Anda di halaman 1dari 12

SLIDE 1

PEMBUKAAN

assalamualaikum wr wb
perkenalkan saya Nathania dr biologi b 2017
Pertama2 saya ingin berterina kasih kepada pembimbing saya bu reni indrayanti MSI dan pak rizal koen asharo MSI dan juga kepada
penguji saya pak agung sedayu MSC dan bu pinta omas pasaribu MSI yg dapat hadir di shp saya yg berjudul

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DENGAN PENAMBAHAN ZPT DAN EKSTRAK KECAMBAH KACANG HIJAU
TERHADAP PERBANYAKAN KENTANG (Solanum tuberosum granola L.) SECARA IN VITRO
KLIK PINDAH

SLIDE 2
Pendahuluan
KLIK PINDAH

SLIDE 3
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas pokok yang mempunyai potensi dan prospek yang baik untuk mendukung
program diversifikasi pangan (International Potato Center, 2008).
Berdasarkan pemanfaatannya kentang terdiri dari dua golongan, yaitu kentang industri (olahan) dan kentang sayur (Balitsa, 2018).
Menurut BPS 2019: Kentang di Indonesia mengalami harga yang fluktuasi dari tahun 2016 – 2018
Fluktuasi harga yang terjadi mengakibatkan keuntungan petani sbg produsen tidak menentu
Kentang kultivar Granola termasuk kentang yang mengalami harga fluktuatif
Dikarenakan Besarnya biaya produksi dan harga benih unggul bersertifikat yang mahal
Selain itu Perubahan iklim dan teknologi penyimpanan yang kurang baik menurunkan mutu kentang
KLIK PINDAH
SLIDE 4
Upaya utk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan yang merupakan suatu metode
yang digunakan untuk memperbanyak, mempertahankan, dan menghasilkan sifat unggul yang berasal dari indukan yang sehat,
seragam, waktu yang singkat, tidak memerlukan lahan yang luas dan tidak tergantung iklim
Untuk penanam dikultur jaringan biasanya menggunakan media MS yg memiliki kandungan komplek sehingga memiliki
harga jual yg tinggi
Oleh karena itu digunakan pupuk daun yaitu growmore yang memiliki harga murah, praktis dan memiliki kandungan hara
yg hampir sama dengan MS
Hal ini didukung oleh penelitian nuraini 2014 yang menyatakan bahwa growmore dapat diaplikasikan pada tanaman sayuran yaitu
kentang
KLIK PINDAH

SLIDE 5
Selain itu, untuk meningkatkan produksi kentang diperlukan juga ZPT
Zpt memiliki 2 jenis zpt yaitu zpt sintesis berfungsi utk mengatur pertumbuhan dan perkembangan eksplan secara in vitro.
Jenis zpt sintesis yg biasa digunakan adalah jenis auksin dan sitokinin
Sedangkan, ZPT alami untuk pertumbuhan tanaman kentang dapat ditambahkan dengan ekstrak bahan organik dengan cara diekstrak
dari senyawa bioaktif tanaman (Pamungkas, 2020).
zpt alami juga sering digunakan, contohnya air kelapa (Nuraini et al., 2014) dan ekstrak tomat (Barroroh & Aiman, 2005)
Zpt alami yg digunakan pada penelitian ini adalah Ekstrak kecambah kacang hijau karena mengandung sumber fitohormon
auksin dalam bentuk Indole Acetic Acid (IAA) (Sujanaatmaja dan Ukun, 2006)
Pada penelitian Mastuti et al., 2017 Ekstrak kecambah kacang hijau 3,75% menghasilkan jumlah tunas yang banyak pada tanaman
ciplukan
KLIK PINDAH
SLIDE 6
Rumusan masalah :
1. Bagaimana pengaruh kombinasi ZPT sintetis dan ekstrak kecambah kacang hijau terhadap perbanyakan tunas kentang kultivar
Granola secara in vitro?
2. Bagaimana pengaruh dua jenis media dasar terhadap pertumbuhan tunas kentang kultivar Granola secara in vitro?
Tujuan penelitian :
1. Mengetahui pengaruh kombinasi ZPT sintetis dan ekstrak kecambah kacang hijau terhadap perbanyakan tunas kentang kultivar
Granola secara in vitro.
2. Mengetahui pengaruh dua jenis media dasar untuk pertumbuhan tunas kentang kultivar Granola secara in vitro.
KLIK PINDAH

SLIDE 7
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai media kombinasi terbaik dalam perbanyakan kentang kultivar
Granola yang diberi penambahan dengan pupuk daun Growmore, ekstrak kecambah kacang hijau dan ZPT.
KLIK PINDAH

SLIDE 8
Metodologi penelitian
KLIK PINDAH
SLIDE 9
Waktu dan tempat
Laboratorium kultur jaringan FMIPA UNJ
Dari maret hingga juni 2022
METODEN PENELITIAN Penelitian ini ekperimental dengan desain Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) yang terdiri dari 2
percobaan yaitu :
1. Induksi dan multiplikasi tunas kentang secara in vitro
2. Induksi perakaran tunas kentang secara in vitro
KLIK PINDAH

SLIDE 10
bagan alir penelitian
tunas kentang granola aseptis dilakukan percobaan satu yaitu induksi dan di multiplikasi dan dilakukan subkultur satu kali
dengan luaran tunas-tunas kentang aseptis
kemudian dilakukan percobaan kedua yaitu induksi akar dengan luaran planlet-planlet kentang kultivar granola dan kombinasi
perlakuan yang optimum

KLIK PINDAH

SLIDE 11
Alat dan bahan tertera pada slide
KLIK PINDAH
SLIDE 12
Persiapan pembuatan larutan nutrisi
1. Pembuatan media growmore
• Pupuk daun Growmore ditimbang sebanyak 2 g dan tambahkan akuades kemudian 30 g sukrosa dan ZPT ditambahkan dan
dihomogenkan dengan magnetic stirrer, Ditambahkan agar sebanyak 7g dan akuades hingga volume 1L, kemudian
Dipanaskan dan diaduk hingga homogen
2. Pembuatan ekstrak kecambah kacang hijau
Biji kacang hijau direndam (24 jam), ditiriskan diatas baki jaga kelembapan dengan cara dipercikan air kemudian ditempatkan ditempat
gela. Selanjutnya di kecambahkan selama 48 jam, ditimbang 400 g + akuades dengan perbandingan 1:1 lalu diblender. Setelah itu di
saring menggunakan kertas whatman dan dilarutkan kedalam 1 L
KLIK PINDAH

SLIDE 13
PERCOBAAN 1: INDUKSI TUNAS DAN MULTIPLIKASI TUNAS
Dengan Perlakuan memiliki 2 faktor:
• Jenis media dasar (media MS dan Growmore 32-10-10).
• Konsentrasi kombinasi (BAP, IAA dan ekstrak kecambah kacang hijau 400 g/l).
• BAP 3 ppm + IAA 0.1 ppm (Septiana, 2014).
KLIK PINDAH

SLIDE 14
Dengan tahap pertama eksplan dipotong setiap dua buku secara aseptis kemudian ditanam pada media perlakuan di tabel 1- kemudian pengamatan
dilakukan 1 minggu setelah tanam
• Jumlah ulangan per perlakuan sebanyak 5 kali
• Ditanam 3 eksplan/botol percobaan
• Dilakukan subkultur 4 minggu sekali dengan 1 kali subkultur.
• Parameter : Jumlah tunas, jumlah buku dan jumlah daun
KLIK PINDAH
SLIDE 15
Percobaan 2. induksi perakaran
• Media yang digunakan adalah media perlakuan terbaik hasil percobaan 1
MS + BAP 3 ppm + IAA 1 ppm
• Pengamatan dilakukan 1 minggu setelah tanam (MST) selama 2 bulan
• Parameter : Jumlah akar dan panjang akar
KLIK PINDAH

SLIDE 16
Teknik pengumpulan dan Analisa data
Seluruh data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Two-way Analysis of Varians dengan derajat signifikasi 5%, kemudian jika
berpengaruh nyata akan dilakukan uji menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5% dan uji Independent Sample T-Test pada taraf 5%.
Analisis data dilakukan menggunakan program aplikasi SPSS ver. 24.
KLIK PINDAH

SLIDE 17 HASIL DAN PEMBAHASAN


KLIK PINDAH

SLIDE 18
Percobaan 1. Induksi dan multiplikasi tunas dengan parameter pertama yaitu jumlah tunas
Hasil yang didapatkan pada jumlah tunas yaitu berpengaruh nyata terhadap jenis media pada 4 dan 7 mst namun tidak
terdapat pengaruh interaksi antara jenis media dan zpt
Pada tabel 3: Hasil dari uji T yg didapatkan adalah media growmore berbeda secara signifikan terhadap media MS
Hal ini sesuai dengan penelitian inkiriwang bahwa media Growmore dapat menghasilkan jumlah tunas yang berbeda secara
signifikan dengan media MS pada eksplan tanaman anggrek
Dapat dilihat juga hasil rata2 jumlah tunas pada media MS lebih tinggi daripada media growmore
Hal ini dikarenakan MS mengandung nitrogen, yang mana nitrogen pd media dpt diserap oleh tanaman dalam bentuk nitrat yang
berperan dalam pembentukan atau pembelahan sel pada pertumbuhan tunas menurut sutejo, 1987
KLIK PINDAH

SLIDE 19
Dan juga jumlah tunas berpengaruh nyata terhadap pemberian ZPT pada usia 4 dan 7 mst
Pada tabel 4 : Hasil dr uji Duncan dapat dilihat bahwa perlakuan BAP 3 ppm + IAA 0.1 ppm memberikan hasil berbeda nyata
terhadap seluruh perlakuan dan menghasilkan rata-rata jumlah tunas yang banyak yaitu sebesar 1.86(4 mst) dan 2.36 (7 mst)
Penggunaan konsentrasi sitokinin yg lebih tinggi daripada auksin pada perlakuan tersebut dapat menghasilkan jumlah tunas
yg baik, hal ini sesuai dengan penelitian sadat 2018
KLIK PINDAH

SLIDE 20
Parameter kedua yaitu jumlah buku
Hasil yang didapatkan pada jumlah buku kentang pada usia 4 dan 7 MST menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap interaksi jenis
media dan zpt.
pada tabel 5 Hasil uji Duncan: menunjukan bahwa media MS BAP IAA berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan. Dan menghasilkan
rata2 jumlah buku terbanyak yaitu sebesar 7.46 (4 mst) dan 9.33 (7 mst)
Hal ini dikarenakan media MS mengandung unsur hara makro dan mikro, serta vitamin yang lengkap untuk menunjang pertumbuhan
buku pada tanaman (Gardner et al., 199)
KLIK PINDAH

SLIDE 21
Kemudian pada tabel 5 sebelumnya terdapat hasil yg terendah yaitu pada perlakuan grow + ekstrak dapat dilihat pada gambar 5
ini
• Hal ini dikarenakan ZPT alami jenis IAA bersifat sangat labil dan mudah mengalami degradasi secara enzimatik (Sukmadi,
2013).
• Sedangkan
• ZPT sintetis bersifat cenderung lebih aktif dan tidak mudah terdegradasi oleh enzim yang dihasilkan pada sel jaringan
tanaman. sehingga
• ZPT sintetis dapat bertahan lebih lama dan dapat terserap oleh tanaman dengan baik (Prihatini (2017),
KLIK PINDAH

SLIDE 22
Parameter yang ketiga adalah jumlah daun
Hasil yang didapatkan pada jumlah daun tanaman kentang pada usia 4 menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap, jenis media,
ZPT dan interaksi.
Hal ini sesuai dengan pnelitian purwanto bahwa jumlah daun pada 4 mst tidak berpengaruh nyata pada tanaman krisan
Pada tabel juga menghasilkan bahwa perlakuan media ms bap 3 ppm iaa 0.1 ppm memiliki rata2 jumlah buku tertinggi
sebesar 2.03
hal ini sesuai dengan penelitian yatim 2016 bahwa media ms dengan penambahan bap 3 ppm mengahsilkan jumlah daun yang baik
pada multiplikasi pisang raja buluh
KLIK PINDAH
SLIDE 23
Dan juga Hasil yang didapatkan pada jumlah daun yaitu berpengaruh nyata terhadap jenis media pada 7 MST
Hasil uji t pada tabel 7 didaptkan bahwa perlakuan jenis media memberikan perbedaan secara signikan terhadap jumlah daun
• Dan memiliki rata2 jumlah tunas yang lebih tinggi drpd growmore sebesar 2.16 hal ini dikarenakan MS memiliki
nitrogen yg lebih tinggi dibandingkan growmore yang mana,
Nitrogen berfungsi dalam pembentukan daun karena nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil,
protein, asam nukleat dan enzim yang berperan dalam pertumbuhan tanaman (Batchelor, 1981)
• Hal ini diperkuat juga dengan hasil penelitian Supriati, (2010), bahwa pada pisang Kepok yang menggunakan media
Growmore menghasilkan jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan media MS.
KLIK PINDAH

SLIDE 24
Parameter yang keempat adalah persentase eksplan hidup
Hasil dr tabel 8 menunjukan bahwa bahwa persentase eksplan hidup tertinggi pada usia 7 MST didapatkan pada perlakuan media MS
sebesar (75.6%). Sedangkan penggunaan pupuk Growmore memberikan hasil yaitu 22.2%
Hal ini terjadi karena kurangnya unsur hara makro nitrogen dan mikro yg terkandung pada media yg ditandai dengan pertumbuhan
tanaman yang berjalan lambat (Batchelor, 1981)
KLIK PINDAH
SLIDE 25
Hasil tersbeut dapat dilihat pada gambar 7.
Kemudian pada tabel 8 tadi juga menunjukkan bahwa persentase terendah dihasilkan pada perlakuan menggunakan zpt
alami, hal ini dikarenakan zpt alami tidak mampu mununjang pertumbuhan eksplan kentang karena krgnya nutrisi sehingga
menyebabkan kematian eksplan
KLIK PINDAH

SLIDE 26
Kemudian hasil percobaan kedua yaitu induksi perakaran
Parameter pertama adalah jumlah akar
Media yg digunakan pada percobaan ini adalah media terbaik yaiutu bap 3 ppm dan iaa 1 ppm
Pada parameter jumlah akar dihitung setiap minggu selama 8 mst
hasil yg didapatkan jumlah akar paling banyak yaitu sebesar 4.15 pada 8 mst
Penggunaan zpt IAA pada perlakuan berfungsi untuk Mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, dominansi apikal,
diferensiasi jaringan xylem-floem dan merangsang pembentukan akar (Arif et al., 2016).
Sedangkan bap berfunsi utk pembentukan tunas, menurut yulia 2020 penggunaan bap tidak efektif utk pembentukan akar
KLIK PINDAH
SLIDE 27
Namun pada penelitian ini akar mampu tumbuh dengan baik dapat dilihat pada gambar 11
• Hal ini dikarenakan Kandungan auksin endogen yang terkandung dalam tanaman mampu bersinergi dengan hormon eksogen
yang diberikan. Dengan bersinerginya hormon tersebut, mampu memicu pertumbuhan akar yang optimum (Agustina, 2002).
• Hal ini didukung oleh Lathyfah (2016), bahwa pada kombinasi ZPT IAA 0,6 ppm dan BAP 3 ppm dapat menghasilkan jumlah
akar terbanyak
KLIK PINDAH

SLIDE 28
Parameter kedua yaitu Panjang akar
Pada parameter Panjang akar pengamatan dilakukan pada akhir pengamatan 8 mst dengan pengulangan 14 kali
Hasil yang didapatkan pada Panjang akar paling Panjang yaitu 5.45 dan yang terpendek 0.75
Menurut Prihatmani & Mattjik, 2004 : Akar yang terbentuk dengan memiliki akar yang panjang dapat mengindikasi seberapa luas
jangkauan tanaman dapat menyerap nutrisi yang banyak dari media tanam
Dan pengggunaan media ms juga sebagai faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar sehingga dapat merangsang pemanjangan
akar
KLIK PINDAH

SLIDE 29
Kesimpulan dan saran
SLIDE 30
Kesimpulan
Pemberian kombinasi ZPT dan ekstrak kecambah kacang hijau berpengaruh terhadap perbanyakan tunas. Jumlah tunas yang
dihasilkan pada ZPT sintetis BAP 3 ppm + IAA 0.1 ppm sebesar 2.36 ± 0.34 dan ekstrak kecambah kacang hijau sebesar 1.30 ± 0.26.
Pemberian dua jenis media dasar untuk pertumbuhan tunas kentang menghasilkan jumlah tunas yang dihasilkan pada media MS
sebanyak 1.75 ± 0.25 lebih besar daripada jumlah tunas yang dihasilkan pada media Growmore 1.36 ± 0.15.
Selain itu, pada parameter jumlah buku terdapat Interaksi media MS dan ZPT sintetis tertinggi sebesar 9.33 ± 1.14. pemberian media
MS menghasilkan jumlah daun tertinggi sebanyak 2.16 ± 0.27 dengan persentase eksplan hidup sebesar 75.6%.

Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bahan baku selain ekstrak kecambah kacang hijau sebagai bahan untuk
mendapatkan ZPT alami.
2. Perlu dilakukan uji untuk menentukan konsentrasi yang optimal pada ZPT alami tersebut sehingga dapat dibandingkan dengan
ekstrak kecambah kacang hijau.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait teknik sterilisasi media yang tepat untuk ekstrak kecambah kacang hijau untuk
meminimalisir kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai