Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Senin/2 September 2019

Biokimia Pertanian Waktu : 09.00 - 12.00 WIB


dan Lingkungan PJP : Akhmad Endang Zainal Hasan
Asisten : T. Muhammad Iqbal
Ainul M

SIKLUS NITROGEN DI ALAM : PENAMBATAN NITROGEN


OLEH MIKROBA DALAM TANAMAN LEGUM

Kelompok 26

Hanaa Ashiilah G84170006


Rara Annisaur Rosyidah G84170011

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Tanaman legum adalah sekelompok tanaman yang termasuk dalam famili


Fabaceae, yang mana buah atau bijinya tertutupi oleh polong (pods) serta dapat
menambat nitrogen dari lingkungannya yang tersimpan dalam bentuk bintil kecil
pada akar. Tanaman legum umumnya tumbuh di daerah tropis dan masih dapat
tumbuh dengan kondisi tanah yang mengandung kadar nitrogen rendah
(Marinangeli et al. 2017; Rubiales et al. 2018). Kacang tanah, kacang arab (Cicer
arintinum Linn.), kacang merah (Erythrina indica Lam.), dal (Cajanus indicus
Spreng.), kacang kedelai (Glycine Soja Sieb.), kacang hijau (P. mungo) dan
kacang polong (Pisum sativum Linn.) termasuk bagian dari tanaman legum
(Sharma dan Kumar 2013).
Tanaman legum, termasuk kacang-kacangan, lentil, dan kacang polong,
mengandun nutrien yang baik bagi tubuh apabila dikonsumsi. Tanaman legum
secara umum mengandung lemak dalam jumlah sedikit, serta mengandung serat,
protein, karbohidrat, vitamin B, besi, fosfor, dan mangan. Kacang-kacangan yang
kaya akan protein juga lazim digunakan sebagai pengganti/alternatif daging
sebagai sumber protein. Beberapa tanaman legum juga diketahui memiliki
senyawa bioaktif seperti fitat, saponin, atau tanin yang dapat bermanfaat ketika
dikonsumsi dalam jumlah tertentu (Margier et al. 2018; Marinangeli et al. 2017).
Polak et al. (2015) juga melaporkan bahwa diet yang kaya akan tanaman,
termasuk legum, dapat menurunkan resiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
dan diabetes tipe 2.
Nitrogen (N) memiliki peranan dalam sistem metabolisme tanaman.
Nitrogen sendiri dapat meningkatkan produksi panen tanaman serta meningkatkan
kualitas makanan yang dipanen dari tanaman. Kadar nitrogen yang diserap oleh
tanaman juga mempengaruhi laju asimilasi, proses fotosintesis, dan produksi luas
area daun tanaman. Defisiensi nitrogen dapat menyebabkan klorosis, yaitu
perubahan warna dari hijau menjadi kekuningan pada dedaunan, serta
menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan kelebihan nitrogen menyebabkan
pertumbuhan vegetatif berlebih pada tanaman. Nitrogen dapat diambil dalam
bentuk nitrat, nitrit, ataupun amonia (Gojon 2017; Leghari et al. 2016).
Pupuk, menurut American Plant Food Control Officials (AAPFCO)
merupakan bahan yang mengandung karbon serta satu atau lebih unsur hara selain
hidrogen dan oksigen yang digunakan dalam pertumbuhan tanaman. Pupuk
digunakan di Indonesia akibat adanya kemunduran kesuburan dan kerusakan
tanah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman (Hartatik et al. 2015). Pupuk
yang dijual secara komersil, salah satunya pupuk NPK yang mengandung
nitrogen, fosfor, dan kalium, diketahui dapat memberikan pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan tanaman apabila digunakan dalam dosis/kadar yang tepat
(Firmansyah et al. 2017). Selain pupuk komersil, pupuk lain yang dapat
digunakan adalah pupuk organik, yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan,
jerami, ataupun sisa sisa makanan juga dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman
(Sitepu et al. 2017).
Menurut Pajares dan Bohanan (2016), nitrogen yang terdapat di alam
tersimpan dalam bentuk gas nitrogen, amonia, nitrat, maupun nitrit, sehingga
perlu adanya mikroorganisme yang mampu mengubah amonia, nitrat, maupun
nitrit untuk mendapatkan nitrogen yang diperlukan tanaman dalam proses
pertumbuhannya. Terdapat beragam macam bakteri dalam tanah, beberapa bakteri
yang mampu memfikasi nitrogen meliputi Burkholderia sp., Zymomonas sp., dan
Azorhizobium sp.. Belum diketahuinya peran Rhizobium dalam tanaman kacang
menjadi alasan perlunya percobaan penambatan nitrogen oleh mikroba dalam
tanaman legum. Praktikum ini bertujuan praktikan dapat mengetahui salah satu
siklus nitrogen di alam serta mengetahui peran Rhizobium dalam tanaman.

METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Departemen Biokimia,


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, pada
hari Senin, 2 September 2019 sampai 4 November 2019 pukul 09.00 – 12.00 WIB
yang dilakukan pada setiap hari senin.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pot plastik, meteran,
gunting, timbangan, dan ember. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
biji kacang tanah, media tanam, air, dan pupuk.

Prosedur Percobaan

Penanaman kacang tanah. Ambil media tanam dengan komposisi sekam


bakar, pupuk kandang, cocopeat, akar pakis, dan tanah subur ke dalam pot plastik
sampai leher pot. Lubangi tanah dengan cari kurang lebih 7 cm kemudian
masukkan biji kacang tanah. Biji kacang tanah yang dimsukkan sebanyak 3 pada
tiap lubang dengan tiga kali pengulangan. Siram dengan air secukupnya kemudian
simpan di tempat yang dapat terkena sinar matahari. Penambahan pupuk cair
dilakukan saat tanaman berumur 1 minggu. Jangan lupa siram tanaman setiap hari
dengan air bersih secukupnya.
Pengamatan tanaman kacang tanah. Catat hari benih kacang disemai
kemudian amati tiap minggu pertumbuhannya. Ukur tinggi, banyak daun, dan
lingkar batang setiap minggunya dengan menggunakan penggaris. Setelah
tanaman berumur 9 minggu, lakukan pemanenan tanaman kacang tanah. Hitung
jumlah bintil akar yang terbentuk. Timbang semua bagian tanaman baik daun,
akar, dan batang secara terpisah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan pengaruh pupuk terhadap tanaman kacang. Terdapat 6


jenis pupuk yang digunakan, dengan pupuk 1 berupa air saja, pupuk 2 berupa
NPK 0.1%, pupuk 3 berupa MSG 0.1%, pupuk 4 berupa MSG 1%, pupuk 5
berupa MSG 2%, pupuk 6 berupa MSG 3%, pupuk 7 berupa MSG 4%, dan pupuk
8 berupa MSG 5%. Pengaruh ketujuh pupuk ini terhadap pertumbuhan tinggi batang, jumlah daun, bobot batang, bobot akar, bobot
daun, jumlah bintil, dan bobot bintil.
Analisis data dilakukan dengan metode ANOVA. Berdasarkan uji ANOVA, didapat bahwa pupuk 7 dapat meningkatkan
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang, karena terdapat perbedaan nyata antara pupuk 7 dan pupuk lainnya. Pertumbuhan jumlah daun
dapat ditingkatkan menggunakan pupuk 2 karena terdapat perbedaan nyata antara pupuk 2 dan pupuk lainnya. Bobot batang dan daun dapat
ditingkatkan menggunakan pupuk 5 karena terdapat perbedaan nyata antara pupuk 5 dan pupuk lainnya. Bobot akar dapat ditingkatkan
menggunakan pupuk 6 karena terdapat perbedaan nyata antara pupuk 6 dan pupuk lainnya. Jumlah dan bobot bintil dapat ditingkatkan
menggunakan pupuk NPK saja karena tidak terdapat perbedaan nyata/signifikan antara penggunaan pupuk MSG jika dibandingkan dengan
pupuk NPK.

Tabel 1 Pengaruh pupuk terhadap tanaman kacang


Pupuk
No Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tinggi batang 18,633ᵇᶜ 16,975ᵇᶜ 15,633ᵇᶜ 18,33ᵇᶜ 20,833ᵃᵇ 20,9ᵃᵇ 23,355ᵃ 18,5ᵇᶜ
2 Jumlah daun 31,667ᵃᵇ 41,000ᵃ 27,500ᵃᵇ 26,667ᵃᵇ 17,000ᵇᶜ 22,000ᵇᶜ 23,667ᵇᶜ 7,000ᶜ
3 Bobot batang 1,6509ᵇ 2,1633ᵇ 1,3233ᵇ 1,430ᵇ 4,6167ᵃ 1,7561ᵇ 1,9533ᵇ 1,915ᵇ
4 Bobot akar 0,5497ᶜ 0,3517ᶜ 0,3533ᶜ 0,3883ᶜ 1,6168ᵃᵇ 1,8701ᵃ 0,8000ᵇᶜ 0,5975ᶜ
5 Bobot daun 2,2409ᵇ 2,4483ᵇ 1,3983ᵇ 1,416ᵇ 4,0067ᵃ 1,4244ᵇ 1,9889ᵇ 1,0825ᵇ
6 Jumlah bintil 35,67ᵃᵇ 58,33ᵃ 20,17ᵇᶜ 11,00ᵇᶜ 6,33ᶜ 0ᶜ 2,45ᶜ 0ᶜ
7 Bobot bintil 0,2953bᵇ 0,5683ᵃ 0,3217ᵃᵇ 0,2350ᵇᶜ 0,0089ᶜ 0ᶜ 0ᶜ 0ᶜ

Bakteri Rhizobium adalah sekelompok bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman leguminosa dan hanya dapat memfiksasi nitrogen
atmosfer bila berada di dalam bintil akar tanaman leguminosa. Peran Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman berkaitan dengan
ketersediaan hara bagi tanaman inangnya. Simbiosis ini menyebabkan bakteri Rhizobium dapat menambat nitrogen dari atmosfir, dan
selanjutnya digunakan oleh tanaman inangnya. Nitrogen merupakan suatu unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
banyak yang berfungsi sebagai penyusun protein dan enzim. Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan
terutama pada awal pertumbuhan. Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan terutama pada awal
pertumbuhan. Keuntungan penggunaan bakteri Rhizobium adalah mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama N dan tidak
mempunyai bahaya atau efek samping, efisien penggunaan yang dapat ditingkatkan sehinga bahaya pencemaran lingkungan dapat
dihindari, harganya relatif murah, serta teknologi atau penerapannya relatif mudah
dan sederhana (Pamungkas dan Irfan 2018).
Hasil pengamatan dengan perlakuan jumlah pupuk yang diberikan pada
masing-masing tanaman terdapat pada tabel 1. pupuk 1 berupa air saja, pupuk 2
berupa NPK 0.1%, pupuk 3 berupa MSG 0.1%, pupuk 4 berupa MSG 1%, pupuk
5 berupa MSG 2%, pupuk 6 berupa MSG 3%, pupuk 7 berupa MSG 4%, dan
pupuk 8 berupa MSG 5%. Perlakuan pupuk ini digunakan untuk menentukan
kualits tanaman dalam membentuk bintil akar. Menurut Pamungkas dan Irfan
(2018), bintil akar ini digunakan tanaman untuk menambat nitrogen, semakin
banyak bintil akar pertumbuhan tanaman kacang tanah juga semakin baik karena
keperluan unsur hara yang kaya akan nitrogen terpenuhi. Air memiliki banyak
senyawa nitrogen yang terkandungnya sehingga memberikan bintil akar yang
cukup banyak sebesar 35,67ᵃᵇ sedangkan pupuk NPK 0.1% memberikan bintil
akar yang paling banyak sebesar 58,33ᵃ. Golongan A dan AB menunjukkan
kualitas atau kondisi tanaman kacang tanah yang baik.
Monosodium Glutamat (MSG) mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman seperti N (nitrogen) dan Na (natrium). Kandungan N
pada MSG berperan dalam memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman,
pembentukan protein, menaikkan kadar selulosa, dan menaikkan produksi
tanaman. Kandungan Na yang tinggi pada MSG dapat mempengaruhi tingkat
kesuburan tanaman, mempercepat pertumbuhan, mempercepat pembungaan,
mempercepat pembungaan, dan menyebabkan tanaman agar tidak mudah mati
karena nutrisi tanaman tercukupi (Novi 2016). Tabel 1 dapat dilihat bahwa
semakin tinggi dosis MSG yang diberikan sampai pada batas dosis tertentu, maka
semakin meningkat pula rata-rata jumlah daun dan pertumbuhan tinggi tanaman.
Menurut Vembriarti (2013), penyebab pertumbuhan yang tanaman kacang
yang kurang baik dikarenakan setiap lubang maksimal ditanam benih sebanyak 2
butir kemudian ditambahkan furadan sebagai insektisida yang dapat melindungi
benih selama perkecambahan, namun dalam percobaan kali ini setiap lubang
ditanam benih sebanyak 3 butir dan tidak ditambahkan furadan. Pemberian pupuk
juga mempengaruhi karena tanaman membutuhkan unsur hara setiap harinya
sehingga pemberian pupuk sebaiknnya seminggu sekali, namun dalam percobaan
kali ini pemberian pupuk hanya sekali selama ditanam yaitu 1 (Minggu Setelah
Tanam) MST. Penyiraman dan penyiangan tanaman kacang tanah juga
mempengaruhi pertumbuhannya karena air dan cahaya matahari sangat
dibutuhkan untuk tanaman melakukan fotosintesis.
Nitrogen di dalam tanah diubah menjadi ammonium. Nitrogen dalam bentuk
ammonium dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan secara optimum, selain dalam
bentuk ammonium nitrogen juga dapat digunakan oleh tumbuhan dalam bentuk
nitrat. Akan tetapi, penggunaan nitrogen oleh tanaman dalam bentuk ammonium
lebih memungkinkan dibanding dalam bentuk nitrat karena nitrat lebih muda
tercuci dan lebih memungkinkan untuk terbentuknya N2O hasil dari proses
denitrifikasi. Proses denitrifikasi mempunyai konsekuensi yang tidak diinginkan
oleh tumbuhan. Ion amonium (NH4+) yang bermuatan positif dan siap diserap
oleh koloid tanah yang bersifat negatif serta bahan organik tanah. Hal ini dapat
mencegah dari pencucian tanah akibat aliran hujan. Berbeda halnya dengan ion
nitrat (NO3-) yang bermuatan negatif tidak dapat diikat oleh tanah dan dapat
mengalami pencucian. Cara ini menyebabkan nitrogen dapat hilang dari tanah dan
mengurangi kesuburan tanah (Amir et al. 2012)
Penambatan nitrogen oleh adanya simbiosis antara tanaman leguminosa dan
bakteri tanah Rhizobia yang telah berlangsung lama dan sangat penting dalam
fungsi ekosistem. Sejumlah besar kebutuhan nitrogen disumbang oleh simbiosis
ini yang mampu mereduksi dinitrogen menjadi bentuk organik. Sejumlah besar
gas nitrogen terdapat di atmosfer sekitar 78% tetapi secara aktif sulit bagi
organisme hidup untuk mendapatkan atom nitrogen dari dinitrogen (N 2) dalam
bentuk yang berguna. N2 masuk ke dalam sel tumbuhan bersama CO2 lewat
stomata dengan enzim yang ada hanya dapat mereduksi CO2 sehingga N2 keluar
kambali. Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan mengikat N2 di udara
dalam bentuk N yang tidak tersedia bagi tanaman dan mengubahnya menjadi
bentuk N yang tersedia bila bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium (Armiadi
2009).
Lima proses siklus biogeokimia nitrogen adalah amonifikasi, nitrifikasi,
asimilasi nitrogen, denitrifikasi, dan fiksasi nitrogen. Amonifikasi merupakan
proses pembentukan amonia dari materi organik. Amonia juga mampu mengalami
asimilasi menjadi asam amino dan dapat diasimilasi secara langsung oleh
kelompok diatom, alga selular dan tanaman tingkat tinggi. Nitrifikasi merupakan
reaksi oksidasi yaitu proses pembentukan nitrit atau nitrat dari amonia. Proses ini
dapat berlangsung secara biologis maupun kimiawi. Asimilasi nitrogen
merupakan proses pemanfaatan nitrogen untuk pembentukan asam amino dalam
protoplasma oleh fitoplankton, alga, dan bakteri. Senyawa amonium dan nitrit
merupakan bagian penting dari siklus nitrogen di alam. Denitrifikasi merupakan
reaksi reduksi nitrat menjadi nitrit, nitrit oksida, dan gas nitrogen, sedangkan
fiksasi nitrogen merupakan pengikatan gas nitrogen menjadi amonia dan nitrogen
organik (Hastuti 2011).

Gambar 1 Siklus nitrogen (Hastuti 2011)

Tingkat kekurangan atau kelebihan N dapat diukur dengan beratnya gejala


dan tingkat pertumbuhan tanaman. Gejala kekurangan atau kelebihan N dapat
diamati secara visual dan analisis daun tanaman. Kekurangan N juga
menyebabkan ukuran daun yang baru terbentuk menjadi lebih kecil, karena suplai
N dari dalam tanah melalui akar berkurang. Hal ini juga dapat disebabkan oleh
sumbangan N ke daun muda menurun dengan menguning dan menuanya daun-
daun bagian bawah. Warna kuning pertama terlihat pada daun tua atau daun
bagian bawah karena pada saat konsentrasi N rendah pada daun kemudian
ditranslokasikan dari daun tua ke daerah pertumbuhan yang aktif seperti pucuk
tanaman. Gejala kelebihan N pertama kali terlihat pada daun-daun tua di bagian
bawah dan terus berlanjut hingga ke daun-daun muda yang berada pada bagian
tunas. Gejala kelebihan N pada tanaman memperlihatkan munculnya warna coklat
dari sekitar pingir daun kemudian merambat menuju tengah-tengah daun atau ke
tulang daun dan akhirnya daun mengering dan rontok (Hernita et al. 2012).

SIMPULAN

Penambatan nitrogen oleh adanya simbiosis antara tanaman leguminosa dan


bakteri tanah Rhizobia sangat penting sejumlah besar kebutuhan nitrogen yang
disumbang oleh simbiosis ini yang mampu mereduksi dinitrogen menjadi bentuk
organik. Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan mengikat N2 di udara
dalam bentuk N yang tidak tersedia bagi tanaman dan mengubahnya menjadi
bentuk N yang tersedia bila bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium. Keuntungan
penggunaan bakteri Rhizobium adalah mampu meningkatkan ketersediaan unsur
hara terutama N dan tidak mempunyai bahaya atau efek samping.

DAFTAR PUSTAKA

Amir L, Sari AP, Hiola F, Jumadi O. 2012. Ketersediaan nitrogen tanah dan
pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) yang diperlakukan
dengan pemberian pupuk kompos azolla. Jurnal Sainsmat. 1 (2) : 167-180.
Armiadi. 2009. Penambatan nitrogen secara biologis pada tanaman lemunimosa.
WARTOZOA. 19 (1) : 23-30.
Firmansyah I, Syakir M, Lukman L. 2017. Pengaruh kombinasi dosis pupuk N, P,
dan K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena
L.). Jurnal Hortikultura. 27(1):69-78.
Gojon A. 2017. Nitrogen nutrition in plants: rapid progress and new challenges.
Journal of Experimental Botany. 68(10):2457-2462.
Hartatik W, Husnain, Widowati LR. 2015. Peranan pupuk organik dalam
peningkatan produktivitas tanah dan tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan.
9(2):107-120.
Hastuti YP. 2011. Nitrifikasi dan denitrifikasi di tambak. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 10 : (1). 89–98.
Hernita D, Poerwanto R, Susila AD, Anwar S. 2012. Penentuan status hara
nitrogen pada bibit duku. J. Hort. 22 (1) : 29-36.
Leghari SJ, Wahocho NA, Laghari GM, Laghari AH, Bhahan GM, Talpur KH,
Bhutto TA, Wahocho SA, Lashari AA. 2016. Role of nitrogen for plant
growth and development: a review. Advances in Environmental Biology.
10(9):209-218.
Margier M, George S, Hafnaoui N, Remond D, Nowicki M, Chaffaut LD, Amiot
MJ, Reboul E. 2018. Nutritional composition and bioactive content of
legumes: characterization of pulses frequently consumed in France and
effect of the cooking method. Nutrients. 10(11):1668-1669.
Marinangeli CPF, Curran J, Barr SI, Slavin J, Puri S, Swaminathan S, Tapsell L,
Patterson CA. 2017. Enhancing nutrition with pulses: defining a
recommended serving size for adults. Nutrition Reviews. 75(12):990-1006.
Pajares S, Bohannan BJM. 2016. Ecology of nitrogen fixing, nitrifying, and
denitrifying microorganisms in tropical forest soils. Frontiers in
Microbiology. 7(1):1-20.
Pamungkas RDS, Irfan M. 2018. Isolasi bakteri Rhizobium dari tumbuhan
legumnosa yang tumbuh di laham gambut. Jurnal Agroteknologi. 9 (1) : 31-
40Polak R, Phillips EM, Campbell A. 2015. Legumes: health benefits and
culinary approaches to inrease intake. Clinical Diabetes. 33(4):198-205.
Rubiales D, Araujo SS, Patto MC, Rispail N, Valdes-Lopez O. 2018. Advances in
legume research. Frontiers in Plant Science. 9(1):1-5.
Sharma M, Kumar A. 2013. Leguminosae (Fabaceae) in tribal medicine. Journal
of Pharmacognosy and Phytochemistry. 2(1):276-283.
Sitepu RB, Anas I, Djuniwati S. 2017. Pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa). Buletin
Tanah dan Lahan.1(1):100-108.
Vembriarto, J. 2013. Analisis kualitatif keterdapatan karbofuran dan turunannya
dalam jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) yang ditanam pada
media jerami padi [skripsi]. Malang (ID) : Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN

1. Pengamatan minggu pertama


Tabel 2 Pengamatan tanaman kacang minggu pertama
Tinggi tanaman Lebar batang
Tanaman Ulangan Jumlah daun
(cm) (cm)
1
1 2 7.7 6 0.3
3
1
2 2 7.6 8 0.3
3
1
3 2 3.3 0 0.2
3

2. Pengamatan minggu kedua


Tabel 3 Pengamatan tanaman kacang minggu kedua
Tinggi tanaman Lebar batang
Tanaman Ulangan Jumlah daun
(cm) (cm)
1 13.2 4 1.6
1 2 14.5 4 1.3
3 12 4 1.4
1 7 2 1.1
2 2 12.5 6 1.3
3 13.7 4 1.4
1 9.7 4 1.4
3 2 9.5 4 1.3
3 11.2 4 1.4

3. Pengamatan minggu ketiga


Tabel 4 Pengamatan tanaman kacang minggu ketiga
Tinggi tanaman Jumlah daun Lebar batang
Tanaman Ulangan
(cm) (cm) (cm)
1 14.1 5 1.8
1 2 13.5 6 2.0
3 12.7 6 1.9
1 13.9 6 2.0
2 2 12.7 4 1.3
3 12.8 8 1.0
1 13.1 8 1.4
3 2 13.0 6 1.3
3 12.1 6 1.2

4. Pengamatan minggu keenam


Tabel 5 Pengamatan tanaman kacang minggu keenam
Tinggi tanaman Lebar batang
Tanaman Ulangan Jumlah daun
(cm) (cm)
1 19.0 6 1.8
1
2 28.5 6 1.8
3 20.0 6 1.8
1 23.0 6 1.8
2 2 18.5 3 1.5
3 20 7 1.6
1 23.5 5 1.8
3 2 23.4 6 1.6
3 22.3 7 1.5

5. Pengamatan minggu ketujuh


Tabel 6 Pengamatan tanaman kacang minggu ketujuh
Tinggi tanaman Lebar batang
Tanaman Ulangan Jumlah daun
(cm) (cm)
1 23.0 20 1.9
1 2 22.1 20 1.9
3 23.1 20 1.9
1 27.5 19 1.9
2 2 21.0 20 1.6
3 23.5 34 1.7
1 24.0 28 1.9
3 2 23.5 24 1.7
3 22.5 28 1.6

6. Bobot daun, akar, batang tanaman kacang


Tabel 7 Pengukuran bobot akar, batang, bintil, dan daun
Jumlah Bobot Bobot Bobot Bobot
Tanaman Ulangan
bintil bintil (g) akar (g) batang (g) daun (g)
1 3 0 0.91 2.16 1.93
1 2 7 0 0.80 1.85 1.21
3 2 0 0.66 1.76 1.48
1 2 0 0.92 1.59 2.00
2 2 0 0 0.28 1.39 1.34
3 6 0 1.04 2.85 3.16
1 1 0 0.97 2.36 2.39
3 2 1 0 0.74 2.08 2.00
3 0 0 0.88 1.54 2.39

Anda mungkin juga menyukai