Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK DAUN GAMAL DENGAN


MENGGUNAKAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

DISUSUN OLEH
YUDITA TRINCE KALLI (22101001)
S1 TEKNIK LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN MATARAM


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini
adalah “Pengomposan Sampah Organic Daun Gamal Dengan Menggunakan Mikroorganisme
Lokal (MOL)”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Ujian tengah semester 4 dari Bapak Wahyuddin dan
diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta pembaca.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan, terutama pada bagian isi.

Oleh karena itu, saya menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mataram Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….
B. TUJUAN……………………………………………………………………………….
C. MANFAAT……………………………………………………………………………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………..
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………..
B. SARAN………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan pupuk anorganik di Indonesia mampu meningkatkan hasil pertanian, namun
tanpa disadari penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus berdampak tidak baik bagi
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, hal ini menyebabkan kemampuan tanah mendukung
ketersediaan hara dan kehidupan mikroorganisme dalam tanah menurun, oleh karena itu jika
tidak segera diatasi maka dalam jangka waktu tidak terlalu lama lahan-lahan tersebut tidak
mampu lagi berproduksi secara optimal dan berkelanjutan (Parnata, 2004). Solusi untuk
mengatasi masalah ini adalah mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan menerapkan
sistem pertanian organik.
Pertanian organik bila diusahakan secara intensif dapat mengembalikan kesuburan tanah
walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai tingkat kesuburan tanah
seperti pada saat sebelum penggunaan pupuk dan pestisida anorganik yang berlebihan (Sutanto,
2002). Pupuk organik mempunyai kelebihan antara lain meningkatkan kesuburan kimia, fisik,
dan biologi tanah, serta mengandung zat pengatur tumbuh yang penting untuk pertumbuhan
tanaman. Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL)
menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah.Larutan MOL mengandung
unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak
bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman
sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik
(Purwasasmita, 2009). Faktorfaktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain media
fermentasi, kadar bahan baku atau substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di
dalam proses fermentasi, pH, temperatur, lama fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL
(Suriawiria,1996; Hidayat, 2006). Penelitian Muriani (2011) menyimpulkan bahwa perlakuan
konsentrasi 300 g daun gamal dan fermentasi tiga minggu memberikan kualitas larutan MOL
yang terbaik sebagai pupuk cair dan konsentrasi 300 g daun gamal dengan lama fermentasi dua
minggu memberikan kualitas yang terbaik sebagai aktivator. Pemanfaatan daun gamal sebagai
bahan baku pembuatan MOL dalam penelitian ini karena tanaman gamal (Gliricidia sepium)
merupakan salah satu jenis tanaman leguminosa dengan kandungan unsur hara yang tinggi.
Gamal yang berumur satu tahun mengandung 3-6% N; 0,31 % P; 0,77% K; 15-30% serat kasar;
dan 10% abu K (Purwanto, 2007).
B. TUJUAN
MOL daun gamal bisa digunakan sebagai langkah awal pencegahan dan pengendalian hama
serta penyakit pada tanaman kita, akan tetapi jika masih terjadi serangan hama maupun penyakit
sebaiknya segera dilakukan pengendalian yang lain.
C. MANFAAT
1.Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah
2.Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
3.Menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman, atau disemprotkan
ke daun
4.Menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman gliricidia biasa disebut Gamal terdiri atas dua spesies, yaitu yang berbunga merah
muda dan berbunga putih. Di Indonesia yang banyak ditanam adalah gliricidia yang memiliki
bunga berwarna merah muda (Adiwimarta, 2007). Awalnya gamal berasal dari daerah Amerika
Tengah dan Brazilia. Ada yang hidup dipermukaan laut tetapi juga dapat ditemukan pada
ketinggian 1200 m. Gamal berbentuk semak, pohon dengan daun yang mejemuk bersirip ganjil
(Susilo, 2014)
Gamal merupakan jenis perdu atau pohon dengan tinggi mencapai 10-15 meter (33-50 kaki),
tumbuh baik pada pH 5,0-8,5. Batangnya tegak dengan permukaan kulit yang halus, beralur
dan berwarna coklat keabu-abuan. Daunnya majemuk menyirip dengan jumlah daun 7-17
pasang dengan posisi saling berhadapan kecuali di bagian ujung ibu tangkai daun, helaian daun
berbentuk jorong atau lanset, dengan panjang 15-30 cm, berambut ketika muda, ujung daun
runcing dengan pangkal daun membulat. Helaian anak daun gundul, tipis, hijau datas dan
keputih-putihan di sisi bawahnya. Umumnya daun tananam gamal gugur di musim kemarau.
Gamal memiliki bagian tubuh yang lengkap seperti daun, batang, bunga, buah, biji, dan akar
(Orwa, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN

A.PEMBUATAN MOL DAUN GAMAL

MOL DAUN GAMAL

1. Bahan – Bahan Yang Digunakan : daun gamal 5 kg, air leri (air cucian beras)10 liter, gula
merah 1 kg dan air secukupnya.
2. Alat – alat yang digunakan : Ember bak, pisau, plastik, karet ban untuk mengikat penutup
plastik, selang, botol aqua

Cara Pembuatan MOL :

1. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakanDaun Gamal : Timbang daun gamal 5 kg,

gula merah 1 kg dan air cucian beras (leri) 10 liter.

2. Menghaluskan daun gamal dan mengiris/menghaluskan gula merah


3. Mencampur semua bahan, yaitu air leri, daun gamal dan gula merah, aduk sampai tercampur
sempurna.
4. Melubangi bagian atas plastik, kemudian menghubungkan dengan botol yang berisi air dengan
selang.
5. Diamkan selama 21 hari.
6. Menyaring MOL yang sudah jadi dan MOL siap untuk digunakan

Cara mengaplikasikan MOL daun Gamal :

1. Pengomposan: Dapat digunakan sebagai decomposer dengan konsentrasi 1:5 (Artinay 1 Liter
cairan MOL dicampur dengan 5 Liter air tawar), tambahkan gula merah 1 ons dan diaduk
hingga rata, siramkan pada saat proses pembuatan kompos.
2. Penggunaan Pada Tanaman : Semprotkan pada berbagai jenis tanaman dengan konsentrasi 400
cc dicampur dengan 14 liter air tawar. Pada tanaman padi, sejak fase vegetative sampai fase
generative pasca tanam yaitu hari ke 10, 20, 30 dan hari ke 40 disemprotkan pada pagi / sore
hari. Hindari penyemprotan pada siang hari

B. PENGAPLIKASIAN MOL DAUN GAMAL

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan
interval waktu aplikasi MOL daun gamal berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif, jumlah gabah
bernas/malai, jumlah gabah hampa/ malai, dan hasil gabah kering panen (GKP)/petak, namun tidak
berpengaruh terhadap tinggi tanaman

Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman padi dalam jumlah yang besar untuk digunakan pada fase
pertumbuhan awal dan pada fase pembentukan anakan untuk meningkatkan jumlah malai. De Datta
(1981) mengemukakan, bahwa fungsi unsur nitrogen pada pertumbuhan tanaman padi adalah : (1)
meningkatkan jumlah klorofil pada daun sehingga daun berwarna hijau tua, (2) mendorong
pembentukan anakan, (3) meningkatkan ukuran daun dan gabah, (4) meningkatkan jumlah gabah per
malai, (5) meningkatkan prosentase gabah bernas, dan (6) meningkatkan kandungan protein pada beras.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan MOL dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Dilaporkan oleh Jamilah (2016), bahwa pemberian 20% POC asal C.odorata yang
diberikan setiap 3 minggu sekali dengan konsentrasi 20% POC meningkatkan serapan hara kalium dan
hasil gabah kering sebesar 11,14% dibandingkan dengan konsentrasi 10% POC. Setianingsih (2009)
dalam hasil penelitiannya pada tanaman padi, melaporkan bahwa perlakuan priming dengan pupuk
organik cair MOL gamal dapat meningkatkan daya kecambah benih, keserempakan tumbuh, panjang
akar, berat brangkasan basah dan berat brangkasan kering yang tinggi.

Mukhlis, dkk. (2012), menyatakan bahwa pemberian kombinasi MOL sayuran dan buahbuahan
memberikan pertumbuhan yang paling efektif pada tanaman bawang merah. Demikian halnya Rahayu
dan Ariyadi (2014) dalam percobaan tentang pengaruh kompos dan larutan MOL pada tanaman tomat,
menunjukkan bahwa larutan MOL memberikan respon yang baik pada pertumbuhan tanaman tomat,
dan MOL cebreng (gamal) memberikan angka tertinggi pada serapan N dan K2O. Yuliani dan Syamsiah
(2014) dalam percobaan tentang aplikasi beberapa jenis MOL pada tanaman Caisin menunjukkan
bahwa perlakuan kombinasi MOL bonggol pisang dengan waktu pemberian 2 minggu sebelum tanam
memiliki nilai bobot segar tertinggi yaitu 106,99 g. Hasil penelitian Julita, dkk. (2013) tentang
pemberian MOL nasi dan hormone tanaman unggul, menunjukkan bahwa pengaruh tunggal perlakuan
MOL nasi berpengaruh pada umur berbunga, umur panen, berat buah per tanaman secara ekonomis dan
berat buah per plot secara ekonomis dengan perlakuan terbaik 100 cc/lair.

Tinggi tanaman padi sawah tidak dipengaruhi oleh waktu aplikasi MOL daun gamal, hal tersebut
disebabkan oleh faktor internal yaitu sifat genetik tanaman padi varietas Ciherang. Jumlah anakan
produktif tertinggi dicapai pada interval waktu aplikasi MOL daun gamal setiap 5, 10, dan 15 hari sekali
dengan nilai masing-masing 29,26; 29,30; dan 28,66 anakan, dan terendah pada perlakuan kontrol dan
20 hari sekali.

Jumlah gabah bernas/malai tertinggi dicapai pada perlakuan 15 hari dengan nilai 176,90 walaupun tidak
berbeda dengan perlakuan 5 dan 10 hari, dengan nilai masing-masing 172,03 dan 171,97. Sebaliknya,
jumlah gabah hampa/malai terendah pada perlakuan 15 hari dengan nilai 19,8 dan tidak berbeda dengan
perlakuan 10 dan 5 hari, dengan nilai masing-masing 20,77 dan 20,03. Jumlah gabah hampa tertinggi
dicapai pada perlakuan 20 hari dan kontrol dengan nilai 22,0 dan 23,03. Hasil gabah kering panen
(GKP) tertinggi dicapai oleh perlakuan 15 hari dengan nilai 9,50 kg/petak atau meningkat sebesar 20%
dari perlakuan kontrol yang hanya mencapai 7,60 kg/petak.

Peningkatan pertumbuhan, komponen hasil maupun produksi padi sawah pada penelitian ini,
diakibatkan oleh pemberian MOL gamal yang mengandung berbagai unsur hara, baik unsur makro
maupun unsur mikro. Menurut Purwasasmita dan Sutaryat (2012), bahwa unsur hara yang terkandung
dalam larutan MOL daun gamal adalah: pH (4,6%), C/N (12), C (28,86%), N (2,43%), P2O5 (0,04%),
K2O (0,05%), S (0,32%), Fe (8,71 ppm), dan Zn (3,48 ppm).
BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
perlakuan interval waktu aplikasi MOL daun gamal berpengaruh terhadap jumlah anakan
produktif, jumlah gabah bernas/malai, jumlah gabah hampa/ malai, dan hasil gabah kering
panen (GKP)/petak, namun tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman Nitrogen dibutuhkan
oleh tanaman padi dalam jumlah yang besar untuk digunakan pada fase pertumbuhan awal dan
pada fase pembentukan anakan untuk meningkatkan jumlah malai.
De Datta (1981) mengemukakan, bahwa fungsi unsur nitrogen pada pertumbuhan tanaman padi
adalah : (1) meningkatkan jumlah klorofil pada daun sehingga daun berwarna hijau tua, (2)
mendorong pembentukan anakan, (3) meningkatkan ukuran daun dan gabah, (4) meningkatkan
jumlah gabah per malai, (5) meningkatkan prosentase gabah bernas, dan (6) meningkatkan
kandungan protein pada beras.
Demikian halnya Rahayu dan Ariyadi (2014) dalam percobaan tentang pengaruh kompos dan
larutan MOL pada tanaman tomat, menunjukkan bahwa larutan MOL memberikan respon yang
baik pada pertumbuhan tanaman tomat, dan MOL cebreng (gamal) memberikan angka tertinggi
pada serapan N dan K2O.
(2013) tentang pemberian MOL nasi dan hormone tanaman unggul, menunjukkan bahwa
pengaruh tunggal perlakuan MOL nasi berpengaruh pada umur berbunga, umur panen, berat
buah per tanaman secara ekonomis dan berat buah per plot secara ekonomis dengan perlakuan
terbaik 100 cc/lair.
Jumlah anakan produktif tertinggi dicapai pada interval waktu aplikasi MOL daun gamal setiap
5, 10, dan 15 hari sekali dengan nilai masing-masing 29,26; 29,30; dan 28,66 anakan, dan
terendah pada perlakuan kontrol dan 20 hari sekali.
Jumlah gabah bernas/malai tertinggi dicapai pada perlakuan 15 hari dengan nilai 176,90
walaupun tidak berbeda dengan perlakuan 5 dan 10 hari, dengan nilai masing-masing 172,03
dan 171,97.
Sebaliknya, jumlah gabah hampa/malai terendah pada perlakuan 15 hari dengan nilai 19,8 dan
tidak berbeda dengan perlakuan 10 dan 5 hari, dengan nilai masing-masing 20,77 dan 20,03.
B.SARAN
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan mengakibatkan struktur tanah mengalami kerusakan. Oleh
karena itu harus ada terobosan baru tentang pupuk organik yang mampu mengembalikan dan
memperbaiki struktur fisik tanah. Salah satu pupuk organic yang mudah dibuat adalah Mikro
Organisme Lokal (MOL).
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Sulawesi Utara Dalam Angka. http://www.bps.go.id. [15 Oktober 2016].
De Datta, S.K. 1981.
Principles and Practices of Rice Production. John Wiley & Sons. New York. 618 p. Jamilah. 2016.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Asal C. odorata Terhadap Serapan Hara Kaliumdan Hasil Padi Ladang.
Jurnal Bibiet 1(1) : 17-26, Maret 2016. http://ejournal.kopertis10.or.id. [1 Desember 2017].
Julita, S., H. Gultom dan Mardaleni. 2013. Pengaruh Pemberian Mikroorganisme Lokal Nasi dan
Hormon Tanaman Unggul Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum anuum L.).
Jurnal Dinamika Pertanian Vol. XXVIII, No. 3 (167-174), Desember 2013. http://www.MOL.pdf. [20
November 2017].
Harizena, I N. D. 2012. Pengaruh Jenis Dan Dosis Mol Terhadap Kualitas Kompos Sampah Rumah
Tangga. Skripsi. Konsentrasi Ilmu Tanah dan Lingkungan, Jurusan/Ps Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Udayana.
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi industri. Andi offset, Yogyakarta. Lukitaningsih, D. 2010. Bioteknologi
Mikroba untuk Pertanian Organik. http:// luki2blog.wordpress.com/. Tanggal akses 29 Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai