisinya terpenuhi. Media yang kurang cocok untuk
pertumbuhan garut, yaitu pada media campuran tanah, arang sekam dan
kompos 1:1:1. Hal itu disebabkan karena air yang diberikan akan mudah lolos
karena media terlalu porus akibat penambahan kompos dan arang sekam.
Arang sekam sendiri bersifat porus dan kemampuan menyerap airnya rendah
sehingga tanah yang ditambahkan media kompos dan sekam menjadi terlalu
gembur dan tidak mampu menahan air. Akibatnya, air tidak sempat terserap
oleh akar tanaman garut sehingga kebutuhan air dan unsur haranyaa tidak
tercukupi dan garut tidak dapat tumbuh maksimal.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa:
1. Garut dapat dibudidayakan menggunakan polybag dengan menggunakan
pupuk kandang.
2. Media tanam yang terbaik bagi tanaman garut adalah campuran tanah dan
kompos dengan perbadingan 1;1 karena media gembur, subur dan mudah
mengikat air.

Anda mungkin juga menyukai